Disusun oleh:
Maulida Ummi Syafa J230195055
Aan Efendi J230195015
Yuasti Ningsih J230195052
2. Mariadni Karteraki, RN
Fakultas Ilmu Keperawatan, Teknologi Pendidikan Institute of Crete, Heraklion,
Yunani
3. Kataki Panayiota, RN
Fakultas Ilmu Keperawatan, Teknologi Pendidikan Institute of Crete, Heraklion,
Yunani
4. Olga Christaki, RN
Fakultas Ilmu Keperawatan, Teknologi Pendidikan Institute of Crete, Heraklion,
Yunani
6. Vasileia Chatzikou, MD
Pensiun Rumah Sakit Hellenic Army Dana, Athena, Yunani
C. Publikasi
2017
D. Latar Belakang
Nyeri post operasi adalah keadaan yang tidak nyaman pada masa kritis dari
proses pemulihan pasca operasi. Nyeri yang mungkin dapat menyebabkan respon
stres, tanda-tanda vital yang tidak normal, gangguan tidur maupun pengurangan
nafsu makan. Terapi musik didefinisikan sebagai tindakan nonfarmakologi untuk
menyelesaikan tujuan keperawatan.
Pada pasien obesitas, nyeri abdomen harus dikurangi secara intensif karena
obesitas dapat menyebabkan penyempitan ventililasi dan lambatnya ambulasi post
operasi. Juga, ukuran sayatan dianggap sebagai prediktor independen dari nyeri
2
pasca operasi, dan pada pasien obesitas ukuran sayatan sering lebih panjang
dibanding pasien normal dengan operasi yang sama.
Tingkat kecemasan diukur dengan menggunakan skala kecemasan seperti
State-Trait Anxiety Inventory (STAI) yang merupakan persediaan psikologis
introspektif. Dalam literatur, banyak studi membandingkan temuan tersebut sebelum
dan sesudah intervensi terapi musik (Good et al, 2005;. Engwall & Duppils, 2009;
Kalkmana, 2003). Dalam sebuah studi kuasi eksperimental pasien yang mengalami
operasi tulang belakang, mean skor VAS ditemukan skor hampir dua kali lipat pada
kelompok kontrol (2,1-5,1), dibandingkan dengan rata-rata VAS dalam penelitian -
musik therapy- kelompok (0,8-2,0 ). Dalam studi yang sama, skor NTAI tidak
berubah secara signifikan setelah operasi pada kedua kelompok (Lin et al., 2011).
Untuk pengetahuan kita tidak ada penelitian yang dilaporkan dengan intervensi
terapi musik terhadap nyeri pasca operasi pada pasien obesitas.
E. Penelitian Sebelumnya
3
caesar. Tampaknya tanda-tanda vital HR, RR dan saturasi tidak terpengaruh secara
signifikan dari intervensi musik (Ebneshahidi, 2008).
F. Objektif
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk menentukan pengaruh dari musik terapi terhadap nyeri post operasi pasien
obesitas yang menjalani operasi besar abdomen. Dapatkah terapi musik
digunakan untuk manajemen nyeri pasca operasi?
G. Kriteria Peserta
- Berusia di antara 18-70 tahun
- Diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan (Indeks Massa Tubuh - BMI>
25%), atau obesitas (BMI> 30%) menurut klasifikasi internasional obesitas
dewasa, diterbitkan oleh WHO. Pasien pascaoperasi kelebihan berat badan
atau obesitas.
- Harus menjalani operasi pembedahan.
H. Prosedur penelitian
1. Metode
Percobaan klinis prospektif acak dilakukan di University Hospital of
Heraklion, dengan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi pada percobaan
kelompok studi dan kelompok kontrol. Studi ini diikuti oleh pasien obesitas
pasca operasi besar abdomen (n = 87), yang dipisahkan secara acak dalam dua
kelompok, 45 di “kelompok musik terapi” n=1 (15 laki-laki, 30 perempuan) dan
42 di kelompok “non-musik terapi” n=2 (16 laki-laki, 26 perempuan). Periode
penelitian adalah 3 bulan. Data dikumpulkan dari pasien pascaoperasi kelebihan
berat badan atau obesitas (n = 87), yang hanya dipisahkan dalam dua kelompok
belajar, “musik terapi” kelompok (1 = 45), dan kelompok “terapi non-musik” (n2
= 42) subyek. Seleksi random algoritma adalah sebagai berikut: selama waktu
bedah, setengah dari keseluruhan pasien (pertama dan pasien ketiga yang)
dimasukkan dalam kelompok studi kemudian pasien ke dua dan ke empat
termasuk dalam kelompok kontrol. Hari bedah berikutnya, seleksi dilakukan oleh
barisan berlawanan. Masa studi adalah 3 bulan.
4
Analisis data menggunakan versi SPSS 20.0 (SPSS Inc., Chicago, IL,
USA). Hasil ditabulasi dan dianalisis menggunakan teknik statistik yang sesuai.
Perbandingan antar kelompok diukur dengan "Tindakan Berulang ANOVA".
Menggunakan statistik data deskriptif, mean dan SD. P <0,05 dianggap secara
statistik signifikan untuk semua tes.
Kriteria kelayakan peserta adalah sebagai berikut: semua pasien harus a)
berusia antara 18-70 tahun (dewasa tetapi tidak sangat tua), b) diklasifikasikan
sebagai kelebihan berat badan (Body Mass Index - BMI> 25%), atau obesitas
(BMI > 30%) sesuai dengan klasifikasi internasional obesitas dewasa, yang
diterbitkan oleh WHO, dan c) telah dilakukan operasi abdomen pada hari yang
sama intervensi terapi musik.
2. Peserta
Sebanyak (n = 87), yang secara acak dipisahkan dalam dua kelompok,
“musik terapi” kelompok (1 = 45), dan “non - musik terapi” kelompok (n2 = 42)
. Visual Skala Analog (VAS) digunakan untuk persepsi nyeri.
I. Hasil
Dalam penelitian ini, pasien yang menerima musikterapi dua kali pasca
operasi, mengungkapkan suatu penurunan skor nyeri Δ-VAS = -1,78 unit (VAS after -
VAS before: 2.64 - 4.42), dibandingkan dengan kelompok non-musik, yang skor Δ-
VAS mereka berkurang hanya -0,22 unit (VAS setelah - VAS sebelum: 3.76 - 3.98).
Dari semua variabel penelitian, hanya " Visual Analogue Scale (VAS)” dan “Mean
Arterial Pressure (MAP)”, ditemukan sangat terpengaruh oleh intervensi terapi musik.
Tabel 2. Hasil pengukuran antara 2 kelompok sebelum dan sesudah intervensi musik
terapi
6
Tabel 3. Interaksi musik terapi terhadap hasil pengukuran
J. Batasan Penelitian
- Belum dijelaskan variabel perancu, seperti kondisi ruangan, lingkungan pasien,
dan penjelasan pemberian analgesik diberikan mencakup jenis, dosis, jangka
kerja, kapan diberikan apakah sebelum atau sesudah intervensi terapi musik
anlagesik diberikan, dan waktu jeda pemberian analgesik dengan terapi musik
tersebut.
- Pada kriteria peserta belum dijelaskan adakah kontra indikasi dalam pemberian
terapi musik, seperti pasien mengalami tuna rungu, tuna wicara dsb.
K. Kesimpulan
Kesimpulannya, penerapan terapi musik pada periode pasca operasi akut
dapat menjadi alat intervensi yang bermanfaat, hal ini untuk memberikan
kenyamanan pasien obesitas terhadap nyeri akut. Perawat dapat menggunakan
metode ini dalam praktek klinis sehari-hari pada pasien obesitas, karena mereka
harus mendapatkan ambulasi dini dan pemulihan sistem pernapasan yang cepat.
Hal ini efektif dan mungkin memiliki peran tambahan dengan kombinasi standar
analgesik. Sehingga tanda-tanda vital, tekanan darah dan tingkat pernapasan lebih
normal. Studi semacam ini harus diperluas pada populasi pasien yang lebih besar
dan untuk panjang lagi pengamatan pasca operasi untuk menentukan total nyeri
dan total intervensi musik yang diperlukan.
7
L. Implikasi
Intervensi ini dapat dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan termasuk
perawat pada pasien post operasi yang dapat dilakukan direcovery room kemudian
dilanjutkan dibangsal untuk membantu menurunkan skala nyeri dan membantu
menormalkan tanda-tanda vital seperti tekanan darah dan respiratory rate. Dapat
dilakukan kolaborasi tambahan standar analgesik.
8
DAFTAR PUSTAKA
American Music Therapy Association. Definisi dan Quotes tentang Musik Terapi.
http://www.musictherapy.org/about/quotes/ Diakses: 2015/10/15
Ebneshahidi, A., Mohseni, M. (2008). The effect of patient-selected music on early
postoperative pain, anxiety, and hemodynamic profile in cesarean section surgery.
Journal of Alternative and Complementary Medicine 14(7):827-831
Good. M., Anderson, G.C., Ahn, S., Cong, X., Stanton-Hicks, M. (2005). Relaxation and
music reduce pain following intestinal surgery. Research in Nursing and Health,
28(3):240-251.
Nilsson, U., Rawal, N., Enqvist, B., Unosson, M. (2003). Analgesia Following Music and
Therapeutic Suggestions in the PACU in Ambulatory Surgery: A Randomized
Controlled Trial. Acta Anaesthesiologica Scandinavica 47:278-283.