Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL APRAISAL

Disusun memenuhi tugas individu Sosial Budaya Dasar

Diambil dari jurnal kesehatan berjudul

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencarian


Pelayanan Kesehatan (Health Seeking Behavior) pada Santri di
Pondok Pesantren Al Bisyri Tinjomoyo Semarang

Disusun oleh

SITI ANGGARENI
NIM. 1337425218121

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN GIGI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan


bimbinganNya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan critical appraisal jurnal
kesehatan yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Pencarian Pelayanan Kesehatan (Health Seeking Behavior) pada Santri di Pondok
Pesantren Al Bisyri Tinjomoyo Semarang.
Penulis juga berterimakasih kepada dosen Sosial Budaya Dasar, Ibu
Hermien Nugrahaeni, SKM, M.Kes, yang pada kesempatan lalu telah memberikan
masukan pada presentasi critical appraisal kelompok 4. Juga kepada teman-teman
kelompok 4 yang telah membantu dalam memahami apa itu Critical Appraisal.
Penulis menyadari bahwa telaah yang telah dilakukan masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan dalam pemahaman khususnya penyusunan
suatu karya tulis ilmiah. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Akhir kata semoga telaah ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 10 September 2018

Penulis
CRITICAL APPRAISAL

JUDUL : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencarian


Pelayanan Kesehatan (Health Seeking Behavior) pada Santri di
Pondok Pesantren Al Bisyri Tinjomoyo Semarang
JURNAL : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume
4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
PENELITI : Adi Nur Rahman P., Priyadi Nugraha Prabamurti, Emmy
Riyanti
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro

NO TERTULIS TELAAH
1. PENULISAN JUDUL
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terdapat 20 kata pada penulisan judul.
Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan Kata asing dimiringkan. Secara umum
(Health Seeking Behavior) pada Santri di secara penulisan sudah memenuhi
Pondok Pesantren Al Bisyri Tinjomoyo kaidah penulisan karya tulis ilmiah.
Semarang Namun tidak mencantumkan tahun
kapan penelitian dilakukan.
Makna judul sudah cukup jelas artinya.
2. LATAR BELAKANG
Susenas tahun 2008 menunjukkan bahwa Latar belakang sudah tertuang dalam
persentase penduduk Indonesia yang abstrak, hal ini mempermudah pembaca
memilih untuk mengobati sendiri keluhan untuk mengetahui alasan diangkatnya
kesehatan yang dialami selama sebulan penelitian ini.
yang lalu ternyata lebih besar Latar belakang yang tertuang pada
dibandingkan persentase penduduk yang pendahuluan sudah menyajikan data
berobat jalan. Sebesar 65,59% penduduk tentang pengobatan sendiri dan
yang memiliki keluhan kesehatan selama pengobatan rawat jalan, pengobatan
sebulan referensi memilih untuk dengan obat modern dengan
NO TERTULIS TELAAH
mengobati sendiri. Sedangkan yang tradisional.
memilih untuk berobat jalan hanya sebesar Data yang diambil disajikan
44,37% dari seluruh penduduk yang mengerucut ke bawah mulai dari skala
memiliki keluhan kesehatan selama nasional sampe daerah, dan ada studi
sebulan referensi.(6) Penduduk yang pendahuluan di pondok pesantren Al-
mengobati sendiri keluhan kesehatannya Bisyri terkait penelitian yang akan
tersebut, sebesar 90,49% diantaranya dilakukan.
menggunakan obat modern, sedangkan Pada latar belakang juga tercantum
sebesar 22,26% menggunakan obat masalah penelitian sehingga penelitian
tradisional. ingin diangkat.
Tempat yang paling banyak dikunjungi
oleh penduduk yang berobat jalan adalah
Puskesmas/Pustu yaitu sebesar 35,50%,
diikuti oleh praktek dokter sebesar
30,11%, dan Petugas Kesehatan sebesar
28,82%.(6) Presentase penduduk di
Provinsi Jawa Tengah yang mengobati
sendiri keluhan kesehatannya sebesar
62,44%. Sedangkan penduduk
memutuskan untuk berobat jalan sebesar
44,97%. Dari penduduk yang mengobati
sendiri keluhan kesehatannya tersebut,
sebesar 92,00% diantaranya menggunakan
obat modern, sedangkan sebesar 18,08%
menggunakan obat tradisional. Tempat
yang paling banyak dikunjungi oleh
penduduk yang berobat jalan adalah
Petugas Kesehatan sebesar 33,24%,
diikuti oleh Puskesmas/Pustu sebesar
32,70% dan Praktek Dokter sebesar
31,34%.(6).
NO TERTULIS TELAAH
Meskipun di pondok pesantren sudah ada
poskestren, akan tetapi belum ada tenaga
kesehatan atau dokter yang bertugas
menjaga poskestren tersebut, sehingga
membuat santri merasa kesulitan untuk
melakukan pencarian pengobatan ketika
sakit. Hanya sebagian kecil yang
mengakses pelayanan kesehatan di luar
pondok pesantren. Hal ini dikarenakan
jarak pondok pesantren yang jauh dari
tempat pelayanan kesehatan. Apabila
santri merasa penyakitnya berat dan tidak
kunjung sembuh barulah mereka pergi ke
tempat pelayanan kesehatan seperti
puskesmas atau klinik yang ada di sekitar
pondok pesantren.
Namun, kenyataannya dilapangan masih
banyak ditemukan santri-santri yang
kurang peduli dengan kesehatannya,
khususnya masalah health seeking
behavior. Masih banyak santri yang
memilih beristirahat di kamar ketika
merasa sakit dibandingkan pergi berobat
ke pelayanan kesehatan. Mereka akan
pergi berobat ke pelayanan kesehatan
apabila penyakitnya dirasa berat dan tidak
kunjung sembuh. Dengan adanya
permasalahan tersebut maka peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian
3. TUJUAN
The purpose of this study was to analyze Tujuan tertulis pada abstrak dan
factors associated with health seeking berbahasa Inggris.
behavior on students at islamic boarding Tujuan sudah sesuai dengan judul yaitu
schools Al Bisyri Tinjomoyo Semarang. ingin menganalisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku
Pencarian Pelayanan Kesehatan (Health
Seeking Behavior) pada Santri di
Pondok Pesantren Al Bisyri Tinjomoyo
Semarang
4. METODE
Penelitian ini menggunakkan metode Cross-sectional adalah studi
survei analitik, Pendekatan yang epidemiologi yang mempelajari
digunakan yaitu cross sectional study prevalensi, distribusi, maupun
Subyek penelitian ini adalah seluruh santri hubungan penyakit dan paparan dengan
baik laki-laki maupun perempuan yang mengamati status paparan, penyakit
bermukim di Pondok Pesantren Al Bisyri atau outcome lain secara serentak pada
berjumlah 73 orang. individu- individu dari suatu populasi
Instrument yang digunakan dalam pada suatu saat. Dengan demikian
penelitian ini berupa kuisioner yang sudah sesuai dengan judul dan tujuan
sebelumnya sudah diujicobakan (Try-Out) penelitian yang ingin menganalisis
kepada beberapa santri dari pondok Faktor-Faktor yang Berhubungan
pesantren lain yang kriteria inklusinya dengan Perilaku Pencarian Pelayanan
sama dengan responden penelitian. Kesehatan (Health Seeking Behavior)
Analisis dan uji analisis yang digunakan pada Santri di Pondok Pesantren Al-
yaitu analisis univariat, analisis bivariat Bisyri Tinjomoyo Semarang, karena
menggunakan uji chi-square dan analisis analisis perilaku berdasarkan data yang
multivariat. diperoleh dari jawaban kuisioner
responden tanpa membutuhkan
rentang waktu yang lama untuk
mengamati perilaku.
Instrumen penelitian yang berupa
kuisioner sehingga didapat data primer.
5. HASIL PENELITIAN
The results showed that students who  Kelebihan
behave good health seeking behavior by Presentasi hasil penelitian
58.9%. Students are early teens (47,9%), tergambar di abstrak
female (58,9%), junior high school  Kekurangan
(80,8%), came from outside the city of Tidak tergambar faktor-faktor yang
Semarang (86,3%) and have lived in the berhubungan dengan perilaku
islamic boarding school for 1-3 years pencarian pelayanan kesehatan baik
(71,2%). Chisquare test results showed pada abstrak, kerangka utama
that the variables associated with health jurnal. Pada kerangka utama jurnal
seeking behavior: access to health care (p- hasil penelitian hanya berupa Uji
value = 0.032), the perception of pain (p- Statistik, tidak ada gambaran data
value = 0.013) and the need for health care yang diuji. Sehingga terkesan uji
(p-value = 0.007). Multivariate analysis statistik tanpa data.
showed that students who need health care Hasil penelitian justru tergambar
the larger 4 to 5 times to commit health pada kesimpulan.
seeking behavior better than students who
do not need health care.
6. PEMBAHASAN
Menurut Green, karakteristik yang ada Pembahasan sudah baik, sudah sesuai
dalam diri responden seperti umur adalah dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil
faktor yang dapat mendorong terciptanya yang berupa Uji Hubungan, dibahas
suatu perilaku kesehatan.(14)Namun pada membandingkan dengan teori-teori
dasarnya umur tidak menjamin yang ada.
kedewasaan dan kematangan dalam Lebih kurang ada 12 teori dalam
berpikir seseorang untuk mengambil suatu pembahasan yang dipakai untuk
tindakan. Seseorang pada kategori usia menganalisis hasil. Dan pembahasan
dewasa tidak menjadikan orang tersebut hasil sejalan dengan teori yang
melakukan perilaku pencarian pelayanan dikemukan.
kesehatan yang baik, begitu pula
sebaliknya seseorang pada ketegori usia
muda belum tentu melakukan perilaku
yang buruk. Soekidjo menjelaskan bahwa
perempuan dan laki-laki mempunyai
perbedaan sifat dan sikap dalam
memperoleh pengetahuan. Pengetahuan
yang diperoleh akan berpengaruh terhadap
perilaku.(14) Pada penelitian ini
didapatkan hasil bahwa sebagian besar
yang melakukan perilaku pencarian
pelayanan kesehatan yang buruk adalah
responden yang berjenis kelamin laki-laki.
Namun responden perempuan juga ada
yang melakukan perilaku pencarian
pelayanan kesehatan yang buruk. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk berlanjut pada
perilaku, masih banyak faktor lain yang
turut berpengaruh, tidak hanya pada
perbedaan jenis kelamin saja. Menurut
Notoatmodjo, orang dengan pendidikan
formal yang lebih tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang lebih tinggi dibanding
orang dengan tingkat pendidikan formal
yang lebih rendah, karena akan lebih
mampu dan mudah memahami arti dan
pentingnya kesehatan serta pemanfaatan
pelayanan kesehatan.(15)Namun belum
tentu seseorang dengan tingkat pendidikan
yang rendah melakukan perilaku
pencarian pelayanan kesehatan yang
buruk, begitu pula sebaliknya seseorang
dengan tingkat pendidikan yang tinggi
tidak menjadikan orang tersebut
melakukan perilaku pencarian pelayanan
kesehatan yang baik. Hal ini dapat terjadi
mengingat bahwa individu adalah sosok
yang unik yang memiliki beranekaragam
kepribadian, sifat, budaya, maupun
kepercayaan.
7. KESIMPULAN
1. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan Kesimpulan sudah menjawab tujuan
pada santri menunjukkan kategori baik penelitian yaitu ingin mengANALISIS
sebesar 58,9%, sedangkan pada kategori faktor-faktor yang berhubungan dengan
buruk sebesar 41,1%. Secara keseluruhan perilaku pencarian layanan kesehatan....
perilaku pencarian pelayanan kesehatan Kesimpulan menjawab why dari tiap
pada santri sudah baik, akan tetapi masih faktor yang ada.
ada santri yang membiarkan saja
penyakitnya dan membeli obatobatan di KESIMPULAN TERHADAP
warung obat. JURNAL SECARA
2. Santri yang memiliki pengetahuan yang KESELURUHAN.
baik mengenai health seeking behavior
sebesar 65,8%. Secara
keseluruhan SISTEMATIKA PENULISAN sudah
pengetahuan santri sudah baik, akan tetapi baik. Secara umum kerangka penulisan
masih ada santriyang belummengetahui sudah memenuhi kaidah penulisan
jenis-jenis fasilitas pelayanan kesehatan jurnal yang terdiri dari abstrak,
dan jenis-jenis pengobatan tradisional. pendahuluan, metode, hasil dan
4. Santri yang memiliki sikap yang pembahasan, serta kesimpulan.
mendukung terhadap health seeking ABSTRAK juga sudah memuat 4
behavior sebesar 68,5%. Secara elemen utama penelitian yaitu latar
keseluruhan sikap santri
sudah belakang, tujuan, metode, hasil dan
mendukung, akan tetapi masih ada santri saran.
yang tidak mendukung terhadap perilaku Secara keseluruhan penelitian ini layak
pencarian pelayanan kesehatan dijadikan rujukan karena memuat data
dikarenakan lebih memilih untuk membeli dan fakta serta di analisis dengan
obatobatan di warung obat dan berobat ke metode yang sesuai dan didukung
pengobatan tradisional pada saat sakit. dengan teori-teori yang sudah diakui.
5. Santri yang memiliki keyakinan
terhadap pelayanan kesehatan sebesar
52,1%. Secara keseluruhan santri sudah
yakin terhadap pelayanan kesehatan, akan
tetapi masih ada santri yang lebihyakin
penyakitnya akan sembuh apabila
melakukan pengobatan sendiri, membeli
obat-obatan di warung obat dan berobat ke
pengobatan tradisional dibandingkan
berobat ke pelayanan kesehatan
6. Santri dengan akses pelayanan
kesehatan yang mudah sebesar 64,4%.
Akan tetapi masih ada santri yang
kesulitan mengakses pelayanan kesehatan
karena jarak menuju ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang jauh, waktu tempuh
menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lama dan biaya transportasi menuju
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mahal.
7. Santri yang menyatakan tidak
tersedianya sarana pelayanan kesehatan
sebesar 41,1%. Hal ini dikarenakan belum
tersedianya sarana pelayanan kesehatan
rujukan yang lebih tinggi seperti rumah
sakit di sekitar pondok pesantren.
8. Santri yang menyatakan tidak
tersedianya SDM kesehatan sebesar
36,6%. Hal ini dikarenakan di pondok
pesantren belum ada dokter yang berjaga
di poskestren dan tidak ada perawat di
sekitar pondok pesantren. Selain itu
jumlah tenaga kesehatan di sekitar pondok
pesantren juga masih sedikit.
9. Santri yang memiliki persepsi sakit
yang tinggi sebesar 50,7%. Akan tetapi
masih ada santri yang mempunyai
persepsi jika penyakit yang dideritanya
ringan atau belum parah dan tidak
mengganggu aktivitas sehariharinya
seperti belajar dan mengaji, maka santri
tidak akan pergi ke pelayanan kesehatan.
10. Santri yang membutuhkan pelayanan
kesehatan sebesar 52,1%, akan tetapi
masih ada santri yang tidak membutuhkan
pelayanan kesehatan. Santri tersebut
membutuhkan obatobatan yang dibeli di
warung obat, bahkan adapula santri yang
membutuhkan pengobatan sendiri dan
pengobatan tradisional.
11. Variabel yang berhubungan dengan
perilaku pencarian pelayanan kesehatan,
yaitu: akses pelayanan kesehatan (pvalue=
0,032), persepsi sakit (pvalue= 0,013) dan
kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan
(p-value= 0,007). 12. Kebutuhan terhadap
pelayanan kesehatan merupakan faktor
yang paling berpengaruh terhadap
perilaku pencarian pelayanan kesehatan
dengan

Anda mungkin juga menyukai