Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN GANGGUAN SIKLUS MEN-

STRUASI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT

ABSTRAK
Gangguan menstruasi memiliki banyak etiologi. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
gangguan mestruasi adalah stres. Keperawatan adalah profesi dengan situasi yang berpotensi menim-
bulkan stres di tempat kerja. Dampak yang terlihat akibat stress kerja adalah perubahan metabolik dan
hormonal, yang mana pada kelompok wanita akan mengalami perubahann siklus mentruasi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara stres kerja dengan gangguan siklus
menstruasi perawat di Rumah Sakit. Metode penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan ran-
cangan cross sectional dengan sampel 91 perawat, dengan menggunakan tekhnik total sampling serta
instrument yang digunakan yaitu kuesioner stress kerja dan lembar observasi siklus menstruasi. Anali-
sa statistik menggunakan uji Spearman Rank . Hasil analisa data menunjukkan bahwa mayoritas re-
sponden memiliki tingkat stres kerja dalam kategori berat mengalami gangguan menstruasi oligome-
norea sebanyak 41 responden (87,2%), serta hasil uji statistik Spearman's Rank didapatkan nilai P va-
lue sebesar 0,000 < α (α = 0,05) maka terdapat Hubungan Antara Stress Kerja Dengan Gangguan Sik-
lus Menstruasi Perawat Di Rumah Sakit.

Kata Kunci : Gangguan Siklus Menstruasi, Perawat, Stres Kerja

RELATIONSHIP BETWEEN WORK STRES AND NURSES' MENSTRUAL CYCLE


DISORDERS IN HOSPITAL

ABSTRACT
Menstrual disorders have many etiologies. One of the factors that influence the occurrence of men-
strual disorders is stress. Nursing is a profession with potentially stressful situations in the workplace.
The visible impact of work stress is metabolic and hormonal changes, which in the group of women
will experience changes in the menstrual cycle. The purpose of this study is to find out the relationship
between work stress and menstrual cycle disorders of nurses at Hospital. This research method uses
correlation analytic with a cross sectional design with a sample of 91 nurses, using total sampling
technique and the instrument used is a stress questionnaire. work and menstrual cycle observation
sheets. Statistical analysis using Spearman Rank test. The results of data analysis showed that the ma-
jority of respondents had a level of work stress in the heavy category experiencing menstrual
disorders oligomenorrhea as many as 41 respondents (87.2%), and the results of the Spearman's Rank
statistical test obtained a P value of 0.000 < (α = 0.05) then There is a Relationship Between Work
Stress and Menstrual Cycle Disorders Nurses at Hospital. it is important for nurses to be able to
control work stress due to the high workload, it may be able to help nurses in correcting abnormal
menstrual cy- cles.

Keywords: Work Stress, Menstrual Cycle Disorder, Nurse


PENDAHULUAN menimbulkan stres di tempat kerja. Sumber
Gangguan menstruasi seringkali stres dalam profesi keperawatan berhubun-
menjadi masalah dan mempengaruhi kuali- gan dengan interaksi terhadap pasien dan
tas hidup wanita, khususnya di kalangan profesi kesehatan lain. Perawat memiliki
dewasa muda. Terdapat berbagai jenis gang- banyak tugas yang kompleks yang harus di-
guan menstruasi antara lain gangguan pada lakukan dibandingkan profesi lain
siklus menstruasi. Gangguan menstruasi (Herqutanto et al., 2017). Menurut Per-
yang sering terjadi di kalangan wanita saat witasari (2016), bahwa seluruh tenaga pro-
ini adalah menoragia (perdarahan yang fesional di rumah sakit memiliki risiko stres,
berlebih), dismenorea (nyeri saat menstru- namun perawat memiliki tingkat stres yang
asi), dan Premenstrual Syndrome (sekumpu- lebih tinggi (Perwitasari, 2016). American
lan gejala baik fisik, emosional, dan kebi- National Association for Occupational
asaan yang terjadi seminggu sebelum men- Health, bahwa stres kerja perawat menem-
struasi atau saat seminggu terakhir fase pati ranking empat puluh kasus teratas stres
luteal) (Aref et al., 2015). Sedangkan gang- pada pekerja (Fuada et al., 2017).
guan siklus menstruasi yang tidak normal Persatuan Perawat Nasional Indone-
pada wanita ada tiga yaitu oligomenorea, sia (PPNI) dalam Herqutanto et al (2017)
polimenorea, dan amenorea (Hatmanti, menyebutkan sebanyak 50,9% perawat In-
2018). donesia yang bekerja mengalami stres kerja
Gangguan menstruasi memiliki yang mana menurut data Kementrian Kese-
banyak etiologi. Beberapa penelitian mene- hatan RI tahun 2017 jumlah perawat di In-
mukan bahwa salah satu faktor yang mem- donesia mencapai 296.876 orang, dengan
pengaruhi terjadinya gangguan mestruasi demikian angka kejadian stres kerja perawat
adalah stres (Aref et al., 2015). Stres meru- cukup besar (Herqutanto et al., 2017). Se-
pakan respon tubuh terhadap adanya stressor mentara itu Nasrullah et al (dikutip dalam
psikososial atau tekanan mental maupun be- Jaya, 2020) pada studinya terhadap 644
ban kehidupan (Hatmanti, 2018). Seseorang sampel tenaga perawat di 8 kepulauan di
yang mengalami stres dapat disebabkan Indonesia menemukan sebanyak 55% (354
karena beberapa faktor utama yaitu lingkun- orang) yang mengalami stres kerja (Jaya et
gan, fisiologik dan pikiran (Hazanah et al., al., 2020).
2015). Stres dapat memengaruhi siklus men- Penelitian yang dilakukan oleh
struasi karena ketika stres hormon kortisol Dagget. dengan subjeknya sebanyak 315
sebagai produk dari glukokortioid korteks perawat mengatakan bahwa, faktor yang
ardenal yang disintesa pada zona fasikula paling banyak menyebabkan stres kerja per-
dapat menggangu siklus menstruasi karena awat disebabkan oleh kematian pasien dan
memengaruhi jumlah hormon progesteron kondisi sekarat, ketidak pastian mengenai
dalam tubuh. Ketika jumlah hormon di pengobatan pasien, dan beban kerja. Penelit-
dalam tubuh terlalu banyak maka dapat ian terhadap tingkat stres telah dilakukan
menyebabkan perubahan siklus menstruasi pada tenaga profesional di antaranya dokter,
(Manurung, 2017). paramedis dan perawat dari berbagai rumah
Perawat merupakan profesi yang sakit multi spesialisasi di Kolkata mela-
berisiko terhadap stres akibat pekerjaan. Se- porkan bahwa perawat dan teknisilah yang
bagian besar perawat mengalami stres dalam memiliki tingkat stres parah. (Dagget et al.,
lingkungan pekerjaan mereka, yang mana 2016). Dampak yang terlihat akibat stress
mayoritas perawat adalah perempuan. kerja adalah perubahan metabolik dan hor-
(Dagget et al., 2016). Keperawatan adalah monal, yang mana pada kelompok wanita
profesi dengan situasi yang berpotensi akan mengalami perubahann siklus mentru-
asi (Amelia et al., 2019). Gejala yang nyata kuantitatif dengan studi cross sectional.
akibat stress yang dirasakan adalah muncul- Rancangan penelitian ini mempelajari
nya sindrom prementruasi dengan gejala hubungan antara stres kerja dengan gang-
pusing, nyeri perut dan perubahan siklus guan siklus menstruasi pada perawat di
(Stuart, 2017). Rumah Sakit. Variabel dalam penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Kar- terbagi 2 (dua) yaitu : Variabel Independen
tikawati (2017) menyatakan bahwa stres da- yakni stres kerja pada perawat yang bekerja
pat mempengaruhi siklus menstruasi (Kar- di Rumah Sakit dan Variabel Dependen
tikawati, 2017), begitu juga pada penelitian yakni gangguan siklus menstruasi perawat.
Kumalasari tahun 2019 dimana didapatkan Pengumpulan data dalam penelitian ini di-
bahwa mayoritas responden pada penelitian lakukan dengan menggunakan lembar kue-
tersebut sebanyak 12 mahasiswi masuk sioner yang digunakan untuk
dalam kategori kelompok stres sangat berat mengumpulkan data yang berkaitan dengan
yang mempunyai siklus menstruasi tidak identitas responden dan tingkat stress kerja
normal (Kumalasari et al., 2019). Dampak yang di dapatkan, serta gangguan siklus
siklus menstruasi yang tidak segera ditan- menstruasi yang terjadi pada perawat di
gani dapat meningkatkan risiko gangguan Rumah sakit. Kuesioner Stress Kerja
penyakit sistem reproduksi seperti gangguan berjumlah 14 buah dengan bentuk perny-
kesuburan, sulit hamil (Infertilitas), dapat ataan skala likert 1−4. Stress dikategorikan
mengakibatkan polip rahim, kanker rahim, Normal jika skoring 0-14, Stres Ringan jika
sindrom ovarium polilistik, dan kista ovari- skor 15-18, Stres Sedang jika Skor 19-25,
um. (Lestari & Amal, 2019). Stres Berat jika Skor 26-33 d a n S t r e s s
Berdasarkan uraian latar belakang Sangat Berat jika Skor > 34. Sedangkan
yang masih terbatasnya penelitian yang variabel gangguan siklus menstruasi meng-
membahas hubungan tingkat stres dengan gunakan lembar ceklist dengan mengukur
gangguan siklus menstruasi pada perawat, siklus menstruasi selama 3 bulan terakhir.
maka penelitian ini dilakukan untuk men- Siklus menstruasi dikatakan Normal jika
ganalisis hubungan kerja dengan gangguan siklus menstruasi 21-25 Hari, Polimenorhea
siklus menstruasi pada perawat di Rumah jika siklus menstruasi <21 Hari dan
Sakit. Oligomenorhea jika siklus >35 hari. Pada
Analisa bivariat, data di analisa menggu-
METODE nakan uji Spearman Rank.
Desain pada penelitian ini adalah penelitian
HASIL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Frekuensi
Karakteristik Responden
N (%)
17-25 7 7,7

26-35 67 73,6
Usia 36-45 17 18,7

>45 0 0
Total 91 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan 67 responden (73,6%). Sedangkan respon-


bahwa dari 91 responden sebagian besar re- den yang paling sedikit berusia 17-25 tahun
sponden berusia 26-35 tahun yaitu sebanyak yaitu sebanyak 7 responden (7,7%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Stress Kerja

Frekuensi
Stres Kerja
N (%)
Normal 0 0
Stres Ringan 17 18,7
Stres Sedang 21 23,1

Stres Berat 47 51,6


Stres Sangat Berat 6 6,6

Total 91 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan kateori berat yaitu sebanyak 47 responden
bahwa dari 91 responden sebagian besar re- (51,6%).
sponden memiliki tingkat stres kerja dalam
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gangguan Siklus Menstruasi
Frekuensi
Gangguan Siklus Haid
N (%)
Polimenorea (<21 Hari) 0 0

Normal (21-35 Hari) 29 31,9


Oligomenorea (>35 Hari) 62 68,1
Total 91 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan oligomenorea yaitu siklus haid >35 hari
bahwa dari 91 responden sebagian besar re- yaitu sebanyak 62 responden (68,1%).
sponden mengalami gangguan menstruasi

Tabel 4. Hasil Analisa Data Hubungan Stres Kerja dengan Gangguan Siklus Menstruasi

Correlations

Gangguan Siklus
Stres Kerja Haid
Spearman Stres Kerja Correlation Coefficient 1.000 .552**
's rho
Sig. (2-tailed) . .000
N 91 91
Gangguan Correlation Coefficient .552** 1.000
Siklus
Sig. (2-tailed) .000 .
Haid
N 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil uji statistik Spearman's
hubungan (korelasi) kuat antara variabel
Rank didapatkan nilai Pvalue (Sig. 2 tailed)
stres kerja dengan variabel gangguan siklus
sebesar 0,000, karena Pvalue < α (α = 0,05)
menstruasi dan didaparkan hasilnya positif
maka H1 diterima dan H0 ditolak yang yang berarti memiliki hubungan yang searah
artinya Ada Hubungan Antara Stress Kerja yaitu semakin tinggi tingkat stress kerja
Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Per- yang didapat maka peluang risiko responden
awat Di Rumah Sakit. Dari hasil analisa di mengalami gangguan siklus menstruasi se-
atas didapatkan nilai coefficient correlation makin tinggi.
sebesar 0,552 artinya tingkat kekuatan
PEMBAHASAN bab seperti keadaan hormon yang tidak se-
Berdasarkan hasil penelitian menun- imbang, stres, penggunaan KB, atau karena
jukkan bahwa dari 91 responden sebagian tumor (Nuraini, 2018).
besar responden memiliki tingkat stres kerja Hasil penelitian ini sejalan dengan
dalam kateori berat yaitu sebanyak 47 re- pendapat diatas dimana pada penelitian ini
sponden (51,6%). didapatkan mayoritas responden memiliki
Stress kerja sebagai suatu kondisi dimana gangguan siklus menstruasi oligomenorea
seseorang merasakan sebuah tekanan dimana siklus mestruasi >35 hari. Menurut
dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja peneliti banyak faktor yang mempengaruhi
dapat mengakibatkan keadaan emosi gangguan siklus menstruasi perawat, seperti
seseorang tidak stabil, rasa cemas kecemasan, stres, kondisi badan yang obesi-
berlebih, tegang , gugup dan gangguan tas ataupun kekurusan, dan juga karena
lainya (Mangkunegara, 2017). Menurut ketidakstabilan hormon serta aktivitas fisik
penelitian Manurung (2017) stres dapat yangmenyebabkan kelelahan. Perawat
memengaruhi siklus menstruasi karena memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi,
ketika stres hormon kortisol sebagai produk dimana jam kerja perawat terbagi dalam 3
dari glukokortioid korteks ardenal yang shift dan biasanya 1 shift hanya terdiri dari 2-
disintesa pada zona fasikula dapat 3 orang perawat, hal tersebut mungkin bisa
menggangu siklus menstruasi karena menyebabkan beban kerja perawat
memengaruhi jumlah hormon progesteron bertambah terlebih disaat jumlah pasien
dalam tubuh. Ketika jumlah hormon di yang membeludak sehingga perawat cen-
dalam tubuh terlalu banyak maka dapat derung memiliki risiko stres kerja dan juga
menyebabkan perubahan siklus menstruasi kelelahan yang mungkin berpengaruh ter-
(Manurung, 2017). hadap siklus menstruasi.
Hasil penelitian juga menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian menun-
bahwa dari 91 responden sebagian besar re- jukkan bahwa sebagian besar responden
sponden mengalami gangguan menstruasi memiliki tingkat stres kerja dalam kategori
oligomenorea yaitu siklus haid >35 hari berat mengalami gangguan menstruasi
yaitu sebanyak 62 responden (68,1%). oligomenorea yaitu siklus haid >35 hari se-
Menurut Wiknjosastro (2009) dalam Astuti banyak 41 responden (87,2%), serta hasil uji
(2021) pada siklus menstruasi statistik Spearman's Rank didapatkan nilai
oligomenorea, hal ini sering terjadi pada Pvalue (Sig. 2 tailed) sebesar 0,000, karena
sindroma ovarium polikistik yang dise- Pvalue < α (α = 0,05) maka H1 diterima dan
babkan karena adanya peningkatan hormon H0 ditolak yang artinya Ada Hubungan An-
androgen yang dapat menyebabkan gang- tara Stress Kerja Dengan Gangguan Siklus
guan ovulasi sehingga membuat siklus men- Menstruasi Perawat Di Rumah Sakit.
jadi panjang. Faktor lain yang dapat menye- Menurut penelitian yang dilakukan
babkan siklus menstruasi oligomenorea oleh Kartikawati (2017) menyatakan bahwa
disebabkan karena mengalami ansietas atau stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi
kecemasan yang berlebihan, dan stres (Astu- (Kartikawati, 2017), begitu juga pada
ti, 2021). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kumalasari tahun 2019 dimana
hasil penelitian Anggraini & Anjani (2021) didapatkan bahwa mayoritas responden pada
dimana mayoritas responden memiliki siklus penelitian tersebut masuk dalam kategori
menstruasi yang tidak normal (Anggraini, kelompok stres sangat berat yang mempun-
Ririn & Anjani, 2021). Normal siklus men- yai siklus menstruasi tidak normal (Ku-
struasi adalah 21 hari sampai 35 hari yang malasari et al., 2019). Beberapa penelitian
ditandai dengan keluarnya darah sebanyak menemukan bahwa salah satu faktor yang
10 hingga 80 ml perhari. Menstruasi atau mempengaruhi terjadinya gangguan mestru-
haid yang terjadi dengan siklus lebih dari 35 asi adalah stres (Aref et al., 2015). Secara
hari termasuk kategori siklus yang tidak tori, tingkat stres memiliki hubungan dengan
normal, hal ini terjadi karena banyak penye- terganggunya siklus mentruasi. Stresor yang
membuat satu tuntutan baru bagi suatu 58–67.
pekerjaan, meningkatkan panjang siklus
menstruasi, jadi menunda periode setiap
bulannya. Stres pada seseorang akan
memicu pelepasan hormon kortisol dalam
tubuh seseorang, dimana hormon ini akan
bekerja mengatur seluruh sistem didalam
tubuh, seperti jantung, paru-paru, peredaran
darah, metabolisme tubuh dan sistem
kekebalan tubuh dalam menghadapi stres
yang ada (Kartikawati,2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat di atas, dimana didapatkan hasil
bahwa mayoritas responden memiliki
tingkat stres kerja dalam kategori berat
mengalami gangguan menstruasi
oligomenorea yaitu siklus haid >35 hari.
Menurut peneliti Profesi perawat sendiri
mendapat sumber stressor dari lingkungan
berupa beban kerja, long shift, konflik
terkait pekerjaan dan supervisor,
kekurangan staf, ambiguitas peran,
ketidakamanan kerja, dan kurangnya
dukungan dari organisasi yang mana hal
tersebut dapat menyebabkan gangguan
siklus menstruasi pada perawat. Sehingga
penting bagi perawat untuk dapat
mengendalikan stres kerja dikarenakan
tingginya beban kerja, hal tersebut mungkin
dapat membantu perawat dalam memper-
baiki siklus menstruasi yang tidak normal.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
“Hubungan Stres Kerja dengan Gangguan
siklus Menstruasi Pada Perawat Di Rumah
Sakit ” dapat disimpulkan bahwa terdapat
Hubungan Antara Stress Kerja dengan
Gangguan Siklus Menstruasi Perawat Di
Rumah Sakit..

DAFTAR PUSTAKA
Aref, N., Rizwan, F., & Abbas, M. M.
(2015). Frequency of Different Men-
strual Disorders among Female Med-
ical Students at Taif Medical College.
World Journal of Medical Sciences,
12(2), 109–114.
Hatmanti, N. M. (2018). Tingkat Stres Den-
gan Siklus Menstruasi Pada Maha-
siswa. Journal of Health Sciences, 8(1),
Hazanah, S., Shoufiah, R., & Nurlaila, H.
(2015). Hubungan Stres Dengan
Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa
Usia 18-21 Tahun. Jurnal Husada
Ma- hakam, III(9), 452–521.
Manurung, S. S. (2017). Hubungan Tingkat
Stres Terhadap Siklus Menstruasi
Pada Remaja Di Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2016. Jurnal Ilmiah
Keper- awatan Imelda, 3(2), 307–314.
Dagget, T., Molla, A., & Belachew, T.
(2016). Job Related Stress Among
Nurses Working In Jimma Zone
public hospitals, South West Ethiopia:
A Cross Sectional Study. BMC
Nursing, 15(1), 1–10.
Herqutanto, Harsono, H., Damayanti, M.,
& Setiawati, E. P. (2017). Stres Kerja
pada Perawat di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
EJournal Kedokteran Indonesia, 5(1),
12–17.
Perwitasari, dwi tirta. (2016). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkatan Stres Pada Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura Pontianak Tahun 2015.
Jurnal Mahasiswa PSPD FK
Universitas Tanjungpura, 3(1), 5–
24.
Fuada, N., Wahyuni, I., & Kurniawan, B.
(2017). Faktor-Faktor Yang
Berhubun- gan Dengan Stres Kerja
Pada Perawat Kamar Bedah Di
Instalasi Bedah Sen- tral Rsud
K.R.M.T Wongsonegoro Se- marang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 5(5), 255–263.
Jaya, I. F., Irfannuddin, & Santoso, B.
(2020). Pengaruh Teknik Afirmasi
Ter- hadap Tingkat Stress Kerja
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumsel.
Jurnal Me- dia Kesehatan, 13(2), 62–
72.
Amelia, A. R., Andayanie, E., & Alifia, A.
N. (2019). Gambaran Stres Kerja Pada
Perawat Di Ruang Rawat Inap Jiwa
Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan. Sinergitas
Multidisi-
plin Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi,
2, 35–43.
Kartikawati, S. L. (2017). Hubungan
Tingkat Stres Dengan Siklus Menstru-
asi Pada Mahasiswa Kebidanan
Tingkat Iii (Remaja Akhir Usia 18-21
Tahun) Di Stikes Bhakti Kencana Ban-
dung Tahun 2016. Dinamika Kese-
hatan, 8(1).
Kumalasari, M. L. F., Hadi, M. I., & Munir,
M. (2019). Hubungan Tingkat Stres
Psikologis Dengan Siklus Menstruasi
Pada Mahasiswa. Jurnal Kesehatan,
12(2), 131.
Lestari, M., & Amal, F. (2019). Faktor-Fak-
tor Yang Berhubungan Dengan Siklus
Haid Tidak Teratur Pada Mahasiswi
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jaya-
pura. Jurnal Sehat Mandiri, 14(2), 57–
63.
Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Remaja Ros-
dakarya.
Astuti, R. (2021). Hubungan Tingkat Stres
dengan Siklus Menstruasi pada Maha-
siswi Keperawatan di Universitas Jen-
deral Achmad Yani Yogyakarta. In
Skripsi. Universitas Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta.
Anggraini, Ririn & Anjani, L. (2021).
Hubungan Tingkat Stres Dengan
Gangguan Siklus Menstruasi Pada Ma-
hasiswa Tingkat Akhir Di Stikes As
Syifa Kisaran Tahun 2021. Jurnal
Cakrawala Kesehatan, XII(02), 158–
166.
Nuraini, S. (2018). Perbedaan Kadar He-
moglobin Sebelum Menstruasi Dan
Pasca Menstruasi. Jurnal STIKES In-
san Cendekia Medika Jombang.

Anda mungkin juga menyukai