Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL

PENGARUH TERAPI SENAM AEROBIC TERHADAP


PASIEN DENGAN RESIKO PRILAKU KEKERASANMENGGUNAKAN
SKOR AGRESSION SELF CONTROL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK

MUH. SUFYANSAURI
MUH. ZAENI RIFAI
NASRUDIN RAHMAD
YUYUN ISLAM SIFAA
SRI HARTINI
NURMULIATI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2014
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Gangguan kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan

masyarakat dan sosial di dunia yang semakin meningkat dari tahun ke

tahun. Hampir 1% penduduk dunia menderita psikotik selama hidup

mereka. Prevalensi gangguan psikotik di Indonesia adalah tiga sampai lima

perseribu penduduk.
Berbagai terapi dalam mengatasi gangguan jiwa telah banyak

dikembangkan, salah satunya adalah terapi senam. Dalam sebuah studi,

sebanak 30 pasien depressi yang diberikan beberapa terapi, didapatkan

hasil bahwa dari semua terapi yang dilakukan, terapi olahraga memiliki

pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan tingkat depressi dari

pada yang tidak diberi terapi olahraga (Daley, 2002).


Faulkner dan Sparkes (1999) yang melakukan sebuah uji tentang

pengaruh senam sebagai terapi pasien skizofrenia, dan didapatkan hasil

bahwa dengan rentang 10 minggu dapat membantu mengurangi halusinasi

dengar dan meningkatkan pola tidur yang lebih baik.


Dari uraian teori diatas penulis sangat tertarik untuk melakukan

analisis pada jurnal penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Senam

Aerobik Low-Impact terhadap Skor Agression Self-Control Pada Pasien

Dengan Resiko Perilaku Kekerasan ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. JURNAL
Terlampir.
2. TEORI TERKAIT

Dalam sebuah studi , sebanyak 30 pasien depresi yang diberikan

beberapa terapi , didapatkan hasil bahwa dari semua terapi yang dilakukan,

terapi olahraga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan

tingkat depresi daripada yang tidak diberi terapi olahraga (daley, 2002).

Faulkner dan Sparkes (1999) melakukan sebuah uji tentang pengaruh

senam sebagai terapi pasien skizofrenia, dan didapatkan hasil bahwa dengan

rentang 10 minggu dapat membantu mengurangi halusinasi dengar dan

meningkatkan pola tidur yang lebih baik.

Beberapa penelitian tentang aktivitas fisik & terapi olahraga terhadap

gangguan kejiwaan membuktikan bahwa aktivitas fisik tersebut dapat

meningkatkan kepercayaan pasien terhadap orang lain (Campbell & Foxcroft,

2008), dan juga membantu mengontrol kemarahan pasien (Hassmen, Koivula

& Uutela, 2000).

BAB III

ANALISA JURNAL
Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Senam Aerobik Low-

Impact terhadap Skor Agression Self-Control Pada Pasien Dengan Resiko

Perilaku Kekerasan yang dilakukan oleh Harki Isnuur Akhmad, Handoyo

dan Tulus Setiono pada tanggal 31 Juli 2009 14 Agustus 2009, selama

periode tersebut didapatkan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi sebanyak 60 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pasien

dengan resiko perilaku kekerasan di Ruang Sakura RSUD Banyumas. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pada perubahan skor Pre-Test

dan Post-Test Agression Self-Control yang lebih besar pada kelompok yang

diberikan terapi senam Aerobik Low-Impact.

Senam aerobik ini dilakukan dengan gerakan yang terstruktur, ritmik

dengan iringan musik yang semangat. Terapi senam yang efektif dilakukan 2-

3 kali seminggu dengan durasi 20-30 menit. Tehnik penilaiannya

mengguanakan lembar observasi Five-Point Rating Scale Aggression Self-

Control adalah salah satu skala outcome kesehatan psikososial yang terdapat

di Nursing Outcomes Classification, skor Aggression Self-Control

digunakan untuk mengukur kemampuan control diri terhadap adanya

kemungkinan tindakan untuk melakukan penyerangan, perlawanan, dan

perusakan secara fisik. Scor Aggression Self-Control diukur dengan 22 poin

penilaian, total skor 22-110 dengan 5 kriteria (IOWA Outcomes Project,

2003).

Hasil penelitian ini mendukung teori sebelumnya yaitu teori Daley

(2002) yang menjelaskan dalam sebuah studi , sebanyak 30 pasien depresi


yang diberikan beberapa terapi , didapatkan hasil bahwa dari semua terapi

yang dilakukan, terapi olahraga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penurunan tingkat depresi daripada yang tidak diberi terapi olahraga. Selain

itu ada juga teori dari Faulkner dan Sparkes (1999) yang melakukan sebuah

uji tentang pengaruh senam sebagai terapi pasien skizofrenia, dan didapatkan

hasil bahwa dengan rentang 10 minggu dapat membantu mengurangi

halusinasi dengar dan meningkatkan pola tidur yang lebih baik. Beberapa

penelitian tentang aktivitas fisik & terapi olahraga terhadap gangguan

kejiwaan membuktikan bahwa aktivitas fisik tersebut dapat meningkatkan

kepercayaan pasien terhadap orang lain (Campbell & Foxcroft, 2008), dan

juga membantu mengontrol kemarahan pasien (Hassmen, Koivula & Uutela,

2000).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
a) Ada pengaruh perubahan skor Pre-Test dan Post-Test Agresion Self

Control yang lebih besar pada kelompok yang diberikan terapi

senam Aerobik Low-Impact.


b) Senam aerobik merupakan salah satu terapi yang efektif untuk

menyalurkan energi yang tertahan pada pasien jiwa. Senam aerobik

ini tidak hanya membantu merasa lebih baik, tetapi juga dapat

membantu untuk tidur lebih nyaman, menghilangkan stress dan

memberikan saat yang menyenangkan selama melakukan latihan.


c) Terapi senam aerobik dengan mengandalkan penyaluran energy

yang tertahan dan penyerapan oksigen yang seimbang dapat

meningkatkan endorphin (analgetik alami dalam tubuh) yang

memiliki efek relaksan sehingga dapat mengurangi risiko prilaku

kekerasan secara efektif.


d) Kecemasan dan kemarahan terbukti dapat dikurangi dengan

melakukan gerakan ritmik pada beat tertentu setelah melakukan

olahraga aerobik.
2. SARAN
Pihak Rumah Sakit Jiwa atau pelayanan kesehatan jiwa lainnya

sekiranya dapat menerapkan terapi senam aerobik secara teratur dengan

iringan musik yang semangat pada pasien dengan resiko prilaku kekerasan.

Karena hasil penelitian menunjukkan dengan melakukan senam aerobik

secara teratur, dapat menurunkan tingkat depresi, meningkatkan kemampuan

sosial dan interaksi serta afek positif pada pasien gangguan jiwa khususnya

pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai