Anda di halaman 1dari 12

ANALISA JURNAL

“PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI DIARE PADA


ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM (RSUD) ROKAN HULU” PADA AN. F DENGAN
DIARE
DI RUANG KENANGA RS ACHMAD YANI

Pitch Deck Tagline


PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2020
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

HENING SUCAHYA (193203012)


SINTA MARDENTI P (193203075)
ADIS INDRI ASTUTI (193203101)
LATAR BELAKANG
Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan dan terjadi di berbagai daerah geografis di dunia. Data dari World Health Organization (WHO)
Tahun 2013, setiap tahunnya sekitar 1,7 miliar kasus angka kejadian diare dengan jumlah angka kematian 760.000 anak usia di bawah dari
lima tahun (balita)(WHO, 2013). Di negara berkembang, usia anak-anak di bawah tiga tahun (batita) rata-rata mengalami 3 riwayat diare
pertahun. Setiap riwayat, menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak, sehingga diare penyebab utama
terjadinya malnutrisi pada anak dan menjadi salah satu penyebab tingginya kematian pada anak usia balita (Wongsawat, S, 2015).

Diare yaitu penyakit yang saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berbahaya karena sering kali menimbulkan (KLB) dan
jika penanganannya salah dapat berujung terjadinya kematian. Usia sekolah merupakan salah satu sasaran promosi kesehatan yang efektif
karena bisa menyebar luaskan sebuah informasi ke populasi yang dapat menerima perubahan karena sedang dalam masa pertumbuh
kembangan. Menurut notoadmojo (2011) pada masa ini anak-anak mudah untuk dibimbing, diarahkan juga di tanamkan kebiasaan yang
baik, dan kebiasaan hidup yang sehat (Notoatmodjo,2011).

3
TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh pemberian madu terhadap penurunan frekuensi diare.
2. Mengetahui apakah pengaruh pemberian madu dapat diterapkan sebagai terapi keperawatan pada pasien diare.

4
ANALISA JURNAL

Balita yang terkena diare

POPULATION
Pemberian madu

INTERVENTION
Tidak ada

COMPARE
Analisa data dilakukan dengan pemantauan frekuensi diare sebelum
dan sesudah diberikan madu, sehingga dapat diketahui efektivitas
pemberian madu terhadap frekuensi diare.
OUTCOME
5
PEMBAHASAN
1. Apakah penelitian valid (menggunakan checklist critical appraisal) ?

 Penelitian ini valid dan dapat diterapkan karena dalam jurnal ini dijelaskan dengan detail metode penelitian, terapi tang diberikan, serta
hasil penelitian yang menunjukan bahwa ada perubahan yang signifkan pada responden yaitu menurunkan frekuensi diare pada balita.

2. Apakah hasil penelitian itu penting ?

 Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa ada perubahan frekuensi diare pada balita signifikan dengan nilai p value:
0,0001. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tim Darul Hadharah (2014) bahwa dengan pemberian madu dengan air
gandum, caranya madu 1 sendok makan dan air gandum secukupnya dicampur kemudian diminum beberapa teguk secara berulang dapat
menormalkan kerja saluran pencernaan, menciptakan keseimbangan dalam gerakan dorong menuju usus dan mengatur arah pergerakan.
Madu murni merupakan kumpulan dari sari bunga yang mampu mengurangi masa diare pada penderita yang diakbatkan bakteri salmonella,
shigella, dan E. Coli, dikarenakan khasiat madu sebagai anti bakteri.

6
3. APAKAH DAPAT DIAPLIKASIKAN?
 Pemberian madu pada balita yang mengalami diare dapat diaplikasikan. Pasien dianjurkan meminum madu murni sebagai anti bakteri,
setelah dilakukan intervensi, kemudian diukur frekuensi BAB klien.
 Pada jurnal ini ditunjukkan bahwa frekuensi diare pada balita kelompok kontrol dan kelompok intervensi mengalami perbedaan. Rata-
rata frekuensi diare sebelum diberikan madu (pre-test) adalah 7.5 kali dan setelah diberikan madu (post-test) adalah 2.1 kali. Artinya 5.4
kali pemberian madu efektif untuk menurunkan frekuensi diare pada anak balita. Pengaruh madu terhadap organ pencernaan, madu
merupakan unsur pembersih, tidak membiarkan pertumbuhan dan perkembangbiakan kuman-kuman didalam organ pencernaan..
 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terapi pemberian madu dapat digunakan sebagai terapi pendamping pada pasien anak yang
mengalami diare.

7
 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

 Kelebihan Jurnal

 Judul mudah dipahami, sudah menyiratkan terapi pemberian madu untuk menurunkan frekuensi diare pada balita.

 Pendahuluan sudah jelas, pernyataan masalah tidak ambigu dan mudah diidentifikasi. Konsep dalam penelitian sudah jelas
dicantumkan, selain itu masalah dalam jurnal mempunyai hubungan dengan keperawatan.

 Kekurangan Jurnal

 Dalam jurnal ini peneliti memiliki berbagai kekurangan, antara lain:

 Tidak dijelaskan dengan pasti dan jelas terkait lembar observasi pengumpulan data

 Tidak mencantumkan kriteria inklusi dan ekslusi responden.

 Jumlah responden hanya 14

 Tidak menyebutkan jumlah dan waktu pemberian madu pada balita, serta tidak dijelaskan kapan penilaian penurunan frekuensi BAB
dilakukan.

8
KESIMPULAN

 Evidance Based Nursing (EBN) berupa pemberian madu dapat menurunkan frekuensi diare pada balita.

 Evidance Based Nursing (EBN) berupa pemberian madu diterapkan sebagai terapi non farmakologi pada pasien anak dengan diare
karena tidak memerlukan biaya yang mahal, mudah diterapkan.

 Evidance Based Nursing (EBN) berupa pemberian madu merupakan salah satu terapi non faramakologi yang signifikan berfungsi untuk
menurunkan frekuensi diare pada balita.

 Perawat memiliki peran penting dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan serta asuhan keperawatan kepada pasien atau
keluarga dengan diare melalui pengajaran tentang bagaimana menerapkan non-farmakologi untuk menurunkan frekuensi diare pada
balita.

9
SARAN
 Diharapkan kepada perawat agar menjadikan terapi pemberian madu sebagai salah satu tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah pasien anak yang mengalami diare.

 Diharapkan perawat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait terapi non farmakologi yang bisa diterapkan pada pasien
anak dengan diare.

10
DAFTAR PUSTAKA
 Herawati, Rika. (2017). Pengaruh Pemberian Madu terhadap Penurunan Frekuensi Diare pada Anak Balita DI Rumah Sakit Umum (RSUD)
Rokan Halu. Jurnal Maternity and Neonatal. Volume 2 Nomor 4.

 Kementerian Kesehatan RI (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014.

 Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. 2011

 Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2012.

 Wongsawat, S. Integrating Poster and Actual-Sized Fruit Models in Health Education on Fruit Diets for Elderly Patient, International Journal
of Arts & Sciences. 2015

 WHO. World Health Statisitcs. 2013

11
- TERIMA KASIH -

Email: Phone: Website:


victoria@fabrikam.com 404-555-0115 www.fabrikam.com

Anda mungkin juga menyukai