Anda di halaman 1dari 13

Tahapan Penegakan Diagnosis dan

Penentuan Luaran serta Intervensi


Keperawatan menurut SDKI, SLKI, dan SIKI

1Analisis • Bandingkan data dengan nilai normal


Data • Kelompokkan data

2 Identifikasi • Masalah Aktual, Risiko, Promkes


Masalah

3Perumusan • Three part (Aktual)


Diagnosis • Two part (Risiko dan Promkes)

4Penentuan • Label Luaran dan Kriteria Hasil


Diadaptasi dari:
Luaran
Standar Praktik Keperawatan Indonesia
(PPNI, 2005); Ackley, Ladwig & Makic
(2017); Berman, Snyder & Frandsen
5 Penentuan • Label Intervensi dan
(2015); Potter & Perry (2013) Intervensi Tindakan
§ Menggunakan diagnosis medis

§ Menghubungkan masalah dengan situasi yang tidak dapat diubah

§ Etiologi kurang spesifik

§ Menggabungkan dua diagnosis keperawatan

§ Menghubungkan satu diagnosis dengan diagnosis lainnya

§ Menulis pernyataan yang tidak bijaksana secara hukum


1. pengkajian

2. menentukan diagnosis
5. berorientasi pada tujuan pada setiap
tahap saling terjadi ketergantungan Proses Keperawatan
dan saling berhubungan.
3. merencanakan tindakan yang akan dilakukan

4. melaksanakan tindakan serta


mengevaluasi hasil asuhan yang telah
diberikan dengan berfokus pada klien

Langkah kedua dari proses keperawatan yang


menggambarkan penilaian klinis tentang
Diagnosa keperawatan respon individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat terhadap permasalahan kesehatan
baik aktual maupun potensial. Dimana perawat
mempunyai lisensi dan kompetensi untuk
mengatasinya.
Tujuan proses keperawatan

Mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam


praktik keperawatan.

Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.

Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional


dan sistematis dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien.

Memperoleh metode yang dapat digunakan dalam


segala situasi.

Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas


tinggi.

pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah


Diagnosa keperawatan pasien yang nyata serta penyebabnya dapat dipecahkan
atau diubah melalui tindakan keperawatan menurut Gordon
memungkinkan perawat untuk
menganalisis dan mensintesis
data

mengidentifikasi masalah
keperawatan

tujuan diagnosa keperawatan menetukan faktor penyebab


masalah atau faktor risiko
timbulnya masalah

menentukan hubungan sebab


akibat masalah keperawatan
yang timbul.
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan respon klien terhadap perubahan-perubahan pada
status kesehatan, masalah yang diidentifikasi, dan kemampuan perawat untuk membantu menemukan
penyelesaian masalah.
Status kesehatan dibandingkan dengan
standar untuk menentukan
kesenjangan.
Diagnosa keperawatan dihubungkan
dengan penyebab kesenjangan dan
pemenuhan kebutuhan pasien.

Diagnosa keperawatan dibuat sesuai


dengan wewenang
Kriteria diagnosa
keperawatan Komponen diagnosis terdiri atas
PE/PES

Pengkajian ulang dan revisi terhadap


diagnosis berdasarkan data terbaru.

Klasifikasi dan analisis data


Langkah menentukan Interprestasi data
diagnosa keperawatan Menentukan hubungan sebab akibat
Validasi data
Merumuskan diagnosa keperawatan
Interprestasi data

Validasi data
Diagnosa keperawatan digunakan untuk: Problem
Masalah yang berdasar pada respon kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
klien terhadap status kesehatan atau yang seharusnya tidak terjadi.
penyakit
Faktor yang menunjang atau Etiologi
menyebabkan suatu masalah. Penyebab. Faktor klinis&personal yang dapat
Kemampuan klien untuk merubah status kesehtan atau mempengaruhi
mencegah atau menyelesaikan komponen perkembangan masalah
masalah. diagnosa Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi (PMM)

Mengkomunikasikan keperawatan
masalah klien pada tim
kesehatan.
Mendemonstrasikan
tanggung jawab dalam
indentifikasi masalah
klien. Sign dan symptom
Mengidentifikasi Data subyektif dan obyektif yang ditemukan
masalah utama untuk sebgai komponen pendukung terhdap diagnosa
perkembangan keperawatan
intervensi keperawatan.
Merumuskan diagnosa keperawatan didasarkan pada identifikasi masalah dan kemungkinan
penyebab serta kebutuhan pasien.

diagnosa menjelaskan masalah yang nyata terjadi saat ini.

batasan karakteristiknya adalah tanda dan gejala yang bila


terlihat dalam waktu yang sama mewakili diagnosa
keperawatan.

Batasan karakteristik dibedakan menjadi mayor dan minor.

Mayor adalah karakteristik yang harus ada setidaknya satu


tanda harus ada untuk validasi diagnosa.

Karakteristik minor hanyalah sebagi pendukung boleh tidak


ada
rumus diagnosisnya harus
ada unsur PES, sedangkan Diagnosa keperawatan risiko
diagnosa
symtom harus memenuhi keputusan klinis bahwa individu, kelompok,
keperawatan aktual
kriteria mayor (80-100%) keluarga, komunitas sangat rentan untuk mengalami
dan sebagian kriteria minor masalah dibandingkan yang lain pada situasi yang
komponen diagnosis keperawatan aktual sama atau hampir sama.

Label: perubahan, kerusakan, ketidakefektifan, Diagnosa keperawatan potensial


gangguan, hambatan, dan lain-lain diagnosa yang didasarkan atas kondisi sehat klien
Definisi: konseptual dan konsisten dengan label untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih tinggi.
dan batasan karakteristik, merupakan arti yang
tepat dari diagnosis keperawatan yang sedang Diagnosa keperawatan kemungkinan
terjadi. pernyataan tentang masalah yang diduga akan
terjadi dan masih memerlukan data tambahan.
Batasan karakteristik: memenuhi 80% atau lebih
kriteria mayor Diagnosa keperawatan sindrom
Faktor yang berhubungan (etiologi) sekelompok atau kumpulan dari beberapa diagnosa
yang terjadi secara bersamaan yang memiliki
Rumusan : PES penyebab tunggal
Contoh : hipertermi berhubungan dengan
pemajanan lingkungan panas dibuktikan
dengan suhu 40c.
Tanggal 29 Desember 2016, PPNI telah menerbitkan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

SDKI 80% berasal dari NANDA yang sistem diagnosanya


telah disesuaikan dengan budaya masyarakat
Indonesia. Prioritas bergantung pada urgensi dari
masalah. Diagnosa keperawatan yang jika
Perumusan diagnosis SDKI : 1. Aktual: masalah b/d tidak diatasi, dapat mengakibatkan ancaman
penyebab d/d Tanda atau gejala 2. Risiko: masalah b/d bagi klien atau orang lain mempunyai
faktor risiko 3. Promosi kesehatan: masalah d/d tanda prioritas tertinggi. Prioritas diagnosa dapat
dan gejala. terjadi baik dalam dimensi psikologis
maupun fisiologis. Sebagai contoh risiko
Ada 3 (tiga) cara dalam membuat prioritas masalah, terhadap tindakan kekerasan, gangguan
meliputi; pertukaran gas dan penurunan curah jantung
1. Menggunakan prinsip Kebutuhan Dasar Manusia adalah diagnosa keperawatan yang paling
(KDM) tinggi.
2. Menggunakan prinsip Gawat Darurat (Gadar)
3. Menggunakan priinsip data terbanyak.

Prioritas diagnosa keperawatan diklasifikasikan


menjadi tinggi, menengah atau rendah.
Cara Menentukan Prioritas Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan KDM Depkes, RI, 1992, pedoman asuhan keperawatan,


a. KDM menurut Hirarki Maslow menetapkan bahwa:
b. KDM menurut Hirarki Kalish Depkes, RI, 1992, pedoman asuhan keperawatan
Contoh: Ps. Mengalami kecelakaan dg keadaan sesak menetapkan bahwa:
napas, napas cepat(30x/mnt), luka & patah tulang tibia • Prioritas pertama untuk masalah aktual * Prioritas
terbuka disertai perdarahan. kedua untuk masalah risiko.
Identifikasi prioritas diagnosa kep: - mslh • Dalam praktiknya: * tidak selalu maslah aktual
pernapasan(O2)à fisiologisàmslh menjadi prioritas pertama * Masalah risiko bisa
perdarahanàKeamananàmslh lukaàKeamanan menjadi prioritas pertama kalau memang
* Prioritas pertamaàuntuk masalah yg mengancam mengancam jiwa, dibanding dgn masalah aktual dgn
risiko rendah.
kehidupan.
* Prioritas keduaàuntuk masalah yang mengancam Pendekatan body sistem (B1 – B6). * Pendekatan
kesehatan ini menitikberatkan pada fungsi sistem tubuh.
* Prioritas ketigaàuntuk masalah yg mempengaruhi Fungsi pernapasan merupakan prioritas pertama
perilaku manusia.
dibanding dg fungsi yg lain.
Prioritas berdasarkan pendekatan sistem:
B1 Breathing (jalan napas & pernapasan)
B2 Blood (darah & sirkulasi darah)
B3 Brain (Kesadaran)
B4 Bladder (Perkemihan)
B5 Bowel (Pencernaan)
B6 Bone (kulit, selaput lendir dan tulang)

Anda mungkin juga menyukai