Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN JIWA DENGAN KLIEN HALUSINASI

DI RUANG GATOT KACA


RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pitch Deck Tagline


PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2019
NAMA ANGGOTA

HENING SUCAHYA (193203012)


SINTA MARDENTI P (193203075)
ADIS INDRI ASTUTI (193203101)
Latar Belakang
Halusinasi merupakan salah satu tanda gejala yang muncul pada penderia gangguan jiwa. Halusinasi menurut Varcarolis
didefinisikan sebagai terganggunya persepsi seseorang, dimana tidak terdapat stimulus. Halusinasi terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, dan penciuman, namun sebagian besar penderita skizofrenia mengalami
halusinasi pendengaran (Yosep, 2011).

18/12/2019
3 STASE JIWA KLINIK
Tujuan
Klien dapat melaksanakan kegiatan menggambar untuk
mengalihkan perhatian agar dapat mengontrol
halusinasinya.
 ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN JIWA
 Judul Jurnal: Terapi okupasi aktivitas menggambar terhadap perubahan halusinasi pada pasien skizofrenia
 Tujuan analisis Jurnal: Tujuan pada penelitian yang dilakukan ini ialah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh terapi
okupasi aktivitas menggambar terhadap perubahan pada pasien halusinasi
 Metode penelitian: Metode penelitian yang digunakan pada jurnal ialah Quasy experiment dengan rancangan pre-posttest
design. Yang mana pada penelitian ini menggunkan populasi pasien skizofrenia di ruang kunti dan drupadi Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Pengambian sample dilakukan dengan teknik non probability
sampling dengan jenis quota sampling. Pengambilan sampel juga dilkukan dengan cara membina hubungan saling percaya
dengan pasien kemudian menentukan kriteria inklusi. Prepost dilakukan dengan mengobservasi halusinasi pasien yang
meliputi isi halusinasi, frekuensi halusinasni, pencetus halusinasi, dan respon pasien jika mengalami halusinasi. Setelah
dilkukan observasi kemudian dilakukan perlakukan terapi okupasi.
 Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien berada pada kategori ringan yakni sebanyak
15 orang dari total 30 responden yang mengalami halusinasi sebelum dilakukan terapi okupasi mengggambar ( pretest).
Setelah dilakukan terapi okupai menggambar didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan gejala halusinasi dikarenakan
keadaan saat melakukan terapi okupasi dapat membuat pasien mampu melakukan aktivitas dengan baik. Keadaaan ini
mempengaruhi fokus pasien sehingga dapat mengalihkan halusinasi yang dialami pasien. 18/12/2019
4 STASE JIWA KLINIK
Pembahasan
 Kesahihan metode penelitian
 Desain: Pada Jurnal “ Terapi okupasi aktivitas menggambar terhadap perubahan halusinansi pada pasien skizofrenaia”
menggunakan design penelitian one group pretest-post tes
 Sampling: Metode sampling pada jurnal Jurnal “ Terapi okupasi aktivitas menggambar terhadap perubahan halusinansi pada
pasien skizofrenaia” menggunakan teknik non probability sampling jenis quota sampling dngan jumlah sample sebanyak 30
responden
 Alat ukur: Alat ukur penelitian yang digunakan pada jurnal Jurnal “ Terapi okupasi aktivitas menggambar terhadap perubahan
halusinansi pada pasien skizofrenaia” menggunakan lembar observasi dan wawancara untuk mengukur gejala halusinasi
sebelum dilakukan terapi okupasi. Lembar wawancara yang digunakan ialah untuk mengatahui isi halusinasi, frekuensi
halusinasi, situasi pencetus halusinansi, dan respon pasien. Instrumen yang digunakan berupa lembar wawancara dan
observasi untuk mengukur gejala halusinasi. Jadi sebelum dilakukan terapi okupasi menggambar, pasien diobservasi gejala
halusinasinya, dan begitupula setelah diakukan terapi okupasi menggambar.
 Analisis: Teknik analisis pada jurnal Jurnal “ Terapi okupasi aktivitas menggambar terhadap perubahan halusinansi pada pasien
skizofrenaia”ialah menggunakan uji Wilcoxon sign rank test

18/12/2019
5 STASE JIWA KLINIK
 Kesahihan Hasil Penelitian
 Besaran hasil: Besaran hasil pada jurnal Jurnal “ Terapi okupasi aktivitas menggambar terhadap perubahan halusinansi pada
pasien skizofrenaia” dapat dilihat dari 2 tabel berikut:

 Dari hasil pre- post dapat terlihat bahwa 50% pasien berada pada gejala halusinasi sedang yang dilihat melalui lembar
observasi. Kemudian dilakukan terapi okupasi menggambar didapatkan hasil post test yang menunjukan gejala halusinasi
menjadi berada pada gejala halusinasi ringan yakni sebesar 70%.
 Nilai signifikasnsi: Hasil penelitian menunjuukan bahwa uji hipotesis yang dilakukan diproleh hasil bahwa nilai p=0,000 yang
berarti nilai p<0,010 yang artinya bahwa pemberian terapi okupasi sangat signifikan memberikan perubahan gejala halusinasi
pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Profinsi Bali. 18/12/2019
6 STASE JIWA KLINIK
Kesesuaian Jurnal Dengan Kondisi
Klinik
 Berdasarkan laporan data dari ruang gatotkaca RSJ Grhasia daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan rata-rata jumlah pasien
yang dirawat inap sebanyak 20 orang dan diantaranya 10 orang dengan halusinasi, 2 orang dengan menarik diri, 9 orang dengan
RPK. Pengaplikasian jurnal ini bertujuan untuk mengetahui penerapan terapi okupasi (menggambar) dengan masalah
keperawatan halusinasi pendengaran.
 Metode yang digunakan adalah menggunakan lembar observasi dan wawancara untuk mengukur gejala halusinasi sebelum
dilakukan terapi okupasi. Lembar observasi dan wawancara yang digunakan ialah untuk mengatahui isi halusinasi, frekuensi
halusinasi, situasi pencetus halusinansi, dan respon pasien.
 Untuk pengkategorian pasien berdasarkan jurnal menggunakan pre dan post test gejala halusinasi ringan, sedang dan berat,
sedangkan kelompok tidak menggunakan pengkategorian tersebut karena didalam jurnal tidak membahas dan menjelaskan
mengenai pengkategorian sedang, ringat dan berat seperti apa. Sehingga kelompok menggunakan pengkategorian berdasarkan
fase halusinasi.
 Untuk alat yang kelompok gunakan dalam perlakukan terapi okupasi (menggambar) yaitu : Kertas HVS, spidol, dan lembar
observasi.
 Berdasarkan hasil dari observasi setelah dilakukan terapi aktifitas kelompok (TAK) di ruangan Gatotkaca, didalamnya
melaksanakan terapi okupasi (menggambar) dengan klien dapat mengekspresikan apa yang dirasakan sehingga kegiatan
tersebut dapat mengalihkan halusinasi yang dirasakan. Terapi okupasi (menggambar) dilakukan pada 4 orang klien, hasilnya
klien mengatakan bahwa perasaannya senang dan berfokus pada kegiatan menggambar, klien juga mengatakan bahwa
halusinasinya tidak muncul karena pikirannya teralihkan pada kegiatan menggambar. Hal ini didukung oleh jurnal (Diharja, 2018),
yang mengatakan bahwa setelah dilakukan penerapan terapi okupasi (menggambar) pada pasien halusinasi pendengaran selama
3 hari menunjukkan bahwa pemberian terapi okupasi (menggambar) dapat menurunkan gejala halusinasi sehingga pasien
menjadi tetap focus dengan aktifitasnya.
18/12/2019
7 STASE JIWA KLINIK
 Kesimpulan: Hasil jurnal ini sesuai dengan kondisi klinik dimana : Subjek penelitiannya sesuai dengan kondisi klien di klinik
yaitu halusinasi pendengaran, metode yang digunakan sama yaitu menggunakan lembar observasi dan wawancara yang
digunakan ialah untuk mengetahui isi halusinasi, frekuensi halusinasi, situasi pencetus halusinasi, dan respon pasien. Waktu
intervensi berdasarkan jurnal terapi okupasi (menggambar) dilakukan sebanyak 1-2 kali dalam seminggu. Di ruang Gatotkaca,
intervensi dilakukan 3 kali dalam 2 minggu dan setelah dilakukan hasilnya yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi, dari 4 klien semua mampu fokus dalam kegiatan menggambar sehingga klien
tidak terbawa dalam halusinasinya.

 IMPLIKASI KEPERAWATAN
 Hasil penelitian jurnal “ Terapi okupasi aktivitas menggambar terhadap perubahan halusinasi pada pasien skizofrenia” dapat
diaplikasikan dalam penanganan klien dengan halusinasi pendengaran. Selain itu penggunaan terapi okupasi sangat mudah
karena hanya menggunakan lembar observasi untuk melihat gambaran halusinasi pasien sebelum dilakukan terapi okupasi
meggambar. Alat untuk melakukan terapi okupasi juga cukup mudah ditemukan sehingga memudahkan therapist dalam
melakuka terapi okupasi.
 Penerapan terapi okupasi (menggambar) ini diharapkan dapat dijadikan intervensi mandiri bagi perawat sebagai tindakan
nonfarmakologi pada masalah keperawatan halusinasi pendengaran sehingga klien dapat mengontrol halusinasinya. Saran
untuk Rumah Sakit Jiwa yaitu dapat memberikan sarana dan prasarana yang lebih menunjang bagi kegiatan pasien di dalam
ruangan agar proses penyembuhan klien lebih cepat.

18/12/2019
8 STASE JIWA KLINIK
Daftar Pustaka
 Candra I Wayan, Rikayanti Kadek, Sudiantara I ketut, 2018, Terapi Okupasi Aktivitas Menggambar Terhadap Perubahan
Halusinasi Pada Pasien Skizofrenia. Politeknik Kesehatan Denpasar.
 Dermawan, D. & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa (Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa). Yogyakarta:
Gosyen Publissing
 Diharja, Rohmadi Yuda, 2018, Penerapan Terapi Okupasi menggambar Pada pasien Skizofrenia dengan Masalah
Halusinasi Pendengaran di Ruang Gelatik RSJ Menur Surabaya. Repositoru University Of Nahdatul Ulama Surabaya.
 Direja, A.H. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
 Direja, Ade Herman Surya, 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika Yogyakarta.
 Kementrian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas 2018
 Maramis, W. F. (2006). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
 Stuart Gail W, Sundeen, 2012, Buku Saku Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta.
 Yosep, I dan Sutini. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
 Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: Rafika Aditama.
 Yoseph, 2012, Keperawatan jiwa, edisi revisi, PT. Refika Aditama, Bandung.

18/12/2019
9 STASE JIWA KLINIK
FA B R I K A M

- MATUR NUWUN -
menawi wonten kalepatan nyuwun pangapunten
Email: Phone: Website:
victoria@fabrikam.com 404-555-0115 www.fabrikam.com

Anda mungkin juga menyukai