Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

FISIOLOGI PERNAPASAN
( SISTEM RESPIRASI )

DI SUSUN OLEH

Resky Rante Bandaso (NS1914901122)


Retsi Stevani kaunang (NS1914901123)
Reynaldi Stepanus (NS1914901124)
Reza Aditya sima (NS1914901125)
Rice Manggalla (NS1914901126)
Richa Amelia S (NS1914901127)
Rosliana daud (NS1914901128)
Selfilia rau (NS1914901129)
Septrianto Marannu Sapan (NS1914901130)
Servianus Mangkut (NS1914901131)
Sesilia Padalla (NS1914901132)
Shintya Fally Tupamahu (NS1914901133)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIK STELLA MARIS MAKASSAR
TAHUN 2016 / 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Peilaian keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan
penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk menilai bayi apakah bayi
menderita asfiksia atau tidak. Adapun penilaian meliputi frekuensi jantung
(heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna
kulit (colour), dan reaksi terhadap rangsangan (respon to stimuli) yaitu dengan
memasukan kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan Setiap
penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui
apakan bayi normal (vigorous baby = nilai Apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan
(nilai Apgar 4-6), atau bayi menderita asfiksia berat (nilai Apgar 0-3). Bila nilai
Apgar dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan
resusitasi lebih lanjut karena kalau bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit
kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik lanjutan dikemudian hari akan
lebih besar, maka penilaian Apgar dilakukan selain pada 1 menit juga 5 menit
setelah bayi dilahirkan.

B. Tujuan
 Untuk mengetahui “penilaian APGAR”
 Untuk mengetahui batasan normal BBL
C.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami yaitu:
 Kapan dimulai penilaian APGAR pada BBL
 Bagaimana cara penilaiana APGAR
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Apgar Skor

Apgar skor adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk


mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5
menit setelah lahir, serta dapat diulang pada menit ke 10-15. Nilai apgar
merupakan standar evaluasi neonatus dan dapat dijadikan sebagai data
dasar untuk evaluasi di kemudian hari (Adelle, 2002).

Kata APGAR dipublikasikan pertama kali pada tahun 1952. Lalu tahun
1962, Joseph membuat akronim dari kata APGAR tersebut yaitu Appearance
( colour= warna kulit), Pulse (heart rate= denyut nadi), grimace (refleks
terhadap rangsangan), activity (tonus otot) dan respiration (usaha bernapas).
(Sujiyantini 2011)

B. Tujuan Dilakukannya Apgar

Hal yang penting di ketahui, bahwa penilaian skor ini dibuat untuk
menolong tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi bayi baru lahir secara
umum dan memutuskan untuk melakukan tindakan darurat atau tidak.
Penilaian ini bukan sebagai prediksi terhadap kesehatan bayi atau intelegensi
bayi dimasa mendatang. Beberapa bayi dapat mencapai angka 10, dan tidak
jarang, bayi yang sehat mempunyai skor yang lebih rendah dari biasanya,
terutama pada menit pertama saat baru lahir. Sampai saat ini, skor apgar
masih tetap digunakan, karena selain ketepatannya juga karena cara
penerapannya yang sederhana, cepat , dan ringkas. Dan yang terpenting
dalam penentuan skor apgar ini adalah untuk menentukan bayi tersebut
asfiksia atau tidak (Sujiyanti,2011).

C. Kriteria skor apgar


PENILAIAN KEADAAN UMUM BAYI BERDASARKAN NILAI APGAR
0 1 2
Pucat Badan merah Seluruuh tubuh
Appearance
ekstremitas biru kemerah-
(warna kulit)
merahan
Pulse rate Tidak ada <100 >100
(frekuensi nadi)
Grimance (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk / bersin
rangsangan) mimik (grimance)
Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
Activity (tonus
dalam sedikit
otot)
fleksi
Respiration Tidak ada Lemah / tidak Baik / menangis
(pernafasan) teratur
D. Cara Menilai Apgar
Skor APGAR dinilai pada menit pertama, menit ke lima, dan menit ke sepuluh
setellah bayi lahir untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi tersebut.
Namun dalam situasi tertentu, skor APGAR juga dinilai pada menit ke 10, 15,
dan 20 sehingga total skor 10 (sujiyatini, 2011)
1. Appearance (warna kulit)
Menilai kulit bayi. Nilai 2 jika warna kulit seluruh tubuh bayi kemerahan,
nilai 1 jika kulit bayi pucat pada bagian ektremitas, dan nilai 0 jika kulit
bayi pucat pada seluruh badan (biru atau putih).
2. Pulse (denyut jantung)
Untuk mengetahui denyut jantung bayi, dapat dilakukan dengan meraba
bagian atas dada bayi dibagian apex dengan dua jari atau dengan
meletakan stetoskop pada dada bayi. Denyut jantung dihitung dalam satu
menit, cara dihitung 15 detik, lalu hasilnya di kalikan 4, sehingga di dapat
hasil total dalam 60 detik. Jantung yang sehat akan berdenyut diatsa
100x/menit dan diberi nilai 2. Nilai 1 diberikan pada bayi yang frekuensi
denyut jantungnya dibawah 100x/menit. Sementara bila denyut jantung
tak terdeteksi sama sekali maka nilainya 0.
3. Grimace (reaksi rangsangan)
Ketika selang scation dimasukan kedalam lubang hidung bayi untuk
berisihkan jalan napasnya bayi, akan terlihat bagaimna reaksi bayi. Jika ia
menarik, batu, ataupu bersin saat stimulasi itu bertandaa responnya
terhadap rangsangan bagus dan mendapat nilai 2. Tapi jika bayi hanya
meringis ketika stimulasi, itu berarti hanya mendapat nilai 1. Dan jika bayi
tidak ada respon terhadap stimulasi maka diberikan nilai 0.
4. Activity (Tonus Otot)
Hal ini dinilai dari gerakan bayi. Bila bayi menggerakan kedua tangan dan
kakinya secara aktif dan spontan begitu lahir, artinya tonus ototnya bagus
dan diberi nilai 2. Tapi jika bayi dirangsang ekstremitanya ditekuk, nilinya 1.
Bayi yang kahir dalam keadaan lunglai atau terkulai nilai 0.
5. Respiration (Pernapasan)
Kemampuan bayi bernapas dinilai dengan mendengarkan tangis bayi. Jika
ia langsung menagis dengan kuat begitu lahir, itu tandanya paru-paru bayi
telah matang dan mampu beradaptasi dengan baik. Berarti nilainya 2.
Sedangkan bayi yang hanya merinti –rinti nilainya 1. Nilai 0 diberikan pada
bayi yang lahir tanpa tangisan.

Kriteria keberhasilan sebagai berikut :


1. hasil skor 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi berada dalam
kondisi baik atau dinyatakan bayi normal
2. hasil skor 4-6 di nyatakan bayi afiksia ringan, sedang, sehingga perlu di
bersihkan jalan napas dengan resusitasi dan pemberian oksigen tambahan
sampai bayi dapat bernapas normal.
3. Hasil skor 0-3 dinyatakan bayi afiksia berat sehingga memerlukan resusitasi
segera secara aktif dan pemberian oksigen secara terkendali.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Apgar Score merupakan alat untuk menilai kondisi bayi sesaat setelah
lahir meliputi lima variabel yaitu frekuensi jantung (heart rate), usaha
nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour),
dan reaksi terhadap rangsangan (respon to stimuli), setiap penilaian diberi
angka 0, 1 dan 2.
Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang diaplikasikan
untuk neonatus yang gagal bernafas secara spontan. Sebuah sistem
yang menjelaskan status klinis neonatus diperlukan untuk mengevaluasi
hasil akhir persalinan dan untuk mendokumentasikan respon terhadap
resusitasi. Untuk menentukan kebutuhan bayi terhadap resusitasi, tiga
tanda apgar skor sangat penting, yakni pernafasan, warna, dan denyut
jantung. Semua neonatus harus diobservasi secara ketat selama jam
pertama kehidupan.
b. Saran
Dengan terselesainya makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak memiliki kesalahan,sehingga kami mengharapkan saran
dan kritik dari teman-teman yang bersifat membangun sehingga dalam
pembuatan makalah kedepannya akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nanny Lia Dewi, Vivian, S. ST. Dan Sunarsih, Tri, S. ST. Asuhan
Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. h.
118-27.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan.


Jakarta: PT Rineka Cipta; 2003. h. 11.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan.


Jakarta: PT Rineka Cipta; 2005.

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan.


Jakarta: PT Rineka Cipta; 2009.

Anda mungkin juga menyukai