Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP SKALA NYERI DAN KECEMASAN

PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI DISMENORE PRIMER


DI SMP NEGERI 50 PALEMBANG

Karolin Adhisty, Muthia Nadra Maulida, Dhia Apriliani


Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang

Email: Dhiaapriliani.da@gmail.com

Abstrak

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap
skala nyeri dan kecemasan siswi kelas VIII di SMP Negeri 50 Palembang
Metode: Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purpossive sampling dengan kriteria
inklusi dan eksklusi tertentu. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dengan metode quasi experiment dengan pretest dan postest with control
group. Analisis skala nyeri menggunakan uji Paired T-test dan Independent T-test dan
kecemasan menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara terapi musik klasik pada kelompok
intervensi terhadap skala nyeri dengan p-value 0,000 dan kecemasan dengan p-value 0,000.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada pengaruh antara terapi musik pop pada kelompok
kontrol terhadap skala nyeri dengan p-value 0,001 dan kecemasan dengan p-value 0,001
Simpulan: Terapi musik klasik dan terapi musik pop sebagai teknik nonfarmakologi yang
efektif dalam mengurangi nyeri dismenore primer. Kedua terapi disarankan untuk digunakan
remaja putri selama menstruasi guna mengurangi keluhan nyeri dan kecemasan.
Kata kunci: Musik, klasik, pop, dismenore, kecemasan

THE INFLUENCE OF CLASSIC MUSIC THERAPY TO THE SCALE OF PAIN AND ANXIETY ON TEENAGE GIRL
WHO EXPERIENCE DYSMENORRHEA PRIMARY
Abstract

Aim: This study was conducted to know the influence of classic music therapy to the
scale of pain and anxiety of second grade junior high school number 50 Palembang.
Method: The sampling technic used purpossive sampling with inclusion and exclusion
particular criteria. The design used in this study is quantitative with quasy
experiment method by pretest and postest with control group. The scale of pain analysis
using Paired T-test and Independent T-test and the anxiety analysis using Wilcoxon and
Mann Whitney.
Result: The result of the research showed that there was an influence between classic
music therapy in the intervention group to the scale of menstruation pain with the p-
value=0,000 and anxiety with the p-value=0,000. The result of the research also shows
that there was an influence between pop music therapy in the control group to the scale
of menstruation pain with the p-value=0,001 and anxiety with the p-value=0,001.
Conclusion: Classic music therapy and pop music therapy is an effective non-pharmacology
method in order to reduce the dysmenorrhea primary pain. Both therapies are recommend
to be use by teenege girl during the period of menstruation to reduce the pain and
anxiety.
Keywords: music, classic, pop, dysmenorrhea, anxiety.
PENDAHULUAN farmakologi (Laila, 2011). Terapi
secara farmakologi dapat menimbulkan
Dismenore merupakan nyeri menstruasi efek toleransi dan ketergantungan
yang dikarakteristikan sebagai nyeri sedangkan pemberian terapi
singkat sebelum atau selama nonfarmakologis tidak memberikan efek
menstruasi, yang sering dikeluhkan ketergantungan sehingga lebih
oleh wanita (Lowdermilk et al, 2011). dianjurkan guna mengurangi dampak
Dismenore dibagi menjadi dua ketagihan dan efek samping dari obat
klasifikasi yaitu primer dan yang berbahaya bagi pasien (Munaf,
sekunder. Dismenore sekunder merupakan 2008; Harahap & Lismani, 2013 dikutip
nyeri menstruasi yang terjadi karena Arliga, 2017).
adanya gangguan ginekologi, Sedangkan
dismenore primer merupakan nyeri Banyak pilihan terapi non farmakologis
menstruasi yang tidak disebabkan oleh yang merupakan tindakan mandiri
gangguan ginekologi (Winkjosastro, perawat dengan berbagai keuntungan
2009). diantaranya tidak menimbulkan efek
samping. Terapi ini dapat dilakukan
Data dari berbagai negara dengan angka dengan cara teknik relaksasi,
kejadian dismenore di dunia cukup distraksi, stimulasi dan imajinasi
tinggi. Seluruh wanita di dunia terbimbing (Rosdalh & Kawalski, 2015).
diperkirakan 50% menderita dismenore Teknik distraksi yang paling efektif
dalam sebuah siklus menstruasi. Banyak untuk mengurangi nyeri maupun
wanita mengatakan nyeri saat haid, menurunkan tingkat kecemasan salah
dimana sebanyak 12% nyeri haid sudah satunya yaitu dengan mendengarkan
parah, 37 % nyeri sedang dan 49% nyeri musik (Potter & Perry, 2005).
ringan (Calis, 2011). Di Indonesia
angka kejadian dismenore primer Mendengarkan musik dapat memproduksi
sebesar 54,89%. Dismenore menyebabkan zat endorfin (substansi sejenis morfin
14% dari remaja sering tidak hadir di yang disuplai tubuh yang dapat
sekolah dan tidak menjalankan kegiatan mengurangi rasa sakit/nyeri) yang
aktivitas sehari-hari (Pertiwi, Wahid dapat menghambat transmisi impuls
& Marlinda, 2015). nyeri di sistem saraf pusat, sehingga
sensasi nyeri menstruasi dapat
Remaja yang sedang mengalami dismenore berkurang. Musik juga bekerja pada
pada saat menstruasi biasanya akan system limbic yang akan dihantarkan
membatasi aktivitas harian mereka kepada system saraf yang mengatur
khususnya aktivitas belajar di kontraksi otot-otot tubuh, sehingga
sekolah. Dismenore mengakibatkan dapat mengurangi kontraksi otot dan
aktivitas belajar di sekolah menjadi fase relaksasi yang berdampak
terganggu, sehingga membuat mereka nyeri dan kecemasan akan berkurang
tidak masuk sekolah, selain itu (Bobak, 2007).
dismenore bisa menurunkan konsentrasi Berdasarkan hal tersebut, peneliti
belajar. Konsentrasi yang menurun akan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
berdampak pada prestasi yang mereka terapi musik klasik terhadap skala
dapatkan (Ningsih et al, 2013). nyeri dan kecemasan pada remaja putri
yang mengalami dismenore primer di SMP
Penanganan dismenore dan kecemasan Negeri 50 Palembang.
secara teori terdapat 2 cara yaitu
dengan cara farmakologi dan non METODE
b. Rata-rata denyut nadi, suhu, dan
Penelitian ini menggunakan pendekatan pernapasan, sebelum dan sesudah dilakukan
kuantitatif, metode yang digunakan dalam terapi musik klasik pada kelompok
penelitian ini adalah Quasi Eksperimental intervensi
dengan pretest dan postest with control group. Tabel 4.2
Pengambilan sampel dalam penelitian ini Distribusi Rata-Rata Denyut nadi, Suhu,
dilakukan dengan cara non probability dan Pernapasan Sebelum dan Setelah
menggunakan teknik purposive sampling. diberikan Terapi Musik Klasik
Penetapan kelompok intervensi dan kelompok
kontrol dengan cara Single Blind. Jumlah Variabel Mean Terapi Musik Klasik
sampel total yaitu 28 responden yang dibagi Sebelum Sesudah
menjadi 2 kelompok, yaitu 14 responden pada Denyut Nadi 93,64 90,93
kelompok perlakuan dan 14 responden pada Suhu 37,29 37,09
kelompok kontrol. Pernapasan 20,50 18,64
HASIL Tabel diatas menunjukkan bahwa responden
Analisi Univariat pada kelompok intervensi dilihat dari hasil
a. Karakteristik Responden Penelitian pemeriksaan denyut nadi, suhu dan pernapasan
menurun setelah diberikan terapi musik klasik
Tabel 4.1 yang dilihat dari nilai mean sebelum dan
Karakteristik Responden Penelitian (n=28) sesudah. Pada denyut nadi mean sebelum
dilakukan terapi musik klasik 93,64
Variabel Frekuensi Presentase sesudahnya menjadi 90,93. Pada pengukuran
(n) (%) suhu mean sebelum diberikan terapi musik
Usia 11 Tahun 21 75 klasik 37,29 sedangkan mean sesudah 37,09,
Menarche 12 Tahun 7 25
Penanganan Dilakukan
sedangkan pada pengukuran pernapasan
23 82,1
Dismenore Tidak 5 17,9
mean sebelum diberikan terapi 20,50
Dilakukan sesudahnya menjadi 18,64.
Pendidikan Pernah 3 10,7
Dismenore Belum 25 89,3 c. Distribusi rata-rata denyut nadi,
Pernah pernapasan, dan suhu, sebelum dan
Responden penelitian dengan usia menarche sesudah dilakukan terapi musik pop pada
11 dan 12 tahun yang mengalami dismenore kelompok kontrol
saat menstruasi, responden yang usia menarche
nya 11 tahun sebanyak 21 orang (75%) Tabel 4.3
sedangkan usia menarche 12 tahun sebanyak 7 Distribusi Rata-Rata Denyut nadi, Suhu,
orang (25%) . Pengobatan dismenore dan Pernapasan Sebelum dan Setelah
terbanyak dengan cara farmakologi diberikan Terapi Musik Pop
dibandingkan dengan cara nonfarmakologi, Variabel Mean Musik Pop
responden yang melakukan penanganan Terapi
dismenore sebanyak 23 orang (82,1%) Sebelum Sesudah
sedangkan yang tidak melakukan penanganan Denyut Nadi 93,57 91,86
sebanyak 5 orang(17,9%). Diantara responden Suhu 36,76 36,60
penelitian, banyak yang belum pernah Pernapasan 19,71 18,21
mendapatkan pendidikan tentang dismenore Tabel diatas menunjukkan bahwa responden
sebanyak 25 orang (89,3%) dibandingkan pada kelompok intervensi dilihat dari hasil
dengan yang pernah mendapat pendidikan pemeriksaan denyut nadi, suhu dan pernapasan
tentang dismenore sebanyak 3 orang (9,7%). menurun setelah diberikan terapi musik klasik
yang dilihat dari nilai mean sebelum dan
sesudah masing-masing variabel. Pada denyut 3,57 hal ini menunjukkan bahwa pada
nadi mean sebelum dilakukan terapi musik pop kelompok intervensi yang diberikan terapi
93,57 sesudahnya menjadi 91,86. Pada musik klasik memiliki pengaruh yang
pengukuran suhu mean sebelum diberikan signifikan dibandingkan pada kelompok
terapi musik pop 36,76 sedangkan mean kontrol yang diberikan terapi musik pop.
sesudah 36,60, sedangkan pada pengukuran
pernapasan mean sebelum diberikan terapi b. Perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan
19,71 sesudahnya menjadi 18,21. setelah diberikan terapi musik klasik pada
kelompok intervensi

Skala
Mean
Standar Sig. (2- Tabel 4.11
Nyeri deviasi tailed) Perbedaan tingkat kecemasan siswi yang
Terapi mengalami dismenore Sebelum dan Sesudah
musik diberikan terapi musik klasik dengan
0,154
klasik 2,64 1,823 menggunakan Uji Wilcoxon
(kelompok
intervensi)
Terapi
musik pop Pemberian
3,57 1,505
(kelompok terapi Mean Sum of Z P
kontrol) musik rank rank score value
klasik
Pre test dan
7,50 105,00 -3,299b 0,000
post test

Uji nonparametrik dilakukan karena data


berbentuk ordinal dilakukan uji Wilcoxon
untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel berpasangan. Hasil yang didapatkan
Analisa Bivariat bahwa nilai Z (bassed of positive ranks) yaitu
-3,299b dengan signifikan p value atau sig. (2-
a. Perbedaan rata-rata skala nyeri antara tailed) adalah 0,000 dari nilai p<0,05. Maka
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p value 0,000 lebih kecil dari
Tabel 4.10 p<0,05 menunjukkan bahwa adanya perbedaan
Perbedaan skala nyeri siswi yang tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
mengalami dismenore pada kelompok diberikan terapi musik klasik pada siswi yang
intervensi dan kelompok kontrol dengan mengalami dismenore.
menggunakan Uji Independent test
Tabel diatas menunjukkan hasil analisa dengan PEMBAHASAN
uji statistic didapatkan nilai p value > p 1. Karakteristik Responden
(p=0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan antara rata-rata skala nyeri pada Karakteristik responden pada penelitian ini
kelompok intervensi yang diberikan terapi ditinjau berdasarkan usia menarche,
musik klasik dan kelompok kontrol yang pengobatan, pendidikan. Usia menarche
diberikan terapi musik pop, hal ini responden pada penelitian ini adalah 11 dan 12
menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian
ditolak. Pada nilai mean menunjukkan rata-rata Suwarnisih, Agustin, dan Cahyaningtyas
skala nyeri pada kelompok intervensi sebesar (2017) usia menarche rata-rata terjadi pada
2,64 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar usia 13 tahun, kemudian menstruasi yang lebih
awal terjadi pada saat umur kurang dari ≤12 lain. Secara umum efek samping pengobatan
tahun. hasil penelitian (Herawati, 2017) pada dismenore secara farmakologi ini dapat
siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Ungaran menyebabkan efek ketagihan.
dengan hasil ada hubungan antara usia
menarche dengan dismenore (p=0,029). Pada Karakteristik juga dilihat dari pendidikan
usia menarche 11-12 tahun sebanyak 65,6% dismenore responden dimana didapatkan pada
dan yang mengalami dismenore sebanyak penelitian ini sebagian pernah mendapatkan
76,3%. pendidikan tentang dismenore (10,7%) dan
Aditiara (2018) berpendapat, bahwa Umur sebagiannya lagi belum pernah mendapatkan
menarche yang terlalu dini (≤12 tahun) pendidikan tentang dismenore (89,3%). Dilihat
mengakibatkan ketidaksiapan maupun masalah dari hasil persentase responden yang belum
bagi remaja yaitu merasakan nyeri saat pernah mendapatkan pendidikan tentang
menstruasi. usia menarche ≤12 memiliki dismenore lebih banyak dibandingkan yang
kemungkinan 1,6 kali lebih besar mengalami pernah mendapatkan pendidikan tentang
dismenore dibandingkan umur 13-14 tahun. dismenore. berdasarkan penelitian yang
Hal ini sejalan dengan pernyataan dari dilakukan Nafiroh & Indrawati (2013) dalam
Wulandari & Ungsianik (2013), Usia menarche Gambaran Pengetahuan Remaja tentang
dini atau biasanya ≤12 tahun menyebabkan Dismenore Pada Siswa Putri Di MTs NU
masalah pada remaja dan ketidaksiapan Mranggen Kabupaten Demak, didapatkan hasil
dikarenakan belum mencapai kematangan yang sejalan dengan penelitian ini yaitu 36
biologis dikarenakan organ-organ reproduksi orang dari 46 responden memiliki pengetahuan
yang belum berkembang secara maksimal dan kurang (78,3%). Sedangkan yang memiliki
adanya penyempitan pada leher rahim atau pengetahuan baik sebanyak 2 orang (4,3%) dan
pematangan organ reproduksi. pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (17,4%).

Karakteristik responden juga dilihat dari 2. Perbedaan Skala Nyeri Dismenore Pada
penanganan dismenore yang dilakukan oleh Kelompok Intervensi dan Kelompok
responden, didapatkan dalam penelitian ini Kontrol
responden melakukan penanganan dismenore
(82,1%) sebagiannya dengan membiarkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
dismenore tanpa melakukan penanganan rata-rata skala nyeri remaja yang mengalami
(17,9%). Berdasarkan hasil penelitian dismenore pada kelompok intervensi yang
Februanti (2017) diperoleh bahwa distribusi diberikan terapi musik klasik adalah 2,64.
frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri di Sedangkan nilai rata-rata skala nyeri remaja
SMPN 9 Tasikmalaya tentang penanganan yang mengalami dismenore yang diberikan
dengan mengkonsumsi obat penghilang nyeri terapi musik pop adalah 3,57 dengan nilai p-
sebagian besar mempunyai pengetahuan baik value atau sig (2-tailed) 0,154 (p>0,05) yang
yaitu sebanyak 45 orang (72,6%) dengan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
penggunaan secara rutin saat dismenore terjadi. pengaruh antara kelompok intervensi dan
Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kelompok kontrol terhadap skala nyeri. Tetapi
informasi yang didapatkan responden dari apabila dilihat dari nilai mean menunjukkan
orang lain baik orang tua ataupun teman, bahwa skala nyeri responden yang diberikan
karena penanganan dengan cara meminum terapi musik klasik pada kelompok kontrol
obat penghilang nyeri merupakan cara yang memiliki pengaruh yang lebih bermakna
paling umum di masyarakat. Hal ini sejalan dibandingkan pada kelompok kontrol yang
dengan pendapat Hanifa (2007) pengobatan diberikan terapi musik pop.
dismenore sering menggunakan obat merek
dagang yang berfungsi sebagai analgetik Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
seperti asam mefenamat, ibu profen, dan lain- yang dilakukan oleh Safitri (2012). Intensitas
nyeri sebelum terapi musik klasik mayoritas dengan teori yang dijelaskan oleh Aizid (2011)
pada skala nilai 6. Setelah dilakukan terapi Karakteristik musik yang bersifat
musik klasik terjadi penurunan intensitas nyeri terapi adalah musik yang non dramatis
mayoritas nilai nyeri pada skala 3. Intensitas seperti musik klasik ataupun musik
nyeri sebelum dilakukan terapi musik instrumental, dinamikanya bisa
kesukaan (jenis pop) mayoritas pada skala nilai diprediksi, memiliki nada yang lembut,
5. Nilai intensitas nyeri setelah dilakukan harmonis, dan tidak berlirik, temponya
terapi musik kesukaan (jenis pop) mayoritas 60-80 ketukan per menit. Sebab,
pada skala nilai 4. Nilai p-value p apabila temponya terlalu cepat, maka
menunjukkan hasil 0,065 (p>0,05) dengan nilai secara tidak sadar, stimulus yang
mean pada kelompok musik klasik sebesar 2 masuk akan membuat seseorang mengikuti
sedangkan pada kelompok musik kesukaan irama tersebut, sehingga keadaan
(pop) sebesar 2,186 istirahat yang optimal tidak tercapai.
Pada penelitian ini terapi musik pop
Hal ini sejalan dengan pendapat Farida (2010) memiliki tempo >80 kali ketukan
yang menyatakan Impuls nyeri dihantarkan permenit sehingga pada penelitian ini
saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dapat menjelaskan bahwa musik pop juga
dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. bisa dijadikan sebagai terapi yang
Merangsang β-endorfin merupakan salah satu efektif untuk menurunkan kecemasan.
cara untuk menutup mekanisme pertahanan
sehingga menghambat pelepasan substansi P Teori yang dikemukakan oleh Melzack dan
yang merupakan salah satu transmiter nyeri. Wall (2006) bahwa tingkat kecemasan dan
intensitas nyeri mempunyai korelasi yang
3. Perbedaan Tingkat kecemasan Pada signifikan. Kecemasan dapat meningkatkan
Kelompok Intervensi dan Kelompok rasa nyeri bila perhatian difokuskan pada
Kontrol sensasi-sensasi yang biasanya tidak dianggap
nyeri. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai oleh Blindes., et al (2008) menyatakan bahwa
rata-rata tingkat kecemasan remaja yang nyeri selalu diikuti gangguan emosi seperti
mengalami dismenore pada kelompok cemas, depresi dan iritasi. Hasil penelitian ini
intervensi yang diberikan terapi musik klasik menyatakan bahwa skor kecemasan mengalami
adalah 15,11. Sedangkan nilai rata-rata tingkat penurunan bersamaan dengan penurunan
kecemasan remaja yang mengalami dismenore terhadap skala nyeri. Hal tersebut sejalan
yang diberikan terapi musik pop adalah 13,89 dengan penelitian Butar-Butar, Yustina, dan
dilihat dari nilai mean tersebut menunjukkan Harahap (2015) menyatakan bahwa dari 42,3%
bahwa terapi musik pop memiliki pengaruh responden yang mengalami kecemasan berat,
yang lebih bermakna dibandingkan pada sebanyak 30,8% merasakan intensitas nyeri
kelompok intervensi yang di berikan terapi berat. Orang yang cemas dan tegang akan
musik klasik. Sedangkan nilai p-value atau sig membuka gerbang sehingga rangsang nyeri
(2-tailed) 0,696 (p>0,05) yang menunjukkan akan meningkat (Kaplan, Sadock, & Grebb,
bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara 2010). Pengaruh intensitas nyeri terhadap
kelompok intervensi dan kelompok kontrol kecemasan juga dapat dilihat dari teori gate
terhadap skala nyeri. control yaitu jika modulasi input melewati
input nosisepsi, gerbang kemudian diblok dan
Pada penelitian ini menggunakan musik klasik transmisi nosisepsi berhenti atau dihalangi di
pada kelompok intervensi dengan tempo 60 substansia gelatinosa tanduk dorsal dari korda
kali ketukan permenit sedangkan musik pop spinalis. Faktor perilaku dan emosional
pada kelompok kontrol mempunyai tempo 90 mempengaruhi gerbang melalui mekanisme
kali ketukan permenit, hal ini tidak sejalan menghambat transmisi impuls nyeri (Heffline,
1990, dikutip Butar-Butar, Yustina, & le/253812-overview. [Diakses pada
Harahap, 2015). tanggal 20 November 2018]
6. Februanti, Sofia. (2017).
KESIMPULAN Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Penanganan Dismenore Di SMP Negeri
Berdasarkan hasil penelitian ini, hasil 9 Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan
penelitian sebelumnya serta teori yang ada Bakti Tunas Husada. 17(1), 157-165.
maka peneliti berpendapat bahwa intervensi 7. Herawati, Rika. (2017). Faktor-
terapi musik klasik dan terapi musik pop faktor yang Mempengaruhi Kejadian
efektif dijadikan salah satu pilihan alternatif Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Siswi
selain terapi farmakologi untuk mengatasi Madrasah Aliyah Negeri Pasir
nyeri dan kecemasan pada remaja putri yang Penggaraian. Jurnal Kebidanan
mengalami dismenore primer, dengan Maternity And Neonatal, 1(3), 1-13.
mendengarkan musik minimal 15 menit remaja 8. Melzack, R.., Wall, P.D. (2006). Pain
yang mengalami dismenore akan merasa lebih Mechanisms : A New Theory. Science
rileks dan tenang sehingga akan meningkatkan New Series Journal 150(36): 20-26
rasa nyaman dan dengan mekanisme kerja 9. Ningsih, Ratna, Setyowati & Rahma,
hormon endhorphine dalam tubuh yang Hayuni. (2013). Efektivitas paket
dihasilkan akan membuat nyeri dan kecemasan Pereda Nyeri Pada Remaja dengan
yang dirasakan akan berkurang. Terapi musik Dismenore. Jurnal Keperawatan
dapat dilakukan secara mandiri oleh remaja Indonesia, 16(2), 67-76.
yang mengalami dismenore. 10. Potter, P.A. & Perry, A.G.
(2005) Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan
REFERENSI Praktik. Jakarta: EGC.
11. Pratiwi (2014). Pemberian Terapi
1. Arliga, P. (2017). Efektivitas Musik Klasik Terhadap Penurunan
Abdominal Stretching dan Paket Kecemasan Pada Asuhan Keperawatan
Pereda Nyeri terhadap Penurunan NY.S dengan Fraktur Femur Sinistra
Skala Nyeri Dismenore pada siswi 1/3, Distal Soedirman Manggun
SMP Negeri 42 Palembang. Skripsi. Sumarso Wonogiri. Karya Tulis
Universitas Sriwijaya: Ilmu Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
2. Aizid, R. (2011). Sehat Dan Cerdas 12. Suwarnisih, Agustin, K &
Dengan Terapi Musik. Jogjakarta: Cahyaningtyas, A., Y. Hubungan.
Laksana (2017). Usia Menarche dengan
3. Bobak, Lowdermilk, & Jensen, Kejadian Dismenore Pada Remaja
(2004). Buku Ajar Keperawatan Putri Di SMP N 17 Surakarta.
Maternitas / Maternity Nursing. Maternal, 2(1), 46-54.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC 13. Safitri, E., S, & Purwanti, S.
4. Butar-Butar, D., Yustina, I., Harahap, I.A. (2012). Perbedaan Terapi Musik
(2015). Hubungan Karakteristik Nyeri KLasik dengan Musik Kesukaan
dengan Kecemasan pada Pasien Kanker Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore
Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Pada Siswi Kelas X SMA Negeri 1
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Idea Nursing Banjarnegara Kabupaten
Journal 1(1): 51-60. Banjarnegara. Jurnal Involusi
5. Calis., Karim (2011). Kebidanan, 2(4), 11-21.
Dysmenorrhea.
http://emedicine.medscape.com/artic

Anda mungkin juga menyukai