Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN HASIL PENELUSURAN ARTIKEL JURNAL

DARI PROQUEST
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
(Dosen Pengampu: Santi Wahyuni, SKp, M.Kep, Sp.Mat)

Disusun Oleh:
Riham Suharyani (P20620219071)
Tingkat: 3B Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN CIREBON
Jl. Pemuda No.38, Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa
Barat 45132
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Judul : Pengaruh Metode Anastesi Terhadap Pemulihan Kembali Aktivitas Sehari-
hari Pada Pasien Operasi Cesar
Ringkasan :
Masa pasca melahirkan merupakan transisi untuk orang tua dan bayi menjadi
sebuah keluarga yang utuh. Terjadi banyak perubahan yang dialami seorang ibu dalam
periode postpartum, baik itu dari aspek fisik, sosial maupun psikologis yang tentu saja
memberikan pengaruh terhadap kompleksitas masa transisi ini. Pasca melahirkan adalah
masa sensitif bagi seorang perempuan. Risiko masalah psikiatri yang dialami
perempuan meningkat dalam masa pasca melahirkan. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi hal tersebut, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah perasaan kesepian
dan terisolasi, rasa cemas tidak dapat menjadi ibu yang baik, terjadinya ketegangan
wperan serta mengalami suasana hati yang buruk karena harus terus mengerjakawn
kegiatan sehari-hari yang berulang. Kemungkinan lain juga dapat terjadi pada ibu yang
menjalani operasi cesar, munculnya kekhawatiran terhadap operasi cesar menambah
daftar panjang faktor risiko meningkatnya masalah psikiatri pada ibu postpartum.
Idealnya seorang perempuan yang telah menjadi ibu memiliki keinginan untuk
memberikan perhatian penuh pada bayinya, energik dan aktif melakukan kegiatan
barunya dalam merawat bayi. Berdasarkan hal tersebut, kepulihan seorang ibu pasca
melahirkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari sangatlah penting. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peran teknik anastesi terhadap pemulihan
kembali aktivitas sehari-hari pada pasien yang melahirkan dengan cara operasi cesar.
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Universitas Celal Bayar Turki setelah
mendapat izin dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Celal Bayar pada
tanggal 20 Juni 2012. Terdapat 206 kasus operasi cesar pilihan dengan rentang usia
responden 18 sampai 40 tahun. Kasus operasi cesar yang disebabkan oleh kejadian
darurat, pasien dengan obesitas morbid dan pasien dengan penyakit penyerta tidak
termasuk dalam responden penelitian. Seluruh responden dalam penelitian ini menerima
diclofenac sodium yang diberikan dengan cara intramuskular setelah menjalani operasi
sebagai obat anti nyeri dengan selang interval pemberian 12 jam dan diresepkan
diclofenac sodium oral untuk setiap pasien yang keluar dari rumah sakit. Dosis yang
diberikan untuk mengkonsumsi diclofenac sodium oral adalah dua kali sehari dengan
aturan 1 tablet di pagi hari dan 1 tablet di malam hari.
24 jam pasca operasi, responden diberi kuisioner mengenai pengalamannya
mendapat anastesi, jenis anastesi yang diterima, ada tidaknya penyakit penyerta, obat-
obatan yang digunakan dan jika ada, responden diminta untuk menyebutkan riwayat
merokoknya. Katz Activities Daily Living (Katz ADL) adalah instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data tingkat kemandirian responden setelah menjalani
operasi cesar. Pertanyaan yang diajukan dalam skala ukur Katz ADL ditujukan untuk
mengidentifikasi kemampuan responden dalam melakukan aktivitas dasar seperti
mandi, berpakaian, toileting, mobilisasi, mengendalikan inkontinensia dan menyusui.
Skor 1 diberikan jika responden mampu melakukan aktivitas dasar yang telah
disebutkan secara mandiri dan bila responden belum mampu melakukannya, responden
tidak mendapat skor. Skor maksimal yang mampu didapat oleh responden adalah 6
(enam) dengan interpretasi bahwa responden mandiri. Sebaliknya, responden yang tidak
mendapat skor atau 0 (nol) menginterpretasikan bahwa responden tidak mandiri dan
sangat ketergantungan dengan orang lain. Skor 2 (dua) atau kurang menunjukkan
ketidakmampuan fungsional. Skor 3 (tiga) sampai 4 (empat) ketidakmampuan sedang
dan skor 5 (lima) menginterpretasikan kemampuan fungsional yang baik.
Selain Katz ADL, kuisioner lain yang digunakan sebagai instrumen adalah EQ-
5D GHS yang ditujukan untuk memperoleh data mengenai status kesehatan terkini
responden. 5 aspek yang ditanyakan dalam kuisioner meliputi mobilitas, perawatan diri,
kebiasaan aktivitas, nyeri dan kecemasan yang dialami. Responden diminta untuk
menyebutkan skor mengenai aspek yang ditanyakan dengan skala 1 untuk kondisi
terburuk dan skala 5 untuk kondisi terbaik.
206 kasus yang dikelola mendapat pengecualian untuk 4 (empat) kasus
dikarenakan 3 (tiga) kasus responden mengalami sakit kepala pasca melahirkan dan 1
kasus responden mengalami infeksi luka serius. Oleh karena itu 4 kasus tersebut tidak
terhitung sebagai data dalam penelitian ini. Data menunjukkan bahwa rata-rata pasien
kembali ke rumah setelah menjalani kurang lebih 45,2 jam perawatan di rumah sakit
pasca operasi. Selama operasi 35,2% responden menerima anastesi umum, 19,8%
menerima anastesi epidural dan 45% menerima anastesi spinal.
Hasil penelitian berdasarkan instrumen EQ-5D GHS didapatkan bahwa status
kesehatan responden 24 jam pertama setelah operasi terendah adalah responden dengan
anastesi umum, sedangkan responden yang kesehatannya cepat membaik adalah
responden yang menerima anastesi epidural. Data yang dihimpun dari metode Katz
ADL menunjukkan bahwa dalam 24 jam pertama setelah operasi cesar, 59,9%
responden dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri, 14,7% responden bergantung
sebagian pada bantuan orang lain, dan 25,4% bergantung total pada bantuan orang lain
dalam melakukan aktivitas dasarnya. Perbandingan berdasarkan jenis anastesi
menunjukkan data bahwa responden yang menerima anastesi epidural adalah yang
paling banyak mandiri dalam melakukan aktivitas dasar setelah operasi cesar. Bila
diurutkan, jumlah responden yang mandiri dalam melakukan aktivitas dasarnya dalam
24 jam pertama setelah operasi cesar adalah 71,8% responden dengan anastesi epidural,
65,9% responden dengan anastesi spinal dan 44,8% responden dengan anastesi umum.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hubungan antara metode anastesi
terhadap pemulihan kembali aktivitas sehari-hari pada pasien operasi cesar. Data
menunjukkan bahwa metode anastesi epidural memiliki tingkat kepulihan yang lebih
baik dan lebih cepat dibandingkan dengan metode anastesi spinal dan anastesi umum.
Metode anastesi berpengaruh terhadap pemulihan tingkat kesehatan dan pemulihan
kondisi untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai