Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

PENGKAJIAN APGAR SKOR,DOWN SCORE

Disusun Oleh:

NAMA : RIZKI PUTRI APRIANI

NIM :15.IK.445

SEMESTER : V (Lima)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SARI MULIA BANJARMASIN
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : Pengkajian APGAR Skor,Down Score

NAMA : RIZKI PUTRI APRIANI

NIM : 15.IK.445

Banjarmasin, 5 Januari 2018

Menyetujui

Pembimbing Laporan Pendahuluan (LP)

Erma Erliani,S.Kep.,Nes

NIK.19.2017.035
KONSEP DASAR KETERAMPILAN

PENGKAJIAN APGAR SCORE,DOWN SCORE

A. Definisi
Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah
metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia
Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi
kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. Apgar yang berprofesi
sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui
dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.

Apgar score adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji
kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelah
lahir , serta dapat diulang pada menit ke 10 – 15 . Nilai apgar merupakan
standart evaluasi neonatus dan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk
evaluasi di kemudian hari .Kata APGAR dipublikasikan pertama kali pada tahun
1952 . Lalu tahun 1962 , Joseph membuat akronim dari kata APGAR tersebut ,
yaitu Appearance (colour = warna kulit) , Pulse (heart rate = denyut nadi) ,
Grimace (refleks terhadap rangsangan) , Activity (tonus otot) , dan Respiration
(usaha bernapas) .

B. Tujuan :
Hal yang penting diketahui , bahwa penilaian skor ini dibuat untuk menolong
tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi bayi baru lahir secara umum dan
memutuskan untuk melakukan tindakan darurat atau tidak . Penilaian ini bukan
sebagai prediksi terhadap kesehatan bayi atau intelegensi bayi dimasa
mendatang . Beberapa bayi dapat mencapai angka 10 , dan tidak jarang , bayi
yang sehat mempunyai skor yang lebih rendah dari biasanya , terutama pada
menit pertama saat baru lahir . Sampai saat ini , skor apgar masih tetap
digunakan , karena , selain ketepatannya , juga karena cara penerapannya yang
sederhana , cepat , dan ringkas . Dan yang terpenting dalam penentuan skor
apgar ini adalah untuk menetukan bayi tersebut asfiksia atau tidak .
C. Lima kriteria Skor Apgar :

Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim

warna kulit tubuh


normal merah warna kulit tubuh,
seluruhnya muda, tangan, dan kaki
Warna kulit Appearance
biru tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis
(akrosianosis)

Denyut jantung tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit Pulse

tidak ada
meringis/menangis meringis/bersin/batuk
respons
Respons refleks lemah ketika saat stimulasi Grimace
terhadap
distimulasi saluran napas
stimulasi

lemah/tidak
Tonus otot sedikit gerakan bergerak aktif Activity
ada

menangis kuat,
lemah atau tidak
Pernapasan tidak ada pernapasan baik dan Respiration
teratur
teratur

Interpretasi Nilai Apgar


Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan
dapat diulangi jika skor masih rendah.

Jumlah skor Interpretasi Catatan

7-10 Bayi normal

Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan


4-6 Agak rendah lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian
oksigen untuk membantu bernapas.

0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif


Penanganan Bayi Baaru Lahir Berdasasrkan NILAI APGAR

Nilai APGAR 5 Menit


Penaganan
Pertama

 Tempatkan ditempat hangat dengan lampu


sebagai sumber penghangat

0-3  Pemberian oksigen.

 Resusitasi

 Stimulasi rujuk

 Tempatkan dalam tempat yang hangat.

4-6  Pemberiak oksigen

 Stimulasi taktil

 Dilakukan penatalaksanaan sesuai drngan bayi


7-10
normal.

Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi
yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu
mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat
peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam
tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut
dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi
signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk
menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan
penanganan medis segera; dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka
panjang akan kesehatan bayi tersebut.
D. Cara Penilaian APGAR
1. Appearance (warna kulit) :
Menilai kulit bayi. Nilai 2 jika warna kulit seluruh tubuh bayi
kemerahan,nilai 1 jika kulit bayi pucat pada bagian ekstremitas , dan nilai 0
jika kulit bayi pucat pada seluruh badan (Biru atau putih semua)
2. Pulse (denyut jantung) :
Untuk mengetahui denyut jantung bayi , dapat dilakukan dengan meraba
bagian atas dada bayi di bagian apeks dengan dua jari atau dengan
meletakkan stetoskop pada dada bayi . Denyut jantung dihitung dalam satu
menit , caranya dihitung 15 detik , lalu hasilnya dikalikan 4 , sehingga didapat
hasil total dalam 60 detik . Jantung yang sehat akan berdenyut di atas 100
kali per menit dan diberi nilai 2 . Nilai 1 diberikan pada bayi yang frekuensi
denyut jantungnya di bawah 100 kali per menit . Sementara bila denyut
jantung tak terdeteksi sama sekali maka nilainya 0.
3. Grimace (respon reflek) :
Ketika selang suction dimasukkan ke dalam lubang hidung bayi untuk
membersihkan jalan nafasnya,akan terlihat bagaimana reaksi bayi.Jika ia
menarik,batuk,ataupun bersin saat di stimulasi , itu pertanda responnya
terhadap rangsangan bagus dan mendapat nilai 2.Tapi jika bayi hanya
meringis ketika di stimulasi,itu berarti hanya mendapat nilai 1.Dan jika bayi
tidak ada respon terhadap stimulasi maka diberi nilai 0 .
4. Activity (tonus otot) :
Hal ini dinilai dari gerakan bayi.Bila bayi menggerakkan kedua tangan dan
kakinya secara aktif dan spontan begitu lahir,artinya tonus ototnya bagus dan
diberi nilai 2.Tapi jika bayi dirangsang ekstermitasnya ditekuk,nilainya hanya
1.Bayi yang lahir dalam keadaan lunglai atau terkulai dinilai 0 .
5. Respiration (pernapasan) :
Kemampuan bayi bernafas dinilai dengan mendengarkan tangis bayi.Jika
ia langsung menangis dengan kuat begitu lahir,itu tandanya paru-paru bayi
telah matang dan mampu beradaptasi dengan baik. Berarti nilainya 2.
Sedangkan bayi yang hanya merintih rintih,nilainya 1. Nilai 0 diberikan pada
bayi yang terlahir tanpa tangis (diam) .
E. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir
1. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) :
- Kolaborasi dalam pemberian suction .
- Kolaborasi dalam pemberian O2 .
- Berikan kehangatan pada bayi .
- Observasi denyut jantung , warna kulit , respirasi .
- Berikan injeksi vit K , bila ada indikasi perdarahan .
2. Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6) :
- Kolaborasi dalam pemberian suction .
- Kolaborasi dalam pemberian O2 .
- Observasi respirasi bayi .
- Beri kehangatan pada bayi .
3. Bayi normal (nilai APGAR 7-10) :
- Berikan kehangatan pada bayi .
- Observasi denyut jantung , warna kulit , serta respirasi pada menit selanjutnya
sampai nilai Apgar menjadi 10

F. Down Score
Pemeriksaan score down adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bayi
yang baru lahir,bertujuan untuk mengevaluasi status gawat nafas.
0 1 2
FrekuensiNa < 60/menit 60 – 80/menit > 80/menit
pas
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap
dengan O2 walaupun diberi O2
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksiberat
retraksi
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara masuk
bilateral baik udara masuk
Merintih Tidak merintih Dapat di dengar Dapat didengar tanpa alat
dengan stetoskop bantu
Keterangan:
0-4 : Distress Napas Ringan,membutuhkan O2 nasal atau headbox
4-7 : Distsres Napas Sedang,membutuhkan Nasal CPAP
>7 : Distres Napas Berat,Ancaman Gagal Napas,membutuhkan Intubasi (perlu diperiksa
Analisa Gas Darah/AGD)
DAFTAR PUSTAKA

Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: Infomedika

Sulistyawati,A. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika
Sumarah, SSiT, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya

Varney Hellen.1997. Varney Midwifery. 2 ed. London : Jones and Bartlett Publishers
International.

Anda mungkin juga menyukai