MINGGU KE-2
DI SUSUN OLEH:
I4052191003
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Review Literatur
A. Gambaran Kondisi
Tn. Z usia 60 tahun dirawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat sejak
8 tahun yang lalu. Klien awalnya ragu untuk diajak berbicara. Setelah membina
hubungan saling percaya antar perawat dan pasien, akhirnya Tn. Z mau untuk dikaji. Tn.
Z mengaku awalnya masuk ke RSJ karna membakar diri tanpa sebab di rumah dan nyaris
membahayakan nyawa sendiri. Klien mengatakan ia marah-marah dan mengamuk di
rumah, keluyuran, tidak tidur malam dan berbicara sendiri akibat bisikan-bisikan yang
didengarnya. Bisikan itu bisa datang kapan saja tanpa ada pencetusnya.
Tn. Z tidak mempunyai keluarga, dibawa ke RSJ karena diduga meresahkan
warga. Tn. Z tidak pernah putus obat, hanya saja klien tidak dapat mengendalikan
halusinasinya sendiri. Tn. Z kerap terlihat berbicara sendiri, namun saat ditanya dengan
siapa Tn. Z berbicara klien kerap membantah telah berbicara sendiri
Sekarang kondisi Tn. Z lebih membaik dibandingkan sebelumnya, Tn. Z
mengikuti kegiatan yang dilakukan diruangan baik dari membersihkan ruangan sampai
mematuhi jadwal minum obat. Tn. Z sangat aktif saat dilakukan Terapi Aktivitas
Kelompok, hanya saja klien tidak mau untuk menghardik halusinasi yang datang
padanya, sehingga klien sering kambuh.
B. Review Jurnal
Jurnal 1
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Stimulasi Persepsi Modifikasi sebagai
Alternatif Pengendalian Halusinasi Dengar pada Klien Skizofrenia
Problem (Tujuan dan Tujuan dari penelitian ini adalah menilai
Populasi) pengaruh TAK stimulasi persepsi modifikasi
terhadap pengendalian halusinasi dengar pada
klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya
Populasi pada penelitian ini adalah klien
halusinasi yang sedang menjalani rawat inap di
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Penelitian ini menggunakan quasy eksperiment
dengan pendekatan (nonequaivalen control
group atau non randomized control group
pretest-posttest design)
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann
Whitney Test dengan derajat kemaknaan
α<0.05
Intervention (teknik TAK dilakukan sesuai dengan panduan TAK
pengumpulan data dan cara) yang ada. TAK stimulasi persepsi modifikasi
terdiri atas tiga sesi, dilaksanakan tiga kali
selama tiga hari.
Comparison (Perbandingan) -
Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi Terhadap Persepsi Kemampuan Pasien dalam Mengontrol
Halusinasi di Ruang Kenari RSKD Provinsi Sul-Sel
Problem (Tujuan dan Populasi) Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh
terapi aktivitas kelompok yang meliputi teknik
mengenal halusinasi, menghardik, bercakap-
cakap, menyusun aktivitas terjadwal, dan
penggunaan obat secara teratur terhadap
kemampuan mengntrol halusinasi pendengaran.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
yang mengalami halusinasi pendengaran yang
dirawat di ruang kenari RS. Khusus Daerah
Dadi Provinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan
sampling pada penelitian ini dilakukan dengan
purposive sampling yaitu dengan cara memilih
sampel diantara populasi yang sesuai dengan
criteria inklusi dan criteria eksklusi.
Intervention Penelitian dilakukan dengan sampel penelitian
yaitu sebagian pasien yang mengalami
halusinasi di Rumah Sakit Khusus Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan
Teknik sampling nonprobability dengan uji
purposi samping.
Variabel yang diteliti adalah TAK stimulasi
persepsi terhadap kemampuan pasien dalam
mengontrol halusinasi pendengaran.
Metode pengumpulan data Observasi dengan
skala guttman
Analisa data uji chi square
Comparison (Perbandingan) Hal ini digambarkan bahwa berdasarkan tabel
5.5,dari hasil penelitian di RSKD Provinsi Sul-sel
responden mengenal halusinasi menunjukkan
bahwa yang mampu mengenal halusinasi
sebanyak 12 ( 60,0 % ) responden dan yang
kurang mampu mengenal halusinasi sebanyak 8 (
40,0 % ) responden.
C. Pembahasan
Dari ke 5 jurnal yang telah ditemukan bahwa terapi yang paling efektif dalam
mengontrol halusinasi adalah terapi aktivitas kelompok. Sebagaimana diketahui,
halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien member persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati
Farida & Hartono Yudi, 2010). Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi
adalah terapi yang menggunakan aktifitas mempersepsikan berbagai stimulus yang terkait
dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah
(Keliat, 2002). Tn. Z sebagai pasien di ruang Rajawali turut aktif dalam terapi aktivitas
kelompok dan dapat mengontrol halusinasi yang dialami. TAK stimulasi persepsi
modifikasi berpengaruh terhadap pengendalian halusinasi dengar yang meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotor dimana klien lebih terkendali dalam menanggapi setiap
halusinasi yang muncul. Pemberian TAK stimulasi persepsi modifikasi dapat merubah
perilaku klien dalam mengendalikan halusinasi yaitu dengan timbulnya kemampuan
membedakan realita dan non realita serta memilih dan menggunakan cara untuk
mengendalikan halusinasi.