Anda di halaman 1dari 19

TUGAS ANALISIS JURNAL STASE KEPERAWATAN JIWA

DI RUMAH SAKIT JIWA DR. ARIF ZAINUDIN

Disusun Oleh :
Mei Pamilu Wulandaru
J230195113

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
Section/topic # Checklist item

TITLE
Title 1 Pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi terhadap kemampuan
mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia di
ruang rawat inap arjuna rumah sakit jiwa Daerah
Provinsi Jambi
ABSTRACT
Structured summary 2 Latar Belakang: Skizofrenia adalah suatu
gangguan jiwa berat yang ditandai dengan
penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi,
gangguan realitas (halusinasi dan waham) afek tidak
wajar atau tumpul, gangguan kognitif (Tidak
mampu berfikir abstrak) serta mengalami kesukaran
melakukan aktivitas sehari-hari.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui apkah ada
pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi terhadap kemampuan
mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia di
ruang rawat inap arjuna rumah sakit jiwa Daerah
Provinsi Jambi.
Jenis penelitian: Penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian pre eksperimen dengan desain
one group pre test dan post test. Sampel dipilih
secara purposive sampling sebanyak 10 responden.
Data dikumpulkan menggunakan instrument berupa
lembar wawancara dan observasi. Data dianalisis
menggunakan uji ststistik t-test.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan rata-rata kemampuan pasien
mengontrol halusinasi sebelum dan sesudah
diberikan terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi dengan nilai rata-rata (14,30)
menjadi (16,30) setelah diberikan terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi halusinasi. Terdapat
pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi terhadap kemampuan
mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia di
ruang rawat inap arjuna rumah sakit Daerah Provinsi
Jambi dengan p-value = 0,001< 0,05.
Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan terdapat
pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi terhadap kemampuan
mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia.
INTRODUCTION
Rationale 3 Fenomena baru
Objectives 4 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi terhadap kemampuan mengontrol
halusinasi pada pasien skizofrenia di ruang rawat
inap arjuna rumah sakit jiwa daerah Jambi.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Juli 2017
sampai dengan 10 Agustus 2017 dengan metode
penelitian kuantitatif dengan metode penelitian pre
eksperimen dengan desain one group pre test dan
post test. Sampel dipilih secara purposive sampling
sebanyak 10 responden. Data dikumpulkan
menggunakan instrument berupa lembar wawancara
dan observasi. Data dianalisis menggunakan uji
ststistik t-test. Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 950 pasien, sedangkan sampel dalam
peneltian ini adalalah 10 responden. Dengan hasil
uji statistik didapatkan p-vaalue 0,001, yang berarti
ada pengaruh bermakna kemampuan mengontrol
halusinasi pada pasien skizofrenia sebelum dan
setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi halusinasi. Hal ini berarti Ha
diterima yakni terapi aktivitas kelomok stimulasi
persepsi halusinasi mempengaruhi kemampuan
mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia.
Simpulan bahwa terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi efektif terhadap kemampuan
mengontrol halusinasi pasien skizofrenia dan terapi
ini bisa menjadi salah satu alternative bagi sesorang
yang memiliki pikiran-pikiran negative yang sering
mengganggu.
METHODS and RESULTS
Protocol and registration 5 Desain yang digunakan dalam penelitian adalah pre
eksperimen dengan desain one group pre test dan
post test. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat
inap arjuna rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi
pada tanggal 28 juli 2017 sampai dengan 10 Agustus
2017. Sampel dalam peneltian ini adalalah 10 orang.
Dalam penelitian ini, klien skizofrenia diberikan
perlakuan berupa terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi halusinasi sebanyak 5 sesi
berlangsung selama 5 hari berturut-turut. Sebelum
melakukan penelitian terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi halusinasi, pertama-tama
responden dalam hal ini klien skizofrenia mengikuti
pre –test untuk mengetahui kemampuan mengontrol
halusinasi klien skizofrenia sebelum diberikan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi.
Pre-test tersebut dilakukan dengan cara mengisi
kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti.
Kuesioner diisi oleh peneliti sesuai dengan jawaban
yang diutarakan oleh responden. Kemudian
selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian terapi
aktivtas kelompok stimulasi persepsi halusinasi pada
sesi pertama pasien mampu mengenali halusinasi
mereka, pada sesi kedua pasien mampu mengulangi
dan memperagakan kegiatan sehari-hari mereka
untuk mengontrol halusinasi, sesi keempat pasien
mampu memperagakan cara bercakap-cakap, dan
pada sesi kelima pasien mampu mengulangi
kerugian akibat putus obat dan keuntungan patuh
minum obat. setelah selesai dilakukan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi.
Peneliti memberikan kuesioner wawancara kepada
pasien lagi yang berfungsi untuk mengetahui
perbedaan sebelum dan sesudah diberikan terapi
aktivitas kelompok, kemudian pada saat hari
terakhir peneliti juga melakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi sebanyak 4 item.
Eligibility criteria 6 Google Sholar:
http://www.stikes-
hi.ac.id/jurnal/index.php/rik/article/view/95
DOI:
https://doi.org/10.30644/rik.v6i2.95
Information sources 7 Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap arjuna
rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi pada
tanggal 28 juli 2017 sampai dengan 10 Agustus
2017. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 950
pasien, sedangkan sampel dalam peneltian ini
adalalah 10. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kuesiner wawancara sebanyak
19 item dan lembar observasi sebanyak 4 item.
Jenis penelitian ini merupakan pre eksperimental
dengan desain penelitian one group pre test post
test. Dalam penelitian ini klien skizofrenia
diberikan perlakuan berupa terapi aktivitas
kelompok sebanyak 5 sesi da berlangsung selama 5
hari. sesi pertama pasien mampu mengenali
halusinasi mereka, pada sesi kedua pasien mampu
mengulangi dan memperagakan kegiatan sehari-hari
menreka untuk mengontrol halusinasi, sesi
keekmpat pasien mampu memperagakan cara
bercakap-cakap, dan pada sesi kelima pasien
mampu mengulangi kerugian akibat putus obat dan
keuntungan patuh minum obat. setelah selesai
dilakukan terapi aktivitas kelompok peneliti
memberikan kuesioner post test wawancara kepada
pasien lagi yang berfungsi untuk mengetahui
perbedaan sesudah diberikan terapi aktivitas
kelompok, kemudian pada saat hari terakhir peneliti
juga melakukan observasi dengan menggunakan
lembar observasi sebanyak 4 item. Sebelum
diberikan terapi aktivitas kelompok, pertama-tama
responden dalam hal ini klien skizofrenia mengikuti
pre-test untuk mengetahui kemampuan mengontrol
halusinasi klien skizofrenia sebelum dilakukan
terapi aktivitas kelompok. Pre test tersebut
dilakukan dengan cara mengisi kuesioner yang telah
disiapkan oleh peneliti. Kuesioner diisi oleh peneliti
susuai oleh jawaban yang diutarakan oleh
responden.
Search 8 Terapi aktivitas kelompok , skizofrenia

Study selection 9 Terapi terhadap stimulasi persepsi halusinasi dan


kemampuan mengontrol emosi pasien skizofrenia
Data collection process 10 Pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi terhadap kemampuan
mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia, dari
hasil analisi dengan menggunakan uji Wilcoxon
diperoleh p-value 0,001 dengan demikian
berdasarkan analisis tersebut dapat dilihat bahwa
p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang sigifikan terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi halusinasi terhadap kemampuan
mengontrol halusinasi pasien skizofrenia. Penlitian
ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata
kemampuan pasien mengontrol halusinasi sebelum
dan sesudah diberikan terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi halusinasi dengan nilai rata-rata
(14,30) menjadi (16,30) setelah diberikan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi.
Data items 11 Penlitian ini menunjukkan adanya peningkatan
rata-rata kemampuan pasien mengontrol halusinasi
sebelum dan sesudah diberikan terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi halusinasi dengan nilai
rata-rata (14,30) menjadi (16,30) setelah diberikan
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi. Terdapat pengaruh terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi halusinasi terhadap
kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien
skizofrenis di ruang rawat inap arjuna rumah sakit
jiwa daerah provinsi jambi dengan p-value = 0,001
< 0,05.
Hasil penelitian 12 1.Nilai rata-rata kemampuan pasien mengontrol
halusinasi sebelum diberikan terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi halusinasi adalah
nilai mean 14,30, median 14,50, minimum –
maksimum 12-17, standar deviasi 1,494, standar
eror 0,0473
2. Nilai rata-rata kemampuan mengontrol halusinasi
sesudah diberikan terapi aktivitas kelompo
stimulasi persepsi halusinasi adalah nilai mean
16,30, median 16,00, minimum-maksimum 14-20,
standar deviasi 1,767, standar eror 0,559
3. Jadi kesimpulanya terdapat pengauh terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi
terhadap kemampuan mengontrol hausinasi pada
pasien skizofrenia di ruang rawat inap arjuna
rumah sakit jiwa daerah provinsi jambi dengan p-
value 0, 001 < 0,05
kesimpulan 13 Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi terhadap kemampuan mengontrol
hakusinasi pada pasien skizofrenia di ruang rawat
inap arjuna rumah sakit jiwa Daerah Provinsi Jambi
dengan p-value 0,001
Keterbatasan penelitian 14 Tidak dituliskan kriteria inklusi dan eksklusi

Kririk 15 -

Section/topi
# Checklist item
c
TITLE
Title 1 Pengaruh Terapi Psikoreligi Terhadap Mekanisme Koping Klien
Skizofrenia
ABSTRACT
Structured 2 Latar Belakang : Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang ditandai
summary dengan keterbatasan komunikasi, aktivitas, tidak sesuai realita, tidak
berespon dan ketidak mampuan berfikir peran serta individu dan
dukungan dari keluarga diperlukan untuk meningkatkan mekanisme
koping sehingga tercapai mekanisme koping adaptif. Diseluruh dunia
angka kejadian skizofrenia adalah 21 juta orang. Berbagai terapi dapat
dilakukan untuk meningkatkan mekanisme koping diantaranya terapi
psikoreligi.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh terapi psikoreligi
terhadap mekanisme koping klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Jambi.
Jenis penelitian : kuantitatif quasi experimental, pretest and post –test
one group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh klien
skizofrenia sebanyak 161 orang dengan jumlah sampel sebanyak 24
orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan
secara univariat dan bivariat, dari hasil uji statistik univariat diketahui
sebanyak 100% mengalami koping maladaptif.
Hasil : Uji statistik sebelum diberikan intervensi 100% klien mengalami
koping mal adaptif sementara setelah diberikan intervensi koping mal
adaptif mengalami penurunan 33,3%. Hasil uji bivariat menunjukkan
ada pengaruh terapi psikoreligi terhadap mekanisme koping dengan p-
value 0.000 (< 0.05).
Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh terapi
psikoreligi dengan penurunan koping.
INTRODUCTION
Rationale 3 Fenomena baru
Objectives 4 Intervensi pelaksanaan terapi dengan metode ceramah, berzdikir dan
berdoa hal ini berlangsung selama 1 bulan, terapi dilakukan 45-60 menit
dilakukan di ruangan tertutup.
Jenis penelitian kuantitatif pre eksperimental dengan rancangan one
group pre test dan post test design.
Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jambi pada tanggal 4 Desember 2017 sampai dengan 2 Januari 2018 .
Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan pasien skizofrenia
sebanyak 161 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini purposive sampling. Sampel penelitian ini pasien skizofrenia
sebanyak 24 orang diambil dengan menggunakan kriteria inklusi dan
eksklusi.
METHODS and RESULTS
Protocol and 5 Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi
registration Jambi pada tanggal 4 Desember 2017 s/d 2 Januari 2018 . Sampel
penelitian ini pasien skizofrenia sebanyak 24 orang diambil dengan
menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi penelitian ini
terdiri dari pasien yang mengalami koping tidak efektif, bersedia menjadi
responden, beragama islam, bisa membaca dan menulis. Sebelum
melakukan penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data melalui
bebrapa tahap yang pertama memilih responden sesuai kriteria, yang
kedua memberikan penjelasan tentang tujuan, proses, harapan dari
penelitian ini dengan jelas dan memberi kesempatan bertanya, yang
ketiga apabila bersedia berpartisipasi lalu menandatangani informed
consent, yang keempat menentukan kelompok intervensi dan yang
kelima melakukan kontrak. Pada minggu pertama peneliti dan asisten
peneliti melakukan pre test dan sekaligus pelaksanaan terapi dengan
metode ceramah, berzdikir dan berdoa hal ini berlangsung selama 1
bulan, terapi dilakukan 45-60 menit dilakukan di ruangan tertutup.
Metode ceramah 3 kali yaitu pada pertemuan 1, 2, 3, berdzikir 3 kali
pada pertemuan 4, 5, 6, berdoa 3 kali pertemuan yaitu pada pertemuan 7,
8, 9, di lakukan selama 18 kali pertemuan, penelitian dilakukan pada
pagi hari, pada hari terakhir minggu keempat peneliti melakukan posttest.
Masing-masing metode tidak ada perbedaannya, hanya saja bentuk dari
pelaksanaan terapi psikoreligi. Semua metode itu yang dilakukan dalam
pelaksanaan terapi psikoreligi.
Eligibility 6 Google scolar:
criteria
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance
E-ISSN - 2477-6521
Information 7 Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi
sources Jambi pada tanggal 4 Desember 2017 samai dengan 2 Januari 2018 .
Sampel penelitian ini pasien skizofrenia sebanyak 24 orang diambil
dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen berupa pernyataan yang
terdiri dari 39 item pernyataan yang telah dikembangkan oleh Esther
Greenglass, Ralf Schwarzer, dan Steffen Taubert (1999).
Search 8 Terapi skizofren

Study 9 Terapi terhadap mekanisme koping klien skizofren


selection
Data 10 Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi
collection Jambi pada tanggal 4 Desember 2017 sampai dengan 2 Januari 2018 .
process
Sampel penelitian ini pasien skizofrenia sebanyak 24 orang diambil
dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
penelitian ini terdiri dari pasien yang mengalami koping tidak efektif,
bersedia menjadi responden, beragama islam, bisa membaca dan menulis.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data
melalui beberapa tahap:yang pertama memilih responden sesuai kriteria,
yang kedua memberikan penjelasan tentang tujuan, proses, harapan dari
penelitian ini dengan jelas dan memberi kesempatan bertanya, yang
ketiga apabila bersedia berpartisipasi lalu menandatangani informed
consent, yang keempat menentukan kelompok intervensi, dan yang
kelima melakukan kontrak. Pada minggu pertama peneliti dan asisten
peneliti melakukan pre test dan sekaligus pelaksanaan terapi dengan
metode ceramah, berzdikir dan berdoa hal ini berlangsung selama 1
bulan, terapi dilakukan 45-60 menit dilakukan di ruangan tertutup.
Metode ceramah 3 kali yaitu pada pertemuan 1, 2, 3, berdzikir 3 kali
pada pertemuan 4, 5, 6, berdoa 3 kali pertemuan yaitu pada pertemuan 7,
8, 9, di lakukan selama 18 kali pertemuan, penelitian dilakukan pada
pagi hari, pada hari terakhir minggu keempat peneliti melakukan posttest.
Masing-masing metode tidak ada perbedaannya, hanya saja bentuk dari
pelaksanaan terapi psikoreligi. Semua metode itu yang dilakukan dalam
pelaksanaan terapi psikoreligi.
Data items 11 Hasil koleksi data apa? Angka, kata-kata, gambar.. seperti apa angkanya,
minyimpulkannya bagaimana misalnya dibawah 30 berarti rendah
1. Terapi psikoreligi dengan metode ceramah didapatkan 37,6%
mengalami koping mal adaptif, sedangkan metode dzikir 37,2%
mengalami koping maladaptif sementara dengan metode doa
didaptkan 37,5% mengalami koping maladaptif.
2. Mekanisme koping klien maksimum responden 130 dan mekanisme
koping minimum responden 103 di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jambi.
Hasil rata-rata mekanisme koping klien skizofrenia sebelum diberikan
terapi psikoreligi yaitu 65.2 dengan standar deviasi 6.70. sedangkan rata-
rata mekanisme koping setelah terapi psikoreligi adalah 120 dengan
standar deviasi 7.60.
Hasil 12 1. Hasil penelitian diketahui bahwa sebelum diberikan terapi psikoreligi
penelitian dengan metode ceramah, dzikir dan doa sebagian besar responden
mengalami koping maladaptif.
2. setelah dilakukan terapi psikoreligi dengan metode ceramah, doa dan
dzikir mekanisme koping responden sebagian besar mengalami
koping adaptif.
hasil uji T dependen didapatkan nilai p value 0.000 berarti ada pengaruh
terapi psikoreligi terhadap mekanisme koping klien skizofrenia di Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jambi
kesimpulan 13 Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi psikoreligi terhadap
mekanisme koping klien skizofrenia.
Keterbatasa 14
n penelitian
Kririk 15

Section/topic # Checklist item

TITLE
Title 1 Effectiveness of a volunteer befriending programme for patients with
schizophrenia: randomised controlled trial
ABSTRACT
Structured 2 Latar Belakang : Salah satu cara untuk mengurangi isolasi social pada
summary pasien skizofrenia adalah berteman dan berkumpul dengan relawan.
Namun, bukti berdasarkan uji coba-untuk efektivitas terbatas.
Tujuan : Untuk melakukan uji coba terkontrol secara acak dari berteman
untuk pasien dengan skizofrenia atau gangguan yang terkait.
Metode : Pasien diacak untuk program berteman selama 1 tahun atau
untuk menerima informasi tentang kegiatan sosial saja (pendaftaran trial:
ISRCTN14021839).
Hasil : Dinilai mengetahui alokasi pada akhir program; pada 12 bulan
dan pada 6 bulan follow-up. Hasil utama adalah waktu setiap hari
dihabiskan di kegiatan (menggunakan Survey TimeUse (TUS)) dengan
maksud-to-treat. hasil Sebanyak 124 pasien diacak (63 intervensi, 61
kontrol aktif) dan 92 (74%) yang ditindak lanjuti pada 1 tahun. Pada
kelompok intervensi, 49 (78%) bertemu seorang relawan setidaknya
sekali dan 31 (49%) memiliki lebih dari 12 pertemuan. Pada 1 tahun,
skor TUS rata lebih dari tiga kali lebih tinggi pada kedua kelompok
dengan tidak ada perbedaan yang signifikan antara mereka (disesuaikan
perbedaan 8,9, 95% CI - 40,7-58,5, P = 0,72). Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam kualitas hidup, gejala atau harga diri. Namun, pasien
pada kelompok intervensi memiliki kontak signifikan lebih sosial dari
pada di kelompok kontrol pada akhir periode 12-bulan. Perbedaan ini
diadakan benar di follow-up 6 bulan kemudian.
Kesimpulan : Meskipun ada perbedaan yang ditemukan pada hasil
primer, temuan ini menunjukkan bahwa berteman mungkin memiliki
efek yang berlangsung pada peningkatan kontak sosial. Mungkin
usedmore secara luas untuk mengurangi isolasi sosial pasien dengan
skizofrenia.
INTRODUCTION
Rationale 3 Fenomena baru
Objectives 4 penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah berteman akan
mengurangi isolasi sosial dan mengarah pada peningkatan hasil
kesehatan dan sosial lainnya. Sampel 124 pasien dengan skizofrenia dari
15 layanan masyarakat di seluruh distrik London Kota dan Hackney,
Tower Hamlets dan Newham. Metode dalam penelitian ini adalah pasien
diacak untuk program berteman selama 1 tahun atau untuk menerima
informasi tentang kegiatan sosial saja (pendaftaran trial:
ISRCTN14021839). Hasil penelitian dinilai mengetahui alokasi pada
akhir program; pada 12 bulan dan pada 6 bulan follow-up. Hasil utama
adalah waktu setiap hari dihabiskan di kegiatan (menggunakan Survey
TimeUse (TUS)) dengan maksud-to-treat. hasil Sebanyak 124 pasien
diacak (63 intervensi, 61 kontrol aktif) dan 92 (74%) yang
ditindaklanjuti pada 1 tahun. Pada kelompok intervensi, 49 (78%)
bertemu seorang relawan setidaknya sekali dan 31 (49%) memiliki lebih
dari 12 pertemuan. Pada 1 tahun, skor TUS rata lebih dari tiga kali lebih
tinggi pada kedua kelompok dengan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara mereka (disesuaikan perbedaan 8,9, 95% CI - 40,7-58,5, P =
0,72). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup, gejala
atau harga diri. Namun, pasien pada kelompok intervensi memiliki
kontak signifikan lebih sosial daripada di kelompok kontrol pada akhir
periode 12-bulan. Perbedaan ini diadakan benar di follow-up 6 bulan
kemudian.
METHODS and RESULTS
Protocol and 5 Peserta dihubungi untuk intervensi setelah pengacakan untuk mengatur
registration pertemuan awal dengan koordinator relawan. Setelah ini, koordinator
relawan mengatur dan memfasilitasi pertemuan awal dengan relawan
yang dipilih berdasarkan preferensi dan ketersediaan mereka. Selama
pertemuan ini, kedua belah pihak diberikan buklet kegiatan, yang berisi
opsi kegiatan gratis atau murah di daerah setempat. Setelah pertemuan
awal ini, sukarelawan dan pasien diminta untuk bertemu setiap minggu
selama satu tahun dan didorong untuk terlibat dalam kegiatan bersama.
Pasien dan relawan diundang untuk memberi tahu koordinator relawan
dalam bulan pertama jika mereka ingin cocok dengan seseorang yang
berbeda, yang akan diatur sesegera mungkin. Acara sosial bulanan
termasuk makanan dan / atau kegiatan (misalnya piknik di taman,
lokakarya seni) diselenggarakan oleh program untuk memberikan
kesempatan bagi relawan dan pasien yang berbeda untuk bertemu dan
berinteraksi. Relawan melaporkan isi pertemuan dengan koordinator,
baik yang berkaitan dengan pengiriman atau atas telepon. Kedua pihak
secara teratur diingatkan tentang pertemuan mingguan dan dapat
meminta pengawasan untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam
hubungan. Pasien dialokasikan untuk mengontrol kontrol kondisi dengan
menggunakan seorang peneliti yang membuka kedok yang memberi
mereka buklet kegiatan dan berbicara kepada mereka tentang kegiatan
yang mungkin mereka sukai. Hasil dinilai pada awal, pada akhir program
pada 12 bulan dan setelah 6 bulan tindak lanjut..Untuk pasien
diintervensi, tindak lanjut penilaian yang dilakukan setidaknya 1 minggu
setelah pertemuan terakhir dengan sukarelawan. Ini diselenggarakan oleh
koordinator relawan untuk memastikan bahwa ukuran hasil sosial tidak
termasuk pertemuan dengan relawan
Eligibility 6 Google scolar:
criteria
https://www.pagepress.org/journals/index.php/mi/article/view/8003
doi: 10.1192/bjp.2019.42
Information 7 Pasien-peserta direkrut dari 15 layanan masyarakat di seluruh distrik
sources London Kota dan Hackney, Tower Hamlets dan Newham. Pasien yang
memenuhi kriteria inklusi yang bisa dibentuk dari catatan medis
diidentifikasi dari layanan kasus-beban. Dokter memperoleh izin dari
pasien diidentifikasi untuk didekati oleh peneliti, yang bertemu pasien
dan mendirikan kriteria kelayakan lebih lanjut. Informed consent tertulis
diperoleh dari semua peserta setelah penjelasan lengkap tentang prosedur
penelitian. Relawan-peserta direkrut dari berbagai sumber termasuk
selebaran di pusat-pusat komunitas lokal dan universitas. Pengacakan
dengan blok panjang acak bervariasi dari 4 dan 6 digunakan untuk
mengalokasikan pasien untuk intervensi. Sampel : 124 pasien dengan
skizofrenia dari 15 layanan masyarakat di seluruh distrik London Kota
dan Hackney, Tower Hamlets dan Newham.
Search 8 Schizofrenia patient

Study 9 Caregiver untuk pasien skizofrenia


selection
Data collection 10 Pasien-peserta direkrut dari 15 layanan masyarakat di seluruh distrik
process London Kota dan Hackney, Tower Hamlets dan Newham. Pasien yang
memenuhi kriteria inklusi yang bisa dibentuk dari catatan medis
diidentifikasi dari layanan kasus-beban. Dokter memperoleh izin dari
pasien diidentifikasi untuk didekati oleh peneliti, yang bertemu pasien
dan mendirikan kriteria kelayakan lebih lanjut. Informed consent tertulis
diperoleh dari semua peserta setelah penjelasan lengkap tentang prosedur
penelitian. Relawan-peserta direkrut dari berbagai sumber termasuk
selebaran di pusat-pusat komunitas lokal dan universitas. Pengacakan
dengan blok panjang acak bervariasi dari 4 dan 6 digunakan untuk
mengalokasikan pasien untuk intervensi.
Data items 11 Hasil utama adalah waktu setiap hari dihabiskan di kegiatan
(menggunakan Survey TimeUse (TUS)) dengan maksud-to-treat. hasil
Sebanyak 124 pasien diacak (63 intervensi, 61 kontrol aktif) dan 92
(74%) yang ditindaklanjuti pada 1 tahun. Pada kelompok intervensi, 49
(78%) bertemu seorang relawan setidaknya sekali dan 31 (49%) memiliki
lebih dari 12 pertemuan. Pada 1 tahun, skor TUS rata lebih dari tiga kali
lebih tinggi pada kedua kelompok dengan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara mereka (disesuaikan perbedaan 8,9, 95% CI - 40,7-58,5,
P = 0,72). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup,
gejala atau harga diri. Namun, pasien pada kelompok intervensi memiliki
kontak signifikan lebih sosial daripada di kelompok kontrol pada akhir
periode 12-bulan. Perbedaan ini diadakan benar di follow-up 6 bulan
kemudian.
Hasil 12 1. Pada kelompok intervensi, 49 (78%) bertemu seorang relawan
penelitian setidaknya sekali dan 31 (49%) memiliki lebih dari 12 pertemuan.
Pada 1 tahun, skor TUS rata lebih dari tiga kali lebih tinggi pada
kedua kelompok dengan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
mereka (disesuaikan perbedaan 8,9, 95% CI - 40,7-58,5, P = 0,72).
2. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup, gejala
atau harga diri. Namun, pasien pada kelompok intervensi memiliki
kontak signifikan lebih sosial daripada di kelompok kontrol pada
akhir periode 12-bulan. Perbedaan ini diadakan benar di follow-up 6
bulan kemudian
kesimpulan 13 Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup, gejala atau
harga diri. Namun, pasien pada kelompok intervensi memiliki kontak
signifikan lebih sosial daripada di kelompok kontrol pada akhir periode
12-bulan. Perbedaan ini diadakan benar di follow-up 6 bulan kemudian.
Keterbatasan 14 -
penelitian
Kririk 15 -

Section/topic # Checklist item

TITLE
Title 1 Effects of relaxation and music therapy on the phychological symptoms
and depression levels of patients with schizophrenia
ABSTRACT
Structured 2 Latar belakang: Skizofrenia adalah sekelompok gejala kronis yang
summary umumnya dimulai selama masa muda dan secara negatif mempengaruhi
kasih sayang, pemikiran, persepsi, perilaku dan hubungan
sosial. Penyakit itu menyebabkan kerugian kompetensi, dan penderita
cenderung kambuh. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 26 juta pasien di dunia menderita
skizofrenia. Statistik Turki dan global menunjukkan bahwa skizofrenia
memiliki prevalensi sangat tinggi dan menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang penting.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek latihan
relaksasi dan terapi musik pada psikologis gejala dan tingkat depresi
pasien dengan skizofrenia kronis.
Metode: Penelitian Pra eksperimental, pre test and post tests one group
desain. Populasi penelitian terdiri dari pasien dengan skizofrenia yang
secara teratur menghadiri komunitas mental pusat kesehatan di provinsi
Malatya dan Elazığ Turki antara Mei 2015 dan September 2015. Jumlah
sampel terdiri dari 70 pasien dengan skizofrenia terdiri dari ( n = 35
pada kelompok kontrol, n = 35 pada eksperimen grup) yang dipilih
secara acak berdasarkan analisis data. "Formulir Informasi Pasien,"
"Brief Skala Penilaian Psikiatri (BPRS) ”dan“ Skala Depresi Calgary
untuk Skizofrenia (CDSS) ”digunakan untuk pengumpulan data. Pasien
dalam kelompok eksperimen berpartisipasi dalam latihan relaksasi dan
terapi music selama 5 hari sekali selama 4 minggu. Kelompok
eksperimental 35 orang dibagi menjadi tiga kelompok sekitar 10–12
individu untuk memungkinkan semua peserta menghadiri program.
Tidak ada intervensi yang diterapkan pada pasien dalam kelompok
kontrol. Data dievaluasi menggunakan distribusi persentase, rata-rata
aritmatika, standar penyimpangan, Chi-square dan sampel t-tes
independen.
Hasil: Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pasien dalam
kelompok eksperimen menunjukkan penurunan skor rata-rata total pada
BPRS dan CDSS; perbedaan antara skor post-test dari kelompok
eksperimen dan skor post-test dari kelompok kontrol secara statistik
signifikan ( p < 0,05). Latihan latihan relaksasi dan terapi music terbukti
efektif dalam mengurangi gejala psikologis pasien skizofrenia dan
tingkat depresi.
Kesimpulan: Latihan relaksasi dan terapi musik dapat berpengaruh
sebagai terapi komplementer dalam dunia medis pengobatan pasien
dengan skizofrenia kronis.
INTRODUCTION
Rationale 3 Fenomena baru
Objectives 4 Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi music
sebagai terapi komplementer dalam dunia medis pengobatan pasien
dengan skizofrenia. Desain penelitian Pre eksperimental, one group pre
test and post test design. Jumlah sampel terdiri dari 35 orang . penelitian
ini dilakukan pada bulan mei 2015 sampai dengan desember 2015.
Jumlah sampel terdiri dari 70 pasien dengan skizofrenia terdiri dari ( n =
35 pada kelompok kontrol, n = 35 pada eksperimen grup) yang dipilih
secara acak berdasarkan analisis daya. "Formulir Informasi Pasien,"
"BriefSkala Penilaian Psikiatri (BPRS) ”dan“ Skala Depresi Calgary
untuk Skizofrenia (CDSS) ”digunakan untuk pengumpulan data. Pasien
dalam kelompok eksperimen berpartisipasi dalam latihan relaksasi dan
terapi music selama 5 hari sekali selama 4 minggu. Kelompok
eksperimental 35 orang dibagi menjadi tiga kelompok sekitar 10–12
individu untuk memungkinkan semua peserta menghadiri program.
Tidak ada intervensi yang diterapkan pada pasien dalam kelompok
kontrol. Data dievaluasi menggunakan distribusi persentase, rata-rata
aritmatika, standar penyimpangan, Chi-square dan sampel t-tes
independen.
METHODS and RESULTS
Protocol and 5 Desain yang digunakan dalam penelitian adalah Pre eksperimental, one group
registration pre and post design, Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pasien
dalam kelompok eksperimen menunjukkan penurunan skor rata-rata total
pada BPRS dan CDSS; perbedaan antara skor post-test dari kelompok
eksperimen dan skor post-test dari kelompok kontrol secara statistik
signifikan ( p < 0,05). Latihan latihan relaksasi dan terapi music terbukti
efektif dalam mengurangi gejala psikologis pasien skizofrenia dan
tingkat depresi.
Eligibility 6 Google scholar:
criteria
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S088394171630
0437
Information 7 Penelitian Pra eksperimental, pre test and post tests one group desain
sources tanpa kelompok kontrol.. Populasi penelitian terdiri dari pasien dengan
skizofrenia yang secara teratur menghadiri komunitas mental pusat
kesehatan di provinsi Malatya dan Elazığ Turki antara Mei 2015 dan
September 2015. Jumlah sampel terdiri dari 70 pasien dengan skizofrenia
terdiri dari ( n = 35 pada kelompok kontrol, n = 35 pada eksperimen
grup) yang dipilih secara acak berdasarkan analisis daya. "Formulir
Informasi Pasien," "Brief Skala Penilaian Psikiatri (BPRS) ”dan“ Skala
Depresi Calgary untuk Skizofrenia (CDSS) ”digunakan untuk
pengumpulan data. Pasien dalam kelompok eksperimen berpartisipasi
dalam latihan relaksasi dan terapi music selama 5 hari sekali selama 4
minggu. Kelompok eksperimental 35 orang dibagi menjadi tiga
kelompok sekitar 10–12 individu untuk memungkinkan semua peserta
menghadiri program. Tidak ada intervensi yang diterapkan pada pasien
dalam kelompok kontrol. Data dievaluasi menggunakan distribusi
persentase, rata-rata aritmatika, standar penyimpangan, Chi-square dan
sampel t-tes independen, Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa
pasien dalam kelompok eksperimen menunjukkan penurunan skor rata-
rata total pada BPRS dan CDSS; perbedaan antara skor post-test dari
kelompok eksperimen dan skor post-test dari kelompok kontrol secara
statistik signifikan ( p < 0,05). Latihan latihan relaksasi dan terapi music
terbukti efektif dalam mengurangi gejala psikologis pasien skizofrenia
dan tingkat depresi.
Search 8 Skizofrenia

Study 9 Terapi music sebagai terapi komplementer dalam dunia medis


selection pengobatan pasien dengan skizofrenia
Data collection 10 Penelitian Pra eksperimental, pre test and post tests one group desain
process tanpa kelompok kontrol.. Populasi penelitian terdiri dari pasien dengan
skizofrenia yang secara teratur menghadiri komunitas mental pusat
kesehatan di provinsi Malatya dan Elazığ Turki antara Mei 2015 dan
September 2015. Jumlah sampel terdiri dari 70 pasien dengan skizofrenia
terdiri dari ( n = 35 pada kelompok kontrol, n = 35 pada eksperimen
grup) yang dipilih secara acak berdasarkan analisis daya. "Formulir
Informasi Pasien," "Brief Skala Penilaian Psikiatri (BPRS) ”dan“ Skala
Depresi Calgary untuk Skizofrenia (CDSS) ”digunakan untuk
pengumpulan data. Pasien dalam kelompok eksperimen berpartisipasi
dalam latihan relaksasi dan terapi music selama 5 hari sekali selama 4
minggu. Kelompok eksperimental 35 orang dibagi menjadi tiga
kelompok sekitar 10–12 individu untuk memungkinkan semua peserta
menghadiri program. Tidak ada intervensi yang diterapkan pada pasien
dalam kelompok kontrol. Data dievaluasi menggunakan distribusi
persentase, rata-rata aritmatika, standar penyimpangan, Chi-square dan
sampel t-tes independen, Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa
pasien dalam kelompok eksperimen menunjukkan penurunan skor rata-
rata total pada BPRS dan CDSS; perbedaan antara skor post-test dari
kelompok eksperimen dan skor post-test dari kelompok kontrol secara
statistik signifikan ( p < 0,05). Latihan latihan relaksasi dan terapi music
terbukti efektif dalam mengurangi gejala psikologis pasien skizofrenia
dan tingkat depresi.
Data items 11 Dalam penelitian ini, 42,9% berusia antara 29 dan 39 tahun, 65,7%laki-
laki, 71,4% lajang dan 51,4 lulusan sekolah menengah dalam
pengalaman kelompok mental. Di antara pasien dalam kelompok kontrol,
74,3% adalah laki-laki,57,1% adalah lulusan sekolah dasar, 42,9% adalah
antara 29 dan 39 tahun, 82,9% masih lajang (Tabel 1). Analisis
mengungkapkan bahwa ada tidak ada perbedaan antara variabel kontrol
(kelompok umur, jenis kelamin, populasi) status , tingkat pendidikan dan
deteksi tingkat pendapatan) pasien di Indonesia kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, dan kedua kelompok mirip satu sama lain ( p N
0,05). Seperti yang terlihat pada Tabel 2 , pasien dalam kelompok kontrol
memiliki pre-test rata-rata Skor BPRS 62,25 ± 5,31, sedangkan
kelompok eksperimen memiliki rata-rata nilai pre-test BPRS 61,91 ±
5,22. Perbedaan antara kelompok 'skor pre-test tidak signifikan secara
statistik ( p = 0,220). Hasil dari post-test menunjukkan bahwa pasien
dalam kelompok kontrol memiliki rata-rata skor 62,34 ± 5,29; perbedaan
antara skor ini dan kontrol nilai pre-test rata-rata kelompok tidak
signifikan secara statistik ( p =−1.435). Sebaliknya, pasien dalam
kelompok eksperimen memiliki rata-rata skor post-test 52,57 ± 5,79;
perbedaan antara skor ini dan nilai pre-test rata-rata kelompok
eksperimen secara statistik signifikan tidak bisa ( p = 15.579). Sedangkan
penurunan skor BPRS untuk kelompok mental adalah 8,34, peningkatan
skor BPRS untuk kontrol kelompok adalah 0,7. Dalam hal variasi skor
untuk kontrol dan pengalaman kelompok mental, penurunan skor
kelompok eksperimen adalah signifikan secara statistik lebih tinggi dari
pada peningkatan pada kelompok kontrol skor ( p = 1.905).Seperti juga
terlihat pada Tabel 2 , pasien dalam kelompok kontrol memiliki nilai tes
CDSS 22,05 ± 2,24, sedangkan kelompok eksperimen memiliki aberarti
skor pre-test CDSS 21,88 ± 2,04; perbedaan antara skor rata-rata tidak
signifikan secara statistik ( p = 0,068). Hasil dari post-test menunjukkan
bahwa pasien dalam kelompok kontrol memiliki rata-rata skor 22,42 ±
201; perbedaan antara skor ini dan kontrol nilai rata-rata pre-test
kelompok secara statistik signifikan ( p = .72,721). Adapun pasien dalam
kelompok eksperimen, rata-rata post-test CDSS merekaskornya adalah
14.40 ± 2.89; perbedaan antara skor ini dan mantanskor pre-test rata-rata
kelompok perimental juga signifikan secara statistik( p = 22,429).
Sementara peningkatan skor CDSS untuk kelompok kontrol adalah 0,37,
penurunan skor CDSS untuk kelompok eksperimen adalah7.48
Hasil 12 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan dan relaksasi terapi
penelitian musik harus digunakan untuk melengkapi pengobatan dalam
pengobatan.gejala psikotik dan depresi yang berhubungan dengan
skizofrenia.Spesialis medis dalam psikiatri akan mendapat manfaat dari
dilatih dalam latihan pencahar dan terapi musik. Dapat dikatakan bahwa
relaksasi latihan dan terapi musik harus digunakan sebagai pelengkap
metode dalam praktik keperawatan untuk meningkatkan perawatan yang
efektif dan mengurangi gejala skizofrenia.
kesimpulan 13 Terdapat pengaruh pemberian musik terapi sebagai terapi komplementer
dalam dunia medis pengobatan pasien dengan skizofrenia kronis
Keterbatasan 14 Keterbatasan penelitian ini termasuk ukuran sampel kecil, melakukan
penelitian evaluasi posttest hanya sekali, dan kegagalan untuk menilai efek jangka
panjang
Kririk 15 -

Section/topic # Checklist item

TITLE
Title 1 Very long-term outcome of schizophrenia
ABSTRACT
Structured 2 Tujuan: Tujuan utama adalah untuk meninjau data terkini mengenai
summary jangka panjang hasil dari gangguan spektrum skizofrenia dan
skizofrenia. Kami memeriksa faktor yang mempengaruhi hasil, termasuk
intervensi terapeutik. Metode: PubMed dan database Scopus dicari untuk
makalah yang diterbitkan antara 2008 dan 2017 melaporkan studi
prospektif skizofrenia atau skizofrenia spektrum dengan tindak lanjut
periode ≥5 tahun dengan hasil yang memadai informasi. Publikasi
tambahan ditemukan dalam daftar referensi dan referensi penulis
perpustakaan. Hasil yang baik pada tindak lanjut diamati pada pasien
skizofrenia dan spektrum skizofrenia dengan antipsikotik dosis rendah
dan pada pasien tanpa pengobatan farmakologis pada waktu itu. Deteksi
dini dan perawatan intensif dari episode pertama serta ketersediaan
lanjutan psikososial pengobatan dan dukungan untuk tahun-tahun
berikutnya muncul terkait dengan hasil yang lebih baik. Data terbaru
mendukung efektivitas dosis rendah pengobatan antipsikotik untuk
jangka panjang pemeliharaan pada beberapa pasien. Sebagian episode
pertama skizofrenia pasien, mungkin 20%, tidak perlu jangka panjang
perawatan antipsikotik pemeliharaan. Proporsi itu mungkin lebih tinggi
pada pasien spektrum skizofrenia.
INTRODUCTION
Rationale 3 Membuktikan teori
Objectives 4 Tujuan penelitian ini Tujuan utama adalah untuk meninjau data terkini
mengenai jangka panjang hasil dari gangguan spektrum skizofrenia dan
skizofrenia. Database PubMed dan Scopus dicari untuk makalah yang
diterbitkan antara 2008 dan 2017 melaporkan studi prospektif skizofrenia
atau skizofrenia spektrum dengan tindak lanjut periode ≥5 tahun dengan
hasil yang memadai informasi. Publikasi tambahan ditemukan dalam
daftar referensi dan referensi penulis perpustakaan. Jangka panjang
hasil skizofrenia sangat bervariasi, tergantung pada akses ke perawatan
kesehatan mental, deteksi dini psikosis dan perawatan farmakologis.
Data terbaru mendukung efektivitas dosis rendah pengobatan
antipsikotik untuk jangka panjang pemeliharaan pada beberapa pasien.
Sebagian episode pertama skizofrenia pasien, mungkin 20%, tidak perlu
jangka panjang perawatan antipsikotik pemeliharaan. Proporsi itu
mungkin lebih tinggi pada pasien spektrum skizofrenia. Alasannya
mengapa pasien-pasien ini tidak membutuhkan jangka panjang
pengobatan tidak dipahami dengan baik. Metode untuk memprediksi
keanggotaan dalam subkelompok ini belum cukup baik penggunaan
klinis pada pasien individu.
METHODS and RESULTS
Protocol and 5 Pencarian dilakukan antara 1 Agustus dan 1 November 2017. Dulu string
registration Schizophrenia DAN jangka panjang hasil dan tadinya terbatas pada tahun
2008-2017. Database PubMed dan Scopus adalah dicari. Kami bertujuan
untuk memilih publikasi studi yang memenuhi kriteria berikut: (1)
diagnosis skizofrenia, skizo-afektif kekacauan atau spektrum skizofrenia
(2) desain prospektif, (3) tindak lanjut naik periode ≥5 tahun, (4)
kejelasan tentang jumlah mata pelajaran pada awal dan pada tindak lanjut
akhir titik dan (5) informasi tentang hasil pada tindak lanjut akhir titik.
Pencarian mendeteksi 687 item di PubMed dan 1596 item di Scopus.
Proses pemilihan artikel ditampilkan di Gambar 1. Proses ini
menghasilkan 14 publikasi yang dirangkum pada Tabel 1. 14 publikasi
ini merupakan fokus utama dari ulasan kami. Sumber tambahan
ditemukan dalam daftar referensi mencari publikasi dan di perpustakaan
referensi berdiri penulis.
Eligibility 6 The Internatinal Journal of Clinical and Practice
criteria
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29691957
Information 7 PubMed dan Lingkup dicari untuk studi pertemuan kriteria berikut: (1)
sources Diagnosis skizofrenia, schizoafektif gangguan, atau spektrum
skizofrenia, (2) Prospektif desain, (3) Tindak lanjut periode ≥5 tahun (4)
Kejelasan tentang jumlah mata pelajaran pada awal dan pada tindak
lanjut akhir poin, dan (5) Informasi tentang hasil pada tindak lanjut akhir
titik. Pesan untuk klinik Langkah-langkah untuk mencapai deteksi dini
dan pengobatan episode pertama psikosis harus dipromosikan. Untuk
pemeliharaan pengobatan, dokter harus bermitra dengan skizofrenia
pasien dan keluarga dalam upaya mengoptimalkan jangka panjang dosis
pemeliharaan antipsikotik, beratnya hati-hati rasio risiko terhadap
manfaat pada setiap individu. Yang terendah efektif dosis yang
mengontrol gejala dan mencegah kekambuhan harus ditentukan untuk
setiap individu. Perawatan khusus harus dilakukan ketika
mempertimbangkan pengurangan dosis dalam pasien dengan riwayat
kekerasan atau upaya bunuh diri. Perawatan dan rehabilitasi psikososial
lanjutan adalah penting untuk hasil yang baik. Deteksi dan pengobatan
dini gangguan penggunaan zat komorbiditas sangat penting.
Search 8 Skizofrenia
Study 9 Meninjau data terkini terkait jangka panjang hasil dari gangguan
selection spektrum skizofrenia dan skizofrenia memeriksa faktor yang
mempengaruhi hasil, termasuk intervensi terapeutik
Data collection 10 PubMed dan database Scopus dicari untuk makalah yang diterbitkan
process antara 2008 dan 2017 melaporkan studi prospektif skizofrenia atau
skizofrenia spektrum dengan tindak lanjut periode ≥5 tahun dengan hasil
yang memadai informasi. Publikasi tambahan ditemukan dalam daftar
referensi dan referensi penulis perpustakaan. Hasil: Proporsi rata-rata
pasien dengan remisi simptomatik pada follow-up berkisar antara 16,4%
pada yang tidak pernah diobati pasien menjadi 37,5% pada pasien yang
secara sistematis diobati dengan antipsikotik. Hasil yang baik pada tindak
lanjut diamati pada pasien skizofrenia dan spektrum skizofrenia dengan
antipsikotik dosis rendah dan pada pasien tanpa pengobatan farmakologis
pada waktu itu. Deteksi dini dan perawatan intensif dari episode pertama
serta ketersediaan lanjutan psikososial pengobatan dan dukungan untuk
tahun-tahun berikutnya muncul terkait dengan hasil yang lebih baik.
Kesimpulan: Jangka panjang hasil skizofrenia sangat bervariasi,
tergantung pada akses ke perawatan kesehatan mental, deteksi dini
psikosis dan perawatan farmakologis. Data terbaru mendukung
efektivitas dosis rendah pengobatan antipsikotik untuk jangka panjang
pemeliharaan pada beberapa pasien. Sebagian episode pertama
skizofrenia pasien, mungkin 20%, tidak perlu jangka panjang perawatan
antipsikotik pemeliharaan. Proporsi itu mungkin lebih tinggi pada pasien
spektrum skizofrenia. Alasannya mengapa pasien-pasien ini tidak
membutuhkan jangka panjang pengobatan tidak dipahami dengan baik.
Metode untuk memprediksi keanggotaan dalam subkelompok ini belum
cukup baik penggunaan klinis pada pasien individu
Data items 11 studi prospektif skizofrenia atau skizofrenia spektrum dengan tindak
lanjut periode ≥5 tahun dengan hasil yang memadai informasi. Publikasi
tambahan ditemukan dalam daftar referensi dan referensi penulis
perpustakaan
Hasil 12 Temuan saat ini adalah beberapa skizofrenia dan skizofrenia pasien
penelitian spektrum dapat mencapai jangka panjang yang baik hasil tanpa lanjutan
pemeliharaan antipsikotik sebagian didasarkan pada laporan oleh Harrow
et al dan oleh Wils et al
kesimpulan 13 Proporsi pasien skizofrenia, mungkin 20%, tidak perlu perawatan
pemeliharaan dengan antipsikotik lebih dari 5 tahun setelah episode
pertama untuk mencapai pemulihan. Saran data kami saat ini bahwa
proporsi ini mungkin lebih tinggi dari 20% pada skizofrenia pasien
spektrum. Penelitian yang sedang berkembang tampaknya menunjukkan
bahwa antipsikotik setidaknya sebagian dapat kehilangan efek
menguntungkannya setelah itu 3 atau 4 tahun pertama perawatan, tetapi
penjelasan lainnya, seperti sebagai kursus alami skizofrenia, dapat juga
menjelaskan data ini. Lebih lanjut, meskipun pengurangan dosis setelah 4
tahun tampaknya terkait dengan hasil yang lebih baik, hubungan sebab
akibat antara variabel-variabel ini belum ditetapkan. Penghentian
pengobatan antipsikotik bekerja dengan baik untuk pasien yang tidak
membutuhkannya (mungkin 20%), tetapi tidak untuk 80% yang
melakukan. Sayangnya, kami tidak dapat memprediksi milik individu
mana yang mana dari 2 kelompok ini. Secara umum, penghentian
antipsikotik pengobatan meningkatkan risiko kekambuhan. Karena itu,
dokter harus mengembangkan hubungan kolaboratif dengan pasien dalam
menentukan dosis efektif terendah. Cermat evaluasi risiko dan manfaat
diperlukan dalam setiap kasus individu. Perhatian khusus harus dilakukan
jika pasien memiliki riwayat kekerasan atau upaya bunuh diri.
"Penggunaan dosis rendah obat atau penghentian pengobatan mungkin
memiliki jangka panjang manfaat untuk beberapa pasien, tetapi bobot
risiko relatif kambuh dibandingkan dengan pajanan untuk dosis obat
yang lebih tinggi masih harus diklarifikasi
Keterbatasan 14 -
penelitian
Kririk 15 -

Anda mungkin juga menyukai