Anda di halaman 1dari 14

NAMA: MARLINA (200202033)

PROFESI NERS KEL B

N JUDUL P I C O
O
1. Pengaruh Intervensi Strategi Populasi dalam Instrumen penelitian penelitian ini adalah pre- Hasil penelitian menunjukkan
Pelaksanaan Keluarga penelitian ini digunakan adalah exsperimen dengan desain bahwaada perbedaan yang
Terhadap Pengetahuan dan adalah seluruh kuesioner, terdiri penelitian “one-group pre- signifikan antara kemampuan
Kemampuan Keluarga dalam keluarga yang dari kuisioner test and post-test keluarga sebelum dan sesudah
Merawat Klien Skizofrenia dinyatakan tentang pengetahuan design”diaman penelitian intervensi. Setelah diberikan
Dengan Halusinasi mendampingi keluarga dan ini dialkukan dengan cara intervensi strategi
anggota kemampuan memberikan pre tes pelaksanaan keluarga maka
keluarganya yang keluarga. (pengamatan awal) kemampuan keluarga dalam
mengalami terlebih dahulu sebelum merawat klien Skizofrenia
gangguan jiwa diberikan dengan halusinasi meningkat
skizoprenia intervensi/perlakuan dari tidak mampu menjadi
dengan kemudian mampu.
halusinasi. diberikanintervesni
Sampel penelitian strategi pelaksanaan
sebanyak 15 keluarga, selanjutnya
orang. dilakukan observasi kedua
(post test) yaitu sesudah
diberikan intervensi.
2. PENGARUH TERAPI Populasi adalah Instrumen penelitian Dalam jurnal ini peneliti Hasil penelitian ini
AKTIVITAS KELOMPOK semua pasien ini diberikan terapi menggunakan satu menunjukkan ada pengaruh
(TAK) HALUSINASI Halusinasi Aktivitas Kelompok kelompok responden terapi aktivitas kelompok
TERHADAP KEMAJUAN dengan jumlah 24 (TAK), dan setelah diberikan perlakuan halusinasi terhadap kemajuan
PERAWATAN PADA orang. Jumlah itu diberi Terapi Aktivitas perawatan pada pasien
PASIEN HALUSINASI DI sampel 10 pengukuran kedua Kelompok (TAK) halusinasi dengan hasil uji t
RUANGAN responden (post-test). Halusinasi, pengukuran dependent didapatkan p value
MANGGISRUMAH SAKIT dilakukan sebelum dan = 0,000 < α (0,05).
DAERAH MADANI PALU sesudah diberi perlakuan.
Rancangan ini tidak ada
kelompok pembanding
(kontrol),
3. PENERAPAN STRATEGI Subjek studi Instrumen yang Peneliti membandingkan Dapat disimpulkan bahwa
PELAKSANAAN (SP) 2 kasus yaitu digunakan adalah sebelum dan sesudah penerapan strategi
PADA KLIEN dengan 2 klien observasi dilakukan tindakan asuhan pelaksanaan 2 pada klien
SKIZOFRENIA DENGAN yang mengalami keperawatan dengan skizofrenia dengan gangguan
GANGGUAN PERSEPSI skizofrenia implementasi strategi persepsi sensori : halusinasi
SENSORI : HALUSINASI dengan gangguan pelaksanaan 2 halusinasi pendengaran dapat membantu
PENDENGARAN persepsi sensori: apakah klien skizofrenia mencegah kekambuhan
halusinasi dengan masalah halusinasi sehingga perawat
pendengaran keperawatan gangguan perlu melakukan tindakan
persepsi sensori halusinasi tersebut.
pendengaran dapat
mengontrol halusinasinya.
4. 1EFEKTIFITAS TERAPI Jumlah responden Instrumen penelitian Dalam jurnal penelitian Hasil penelitian menunjukkan
INDIVIDU BERCAKAP- 54 dengan tehnik digunakan adalah ini, peneliti menggunakan adanya perbedaan antara
CAKAP random sampling kuesioner kelompok intervensi dan kemampuan mengontrol
DALAMMENINGKATKA kelompok kontrol halusinasi Posttest pada
N KEMAMPUAN kelompok intervensi dan
MENGONTROLHALUSIN kelompok kontrol. Setelah
ASIPADA PASIEN dilakukan terapi individu
HALUSINASI bercakap-cakap pada
PENDENGARANDI RSJ kelompok intervensi pasien
DR. AMINO mulai mampu mengontrol
GONDOHUTOMOPROVIN halusinasinya. Hal ini sesuai
SI JAWA TENGAH dengan teori yosep yang telah
disebutkan diatas, bahwa
terapi individu bercakap-
cakap ini akan terjadi distraksi
dan fokus perhatian pasien
akan beralih dari halusinasi
kepercakapan.
5. UPAYA M IN UM OBAT Berdasarkan studi Instrumen penelitian Dalam jurnal penelitian Metode dalam studi kasus ini
UN TUK M ENGON TROL pendahuluan pada yang digunakan ini, peneliti tidak menggunakan metode
HALUSINASI PADA tanggal 9 Januari adalah studi kasus menggunakan kelompok pengumpulan data melalui
PASIEN DENGAN 2019 Rumah kontrol atau pembanding metode observasi, wawancara
GANGGUAN PERSEPSI Sakit Jiwa Daerah dan dokumentasi yang
SENSORI HALUSINASI dr. Arif Zainudin meliputi data primer dan
PENDENGAR AN Surakarta pada sekunder serta ditambah
bulan Januari menggunakan instrumen studi
sampai dengan kasus yang menerapkan
bulan November, format asuhan keperawatan
ditemukan jiwa meliputi : pengkajian,
masalah diagnosa, intervensi,
keperawatan pada implementasi dan evaluasi
klien halusinasi yang dilakukan selama 3x
sebesar 3.654 pertemuan. Hasil : Setelah
Klien. dilakukan tindakan
keperawatan klien mampu
melakukan kegiatan aktifitas
terjadwal minum obat teratur.
Kesimpulan : Strategi
pelaksanaan dengan cara
minum obat teratur efektif
dalam mengontrol halusinasi
6. Implementasi Populasi seluruh Data primer yang Dalam jurnal penelitian Hasil penelitian
Keperawatan Dengan pasien skizofrenia diambil dari ini, peneliti tidak didapatkan rata-rata
Pengendalian Diri Klien di rumah sakit responden dengan menggunakan kelompok pengendalian diri klien
Halusinasi Pada Pasien jiwa soeprapto cara pemberian kontrol atau pembanding halusinasi sebelum
Skizofrenia provinsi bengkulu implementasi secara implementasi adalah
yang langsung Di 7,80. Sedangkan untuk
berjumlah1620 Ruangan Rumah rata-rata sesudah
orang terdiri dari Sakit Khusus Jiwa dilakukan implementasi
laki-laki 1254 dan Soeprapto Provinsi adalah 11,50. Hasil uji
perempuan 366 Bengkulu. Dan data statistik menunjukkan
orang, dan jumlah sekunder didapat bahwa ada pengaruh
pasien halusinasi dari dokumen hasil implementasi
903. Sampel 10 rekam medik Rumah keperawatan dengan
orang Sakit Khusus Jiwa pengendalian diri klien
Soeprapto Provinsi halusinasi pada pasien
Bengkulu skizofrenia.

7. Analisis Pengalaman Pada penelitian Instrumen penelitian Dalam jurnal penelitian Hasil penelitian ini tentang
Keluarga Merawat Pasien ini informan yang yang digunakan ini, peneliti tidak pemahaman keluarga dalam
Skizofrenia Dengan Masalah sudah dilakukan adalah wawancara. menggunakan kelompok merawat pasien skizofrenia
Halusinasi Pendengaran penelitian kontrol atau pembanding dengan masalah halusinasi
Pasca Hospitalisasi berjumlah 6 pendengaran dalam subtema
orang, terdiri dari yaitu tentang pengertian
4 keluarga halusinasi, penyebab dan
merawat pasien tanda gejala halusinasi.
skizofrenia Sebagian besar informan
dengan masalah mengatakan halusinasi
halusinasi pendengaran adalah berhayal
pendengaran dan seperti mendengar sesuatu
2 orang perawat dan ngomong-ngomong
yang bekerja di sendiri. Penyebab dari
RSJD Provinsi halusinasi yaitu adanya
Jambi masalah ekonomi, kehilangan
dan karena adanya penyakit.
Sedangkan tanda gejala dari
halusinasi yaitu berbicara
sendiri, marah, mendengar
bisikan dan tertawa sendiri.
8. Manajemen Asuhan Diagnosa Kegiatan - Penerapan terapi generalis
Keperawatan Spesialis keperawatan pelaksanaan dan terapi perilaku dan
Jiwa Pada Klien utama yang manajemen asuhan kognitifmenunjukan hasil
Halusinasi Di Ruang ditemukan dari 37 keperawatan yang yang lebih efektif
Sadewa Di Rs Dr. H klien selama di dilakukan setiap hari mengubah pikiran dan
Marzoeki Mahdi Bogor rawat yaitu, adalah perawat perilaku klien dengan
sebanyak 20 klien membuat rencana halusinasi. Hal ini terbukti
diagnosa harian yang dibuat dengan perubahan respon
keperawatan sebelum operan terhadap stressor baik
halusinasi, 9 dilakukan dan respon perilaku, fisiologis,
diagnosa dilengkapi pada saat afektif, sosial dan kognitif.
keperawatan Hasil yang dicapai yaitu,
operan dan
RPK, 5 diagnosa klien menunjukkan
preconference
keperawatan peningkatan dalam hal
HDR Kronik, dan respon terhadap stressor
3 diagnosa pada lima aspek yaitu
keperawatan respon kognitif mampu
isolasi sosial. membedakan yang nyata
Diagnosa medis dan tidak nyata dan mampu
memahami cara
yang ditemukan
mengontrol halusinasi
skizofrenia
100%, respon afektif yang
paranoid
sebanyak 24 mampu mengurangi
klien, skizofrenia perasaan takut 100%,
3 klien, gangguan mampu mengontrol marah
afektif bipolar 4 dan tidak tersinggung
klien, psikosis 5 sebesar 86%, tidak curiga
klien, dan terhadap orang lain 100%.
skizofrenia Respon fisiologis yang
hebrefenik 1 klien ditunjukkan tidak muncul
kondisi lemah/lesu 86%.
Respon perilaku klien tidak
tertawa dan senyum
sendiri, mondar-mandir,
mau merawat diri,
mengatakan sudah tidak
mendengar suara dan
melihat bayangan sebanyak
100%. Respon sosial klien
sudah tidak mengurung
diri, tidak menghindar
dengan orang lain dan tidak
curiga dengan orang lain
sebanyak 100%
9. Peningkatan Kemampuan Pemilihan sampel Strategi pelaksanaan - Sebagian besar pasien
Pasien Dalam Mengontrol dilakukan dengan pada pasien halusinasi berusia dewasa
Halusinasi Melalui Terapi metode halusinasi mencakup yaitu 21-40 tahun. Mayoritas
Aktivitas Kelompok Accidental kegiatan mengenal responden berpendidikan
Stimulasi Persepsi Sampling. Hasil halusinasi, SLTP. Terapi aktivitas
penelitian mengajarkan pasien kelompok stimulasi persepsi.
menunjukkan menghardik dapat digunakan untuk
bahwa TAK dapat halusinasi, minum mengontrol halusinasi
digunakan untuk obat dengan teratur, terbukti dari 20 responden
mengontrol bercakap-cakap didapatkan hasil pretest
halusinasi dengan orang lain sebanyak 13 responden atau
terbukti dari 20 saat halusinasi 65% mengalami halusinasi
responden muncul, serta sedang, sesudah dilakukan
didapatkan hasil melakukan aktivitas terapi aktivitas kelompok
pretest sebanyak terjadwal untuk stimulasi persepsi didapatkan
13 responden atau mencegah halusinasi hasil postest sebanyak 12
65% mengalami responden atau 60% berada
halusinasi sedang dalam kategori ringan. Ada
peningkatan kemampuan
mengontrol halusinasi sebesar
41% melalui terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi.

10. Pengaruh Intervensi Strategi Populasi dalam Instrumen penelitian - Pengetahuan Keluarga
Pelaksanaan Keluarga penelitian ini digunakan adalah Sebelum
Terhadap Pengetahuan Dan adalah seluruh kuesioner, terdiri Diberikan
Kemampuan Keluarga keluarga yang dari kuisioner Intervensi
Dalam Merawat Klien dinyatakan tentang pengetahuan Strategi
Skizofrenia Dengan mendampingi keluarga dan
Halusinasi anggota kemampuan Pelaksanan
keluarganya yang keluarga. Keluarga
mengalami Pengumpulan data Berdasarkan hasil
gangguan jiwa dilakukan dalam dua penelitian menunjukkan
skizoprenia periode yaitu: bahwa sebelum
dengan melakukan pre test diberikan intervensi
halusinasi. pada responden dan dapat diketahui
Sampel Penelitian intervensi untuk rendahnya pengetahuan
ini adalah seluruh menilai keluarga dalam merawat
keluarga yang klien skizofrenia dengan
mendampingi halusinasi. Hasil
anggota penelitian ini sejalan
keluarganya yang dengan penelitian yang
mengalami dilakukan olehYuliza
gangguan jiwa tahun 2011, dar hasil
halusinasi tahun penelitiaannya
rendahnya tingkat
2019 dari bulan pengathuan keluarga
April-Agustus dalam merawat klien
yang berjumlah yaitu karena dipengaruhi
15 orang faktor ekonomi dan
pendidikan.
Menurut pendapat
Notoatmodjo (2010)
mengatakan bahwa salah
satu faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan adalah
pendidikan. Pada
umumnya pendidikan itu
akan mempertinggi taraf
intelegensi individu
tersebut. Pengetahuan
pada keluarga klien
Skizofrenia adalah hasil
dari tahu dan memahami
setelah orang melakukan
penginderaan terhadap
suatu objek tertentu.
Keluarga
diharapkan dapat lebih
mengerti, mengetahui
dan memahami yang
pada akhirnya dapat
berperan secara katif
sebagai pendukung
utama bagi klien yang
juga akan meningkatkan
kemampuan
penyesuaian dirinya
serta tidak rentan lagi
terhadap pengaruh
stressor psikososial.
Upaya untuk
meningkatkan
pengetahuan pada
keluarga klien
skizofrenia perlu
diberikan melalui
penyuluhan dan
pendidikan kesehatan,
baik yang dilakukan
seara langsung maupun
tidak langsung. Sesuai
dengan penelitian
Saragih (2014) yang
menyatakan bahwa hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa
pengetahuan responden
tentang perawatan
anggota keluarga
Skizofrenia dengan
perilaku kekerasan di
rumah adalah kurang.
Hampir separuh
responden memiliki
pengetahuan yang
kurang, sehingga
dikhawatirkan hal ini
akan menyulitkan
keluarga dlaam
mengatasi, menjaga
salah satu keluarga
mereka yang mengalami
gangguan jiwa.

Pengetahuan Keluarga
Setelah Diberikan
Intervensi Strategi
Pelaksanan Keluarga
Hasil penelitian dari
pengetahuan 15 orang
keluarga setelah
diberikan intervensi di
dapatkan sebagian besar
responden memiliki
pengetahuan dengan
kategori tahu. Dari
penelitian ini
menunjukkan bahwa
adanya peningkatan
pengetahuan keluarga
setelah diberikan
intervensi strategi
pelaksanaan keluarga
dalam merawat klien
Skizofrenia dengan
halusinasi. Intervensi
strategi pelaksanaan
merupakan instrumen
panduan pelaksanaan
intervensi keperawatan
jiwa yang digunakan
perawat sebagai acuan
saat berinteraksi atau
berkomunikasi secara
terapeutik kepada klien
dengan gangguan jiwa.
(Lutfi, 2009).
Adapun tujuannya
agar keluarga dapat
terlibat dalam perawatan
pasien baik di di rumah
sakit maupun di rumah,
keluarga dapat menjadi
sistem pendukung yang
efektif untuk pasien
(Keliat, 2014). Hasil
post test ini sejalan
dengan dengan
penelitian sebelumnya
yaitu penelitian dari
Suryaningrum (2013)
pada hasil penelitiannya
didapatkan pengetahuan
klien skizofrenia
meningkat (67 %) dan
menurut penelitian
Riyandini (2011) dalam
penelitiannya
menyebutkan bahwa
tingkat pengetahuan
pada keluarga klien
skizofrenia sebagian
besar adalah tinggi
(55,6%).
Menurut
Notoatmodjo (2010)
informasi yang
diperoleh baik baik dari
pendidkan formal
maupun non formal
dapat memberikan
pengaruh jangka pendek
sehingga menghasilkan
perubahan atau
peningkatan
pengetahuan. Pendidkan
no formal tersebut dapat
mempengaruhi
pengetahuan keluarga
tentang cara merawat
pasien Skizofrenia.
Dapat disimpulkan
bahwa jika pengetahuan
keluarga tinggi maka
akan meningkatkan
kemampuan keluarga
dalam memberikan
perawatan pada pasien
skizofrenia dengan
halusinasi yang hasilnya
akan optimal.

Kemampuan Keluarga
Sebelum Diberikan
Intervensi Strategi
Pelaksanan Keluarga
Hasil penelitian
kemampuan 15 orang
keluarga klien sebelum
diberikan intervensi
adalah semuanya
dikategorikan tidak
mampu (100%). Dari
hasil penelitian dapat
diketahui dari 15
responden itu semuanya
belum memiliki
kemampuan dalam
merawat

Anda mungkin juga menyukai