Disusun Oleh :
1
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik Mahasiswa
(Rahayu Iskandar, S. Kep., Ns .,M. Kep) (Nur Fauzin, S. Kep., Ns) (Hening Sucahya, S. Kep)
2
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
A. Definisi
Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 2006).
Suatu sikap di mana individu menghindari diri dari interaksi dengan
orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau
kegagalan. (Balitbang, 2007).
B. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Inerdependen
Gambar 1. Rentang Respon Isolasi Sosial (Nita Fitria, Curiga
2009)
C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan
perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan
orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan
dan meresa tertekan (Stuart, 2006).
D. Faktor Presipitasi
Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya
stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti
berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
3
bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien
berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart, 2006).
E. Pohon Masalah
Intoleransi Aktivitas
Isolasi Sosial
F. Manifestasi Klinis
Data Subjektif :
Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data subjektif
adalah menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti kata-kata “tidak “, “iya”,
“tidak tahu”.
Data Objektif :
Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan :
4
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
2. Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri
dari orang lain, misalnya pada saat makan.
4. Tidur berlebihan.
7. Kurang bergairah.
9. Kegiatan menurun.
5
G. Penatalaksanaan Medis
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan
maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :
1. Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana
arus listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang
ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut
menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan
tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan
terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak.
Indikasi :
a. Depresi mayor
1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada
perhatian lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat badan
yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang menetap.
2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan
respon membaik pada ECT.
3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan
atau klien tidak dapat menerima antidepresan.
b. Maniak
Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau
terapi lain berbahaya bagi klien.
c. Skizofrenia
Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat
pada skizofrenia yang sudah lama tidak kambuh.
2. Psikoterapi
6
3. Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud
untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri seseorang.
H. Asuhan Keperawatan
1. Data yang perlu dikaji
a. Identitas Klien
b. Keluhan Utama
c. Faktor predisposisi
7
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan, TB, BB) dan
keluhafisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek Psikososial
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
b) Identitas diri
c) Peran
d) Ideal diri
e) Harga diri
8
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat,
mencederai diri, dan kurang percaya diri.
g. Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya
pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).
h. Aspek Medik
9
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
10
Rencana Tindakan
No. Diagnosis Tujuan
Tindakan (Pasien) Tindakan (Keluarga)
1 Isolasi Sosial TUM : Tindakan Psikoterapeutik SP I
1) Bina hubungan saling percaya. 1. Diskusikan masalah yang
Setelah dilakukan tindakan
2) Adakan kontak sering dan singkat dirasakan dalam merawat
keperawatan, klien mampu
secara bertahap. pasien.
berinteraksi dan bersosilaisasi
3) Observasi tingkah laku klien. 2. Jelaskan pengertian, tanda &
dengan orang lain/kelompok besar
4) Tanyakan keluhan yang dirasakan gejala, dan proses terjadinya
TUK: klien. isolasi sosial (gunakan
Setelah melakukan interaksi 5) Lakukan strategi pelaksanaan booklet).
dengan klien selama …. s.d. …. 3. Jelaskan cara merawat isolasi
psikoterapeutik :
kali, klien dapat berinteraksi dan sosial.
SP I
bersosialisasi dengan orang lain 4. Latih dua cara merawat
1. Identifikasi penyebab isolasi sosial:
dengan kriteria hasil : berkenalan, berbicara saat
siapa yang serumah, siapa yang
melakukan kegiatan harian.
dekat, yang tidak dekat, dan apa
5. Anjurkan membantu pasien
sebabnya
TUK SP 1 : Klien dapat membina sesuai jadwal dan memberikan
2. Keuntungan punya teman dan
hubungan saling percaya dengan pujian saat besuk.
bercakap-cakap
perawat, klien dapat menyebutkan 3. Kerugian tidak punya teman dan
keuntungan dan kerugian punya tidak bercakap-cakap
teman dan bercakap-cakap, klien 4. Latih cara berkenalan dengan pasien
dapat mempraktikan cara dan perawat atau tamu
berkenalan dengan orang lain. 5. Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan berkenalan.
11
TUK SP 2 : Klien dapat SP II SP II
mempraktikan dan memasukkan 1. Evaluasi kegiatan berkenalan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
dalam jadwal kegiatan harian cara (berapa orang). Beri pujian dalam merawat/melatih pasien
berkenalan dengan orang lain (2-3 2. Latih cara berbicara saat melakukan berkenalan dan berbicara saat
orang). kegiatan harian (latih 2 kegiatan) melakukan kegiatan harian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan Beri pujian.
untuk latihan berkenalan 2-3 orang 2. Jelaskan kegiatan rumah
pasien, perawat dan tamu, berbicara tangga yang dapat melibatkan
saat melakukan kegiatan harian pasien berbicara (makan,
sholat bersama) di rumah.
3. Latih cara membimbing
pasien berbicara dan memberi
pujian.
4. Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal saat besuk.
12
pasien belanja saat besuk
4. Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan berikan
pujian saat besuk.
13
DAFTAR PUSTAKA
Stuart G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih Bahasa Kapoh R,
P dan Komara E.Y. Jakarta : EGC.