Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Okupasi Terapi
Abstract: Physical exercise (exercise), Depression. The purpose of this study
was to determine the effect of physical exercise on the level of depression in patients with depression at the Regional Psychiatric Hospital Surakarta. This research was conducted with pretest and posttest disaign using statistical paired t- test. Results of this study showed that physical exercise significant influence on the decrease in the level of depression, evidenced by the 95% confidence level obtained p value = 0.002.
Keywords: physical exercise, depression
Abstrak: Latihan fisik (exercise), Depresi. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap tingkat depresi pada pasien dengan depresi di RS Jiwa Daerah Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan pretest and posttest disaign menggunakan uji statistik paired t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan fisik memberikan pengaruh yang bermakna pada penurunan tingkat depresi, dibuktikan dengan dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p = 0.002.
Kata Kunci : latihan fisik, depresi
PENDAHULUAN penduduk berusia di atas 15 tahun
mencapai 11,6% atau diderita oleh Depresi merupakan salah satu sekitar 19 juta orang. Daerah yang masalah kesehatan jiwa yang patut memiliki angka prevalensi tertinggi mendapatkan perhatian serius. yaitu Jawa Barat, Gorontalo dan Prevalensi depresi pada populasi dunia Sulawesi Tengah. Gejala depresi mencapai 3%-8% dengan 50% kasus bervariasi, mulai dari perasaan sedih terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 sepanjang hari, kehilangan ketertarikan tahun. Depresi menjadi salah satu pada aktifitas, kesulitan berpikir dan penyebab terjadinya kecacatan di berkonsentrasi, gangguan tidur, dan dunia. WHO memproyeksikan bahwa penurunan berat badan yang signifikan pada tahun 2020 depresi menempati (APA, 2000). Gejala-gejala tersebut posisi kedua penyakit yang menjadi dapat bersifat kronis yang mengganggu beban dunia (global burden disease) aktifitas sehari-hari. Pada gejala paling (WHO, 2012). berat, depresi dapat membawa perilaku Di Indonesia, data Riskesdas bunuh diri (APA, 2000). Menurut data tahun 2007 menunjukkan prevalensi WHO, setiap tahun terjadi kasus bunuh nasional gangguan mental emosional, diri sebanyak 850 ribu di dunia terakait meliputi depresi dan kecemasan, pada dengan depresi (WHO, 2011). Di
203 204 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 3, Mei 2013, hlm.203-206
Indonesia, kasus bunuh diri yang METODE PENELITIAN
disinyalir karena depresi jumlahnya cukup banyak. Penelitian ini dilakukan dengan Depresi dapat menyebabkan rancangan pretest and posttest disaign penurunan kemampuan fungsional menggunakan uji statistik paired t-test penderita dalam kehidupan sehari-hari, terhadap 30 pasien dengan depresi. seperti berkurangnya motivasi untuk Metode yang digunakan untuk melakukan perawatan diri dan aktifitas pengumpulan data berupa sejumlah sehari-hari, menurunkan produktifitas pertanyaan atau pernyataan yang kerja, menarik diri dari pergaulan ditunjukkan kepada subyek penelitian sosial, serta menghindari tanggung dengan harapan akan dipergunakan jawab terhadap peran yang harus untuk mengungkap suatu kondisi dilakukannya dalam keluarga dan subyek yang hendak diteliti. Metode masyarakat (Maramis, 1994; Duncan, pengumpulan data ini menjadi cara 2005). Penanganan depresi yang telah yang digunakan peneliti untuk dilakukan selama ini menggunakan memperoleh data yang akan diteliti. berbagai macam pendekatan, antara Metode pengumpulan data dalam lain farmakologis, electroconvulsive penelitian ini adalah metode angket dan therapy, dan non farmakologis yang dokumentasi. Data yang dikumpulkan terdiri psikoterapi interpersonal, terapi pada penelitian ini adalah data yang kognitif-perilaku, terapi perkawinan diperoleh langsung dari pasien melalui dan terapi keluarga (marital therapy skala Beck Depression Inventory (BDI) and family therapy), serta seleksi terapi yang dilakukan sebelum dan sesudah spesifik (Loosen, 2000). Pendekatan diberikan intervensi berupa latihan okupasi terapi yang menekankan proses fisik. biopsikososial dapat menggunakan aktivitas olah raga (sport) atau latihan HASIL PENELITIAN fisik dapat memperbaiki fungsi, meningkatkan kesehatan, dan sarana Berdasarkan pemeriksaan BDI pemanfaatan waktu yang konstruktif pasca perlakuan, terdapat perubahan (Duncan, 2005). Latihan fisik yang nilai BDI. Rata-rata nilai yang dimaksud merupakan suatu jenis diperoleh setelah diberikan perlakuan aktifitas fisik (physical activity) yang adalah 13.23 dengan nilai terendah 0 terencana, terstruktur, melibatkan dan nilai tertinggi adalah 33. Di gerakan tubuh berulang-ulang untuk bandingkan nilai BDI rata-rata sebelum memperbaiki atau mempertahankan perlakuan yaitu 22, terjadi penurunan kesehatan tubuh (physical fitness). nilai sebesar 8.77 poin. Hampir seluruh Latihan fisik ini dapat meliputi latihan responden menunjukkan penurunan aerobik (aerobic exercise), latihan nilai BDI setelah diberikan perlakuan, kekuatan dengan tahanan (strength/ kecuali 2 orang responden yang nilai resistance exercise), dan latihan BDI nya justru mengalami peningkatan kelenturan (flexibility exercise) sebesar 4-5 poin setelah perlakuan. (ACSM, 2010). Mereka berdua adalah suami istri yang sama-sama menderita gangguan mental dan dirawat di RSJD Surakarta. Nilai BDI yang diperoleh istri meningkat Andreany Kusumowardani, model latihan fisik dalam menurunkan 205
dari 28 (kategori depresi sedang) 47%, kelompok kedua 30%, sedangkan
menjadi 33 (kategori depresi berat). kelompok stretching 29%. Penelitian Mengacu pada interpretasi penilaian lain yang dilakukan oleh Blumenthal BDI, maka semakin rendah nilai yang pada tahun 1999 melibatkan 156 diperoleh maka gejala depresi makin subyek dengan depresi berat yang ringan (baik). Oleh karenanya, dengan dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok melihat rerata nilai BDI yang diperoleh latihan aerobic, kelompok medikasi setelah/ sesudah diberikan perlakuan antidepresan (sertraline), dan kelompok dibandingkan pra perlakuan dapat kombinasi keduanya. Ketiga kelompok disimpulkan bahwa secara umum mendapat intervensi selama 4 bulan. gejala depresi yang dialami oleh pasien Efek penurunan depresi paling cepat mengalami penurunan depresi. Hasil terlihat pada kelompok medikasi, analisis statistik menggunakan Paired t- namun demikian setelah 4 bulan tidak test diperoleh nilai t sebesar 7.375, ada perbedaan antar ketiga kelompok 95% CI (6.33 – 11.19). Nilai t ini lebih terkait dengan gejala depresi. Lebih besar dari t tabel (2.045). Nilai p dari jauh didapati bahwa derajat depresi dan analisis statistik pada semua sampel tingkat kekambuhan pada kelompok diperoleh hasil 0.002, lebih kecil dari latihan aerobic lebih rendah di 0.05, sehingga secara statistik dapat bandingkan dua kelompok yang lain. disimpulkan bahwa terdapat hubungan Hal ini dibuktikan dengan pemantauan yang bermakna antara latihan fisik terhadap responden selama 6 bulan dengan tingkat depresi. pasca penelitian dan didapati bahwa 133 responden yang sebagian besar PEMBAHASAN dari kelompok aerobic lebih jarang kambuh (Pedersen & Saltin, 2006; Hasil penelitian sesuai dengan Harvard Health Publication, 2012). penelitian yang telah dipublikasikan di Suatu meta analisis yang dilakukan American Journal of Preventive pada tahun 2001 terhadap 14 percobaan Medicine bertujuan untuk melihat efek menemukan bahwa latihan fisik secara latihan fisik terhadap depresi. signifikan menurunkan gejala tingkat Penelitian ini dilakukan sepanjang Juli depresi. Depresi diukur menggunakan 1998 hingga Oktober 2001 oleh alat Beck Depression Inventory dengan peneliti dari UT Southwestern. perbedaan nilai rata-rata -7.3, 95% CI. Responden penelitian berjumlah 80 Efek latihan ini sama dengan dengan orang dengan gejala depresi ringan dan penggunaan terapi kognitif (Lawlor & sedang. Mereka dibagi dalam 3 Hopker dalam Pedersen & Saltin, kelompok perlakuan, meliputi: latihan 2006). aerobic dengan intensitas sedang, Latihan fisik yang dilakukan aerobic dengan intensitas rendah, dan juga dapat meningkatkan aktivitas latihan kelenturan (stretching) selama endorphin yang merupakan enzim yang 15-20 menit. Setelah 12 minggu beredar di tubuh. Meningkatnya diperoleh hasil bahwa semua kelompok endorphin akan memperkuat imunitas menunjukkan penurunan gejala depresi alamiah tubuh serta mengurangi dengan bobot yang berbeda. Kelompok persepsi terhadap nyeri yang secara pertama mengalami penurunan depresi tidak langsung memperbaiki mood dan 206 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 3, Mei 2013, hlm.203-206
mendorong aktivitas tubuh (Harvard http://www.apa.org/health-
Health Publication, 2012). Secara reform/depression.html psikologis, kemampuan menunjukkan gerakan-gerakan yang dikehendaki Bonder, B.R. (1991). Psychopathology selama latihan fisik akan meningkatkan & Function. New Jersey: Slack keyakinan dan harga diri yang Inc. berpengaruh terhadap mood. Latihan Duncan, M. (2005). Three Approaches fisik yang dilakukan secara teratur and Processes in Occupational dapat memperbaiki kuantitas dan Therapy with Mood Disorders. In kualitas kebutuhan tidur sehingga Crouch, R. & Alars, V. (eds). berpengaruh terhadap energi dan Occupational Therapy in aktivitas tubuh yang lebih baik. Latihan Psychiatry and Mental Health 4th fisik secara rutin juga membantu ed. London: Whurr Publishers. pemulihan yang lebih cepat terhadap Durstine, J.L., Peel. J.B., La Monte, stressor sehingga memperbaiki gejala M.J., Keteyian, S.J., Fletcher, E., depresi yang dimiliki. & Moore, G.E. (2009). Exercise Is Medicine. In Durstine, J.L., KESIMPULAN DAN SARAN Moore, G.E., Painter, P.L., & Roberts, S.O. (eds). ACSM’s Hasil penelitian ini dapat di Exercise Management for simpulkan bahwa latihan fisik Persons With Chronic Diseases memberikan pengaruh yang bermakna and Disabilities 3rd ed. Illinois: terhadap penurunan tingkat depresi, Di Human Kinetics. harapkan supaya mendapatkan hasil Maramis, W. F. (1994). Catatan Ilmu yang diperoleh merupakan pengaruh Kedokteran Jiwa. Surabaya: dari perlakuan yang diberikan, bukan Airlangga University Press. karena faktor-faktor lain diperlukan Pedersen, B.K. & Saltin, B. (2006). kelompok pembanding sehingga dapat Evidence for Prescribing diketahui bahwa Exercise as Therapy in Chronic Disease. Scandinavian Journal DAFTAR RUJUKAN of Medicine & Science in Sports, 16, 3-63. American College of Sports Medicine (ACSM). (2010). ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins American Psychiatric Association (APA). (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (DSM IV). 4th ed. Washington DC. American Psychiatric Association (APA). (2012). Depression. Retrieved March 14, 2012, from