Anda di halaman 1dari 32

RESPIRATION DURING

EXERCISE

ANDREANY KUSUMOWARDANI
Pendahuluan
Respirasi paru-paru (pulmonary respiration):
Mengacu pada ventilasi (pernapasan) dan pertukaran
gas O2 & CO2 di paru-paru
Melibatkan 4 proses:
Ventilasi paru-paru (pulmonary ventilation)
Difusi paru-paru (pulmonary diffusion)
Transport O2 & CO2
Pertukaran gas pada jaringan
Ventilasi Paru
= pernapasan, proses masuk dan keluarnya
udara di paru-paru
Nasal breathing lebih menguntungkan: udara
dihangatkan, dilembabkan, dan difilter
melalui nasal mucosa meminimalkan iritasi &
infeksi respiratori
Dari hidung & mulut, udara berjalan melalui
pharinx, larynx, trachea, bronchial tree tdk
ada pertukaran gas dlm struktur ini zona
konduksi (conducting zone)
Pertukaran gas tjd pd respiratory bronchioles &
alveoli zona respiratori (respiration zone)
Struktur Sistem Respirasi
Paru-paru
Dibungkus oleh kantung pleura yg memiliki 2
dinding:
parietal pleura (berbatasan dg dinding thoraks)
visceral atau pulmonary pleura (membungkus bagian
luar paru)
Antara kedua dinding pleura berisi cairan yg
berfungsi utk mengurangi gesekan selama respirasi
Kantung pleura menghubungkan paru-paru dg
permukaan dalam sangkar thoraks
memungkinkan paru-paru membesar/ mengecil
sesuai ukuran thoraks
Mekanisme Pernapasan
Inspirasi:
Mrp proses aktif yg melibatkan diafragma & otot-
otot intercostal external
Tulang rusuk bergerak naik & ke luar, sedangkan
sternum naik & ke depan. Diafragma berkontraksi,
mendatar ke arah abdomen
Sangkar thoraks melebar shg volume paru
membesar tekanan dlm paru menurun udara
masuk ke paru
Mekanisme Pernapasan
Ekspirasi:
Mrp proses pasif yg melibatkan relaksasi otot-otot
inspiratori & elastisitas jaringan paru
Diafragma relaks (melengkung ke atas) intercostal
eksternal relaks ukuran paru = istirahat volume
paru berkurang, tekanan paru meningkat udara
didorong keluar
Forced breathing: ekspirasi lebih aktif krn kerja otot
(lat dorsi, quad lumborum, abdominal) tjd
perubahan tekanan intra-abdominal & intrathorac
membantu venous return (respiratory pump)
Otot-Otot Respirasi & Exercise
Otot respirasi memiliki fungsi serupa dg otot lokomotor skeletal
Tugas utama: melakukan kontraksi dinding dada utk
menggerakkan udara keluar & masuk paru-paru guna
mempertahankan O2 & pH darah
Penurunan fungsi otot ini akibat penyakit menyebabkan
ketidakmampuan paru utk berventilasi & mempertahankan O2 &
pH normal darah
Prolonged exercise (>120 min) & exercise berintensitas tinggi
(90-100% VO2 max) dpt menyebabkan kelelahan otot respirasi
penurunan performance
Otot respirasi mampu beradaptasi thd training = otot lokomotor.
Endurance exercise training meningkatkan kapasitas oksidasi &
daya tahan (endurance) otot respirasi
Volume Pernapasan
Terminologi Definisi
Volume
Tidal volume (VT) Volume udara yg masuk & keluar paru selama pernapasan normal
Residual volume (RV) Volume udara yg tersisa di paru-paru setelah ekspirasi maksimal
Inspiratory reserve Volume udara yg masih dpt dihirup pada akhir tidal inspirasi
volume (IRV)
Expiratory reserve Volume udara yg masih dpt dikeluarkan pada akhir tidal ekspirasi
volume (ERV)

Capacity
Total lung capacity Jumlah total udara di paru-paru pada akhir inspirasi maksimal
Vital capacity Jumlah udara maksimum yg dpt dikeluarkan setelah inspirasi
maksimum
Inspiratory capacity Jumlah udara maksimum yg dpt dihirup pada akhir tidal ekspirasi
Functional residual Jumlah udara yg masih tersisa dlm paru-paru setelah tidal ekspirasi
capacity normal
Volume Pernapasan
Pengaturan Ventilasi
Kontrol Saraf:
Pusat pernapasan pd bag medial medulla & pons
(meliputi neuron inspiratori & ekspiratori) mengatur
siklus respirasi normal
Kerja neuron pd medulla tsb dipengaruhi oleh pusat
saraf pd hipothalamus, reseptor paru, & input
proprioseptor tubuh
Kontrol humoral:
Variasi
PO2 & PCO2 arteri, kadar keasaman, &
temperatur mengaktivasi neuron pd medulla utk
pengaturan ventilasi
Difusi Paru
Pertukaran udara dlm alveoli paru, melewati
membran kapiler alveoli
Berfungsi:
Menggantikan supply O2 dlm darah yg habis di
jaringan krn dipakai utk oksidasi produksi energi
Memindahkan CO2 dari darah dalam venous return
Udara yg mengandung O2 masuk melalui ventilasi
paru ke alveoli berdifusi dlm darah melalui
kapiler paru
CO2 dlm darah berdifusi ke dalam alveoli paru
dikeluarkan ke udara melalui ekspirasi
Proses Difusi
Jumlah & kecepatan difusi dlm membran terutama
bergantung pd tekanan parsial masing-masing gas &
gradien (selisih) tekanan
Difusi O2:
PO2 di alveoli 105 mmHg, PO2 di arteri 100mmHg, PO2
di kapiler paru 40 mmHg gradien tekanan O2 60
mmHg tjd difusi O2 ke membran respirasi
Difusi CO2:
PCO2 di alveoli 40 mmHg, PCO2 di kapiler paru 46
mmHg gradien tekanan CO2 6 mmHg
Meskipun selisih tekanan hanya 6 mmHg tetapi koefisien
difusi CO2 20x lebih besar dr O2 shg dpt berdifusi dg
cepat
Partial Pressures of Respiratory Gases at Sea
Level (mmHg)

Gas % in dry Dry air Alveolar Arterial Venous Diffusion


air air blood blood gradient

H2O 0.00 0 47 47 47 0
O2 20.93 159.1 105 100 40 60
CO2 0.03 0.2 40 40 46 6
N2 79.04 600.7 568 573 573 0

Total 100.00 760 760 760 706 0


Kapasitas difusi O2 meningkat saat individu
bergerak dari istirahat ke aktivitas, disebabkan:
Selama aktivitas / exercise aliran darah ke paru
bertambah krn meningkatnya BP shg meningkatkan
perfusi paru
Otot yg bergerak saat exercise membutuhkan lebih
banyak O2 dlm proses metabolismenya O2 dlm
vena cepat habis memfasilitasi pertukaran gas dlm
alveoli
Transportasi O2 & CO2 dalam
Darah
O2 Transport
Hemoglobin dlm sel darah merah : 98.5%
Larut dlm plasma: 1.5% (sekitar 3 ml O2/L plasma)

Hemoglobin saturation:
Tiap molekul Hb membawa 4 molekul O2

O2 yg terikat Hb membentuk oxyhemoglobin

Dipengaruhi:
PO2 dlm darah: PO2 tinggi high saturation
pH darah: pH tinggi (basa) high saturation
Suhu darah: suhu tinggi O2 unloaded (desaturation)
Blood oxygen-carrying capacity
Mrp jumlah maksimal O2 dlm darah yg dpt dibawa
Bergantung terutama pd jumlah Hb darah:
Pria: 14-18 gr Hb /100 ml darah
Wanita: 12-16 gr Hb /100 ml darah
Jumlah O2: 1.34 ml /gr Hb 16-24 ml /100 ml darah
Hb rendah (anemia):
Oxygen-carrying capacity berkurang
Istirahat efek sedikit, krn kebutuhan O2 dlm darah dpt
dikompensasi oleh sistem cardiovascular
Aktivitas dg intensitas tinggi performance terbatas
Transportasi O2 & CO2 dalam
Darah
CO2 transport:
Larut dlm plasma: 7-10%
Terikat pd Hb (carbaminohemoglobin): 20-30%
Bicarbonate ion (HCO3): 60-70%
CO2 + H2O H2CO3 H+ HCO3
Di paru-paru krn PCO2 rendah, H & HCO3
bergabung membentuk carbonic acid yg kmd
dipisah mjd CO2 & H2O
H + HCO3 H2CO3 CO2 + H2O
Pertukaran Gas pada Jaringan
Arterial-venous oxygen difference (a-v) O2:
Perbedaan jumlah O2 pada darah arteri dan vena dalam tubuh
Merefleksikan jumlah O2 yg diambil oleh jaringan
Penghantaran O2 ke jaringan tergantung pada: jumlah O2
dlm darah, aliran darah ke jaringan, & kondisi lokal (mis. suhu
pd jaringan dan PO2)
O2 dibawa ke jaringan otot menuju mitochondria oleh
myoglobin utk digunakan dlm metabolisme
Myoglobin = Hb tetapi memiliki ikatan yg lebih kuat dg O2
Myoglobin melepas O2 jika PO2 sangat rendah (PO2 pd
mitochondria otot yg aktif 1-2 mmHg)
Faktor yang Mempengaruhi Penghantaran
& Penyerapan O2
Kecepatan penghantaran & penyerapan O2 tergantung
pada:
Jumlah O2 dlm darah (Hb saturation)
Aliran darah (kepadatan kapiler)
Kondisi lokal (pH, suhu)
Exercise meningkatkan aliran darah yg melewati otot
meningkatkan jumlah darah pembawa O2
Exercise meningkatkan aktivitas otot pH turun krn
produksi laktat, suhu & konsentrasi CO2 naik krn
metabolisme meningkat meningkatkan O2 unloading
dr Hb fasilitasi penghantaran & penyerapan O2 dlm
otot
Pengaturan Ventilasi Saat Exercise
Kontrol kimia:
Perubahan PO2 & PCO2:
Pd exercise intensif PO2 naik (krn hiperventilasi), PCO2 turun
Pd exercise ringan / sedang PO2 & PCO2 relatif tdk berubah
Pengaturan Ventilasi Saat Exercise
Kontrol non kimia:
Faktor neurogenik:
Pengaruh kortikal: neuron pd motor korteks & aktivasi
kortikal menstimulasi neuron respiratori di medulla
Pengaruh periferal: input sensori dlm persendian, tendon, &
otot mempengaruhi mechanoreseptor & chemoreseptor utk
meningkatkan ventilasi (hyperpnea)
Pengaruh temperatur tubuh: peningkatan suhu tubuh akan
meningkatkan ventilasi
Pengaturan Ventilasi Saat Exercise
Pengaturan terintegrasi:
Stimulus kortikal dan umpan balik dari ekstremitas yg
aktif menyebabkan peningkatan ventilasi yg cukup
besar pd awal latihan (fase I), kemudian ventilasi paru
naik scr signifikan hingga mencapai level steady (fase
II), lalu pd fase III terjadi steady-state ventilation
melalui mekanisme umpan balik sensori perifer
Fase Exercise Hyperpnea
Respon Ventilasi & Blood-Gas
Selama Exercise
Transisi dari istirahat-ke-kerja:
Tjd peningkatan expired ventilation (VE) scr signifikan pada awal
latihan, diikuti sedikit kenaikan hingga mencapai steady-state
PCO2 & PO2 pd arteri relatif tdk berubah, tetapi mengalami
sedikit perubahan pd awal krn adanya peningkatan ventilasi
alveoli
Selama prolonged exercise di lingkungan yg panas
/lembab tjd peningkatan ventilasi krn pengaruh
peningkatan suhu tubuh
Exercise incremental menghasilkan peningkatan ventilasi
hingga 50-70% O2 max

Anda mungkin juga menyukai