Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG SYOK

HIPOVOLEMIK DENGAN PENATALAKSANAAN AWAL


PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Ivon Kristi Lupy


Lucky T. Kumaat
Mulyadi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : kristivon17@gmail.com

Abstract: One of the conditions that need to do immediately action in emergency room is
hypovolemic shock. Shock’s patient very needs strict observation about clinical signs along
with hemodynamic status and intravascular status. As a nurse, should understand and has
capability to handle this condition in every place/ward. The purpose of this research was to
know the correlation between nurse’s knowledge about hypovolemic shock and first handling
to patient in Emergency Room of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. The method of
this research was cross sectional method. The sampling technique used purposive sampling
that was 30 respondents. The result of this research used chi-square test which got the p
value = 0,014 < α = 0,05. This research conclusion, there was a correlation between
nurse’s knowledge about hypovolemic shock and first handling to patient in Emergency
Room of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital.

Keyword : Hypovolemik Shock, knowledge, first handling


Bibliography : 43 (1997-2014) journal 10+book 31+institute 1+article 1

Abstrak: Salah satu kondisi yang memerlukan tindakan segera di IGD adalah syok
hipovolemik. Pasien syok sangat memerlukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda klinis
serta status hemodinamik dan status intravaskular. Sebagai perawat, harus mengenal dan
mempunyai kemampuan atau kecakapan untuk menangani kondisi ini disetiap
tempat/ruangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan
perawat tentang syok hipovolemik dengan penatalaksanaan awal pasien di IGD RSUP Prof
Dr. R. D. Kandou Manado. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan
sampel dengan purposive sampling sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menggunakan
uji chi square didapatkan nilai p = 0,014 < α = 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat tentang syok hipovolemik dengan
penatalaksanaan awal pada pasien di IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado.

Kata kunci : Syok hipovolemik, Pengetahuan, Penatalaksanaan


Daftar pustaka : 43 (1997-2014) jurnal 10+buku 31+lembaga 1+artikel 1
PENDAHULUAN kompensasi seseorang dan kecepatan
kehilangan darah. Tanda dan gejala syok
Salah satu kondisi yang hipovolemik harus dimonitor oleh perawat
memerlukan tindakan segera di IGD adalah secara berkala. Sebagai perawat, harus
syok hipovolemik. Pasien syok sangat mengenal dan mempunyai kemampuan atau
memerlukan pemantauan ketat terhadap kecakapan untuk menangani kondisi ini,
tanda-tanda klinis serta status hemodinamik disetiap tempat/ruangan. Perawat harus
dan status intravaskular. Karena bantuan memberikan intervensi yang tepat atau
sirkulasi dan medikasi pada pasien gawat manajemen kegawatdaruratan untuk
darurat diberikan berdasarkan ketepatan mengobati syok hipovolemik (Dewi dan
menilai status volume intravaskular pasien Rahayu, 2010).
(Hutabarat, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan,
Syok hipovolemik yang disebabkan pada Rumah Sakit Prof. Kandou Manado,
oleh terjadinya kehilangan darah secara pada ruangan Triase Instalasi Gawat
akut (syok hemoragik) sampai saat ini Darurat menerima 10848 pasien dalam
merupakan salah satu penyebab kematian di kurun waktu Januari 2014 sampai Maret
negara-negara dengan mobilitas penduduk 2014. Dalam kurun waktu tersebut,
yang tinggi. Salah satu penyebab terjadinya kejadian syok hipovolemik yang terjadi di
syok hemoragik tersebut diantaranya adalah Instalasi Gawat Darurat mencapai 191
cedera akibat kecelakaan. Menurut WHO kasus. 53 kasus pada bulan Januari, 48
cedera akibat kecelakaan setiap tahunnya kasus pada bulan Februari dan 90 kasus
menyebabkan terjadinya 5 juta kematian pada bulan Maret.
diseluruh dunia. Angka kematian pada Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
pasien trauma yang mengalami syok merasa tertarik untuk mengetahui lebih
hipovolemik di rumah sakit dengan tingkat lanjut mengenai hubungan pengetahuan
pelayanan yang lengkap mencapai 6%. perawat tentang syok hipovolemik dengan
Sedangkan angka kematian akibat trauma penatalaksanaan awal pasien di Instalasi
yang mengalami syok hipovolemik di Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R.D.
rumah sakit dengan peralatan yang kurang Kandou Manado.
memadai mencapai 36% (Diantoro, 2014).
Syok hipovolemik juga terjadi pada
wanita dengan perdarahan karena kasus METODOLOGI PENELITIAN
obstetri, angka kematian akibat syok
hipovolemik mencapai 500.000 per tahun Desain penelitian yang digunakan
dan 99% kematian tersebut terjadi di negara pada penelitian ini adalah penelitian analitik
berkembang. Sebagian besar penderita syok observasional dengan menggunakan metode
hipovolemik akibat perdarahan meninggal pendekatan cross-sectional. Setiap subjek
setelah beberapa jam terjadinya perdarahan penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
karena tidak mendapat penatalaksanaan pengukuran dilakukan terhadap status
yang tepat dan adekuat. Diare pada balita karakter atau variabel subjek pada saat
juga meruapakan salah satu penyebab pemeriksaan (Sastroasmoro dan Ismael,
terjadinya syok hipovolemik. Menurut 2010).
WHO, angka kematian akibat diare yang Teknik penentuan sampling yang
disertai syok hipovolemik pada balita di akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Brazil mencapai 800.000 jiwa. Sebagian non probability sampling. Non probability
besar penderita meninggal karena tidak sampling merupakan teknik pengambilan
mendapat penanganan pada waktu yang sampel yang memberi kesempatan yang
tepat (Diantoro, 2014). sama bagi anggota populasi untuk dipilih
Syok hipovolemik sendiri menjadi sampel (Setiadi, 2007). Teknik
bergantung pada efisiensi mekanisme sampling yang digunakan peneliti adalah
purposive sampling, yaitu teknik penentuan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
sampel berdasarkan pada pertimbangan Dessler (2009), yaitu usia produktif adalah
tertentu yang dibuat peneliti dengan kata 25-35 tahun.
lain sampel yang sesuai dengan kriteria
inklusi (Notoatmodjo, 2012). 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Penentuan sampel menurut Effendi Jenis Kelamin
(2012), bilamana analisis yang dipakai
adalah teknik korelasi maka sampel yang Jenis Kelamin n %
harus diambil minimal 30, sehingga sampel Laki-laki 8 26,7
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Perempuan 22 73,3
sebanyak 30 sampel.
Instrumen penelitian yang Jumlah 30 100
digunakan adalah lembar kuesioner tentang Sumber: data primer 2014
pengetahuan mengenai syok hipovolemik Berdasarkan tabel diatas responden
dan lembar observasi untuk menilai terbanyak adalah responden yang berjenis
penatalaksanaann awal pada pasien syok kelamin perempuan sebanyak 22 orang
hipovolemik. (73,3%).
Dilihat dari hasil penelitian ini,
nampak bahwa perempuan lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN mendominasi wilayah kerja di IGD RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Meskipun
A. Analisa Univariat demikian, hasil penelitian dari Hayutungga
Tuswulandari (2004) menunjukkan bahwa
1. Distribusi Responden Berdasarkan tidak terdapat hubungan antara jenis
Usia kelamin dengan kinerja perawat dalam
penerapan SAK
Usia n %
3. Distribusi Responden Berdasarkan
21-30 14 46,7
Pendidikan
31-40 12 40
41-50 1 3,3 Pendidikan n %
51-60 3 10 DIII – Kep. 17 56,7
Jumlah 30 100
DIV – Kep. 1 3,3
Sumber: data primer 2014 S1 – Kep. 5 16,7
Berdasarkan tabel diatas S1 + Ners 7 23,3
menunjukkan bahwa usia responden Jumlah 30 100
terbanyak adalah 21-30 tahun yaitu 14 Sumber: data primer 2014
orang (46,7%) dan usia responden yang
paling sedikit adalah 41-50 tahun yaitu 1 Berdasarkan tabel diatas
orang (3,3%). menunjukkan bahwa responden terbanyak
Penelitian Gambrill (2005) dan adalah responden yang memiliki
Willingham menunjukkan bahwa pendidikan DIII – Keperawatan sebanyak
pertambahan usia menunjukkan tingkat 17 orang (56,7%) dan yang paling sedikit
kedewasaan dan bertambahnya adalah responden yang memiliki
pengetahuan individu. Dalam bekerja umur pendidikan DIV – Keperawatan sebanyak 1
mempengaruhi produktivitas, usia rata-rata orang (3,3%).
perawat tergolong dalam usia produktif Notoatmodjo (2007) menerangkan
sehingga berpeluang untuk mencapai pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
produktivitas kinerja yang lebih baik. Hal pendidikan, dengan pendidikan tinggi maka
individu tersebut akan semakin luas pengalaman. Menurut Sastrohadiwiryo
pengetahuannya. Menurut U.S Department (2002) semakin lama seseorang bekerja
Of Labor (2005), lulusan sarjana muda dan semakin banyak kasus yang ditanganinya
diploma atau setingkat merupakan sumber sehingga semakin meningkat
daya yang paling signifikan dalam dunia pengalamannya, sebaliknya semakin
kerja (Potter&Perry, 2012). singkat orang bekerja maka semakin sedikit
kasus yang ditanganinya (Sastrohadiwiryo,
4. Distribusi Responden Berdasarkan 2002).
Status Kepegawaian
6. Distribusi Responden Berdasarkan
Status n % Pengetahuan Syok Hipovolemik
Kepegawaian
PNS 22 73,3 Pengetahuan n %
NON PNS 8 26,7 Baik 23 76,7
Jumlah 30 100 Kurang 7 23,3
Sumber: data primer 2014 Jumlah 30 100
Sumber: data primer 2014
Berdasarkan tabel diatas responden Berdasarkan tabel diatas
terbanyak adalah responden yang berstatus menunjukkan bahwa responden terbanyak
sebagai PNS sebanyak 22 orang (73,3%). adalah responden yang memiliki
Didalam diri seseorang terdapat pengetahuan baik sebanyak 23 orang
standar keunggulan individu yang (76,7%).
dipengaruhi oleh keadaan jasmani, Menurut Irmayanti et.al. (2007),
intelegensi, kepribadian, minat, pengalaman pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
keberhasilan, tingkat pendidikan, pendidikan, media, keterpaparan informasi,
lingkungan masyarakat serta komitmen pengalaman dan lingkungan. Peneliti
terhadap organisasi. Sehingga, keadaan dari berpendapat, pengetahuan yang baik ini
dalam individu yang berbeda itulah yang dikarenakan pendidikan dari perawat yang
mendorong munculnya motivasi berprestasi diteliti memiliki latar belakang pendidikan
pada Pegawai Negeri Sipil dan Non tinggi yaitu minimal D3 Keperawatan.
Pegawai Negeri Sipil (Yustisia, 2009). Sesuai dengan ketentuan keputusan Menteri
Kesehatan RI tahun 2001 bahwa tenaga
5. Distribusi Responden Berdasarkan perawat di sarana pelayanan kesehatan
Lama Kerja minimal D3 Keperawatan.

Lama Kerja n % 7. Distribusi Responden Berdasarkan


Penatalaksanaan Awal Syok
≥ 5 tahun 13 43,3
Hipovolemik
< 5 tahun 17 56,7
Sumber: data primer 2014 Penatalaksanaan n %
Baik 21 70
Berdasarkan tabel diatas
Kurang 9 30
menunjukkan bahwa responden terbanyak
adalah responden yang mempunyai masa Jumlah 30 100
kerja kurang dari 5 tahun yaitu 17 orang Sumber: data primer 2014
(56,7%).
Irmayanti, et al (2007) mengatakan Berdasarkan tabel diatas
bahwa salah satu faktor yang menunjukkan bahwa responden terbanyak
mempengaruhi pengetahuan adalah adalah responden yang memiliki
penatalaksanaan baik sebanyak 21 orang Hal ini sejalan dengan penelitian
(70%). Faridah (2009) yang menunjukkan ada
Menurut Notoatmodjo (2007), hubungan pengetahuan dengan peran
tindakan atau praktik adalah respon atau perawar sebagai pelaksana dalam
reaksi konkret seseorang terhadap stimulus penanganan pasien gawat darurat.
atau objek. respon ini sudah dalam bentuk Penelitian Eriawan (2013) juga
tindakan (action) yang melibatkan aspek menunjukkan bahwa terdapat hubungan
psikomotor atau seseorang telah yang bermakna antara tingkat pengetahuan
mempraktekkan apa yang diketahui atau perawat dengan tindakan keperawatan.
disikapi. Pengetahuan merupakan hasil dari
mengingat kembali kejadian yang pernah
B. Analisa Bivariat dialami baik secara sengaja maupun tidak
sengaja setelah dilakukan pengamatan pada
Analisis uji hubungan pengetahuan suatu objek yang dapat menjadi bagian
perawat tentang syok hipovolemik penting untuk terbentuknya suatu tindakan
dengan penatalaksanaan awal pasien. seseorang (Notoatmodjo, 2003). Tindakan
keperawatan adalah tindakan mandiri
Pengeta Penatalaksanaan P perawat profesional melalui kerjasama
huan Baik % Kurang % berbentuk kolaborasi dengan klien dan
tenaga kesehatan lain dalam memberikan
Baik 19 63,3 4 13,3 0,014
asuhan keperawatan atau sesuai dengan
Kurang 2 6,7 5 16,7 lingkungan wewenang dan tanggung
Total 21 70 9 30 jawabnya (Hamid, 2000).
Sumber: data primer 2014 Hasil penelitian ini sejalan dengan
teori Notoatmodjo (2007) yang
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat
menunjukkan bahwa perawat yang pengetahuan seseorang maka akan
mempunyai pengetahuan dan berpengaruh terhadap upaya peningkatan
penatalaksanaan dengan kategori baik ada perilaku kesehatan.
19 orang (63,3%). Sedangkan perawat yang Berdasarkan beberapa hasil
mempunyai pengetahuan baik dan penelitian dan konsep-konsep diatas maka
penatalaksanaan kurang ada 4 orang hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
(13,3%). Perawat yang memiliki yang mengatakan tentang hubungan
pengetahuan dan penatalaksanaan dengan pengetahuan terhadap peran perawat dalam
kategori kurang ada 5 orang (16,7%). intervensi asuhan keperawatan gawat
Sedangkan Perawat yang mempunyai darurat atau dapat dikatakan semakin baik
pengetahuan kurang dan penatalaksanaan pengetahuan seseorang maka semakin baik
baik ada 2 orang (6,7%). pula dalam penatalaksanaaan pada pasien
Hasil analisis chi square atau dalam melaksanakan tindakan
menunjukkan bahwa ada hubungan yang keperawatan.
bermakna antara pengetahuan perawat
tentang syok hipovolemik dan
penatalaksanaan pasien, dimana diperoleh KESIMPULAN
nilai ρ < 0,05 yaitu 0,014. Hal ini
menyatakan bahwa ada hubungan antara Berdasarkan hasil penelitian dan
pengetahuan perawat tentang syok pembahasan yang telah diuraikan
hipovolemik dengan penatalaksanaan awal sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
pada pasien di Instalasi Gawat Darurat sebagai berikut:
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. 1. Sebagian besar perawat di IGD
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado memiliki pengetahuan Diantoro, Dimas Gatra. 2014. Syok
yang baik tentang syok Hipovolemik. RSUD Margono
hipovolemik. Soekarjo.
2. Sebagian besar perawat di IGD http://www.scribd.com/mobile/doc
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou /217057551?width=602#fullscreen
Manado melakukan . Diakses tanggal 16 April 2014
penatalaksanaan yang baik pada pukul 06.00 WITA.
pasien syok hipovolemik.
3. Ada hubungan yang bermakna Doenges, Moorhouse & Geissler. 2000.
antara pengetahuan perawat tentang Rencana Asuhan Keperawatan.
syok hipovolemik dengan Jakarta: Buku Kedokteran EGC
penatalaksanaan pasien di IGD
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Eliastam, Sternbach & Bresler. 1998. Buku
Manado. Saku Penuntun Kedaruratan Medis
Edisi 5. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

DAFTAR PUSTAKA Eriawan, Riezky Dwi. 2013. Hubungan


Tingkat Pengetahuan Perawat
Anggara, Rindu. 2012. Analisa Tingkat Dengan Tindakan Keperawatan
Rasionalitas Transfusi Darah Pada Pasien Pasca Operasi
Pada Pelayanan Operasi Gawat Dengan “GENERAL
Daruratdi Instalasi Rawat Darurat AENESTHESIA” Di Ruang
RSU Dr. Soetomo. Pemulihan IBS RSD dr. Soebandi
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/a Jember. Jember: PSIK Universitas
bstrak_527183_tpjua.pdf. Diakses Jember
tanggal 24 April 2014 pukul 07.00
WITA Faridah, Virgianti Nur. 2009. Hubungan
Pengetahuan Perawat Dan Peran
Boswick, John A. 1997. Perawatan Gawat Perawat Sebagai Pelaksana
Darurat. Jakarta: Buku Dalam Penanganan Pasien Gawat
Kedokteran EGC Darurat Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler
Corwin, Elisabeth J. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: Buku Gambril & Willingham. 2005. Critical
Kedokteran EGC Thinking In Clinical Practice:
Improving The Quality Of
Dessler, Gary. 2009. Manajemen Sumber
Judgements And Decisions, 2 nd ed.
Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Hoboken, NJ: John Wiley&Sons.
Aksara

Gunawan, et.al. 2012. Farmakologi dan


Dewi, E. dan Rahayu, S. 2010.
Terapi Edisi 5. Jakarta: Badan
Kegawatdaruratan Syok
Penerbit FKUI
Hipovolemik.
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit Hamid, A. Y. 2000. Pengenalan Konsep
stream/handle/123456789/2043/BI Komite Keperawatan Dan
K_Vol_2_No_2_8_Enita_Dewi.pd Kedudukannya Di Dalam Rumah
f?sequence=1. Diakses tanggal 3 Sakit Jiwa: Jurnal Manajemen Dan
April 2014 pukul 19.30 WITA Administrasi Rumah Sakit
Indonesia.
Hardisman. 2013. Memahami Patofisiologi Patologi Volume 2 Edisi 7. Jakarta:
dan Aspek Klinis Syok Buku Kedokteran EGC
Hipovolemik: Update dan
Penyegar. Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Ilmu
http://jurnal.fk.unand.ac.id/images/ Keperawatan Komunitas
articles /vol2/no3/178182.pdf. Pengantar Dan Teori. Jakarta:
Diakses tanggal 3 April 2014 Salemba Medika.
pukul 19.28 WITA.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian
Hernawati, Ina. 2011. Analisis Kematian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Ibu Di Indonesia Tahun 2010.
http://www.kesehatanibu.depkes.g Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan
o.id/wp- dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
content/uploads/downloads/ Cipta
2011/08/Analisis-Kematian-Ibu-di-
Indonesia-Tahun-2010.pdf Diakses Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Ilmu Dan
tanggal 24 April 2014 pukul 07.00 Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
WITA
Potter & Perry. 2012. Buku Ajar
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Fundamental Keperawatan:
Kebutuhan Dasar Manusia: Konsep, Proses dan Praktik, Edisi
Aplikasi Konsep dan Proses 4 Volume 2. Jakarta: Buku
Keperawatan. Jakarta: Salemba Kedokteran EGC
Medika
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi:
Hutabarat, Evangeline M. 2014. Perbedaan Konsep Klinis Proses-Proses
Hemodinamik Sebelum dan Penyakit Volume 1 Edisi 6. Jakarta:
Sesudah Passive Leg Raising Dan Buku Kedokteran EGC
Pemberian Cairan Infus Pada
PSIK Universitas Sam Ratulangi. 2013.
Pasien Syok Hipovolemik Di
Panduan Penulisan Tugas Akhir
Instalasi Gawat Darurat RS
Proposal Dan Skripsi.
Dustira Cimahi.
http://pustaka.unpad.ac.id/archives Saryono dan Widianti, Anggriyana Tri.
/130596/. Diakses tanggal 16 April 2010. Catatan Kuliah: Kebutuhan
2014 pukul 06.00 WITA. Dasar Manusia (KDM).
Yogyakarta: Nuha Medika
Irmayanti et.al. 2007. MPKT Modul 1.
Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. Sastroasmoro & Ismael. 2010. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi
Junaidi, Iskandar. 2011. Pedoman
3. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Pertolongan Pertama yang Harus
Dilakukan Saat Gawat dan Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2002.
Darurat Medis. Yogyakarta: ANDI Manajemen Tenaga Kerja
Indonesia Pendekatan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Administratif Dan Operasional.
Indonesia Nomor
Jakarta: Bumi Aksara
1239/Menkes/SK/XI/2001 Tentang
Tenaga Perawat Minimal D3 Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Kumar, Cotran & Robbins. 2012. Buku Ajar
Sitorus dan Panjaitan. 2011. Manajemen Diakses tanggal 24 April 2014
Keperawatan: Manajemen pukul 07.00 WITA
Keperawatan Di Ruang Rawat
Edisi 1. Jakarta: CV Agung Seto Wilkinson & Ahern.2012. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Sudoyo, et.al. 2009. Buku Ajar Ilmu Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Yustisia. 2009. Perbedaan Motivasi
Penyakit Dalam Berprestasi Pada Pegawai Negeri
Sipil Dan Tenaga Honorer
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Daerah.
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta

Suhartati, et.al. 2011. Standar Pelayanan


Keperawatan Gawat Darurat di
Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat
Bina Pelayanan Keperawatan dan
Keteknisan Medik Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI

Tambajong, Jan. 2002. Farmakologi Untuk


Keperawatan. Jakarta: Widya
Medika

Taufik, M. 2007. Prinsip-Prinsip Promosi


Kesehatan dalam Bidang
Keperawatan. Jakarta: CV.
Infomedika

Tim Indeks. 2011. Nursing: Memahami


Berbagai Macam Penyakit.
Jakarta: PT. Indeks

Tuswulandari, Hayutungga. 2004.


Hubungan Karateristik Individu
Dengan Kinerja Perawat Di
Instalasi Rawat Darurat RS. Dr.
Sardjito Yogyakarta.
http://eprint.undip.ac.id/8570/

Wahyuningsih, Merry. 2013. Waspada!


Pneumonia & Diare Jadi
Penyebab Utama Kematian Balita
Indonesia.
http://health.detik.com/read/2013
/07/19/152519
/2308194/1300/waspada-
pneumonia--diare-jadi-penyebab -
utama-kematianbalita-indonesia.

Anda mungkin juga menyukai