Anda di halaman 1dari 13

REVIEW JURNAL

STASE KEPERAWATAN JIWA


“TERAPI MUSIK KLASIK UNTUK KLIEN HALUSINASI
PENDENGARAN”
MINGGU KE-2

Disusun Oleh:

NADIA QUAMILLA IRWAN


I4052191003

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Review Literatur

Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Rajawali

A. Gambaran Kondisi
Tn. B masuk ke rumah sakit jiwa karena suka marah-marah, gaduh dan
gelisah, bicara sendiri, nyanyi sendiri, keluyuran, tidak tidur dan meracau. sebab
Tn. K mendengar suara atau bisikan orang yang menyuruhnya pergi ke hutan dan
angan minum obat. Tn. B sering mendengar bisikan pada saat sore dan malam hari
terkadang bisikan itu lumayan sering datang ketika Tn. B sedang merokok dan
ingin tidur dan bisa menyebabkan dirinya marah-marah.
Tn. B sudah 9 kali keluar masuk rumah sakit jiwa dengan alasan yang sama,
pada saat sudah keluar dari rumah sakit Tn. B sering kambuh dan tidak bisa
menyendalikan haluisinasinya. Sekarang kondisi Tn. B lebih baik dibandingkan
sebelumnya, walaupun kadang-kadang perawat menyaksikan beliau berbicara
sendiri dan tertawa sendiri. Tn. B sangat kooperatif, ia rajin mengikuti kegiatan
yang dilakukan diruangan baik dari membersihkan ruangan sampai mematuhi
jadwal minum obat. Tn. B Senang menyapa perawat dan senang membantu perawat
saat jam makan siang.

B. Review Jurnal
Jurnal 1
Efektifitas Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi
Pada Pasien Halusinasi Dengar Di RSJ Tampan Provinsi Riau
Problem (Tujuan dan Populasi)  Tujuan dari penelitian ini
mengetahui efektifitas terapi
musik klasik
terhadap penurunan tingkat
halusinasi pada pasien
halusinasi dengar di RSJ
Tampan Provinsi Riau
 Populasi dalam penelitian ini
adalah Sampel dari penelitian
ini adalah 34 orang dibagi
menjadi 17 orang sebagai
kelompok eksperimental dan
17 orang sebagai kelompok
kontrol.

Intervention  Penelitian ini menggunakan


(teknik pengumpulan data dan
instrument berupa kuisioner
cara)
dengan 12 pertanyaan yang telah
diuji validitas dan reabilitas.
Metode penelitian yang
digunakan adalahb desain
eksperimen quasi dengan desain
pretest-posttest dengan kelompok
kontrol yang dibagi menjadi
kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Analisa yang
digunakan adalah analisa
univariat digunakan untuk
mendapatkan gambaran tentang
karakteristik responden,
mendeskripsikan tingkat
halusinasi dengan kelompok
eksperimen dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah
dilakukan terapi musik dan
analisa bivariat digunakan untuk
melihat pengaruh terapi musik
klasik terhadap tingkat halusinasi
pada pasien halusinasi.
Comparison (perbandingan)
-

Outcome  Secara umum penderita


halusinasi ialah laki-laki.
Laki-laki cenderun sering
mengalami perubahan peran
dan penurunan interaksi
sosial serta kehilangan
pekerjaan, hal ini yang sering
menjadi penyebab laki-laki
lebih rentan
terhadap masalah mental,
termasuk depresi.
 Secara umum terapi musik
ialah terapi yang memiliki
kekuatan untuk mengobati
penyakit dan meningkatkan
kemampuan pikiran
seseorang. Ketika musik
diterapkan menjadi sebuah
terapi, musik dapat
meningkatkan,
memulihkan, dan
memelihara kesehatan fisik,
mental, emosional, sosial dan
spritual.
 Dari hasil penlitian tersebut
didapatkan hasil bahwa
penderita halusinasi
pendengaran mengalami
penurunan tingkat terhadap
bisikan-bisikan yang sering
muncul sebab terapi musik
klasik dapat membuat
penderita merasakan
ketenangan, santai, rileks,
nyaman, mulai dapat
berinteraksi dengan orang
lain, fokus terhadap apa yang
dilakukan serta munculnya
motivasi untuk sembuh.

Jurnal 2
Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di RSJ Dr. Amino Gondohutomo Provinsi
Jawa Tengah
Problem (Tujuan dan Populasi)  Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh
musik klasik Mozart terhadap
kemampuan mengontrol
halusinasi pada pasien
halusinasi di RSJ Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa
Tengah
 Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien halusinasi yang
di rawat di Rumah Sakit Jiwa
Dr. Amino Gondohutomo
Provinsi Jawa Tengah.
Populasi yang mengalami
halusinasi pada bulan Januari
sampai Desember adalah
3496 pasien, sehingga rata-
rata tiap bulan adalah 291
pasien.

Intervention (teknik Penelitian ini dilakukan di RSJ Dr.


pengumpulan data dan cara)
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Tengah pada bulan Maret sampai
April 2015. Alat pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Lembar kuesioner. Lembar
kuesioner tersebut sudah
dilakukan uji validitas oleh I Ketut
Sudiatmika sehingga bisa diberikan
pada
saat sebelum dan setelah melakukan
intervensi. Lembar kuesioner yang
terdiri
dari yang terdiri dari 12 pertanyaan
dengan skor 1-4 dan rentang nilai
12-48.
Comparison (perbandingan) -
Out Come Dari hasil penlitian tersebut
didapatkan hasil bahwa terapi musik
klasik Mozart memiliki pengaruh
yang signifikan dalam kemampuan
mengontrol halusinasi.

Jurnal 3
Acceptance Of Music Stimulation Therapy For Auditory Hallucination
Patients
Problem (Tujuan dan Populasi)  Tujuan dari penelitian ini
untuk menurunkan timgkat
kekambuhan pasien terhadap
pengalaman halusinasi
dengar.
 Responden dalam penelitian
ini adalah pasien dengan
skizofrenia

Intervention Studi ini digunakan dua jenis


(teknik pengumpulan data dan
pengumpulan data. Pertama, datanya
cara)
diperoleh dengan menggunakan teknik
wawancara menggunakan pertanyaan
terbuka. Kedua, datanya diambil dengan
kuesioner dengan tertutup pertanyaan
yang berisi data demografis daftar dan
kekambuhan pasien sebelum dan sesudah
intervensi satu bulan.
Comparison (perbandingan)

Out Come Dari hasil penlitian tersebut


didapatkan hasil bahwa terapi musik
klasik dapat menurunkan tingkat
halusinasi.

Jurnal 4
Effectiveness Of Music Therapies On Audio Verbal Hallucination (AVH) And
Associated Emotional Distress (ED) Among Patients With Psychosis In
Selected Settings At Mangaluru

Problem (Tujuan dan Populasi)  Tujuan dari penelitian ini


terapi musik bertindak
sebagai pikiran yang
mengalihkan perhatian dari
halusinasi dan itu membawa
mereka kembali untuk hidup
di dunia nyata
 Responden dalam penelitian
ini adalah pasien dengan
skizofrenia

Intervention (teknik Sebuah penelitian kuasi


pengumpulan data dan cara)
eksperimental dilakukan pada 60
subjek dengan Selected Music (30
dalam kelompok I) & Self Grup
Musik Terpilih (30 di grup II).

Comparison (perbandingan) -

Out Come Temuan mengungkapkan bahwa


Selected Music lebih efektif dalam
mengurangi AVH & ED daripada
Self Dipilih Musik kelompok.
Kedua musik itu efektif dalam
mengurangi AVH dan ED.

Jurnal 5
A Study of the Effects of Music Therapy on Negative and Positive Symptoms
in Schizophrenic Patients
Problem (Tujuan dan Populasi)  Tujuan dari penelitian ini
untuk membandingkan
dampak terapi musik pada
gejala negatif dan positif
pada pasien dengan
skizofrenia.
 Responden dalam penelitian
ini adalah pasien dengan
skizofrenia

Intervention 96 peserta secara acak ditugaskan


(teknik pengumpulan data dan untuk kelompok kontrol atau dua
cara) kelompok eksperimen. Kelompok
eksperimen 1 menerima terapi musik
aktif (bermain individu dan
kelompok, improvisasi, bernyanyi,
dan gerakan), sedangkan kelompok
eksperimen 2 menerima terapi musik
pasif (mendengarkan musik
rekaman) dalam sesi mingguan
selama periode 1 bulan. Kelompok
kontrol 3 tidak menerima sesi terapi
musik apa pun. Ukuran hasil
termasuk skala untuk penilaian
gejala negatif dan positif. Hasil:
Kedua jenis terapi musik memiliki
efek yang signifikan pada skor
komposit untuk gejala negatif
(P<.05) di perbandingan dengan
skor gejala positif, dan pada satu
subskala penting dari gejala negatif,
yaitu, anhedoniaasociality (P<.01).
Juga, hasil menunjukkan beberapa
variasi yang menarik, yang secara
keseluruhan menunjuk ke lebih
meresap dan lebih dalam efek dari
jenis terapi musik aktif dan pasif
pada peserta perempuan (P<.01).

Comparison (perbandingan)

Out Come Terapi musik mungkin memiliki


efek menguntungkan pada gejala
negatif dan positif dari tipe residual
skizofrenia.

C. Pembahasan
Halusinasi adalah ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang
ada. Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang
tidak realita atau tidak ada (Videbeck, 2008).
Penanganan pasien dengan halusinasi bertujuan agar pasien mampu
mengontrol halusinasinya. Penanganan pada pasien ini meliputi pemberian obat,
tindakan keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan serta tindakan
nonfarmakologis lainnya. Nonfarmakologis juga disarankan unutk membantu
dalam proses penyembuhan, lal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Lelono
(2011) bahwa salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan
tindakan nonfarmakologis.
Terapi yang digunakan untuk mengurangi halusinasi pada kasus adalah
terapi musik, terapi yang bisa digunakan adalah terapi musik klasik. Terapi musik
merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi
perilaku agresif, memberikan rasa tenang, mengendalikan emosi, pengembangan
spiritual dan menyembuhkan gangguan psikologi (Candra, 2013).
Penelitian Ulrich, Houtmans, dan Gold (2007) yang juga menggunakan
terapi musik untuk kelompok pasien skizofrenia, didapatkan hasil bahwa terapi
musik dapat mengurangi gejala negatif dan meningkatkan kontak interpersonal
serta meningkatkan kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial
di masyarakat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terapi musik sangat efektif
bagi penderita skhizofrenia, penderita merasakan ketenangan, santai, rileks,
nyaman, mulai dapat berinteraksi dengan orang lain, fokus terhadap apa yang
dilakukan serta munculnya motivasi untuk sembuh.
Tanggapan pasien terhadap terapi musik menunjukkan stimulasi berbagai
reaksi yang berbeda-beda terhadap responnya. Beberapa pasien merespon dengan
baik terapi musik yang didpaat dan di sisi lain, pasien terganggu oleh terapi musik.
Tetapi mereka yang didapatkan terapi merasakan halalusinasinya hilang ketika
sedang berlangsung terapi musik.
Dan dan dari 5 jurnal yang ada menujukan bahawa terapi musik dapat
mempengaruhi halusinasi, dan menurunan halusinasinya. Dan sejalan dengan
penelitiannya Kamardi (2017) terapi musik terbukti efektif dalam menurunkan
gejala negatif pada penderita skizofrenia (halusinasi). Perubahan dapat dilihat dari
menurunnya skor yang diperoleh oleh ketiga partisipan pada alat ukur Positive and
Negative Syndrome Scale (PANSS). Terapi musik terbukti dapat meningkatkan
respon emosi, meningkatkan kemauan untuk berbaur dalam lingkungan sosial, dan
meningkatkan kemampuan komunikasi seperti menjaga alur percakapan dan
menyusun kata-kata.
Penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2016) musik memiliki efek yang
baik dalam mengurangi keanehan, depresi, rasa sakit, mengekspresikan rasa
mereka, meningkatkan kreativitas, memotivasi pasien, meningkatkan sosialisasi
terhadap masyarakat, meningkatkan memori, mengurangi perilaku agresif,
memberikan rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi,
pengembangan spiritual dan menyembuhkan gangguan psikologi.
Penelitian yang dilakukan Rosiana (2013) Musik Mozart memberikan efek
pada pendengarnya menjadi santai dan damai. Selain itu musik Mozart juga dapat
menutupi perasaan yang tidak menyenangkan, mengurangi ketegangan otot dan
memperbaiki koordinasi tubuh, mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan
stres, mengubah persepsi tentang ruang dengan kata lain mempengaruhi untuk
mengenali ruang sekitar, menimbulkan rasa aman, mengurangi kecemasan,
relaksasi, mengurangi perilaku agresif dan antisosial, serta mengatasi depresi.
Dapat disimpulkan bahwa terapi musik efektif terhadap dalam penurunun
halusiniasi, yan member berbagai efek yang positif kepada klein, satu diantaranya
tenang.
DAFTAR PUSTAKA

Aldridge, D. (2008). Melody in music therapy: a therapeutic narrative analysis.


London: Jessica Kingsley Publisher.
Candra, I.W., Ekawati, I.G.A., Gama, I.K. (2013). Terapi Musik Klasik Terhadap
Perubahan Gejala Perilaku Agresif Pasien Skizofrenia. Bali : Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
Kamardi, J.D.M., Sariadarma. (2017). Penerapan Terapi Musik untuk
Menurunkan Gejala Negatif pada Penderita Schizophrenia di Panti Sosial
X. Vol. 1, No. 1. ISSN 2579-6348.
Lelono, S. K. (2011). Efektifitas Cognitive Behaviour Therapy Dan Rational
Emotiv Ehaviour Therapy Terhadap Klien Perilaku Kekerasan, Halusinasi
Dan Harga Diri Rendah Di RSMM Bogor.
Purnama, D.M.W., Ramanisa, S. (2016). Pengaruh Musik Klasik dalam
Mengurangi Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia di Rumah.V
olume 5, Nomor 4. MAJORITY.
Rosiana, Jumaini, dan Hasleni, Yesi. (2013). Efektivitas Terapi Musik Klasik
Mozart Terhadap Penurunan Skor Halusinasi Pendengaran Pada Pasien
Skizofrenia. Program Studi Ilmu Keperawatan Riau : Universitas Riau.
Ulrich, G., Houtmans, T., & Gold, C. (2007). American Music Therapy
Association. The Additional Therapeutic effect of Group Music Therapy
for Schizophrenic Patients, 116,362-70.
Vadebeck, Sheila C. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Buku Ajar
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai