Anda di halaman 1dari 12

Selamat sore ibu, mohon konsultasi kelanjutan skripsi kami :

Judul

: Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Pada


Pasien Pre Operasi Katarak Di Poli Mata Rumah Sakit umum Daerah
Ngudi Waluyo Wlingi

Nama

: Winarti Pangreh Utami

NIM

: 1312011

Jurusan

: Progra Studi Ilmu Keperawatan

Tahun Akademik

: 2013 /2014

ABSTRAK (dicetak tebal)


Salah satu fenomena psikologis yang banyak dijumpai dalam kehidupan manusia adalah
kecemasan. Individu akan mengalami kecemasan yang dapat menimbulkan perubahan cara
berfikir dalam upaya menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap masalah (koping),
sehinggan indivisu tersebut dapat dapat belajar lebih baik atau adaptif. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi (menjelaskan) hubungan tingkat kecemasan dengan
mekanisme koping pada pasien pre operasi katarak di poli mata RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan
mekanisme koping pada pasien pre operasi katarek. Populasi penelitian ini adalah pasien
yang akan menjalani tindakan operasi katarak di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Sedangkan
pengambilan sampel dilakukan dengan cara pusposive sampling. Data dikumpulkan dengan
cara kuesioner yang diisi oleh responden. Adapun waktu yang dilakukan yaitu pada tanggal 4
nopember samnpai 7 desmber 2014. Dari 33 kuesioner penelitian didapatkan hasil 7
responden memiliki tingkat kecemasan ringan, 19 responden mengalami kecemasan sedang
dan 7 responden mengalami kecemasan berat. Sedangkan untuk mekanisme koping dari 33
kuesioner tersebut didapatkan 9 responden memiliki koping maladaptif dan 24 responden
memiliki respon adaptif. Hasil analisa data melalui uji statistik koefisien kontengensi
menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada
pasien pre operasi katarak (tuliskn nilai uji)
Dengan adanya hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien pre
operasi katarak perlu adanya pengkajian psikososial yang adekwat agar pasien lebih siap
dalam menjalani prosedur tindakan operasi.
Kata kunci : kecemasan pre operasi, mekanisme koping.

Pastikan tidak lebih dari 250 kata

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.2 PEMBAHASAN
4.3 KETERBATASAN PENELITIAN
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitianan
Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi yang merupakan
rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Blitar tipe B non pendidikan terakreditasi. RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi menyediakan layanan kesehatan baik rawat jalan maupun rawat inap.
Pelayanan rawat jalan meliputi poli umum, poli bedah,poli dalam,poli anak,poli kebidanan
dan kandungan poli syaraf , poli jantung, poli paru, poli kulit dan kelamin, poli orthophaedi,
poli THT, poli mata, poli gizi, poli gigi, poli VCT dan haemodialisa. Sedangkan pelayanan
rawat inap terbagi menjadi IGD, ruang ICU/ICCU, ruang bersalin, ruang anak, ruang
perinatologi, ruang bedah, ruang pavilyun, ruang penyakit dalam (ruang menular, ruang
intermediate, ruang MPKP) dan kamar operasi
Poli mata merupakan poli sub spesialis yang menjadi salah satu andalan dari RSUD
Ngudi waluyo Wlingi dengan layanan unggulan berupa deteksi dini kebutaan akibat penyakit
mata, kelainan refraksi, pengobatan penyakit mata akibat infeksi dan trauma, konseling
penyakit mata akibat proses degenerasi dan gangguan metabolik serta penanganan operasi
pada katarak.
Seiring dengan kemajuan tehnologi dan tetap dengan tujuan poli mata yaitu
memberikan pelayanan yang optimal, diagnosa yang akurat dan tepat serta memberikan
kepuasan pada pelanggan, saat ini operasi katarak bisa dilakukan dengan system one day care

dimana penderita katarak dipersiapkan dari poli klinik dan tidak harus menjalani rawat inap.
Prosedur one day care ternyata lebih diminati oleh penderita untuk itu persiapan pre operasi
harus dilakukan secara optimal meliputi persiapan biopsikososial dan spiritual agar penderita
dapat lebih optimal dalamemepersiapkan dirinya sehingga kecemasan dapat ditekan dan
koping penderita bisa lebih positif.
Gambar 4.1
Alur penderita rawat jalan yang akan menjalani operasi dapat digambarkan sebagai berikut
Loket
pendaftaran
Poli mata

Kamar
operasi

R.Operasi

Pulang

4.2 Hasil Penelitian


1. Data demografi responden
a. Jeis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi frekwensi responden berdasarkan jenis kelamin pada pasien pre operasi
di poli mata RSUD Ngudi Waluyo Wling tahun 2014
Jenis Kelamin
Frewensi
Prosentase
Laki laki
19
57,6
Perempuan
14
42,2
Total
33
100
Sumber perolehan data dari lapangan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 33 sampel yang diteliti, 19 responden
(57,6%) jenis kelamin laki-laki dan 14 responden (42,4%) jenis kelamin perempuan.

b. Usia Responden
Tabel 4.2
Distribusi frekwensi responden berdasarkan usia pada pasien pre operasi
di poli mata RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Tahun 2014
Usia
>15 tahun - 59 tahun
60 tahun - 75 tahun
Total

Frekwensi
13
20
33

Prosentase
39,4
60,6
100

Sumber perolehan data dari lapangan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bawha dari 33 sampel 13 responden (39,4%)
berusia antara 15 sampai 59 tahun dan 20 responden (60,6%) berusia antara 60 75 tahun.
c. Pendidikan Responden
Tabel 4.3
Distribusi frekwensi responden berdasarkan pendidikan pada pasien pre operasi
di poli mata RSUD Ngudi Waluyo Wling tahun 2014
Pendidikan
Frekwensi
Prosentase
Rendah
18
54,5
Tinggi
15
45,5
Total
33
100
Sumber perolehan data dari lapangan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

bahwa dari 33 sampel yang diteliti 18

responden (54,5%) berpendidikan rendah (SD, SMP) sedangkan 15 responden (45,5%)


berpendidikan tinggi (SMA, perguruan tinggi ).
Sebaiknya ditabel ditampilkan langsung SD, SMP,SMA,PT
Untuk mengatakan pendidikan tinggi ato rendah nanti di pembahasan aja

d. Pekerjaan Responden
Tabel 4.4

Distribusi frekwensi responden berdasarkan pekerjaan pada pasien pre operasi


di poli mata RSUD Ngudi Waluyo Wlingi tahun 2014
Pekerjaan
Frekwensi
Prosentase
Masih bekerja
12
36,6
Tidak bekerja
21
63,3
Total
33
100
Sumber perolehan data dari lapangan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 33 sampel yang diteliti 12
responden (36,6%) masih bekerja dan 21 responden (63,3%) tidak bekerja.
2. Kecemasan
Tabel 4.5
Distribusi frekwensi berdasarkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi katarak
di poli mata RSUD Ngudi Waluyo Wlingi tahun 2014
Tingkat Kecemasan
Frekwensi
Prosentase
Ringan
7
21,2
Sedang
19
57,6
Berat
7
21,2
Total
33
100
Sumber perolehan data dari lapangan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 33 sampel yang diteliti 7 responden
(21,2%) termasuk katagori kecemasan ringan, 19 respomden (57,6%) termasuk katagori
kecemasan sedang dan 7 responden (21,2%) termasuk katagori kecemasan berat.

3. Mekanisme Koping
Tabel 4.6
Distribusi frekwensi berdasarkan mekanisme koping pada pasien pre operasi katarak di poli
mata RSUD Ngudi Waluyo Wlingi tahun 2014
Mekanisme Koping
Frekwensi
Prosentase
Maladaptif
9
27,3
Adaptif
24
72,7
Total
33
100
Sumber perolehan data dari lapangan

Berdasarkan tabel diatas dari 33 sampel, 9 responden

(27,3%) memiliki respon

maladaptive dan 24 responden (72,7%) memiliki respon adaptif.


4.3 Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.7
Hasil Descriptif Statistik hubungan tingakat kecemasan dengan mekanisme koping pada
pasien pre operasi katarak di poli mata RSUD Ngudi waluyo Wlingi Tahun 2014
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
Tingkat
2.00
.661
33
kecemasan
Mekanisme
1.73
.452
33
koping
Tabel 4.8
Hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien pre operasi katarak di
poli mata RSUD Ngudi waluyo wling tahun 2014
Correlations
tingkat kecemasan
mekanisme koping
Pearson
1
-.418*
Correlation
tingkat
kecemasan
Sig. (2-tailed)
.016
N
33
33
Pearson
-.418*
1
Correlation
mekanisme
koping
Sig. (2-tailed)
.016
N
33
33
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel dari uji statistik bivariat koefisien kontingensi diatas diperoleh hasil
analisa :
1. Nilai 0,016 artinya ada hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada
pasien pre operasi katarak
2. Nilai 0,418 (negative) menunjukkan semakin tinggi kecemasan maka semakin tinggi
respon maladaptif pasien.
4.2 Pembahasan (lakukan pembahasan per tujuan khusus) lihat tujuan khusus di
BAB1 ada berapa item
4.2.1 (liat tujuan khusus 1) ----- kecemasan pasien pre-op katarak di ........

Isi pembahasan ----- Fakta (hasil penelitian), teori , opini peneliti ----- kaitkan dengan data
karakteristik responden yang ada
Fakta : hasil dr penelitian jumlah kecemasannya gimana?
Teori : kenapa koq hasilnya seperti itu? Tuliskan dasar teorinya siapa
Opini : beri penjelasan hasil penelitian sesuai dengan teori ato tidak kalo sesuai jelaskan opini
anda kalo tidak sesuai jelaskan juga kenapa . disisni peneliti juga membahas kaitan
hasil data kecemasan dengan data karakteristik responde (usia, JK dll)
4.2.2 liat Tujuan khusus 2
Beri pembahasan spt diatas
4.2.3 liat tujuan khusus 3
Dst......
Proses perjalanan pasien operasi dengan one day care setelah daftar melalui loket
pendaftaran, pasien diterima di poli mata selanjutnya dilakukan registrasi ulang untuk
meperoleh data demografi kemudian dilakukan skrining meliputi pemeriksaan fisik
penderita dalam hal ini visus dan penyakit infeksi pada mata, adanya penyakit penyerta
akibat gangguan metabolik dan degeneratif maupun kesiapan pasien dalam menjalani
operasi. Kesiapan ini sangat diperlukan bagi pasien agar pasien bisa menjalani prosedur
pembedahan dengan lancar tanpa diikuti kecemasan dan pasien menunjukkan sikap
kooperatif serta mendukung

segala bentuk prosedur tindakan dengan respon yang

positif.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi katarak yaitu jenis kelamin, usia penderita, tingkat pendidikan dan pekerjaan
dari penderita itu sendiri. Untuk mengetahui permasalahan psikologis tersebut dilakukan
skrening dengan pemberian kuesioner yang diberikan kepada pasien untuk mengetahui
tingkat kecemasan dan mekanisme koping yang terespon dari pasien tersebut. Perolehan
data tersebut dilakukan skoring untuk menentukan derajad kecemasan dan mekanisme
koping yang muncul.

Dari hasil penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme


koping pada pasien pre operasi katarak yang diambil pada tanggal 5 nopember sampai
tanggal 7 desember 2014 dapat dijelaskan :
1. Jenis kelamin adalah dua kelompok besar yaitu laki-laki dan perempuan . jenis
kelamin dapat dipandang dari sisi genetika dan dapat dilihat dari sisi perilaku. Dari
33 sampel didapatkan data 19 responden (57,6%) laki-laki dan 14 responden (42,4%)
perempuan.
2. Usia menurut Rasmun (2005) mempengaruhi mekanisme koping. Secara teori usia
semakin dewasa , mekanisme koping akan semakin baik karena pengaruh
pengalaman hidup. Dari 33 sampel 13 responden(39,4%) berusia 15 sampai 59
tahun, 20 responden (60,6%) berusia 60 sampai 75 tahun.
3. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih
matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. (Notoatmodjo, 2003). Tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan,
semakin tinggi tingkat pendidikan maka intensitas pemanfaatan pelayanan kesehatan
akan semakin tinggi (Kusnanto, 2006). Dari 33 sampel dalam penelitian ini
didapatkan 18 responden (54,5%) berpendidikan rendah dan 15 responden (45,5%)
berpendidikan tinggi.
4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dari 33
sampel,

12 responden (36,6%) masih bekerja dan 21 responden (63,6%) tidak

bekerja. Pekerjaan dalam arti luas adalah aktifitas yang dilakukan manusia dan dalam
arti sempit adalah suatu tugas atau pekerjaan yang menghasilkan uang bagi
seseorang (Dwiningsih, 2009).
5. Kecemasan menurut Suliswati (2005) merupakan respon individu terhadap suatu
keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua mahkluk hidup dalam
kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subyektif dari individu
dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan keadaan emosi tanpa

obyek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk
mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara
keseimbangan hidup.

Berdasarkan

hasil kuesioner penelitian

dari 33sampel

didapatkan 7 responden (21,2%) mengalami kecemasan ringan, 19 responden


(57,6%) mengalami kecemasan sedang dan 7 responden (21,2%) mengalami
kecemasan berat.
6. Mekanisme koping menurut Lazarus (dalam Monintja, 2003) adalah usaha yang
dilakukan individu untuk mengatasi keadaan yang menekan , menantang atau
mengancam serta menimbulkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan. Sedangkan
menurut Miller (dalam Monintja, 2003) koping merujuk kepada mengatasi suatu
situasi yang menimbulkan ancaman terhadap individu sehingga individu dapat
mengatasi perasan tidak nyaman, rasa takut, berduka dan rasa bersalah. Berdasarkan
hasil kuesioner penelitian didapatkan 9 responden (27,3%)berespon maladaptif dan
24 responden (72,7%) berespon adaptif.
Dari kuesioner tersebut diatas kemudian dilakukan uji korelasi dengan uji statistik
bivariat koefisien kontingensi dengan correlation is significant at the 0,05 (2-tailed)
diperoleh hasil :
1. Ada hubungan tingkat kecemasan denga mekanisme koping pada pasien pre operasi
katarak
2. Semakin tinggi derajat kecemasan maka semakin tinggi respon maladaptif dari
responden
4.5 keterbatasan penelitian
Dalam penelitian ini peneliti masih menemukan keterbatasan yaitu kelemahan
dan hambatan dalam menjalani penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini
adalah :
1. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain cross sectional study dimana
sampel hanya diukur satu kali tanpa mengikuti catatan perkembangan sampel.

2. Kuesioner yang peneliti berikan tidak ditanyakan tetapi sifatnya adalah angket atau
pertanyaan tertutup dimana responden mengisi sendiri dengan jawaban yang
menurut pemahaman responden sendiri.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pemilahan kesimpulan juga berdasarkan tujuan khusus (TUK) karena pada dasarnya
kesimpulan menjawab TUK yg telah ditetapkan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dapat dilihat
bahwa dari 33 sampel yang diteliti 19 responden (57,6%) jenis kelamin laki-laki sedangkan
14 responden (42,4%) jenis kelamin perempuan. Dari 33 responden tersebut 13 responden
(39,4%) berusia 15-59 tahun dan 20 responden (60,6%) berusia 60 75 tahun. Sebanyak 18
responden (54,5%) memiliki tingkat pendidikan rendah (SD,SMP) sedangkan 15 responden
(45,5%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (SMA,PT). Sebanyak 12 responden (36,6%)
menyatakan masih bekerja dan 21 responden (63,6%) menyatakan tidak bekerja.
2. Berdasarkan hasil dari kuesioner penelitian yang diberikan kepada 33 sampel didapatkan
hasil 7 responden dikatagorikan kecemasan ringan,19 responden kecemasan sedang dan 7
responden kecemasan berat. Untuk respon mekanisme koping dari 33 sampel didapatkan
hasil 24 responden memiliki mekanisme koping adaptif, 9 responden memiliki respon
maladaptive.
3. Dari hasil uji statistik koefisien kontingensi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakana antara tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien pre operasi
katarak
5.2 Saran (
tlg kalimatnya lebih disederhanakan) tidak ush berbelit-belit

1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan dalam pembuatan
penelitian yang sama, baik dalam hal jumlah sampel, metode penelitian maupun materi
penelitian.

b. Bila peneliti lain berkeinginan membuat penelitian yang sama dengan penelitian
ini diharapkan mempertimbangkan penambahan karakteristik responden serta
variabel - variabel lain yang berhubungan dengan kecemasan pasien pre operasi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar yang terkait dengan
persiapan pasien pre operasi katarak
b. Sebagai salah satu bacaan atau referensi untuk menambah wawasan bagi
mahasiswa khususnya yang terkait dengan persiapan pasien pre operasi katarak.
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan pelayanan yang terkait dengan persiapan
pasien pre operasi untuk mengurangi tingkat kecemasannya.

NB :

BANYAK PENGETIKAN YG BELUM TEPAT SILAHKAN DICEK (KURANG


HURUF, SALAH KETIK DLL}
PERHATIKAN KERAPIAN PENGETIKAN
HARI SENIN BAWA HASIL REVISIAN DALAM BENTUK LENGKAP JADI
DRAF SKRIPSI
BUAT TABULASI DATA HASIL PENELITIAN DI LAMPIRAN
HASIL UJI SPSS JUGA DISERTAKAN DI LAMPIRAN
HARI SELASA USAHAKAN HARUS UJIAN .... SEBAIKNYA SEGERA
HUBUNGI PENGUJI UNTUK KONFIRMASI WAKTU UJIAN

Anda mungkin juga menyukai