Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :

HALUSINASI PENDENGARAN PADA Ny. R DAN Nn. D DENGAN TERAPI

AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PESAN BERANTAI DI RSJD Dr. AMINO

GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Nurul Falakh *)

Jurusan Keperawatan ; Poltekkes Kemenkes Semarang

Jl. Tirto Agung ; Banyumanik ; Semarang

nurulfalakh89@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang : Pada gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran diperlukan dinamika Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) yang optimal dengan memiliki anggota Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang mengalami
gangguan persepsi sensori halusinasi dan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang diberikan adalah Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) persepsi dan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sensori, jika Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
diberikan secara optimal maka klien akan semakin cepat mengontrol halusinasi. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
pesan berantai termasuk didalam Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori dimana teknik yang
digunakan meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekspresikan stimulus internal maupun
eksternal. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pesan berantai adalah permainan bahasa untuk meningkatkan
kemampuan berkonsentrasi sehingga dapat mengurangi halusinasi yang dialaminya.
Tujuan : Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
dengan fokus studi pengelolaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pesan berantai di RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Provinsi Jawa Tengah.
Metode : Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif dengan pemaparan kasus dan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Sampling yang digunakan sebanyak dua responden.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 7 x 7 jam pada kedua responden didapatkan hasil yang
berbeda, dimana pada responden pertama dapat mengontrol halusinasi dengan Strategi Pelaksanaan (SP) 1 s.d 4
namun belum bisa mengontrol halusinasi dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pesan berantai. Sedangkan pada
responden kedua dapat mengontrol halusinasi dengan Strategi Pelaksanaan (SP) 1 s.d 4 dan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) pesan berantai.
Saran : Mengingat dampak yang akan terjadi pada klien yang mengalami halusinasi yaitu menciderai diri sendiri,
orang lain, lingkungan maka diperlukan cara kontrol halusinasi yang tepat untuk memutus halusinasi yang dialami
oleh klien gangguan jiwa.

Kata Kunci : Halusinasi Pendengaran, Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Pesan Berantai

Abstract

Background: In sensory perception disorders: Auditory hallucinationsrequire the optimal of dynamic Group Activity
Therapy (GAT) by having Group Activity Therapy (GAT) members who have disorders of perception:
hallucinations. Group Activity Therapy (GAT) given are Group Activity Therapy (GAT) perception and Group
Activity Therapy (GAT) sensory, if Group Activity Therapy (GAT) is given optimally then the client will more
quickly control the hallucinations. Group Activity Therapy (GAT) serial messages are included in Group Activity
Therapy (GAT) sensory stimulation where the techniques used include the use of the five senses facilities and the
ability to express internal and external stimulant. Group Activity Therapy (GAT) serial messages are a game of
language to improve the ability to concentrate so as to reduce their hallucinations.
Objective : To perform nursing care in sensory perception disorders to the patient: auditory hallucinations with focus
of management study of Group Activity Therapy (GAT) serial messages in regional mental hospital Dr. AMINO
GONDOHUTOMO, central java.
Methods: The method used in this case study is descriptive method with case exposure and using nursing process
approach. Sampling used as many as two respondents.
Results: After nursing care for 7 x 7 hours in both respondents got different results, whereas in the first respondents
can control hallucinations with Group Activity Therapy (GAT) serial messages. While the second respondents can
control the hallucinations with the Strategy implementation (SP) 1 to 4 and Group Activity Therapy (GAT) serial
messages.
Suggestions: Given the impact that will occur on clients who experienced hallucinations is self-injury, the other
people, and the environment then needed a way of control of hallucinations experienced by mental disorders clients.

Keyword : auditory hallucinations, Group Activity Therapy (GAT) serial message

1. Pendahuluan (homicide), bahkan merusak lingkungan.


a. Latar belakang Untuk memperkecil dampak yang
Pada saat ini ada kecenderungan penderita ditimbulkan, dibutuhkan penanganan
dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami halusinasi dengan segera dan tepat.
peningkatan. Salah satu terjadinya berbagai Afifah (2015) Pada gangguan persepsi sensori
masalah dalam kesehatan jiwa adalah : halusinasi pendengaran diperlukan
modernisasi, dimana tidak semua orang siap dinamika Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
untuk menghadapi cepatnya perubahan dan yang optimal dengan memiliki anggota
kemajuan teknologi baru. Gangguan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang
kesehatan jiwa dapat mempengaruhi mengalami gangguan persepsi sensori
perkembangan seseorang baik fisik maupun halusinasi dan Terapi Aktivitas Kelompok
emosional untuk menyesuaikan diri dengan (TAK) yang diberikan adalah Terapi Aktivitas
diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. Kelompok (TAK) persepsi dan Terapi
Ketika individu tidak mampu beradaptasi Aktivitas Kelompok (TAK) sensori, jika
dengan lingkungan secara adaptif maka Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) diberikan
individu beresiko mengalami gangguan secara optimal maka klien akan semakin cepat
kesehatan jiwa. mengontrol halusinasi. Apabila Terapi
Menurut data rekam medik RSJD Amino Aktivitas Kelompok (TAK) tidak diberikan
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah pada secara optimal maka klien akan semakin sulit
bulan Juli sampai September 2015 penderita dalam mengontrol halusinasi. Terapi
gangguan jiwa sebanyak 1.722 orang, Aktivitas Kelompok (TAK) pesan berantai
diantaranya resiko perilaku kekerasan 807 termasuk didalam Terapi Aktivitas Kelompok
orang (46,86 %), halusinasi 688 orang (39,95 (TAK) stimulasi sensori dimana teknik yang
%), isolasi sosial 132 orang (7,66 %), resiko digunakan meliputi fasilitas penggunaan
bunuh diri 116 orang (6,73 %), waham 25 pancaindera dan kemampuan
orang (1,45 %), defisit perawatan diri 116 mengekspresikan stimulus internal maupun
orang (0,92%), harga diri rendah 10 orang eksternal. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
(0,58%) pesan berantai adalah permainan bahasa
Nuraeni dkk (2009) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan
klien dengan diagnosis medis skizofrenia berkonsentrasi sehingga dapat mengurangi
sebanyak 70%, halusinasi yang dialami klien halusinasi yang dialaminya.
gangguan jiwa adalah halusinasi Asuhan keperawatan yang diberikan pada
pendengaran, 20% mengalami halusinasi klien dengan halusinasi pendengaran
penglihatan dan 10% adalah halusinasi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
penghidu, pengecapan, perabaan. klien dalam mengontrol halusinasi. Dalam
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa upaya mengubah perilaku klien dari perilaku
jenis halusinasi yang paling banyak diderita yang maladaptif menjadi perilaku yang
oleh klien dengan skizofrenia adalah adaptif maka terapi yang utama dalam
halusinasi pendengaran. keperawatan jiwa adalah terapi modalitas
Menurut Afifah (2015) dampak yang (Kusumawati & Hartono, 2010). Terapi
dapat ditimbulkan oleh klien yang mengalami modalitas menurut Perko dan kreigh (1988)
halusinasi adalah hilang kontrol dirinya. dalam Susana dan Hendarsih (2012) adalah
Dimana klien mengalami panik dan suatu teknik atau metode terapi psikis bagi
perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya. individu dengan menyediakan suatu sarana
Dalam situasi ini klien dapat melakukan yang efektif yang memungkinkan klien
bunuh diri (suicide), membunuh orang lain berubah menuju lebih baik.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pesan e) Melakukan evaluasi tindakan
berantai termasuk didalam Terapi Aktivitas keperawatan pada klien gangguan
Kelompok (TAK) stimulasi sensori dimana persepsi sensori : halusinasi
teknik yang digunakan meliputi fasilitas pendengaran dengan fokus studi
penggunaan pancaindera dan kemampuan pengelolaan Terapi Aktivitas Kelompok
mengekspresikan stimulus internal maupun (TAK) pesan berantai di RSJD Dr.
eksternal. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
pesan berantai adalah permainan bahasa Tengah.
untuk meningkatkan kemampuan 2. Metode
berkonsentrasi sehingga dapat mengurangi Metode yang digunakan oleh
halusinasi yang dialaminya. penulis adalah metoda deskriptif.
Dengan memperhatikan latar belakang Penulis mendeskripsikan hasil asuhan
masalah diatas penulis ingin mengambil judul keperawatan jiwa dengan fokus pada
karya tulis ilmiah “Asuhan keperawatan jiwa klien yang mengalami gangguan
gangguan persepsi sensori : halusinasi persepsi sensori : halusinasi
pendengaran dengan Terapi Aktivitas pendengaran melalui kegiatan Terapi
Kelompok (TAK) pesan berantai di RSJD Dr. Aktivitas Kelompok (TAK) pesan
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah”. berantai.
b. Tujuan penulisan Subyek penelitian ini adalah
1) Tujuan umum klien yang mengalami gangguan
Mampu melakukan asuhan keperawatan persepsi sensori : halusinasi
pada klien gangguan persepsi sensori : pendengaran yang dirawat di ruang
halusinasi pendengaran dengan fokus studi bangsal RSJD Dr. Amino Gondohutomo
pengelolaan Terapi Aktivitas Kelompok Provinsi Jawa Tengah. Teknik sampling
(TAK) pesan berantai di RSJD Dr. Amino yang digunakan adalah convenience
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. sampling method dimana penulis memilih
2) Tujuan Khusus subyek atas dasar karena kemudahan
a) Melakukan pengkajian keperawatan ataupun keinginan penulis. Pemilihan
pada klien gangguan persepsi sensori : sample didasarkan oleh kriteria yang
halusinasi pendengaran dengan fokus penulis tetapkan meliputi klien usia
studi pengelolaan Terapi Aktivitas dewasa (18 – 55 tahun), klien dalam
Kelompok (TAK) pesan berantai di RSJD kondisi tenang dan kooperatif, klien
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa bersedia menjadi responden, dan
Tengah. diagnosa keperawatan gangguan
b) Menetapkan diagnosa keperawatan pada persepsi sensori : halusinasi
klien gangguan persepsi sensori : pendengaran secara aktual.
halusinasi pendengaran dengan fokus Instrumen pengumpulan data
studi pengelolaan Terapi Aktivitas yang digunakan oleh penulis adalah
Kelompok (TAK) pesan berantai di RSJD lembar format asuhan keperawatan jiwa,
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa alat tulis, alat kesehatan yang digunakan
Tengah. untuk pemeriksaan fisik meliputi
c) Menyusun perencanaan keperawatan (tensimeter, stetoskop, thermometer),
pada klien gangguan persepsi sensori : alat pelindung diri (masker dan
halusinasi pendengaran dengan fokus handshcoen).
studi pengelolaan Terapi Aktivitas Penulis menggunakan analisis
Kelompok (TAK) pesan berantai di RSJD sederhana yang bersifat deskriptif
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa kualitatif, dengan mendeskripsikan
Tengah. kasus yang dikelola sesuai hasil studi
d) Melakukan tindakan keperawatan pada kasus dari pengkajian, perumusan
klien gangguan persepsi sensori : diagnosa, penyusunan intervensi,
halusinasi pendengaran dengan fokus implementasi, evaluasi, serta
studi pengelolaan Terapi Aktivitas menganalisa kesenjangan teori dengan
Kelompok (TAK) pesan berantai di RSJD realita mengenai klien dengan gangguan
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa persepsi sensori : halusinasi
Tengah. pendengaran.
3. Hasil dan pembahasan Sehingga penulis mendelegasikan kepada
a. Hasil perawat ruangan untuk mengajarkan metode
Setelah dilakukan tindakan lain karena metode Terapi Aktivitas
keperawatan selama 7 x 7 jam maka Kelompok (TAK) pesan berantai kurang
penulis melakukan evaluasi akhir efektif dilakukan kepada klien yang
pada Ny. R dan Nn. D. Ny. mengalami halusinasi pada fase ketiga.
mengatakan masih mendengar Nn. D dapat mengontrol halusinasi
bisikan – bisikan walaupun sudah pendengaran dengan cara
dilakukan asuhan keperawatan menghardik, bercakap – cakap
untuk mengontrol halusinasi yang dengan orang lain, dan meminum
dialaminya. Ny. R dapat membina obat. Terapi Aktivitas Kelompok
hubungan saling percaya dengan (TAK) pesan berantai juga cukup
penulis dan mampu menerapkan efektif diterapkan kepada Nn. D
cara mengontrol halusinasi melalui karena melalui Terapi Aktivitas
menghardik, bercakap – cakap dan Kelompok (TAK) pesan berantai Nn.
meminum obat dengan cara 5 benar D dapat mengontrol halusinasinya.
minum obat. Namun Ny. R belum 4. Kesimpulan
bisa mengikuti pesan berantai untuk Simpulan yang penulis peroleh
memutus halusinasi yang pada kasus ini sesuai dengan tujuan
dialaminya, saat melakukan Terapi penulis laporan kasus adalah sebagai
Aktivitas Kelompok (TAK) pesan berikut :
berantai sebanyak 3x Ny. R hanya a. Dari hasil pengkajian yang telah
bisa menyampaikan 1 pesan dilakukan kedua klien mengalami
berantai. Sedangkan pada Nn. D gangguan persepsi sensori :
mengatakan sudah tidak mendengar halusinasi pendengaran.
bisikan – bisikan setelah dilakukan b. Rumusan diagnosa yang muncul pada
tindakan keperawatan untuk Ny. R dan Nn. D adalah gangguan
mengontrol halusinasi yang mekanisme koping resiko perilaku
dialaminya. Nn. D dapat membina kekerasan menciderai diri sendiri;
hubungan saling percaya dengan orang lain; dan lingkungan, gangguan
penulis dan mampu menerapkan persepsi sensori halusinasi
cara mengontrol halusinasi melalui pendengaran, dan gangguan konsep
menghardik, bercakap – cakap dan diri harga diri rendah. Tetapi prioritas
meminum obat dengan cara 5 benar masalah Ny. R dan Nn. D adalah
minum obat. Nn. D juga bisa gangguan persepsi sensori: halusinasi
mengikuti Terapi Aktivitas pendengaran (Core Problem).
Kelompok (TAK) pesan berantai c. Rencana tindakan keperawatan pada
yang dilakukan oleh penulis untuk kedua klien dilakukan selama 7 X 7
memutus halusinasi yang jam yaitu dengan melakukan
dialaminya. Saat melakukan Terapi tindakan SP 1 s.d SP 4 dan Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) pesan Aktivitas Kelompok (TAK) pesan
berantai sebanyak 3x Nn. D bisa berantai, rencana tindakan tersebut
menyampaikan pesan berantai memiliki tujuan umum klien dapat
sesuai dengan apa yang disampaikan mengontrol halusinasi. Pada tujuan
oleh penulis. khusus klien dapat membina
b. Pembahasan hubungan saling percaya, dapat
Ny. R dapat mengontrol halusinasi mengenal halusinasinya, dan dapat
pendengaran dengan cara menghardik, mengontrol halusinasinya.
bercakap – cakap dengan orang lain, d. Implementasi keperawatan yang
meminum obat dan melakukan aktivitas dilakukan pada Ny. R dan Nn. D
terjadwal. Akan tetapi belum bisa mengontrol adalah SP 1 s.d SP 4 dan Terapi
halusinasi dengan Terapi Aktivitas Kelompok Aktivitas Kelompok (TAK) pesan
(TAK) pesan berantai karena Ny. R berada berantai tetapi untuk implemnetasi
dalam fase ketiga halusinasi sehingga Ny. R lebih fokus pada Terapi Aktivitas
sulit untuk berkonsentrasi untuk Kelompok (TAK) pesan berantai.
menyampaikan pesan berantai dari penulis. Sedangkan untuk SP keluarga penulis
tidak bisa melakukannya karena
keluarga Ny. R dan Nn. D tidak Daftar Pustaka
pernah mengunjunginya. Catatan Medical record. (2015). Rumah sakit jiwa
Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
e. Evaluasi
1) Klien 1 Damaiyanti, M., Iskandar (2012). Asuhan
Ny. R dapat mengontrol halusinasi keperawatan jiwa. Bandung: PT Refika
pendengaran dengan cara menghardik, Aditama.
bercakap – cakap dengan orang lain, Hidayah, A. N. (2015). Pengaruh Terapi Aktivitas
meminum obat dan melakukan aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi – Sensori
terjadwal. Akan tetapi belum bisa Terhadap Kemampuan Mengontrol
mengontrol halusinasi dengan Terapi Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di
Aktivitas Kelompok (TAK) pesan berantai RSJD DR. Amino Gondohutomo
karena Ny. R berada dalam fase ketiga Semarang. Forum Penelitian. 1 (5), 44-55
halusinasi sehingga Ny. R sulit untuk Keliat, B.A., Akemat (2010).Model praktik
berkonsentrasi untuk menyampaikan keperawatan profesional jiwa. Jakarta: EGC.
pesan berantai dari penulis. Sehingga Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa
penulis mendelegasikan kepada perawat Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit
ruangan untuk mengajarkan metode lain Andi.
karena metode Terapi Aktivitas Kelompok Purwaningsih, W., & Ina, K. (2009). Asuhan
(TAK) pesan berantai kurang efektif Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
dilakukan kepada klien yang mengalami Medika.
halusinasi pada fase ketiga. RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar Jawa
2) Klien 2 Tengah. (online),
Nn. D dapat mengontrol halusinasi www.depkes.go.id/resources/download
pendengaran dengan cara menghardik, /general/Hasil%20Riskesdas%202013.p
bercakap – cakap dengan orang lain, dan dfoleh BPDANP KESEHATAN diakses
meminum obat. Terapi Aktivitas tanggal 19 Oktober 2014.
Kelompok (TAK) pesan berantai juga Trimelia, S. (2011). Asuhan keperawatan klien
cukup efektif diterapkan kepada Nn. D halusinasi. Jakarta : Trans Info Media.
karena melalui Terapi Aktivitas Kelompok Yosep, H, I., Titin, S. (2007). Buku Ajar
(TAK) pesan berantai Nn. D dapat Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika
mengontrol halusinasinya. Aditama.
Yusuf, Ah., Risky F., & Hanik E. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai