Anda di halaman 1dari 2

Tugas resum

Terapi oksigen dan Inhalasi

A. Terapi oksigen
merupakan upayaupaya meningkatkan masukan oksigen ke dalam system
respirasi, meningkatkan daya angkut hemodinamik dan meningkatkan daya ekstraksi O2
jaringan. Indikasi klinis secara umum untuk pemberian terapi oksigen adalah jika terjadi
ketidak cukupan oksigenasi jaringan yang terjadi akibat Gagal napas akibat sumbatan
jalan napas, depresi pusat napas,penyakit saraf otot, trauma thorax atau penyakit pada
paru seperti misalnya Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), Kegagalan
transportusi oksegen akibat syok (kardiogenik,hipovolemik dan septik), infark otot
jantung, anemia atau keracunan karbon monoksida (CO), Kegagalan ekstraksi oksigen
oleh jaringan akibat keracunan sianida, Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap
oksigen, seperti pada luka bakar, trauma ganda, infeksi berat, penyakit keganasan,kejang
demam, dan sebagainya, Pasca anestesia terutama anestesia umum dengan gas gelak atau
N2O (Pustaka, 2016).
Tujuan pemberian terapi oksigen untuk mengoreksi hipoksemia pada kegagalan
nafas akut, tujuan dari pemberian oksigen disini adalah upaya penyelamatan nyawa,
selain itu tujuan yang lain untuk mencegah hipoksemia yang bertujuan mencegah ,
dimana untuk menyediakan oksigen dalam darah,selain itu tujuan terapi mengobati
keracunan karbon monooksida (CO) terapi ini untuk meningkatkan tekanan parsial
oksigen (PO2) dalam darah untuk mengurangi ikatan C0 dengan hemoglobin.
Tehnik dan alat yang digunakan :
1. Mampu mengatur konsentrasi atau fraksi oksigen udara inspirasi (FiO2)
2. Tidak menyebabkan akumulasi CO2
3. Tahanan terhadap pemafasan minimal
4. Irit dan efisien dalam penggunaan oksigen
5. Diterima dan nyaman digunakan oleh pasien
Berdasarkan kriteria tersebut , alat-alat yang digunakan digolongkan menjadi :
1. Sistem fixed performance
Fraksi oksigen pada alat ini tidak tergantung pada kondisi pasien.Berdasarkan aliran
gasnya dibagi menjadi:
a. Aliran tinggi (misalnya: sungkup venturi)
b. Aliran rendah (misalnya: mesin anesthesia)
2. Sistem variable performance
Fraksi oksigen pada alat ini tergantung pada aliran oksigen, faktor alat, dan kondisi
pasien. Terdapat 3 jenis yaitu :
a. System no capacity ( nasal kanul, nasal kateter)
b. System small capacity ( nasal kanul atau nasal kateter aliran tinggi,sungkup”semi-
rigid)
c. System large capacity(pneumask,polymask)
B. Terapi inhalasi
Pemberian obat yang dilakukan secara hirupan/dalam bentuk aerosol ke dalam saluran
napas. Terapi inhalasi masih menjadi pilihan utama pemberian obat yang dapat bekerja
langsung pada saluran napas terutama pada kasusu asma dan PPOK. Prinsip kerja alat
nebulizer mengubah obat berbentuk larutan aerosol sehingga dapat dihirup dengan
mouthpiece atau masker . indikasi pemberian nebulizer pada asma bronkialis, PPOK,
sindrom obstruksi post TB, mengeluarkan dahak. Untuk kontraindikasi pada pasien
hipertensi , takikardi, riwayat alergi, trakeostomi, fraktur di daerah
hiudng,maxilla,palatum oris, kontraindikasi dari obat yang digunakan untuk nebulisasi
(Luh & Rasmawati, 2017)

Anda mungkin juga menyukai