Anda di halaman 1dari 5

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JURNAL

FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL MEI 2021


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE REGARDING THE USE OF


DIGITAL PHOTOGRAPHS IN THE EXAMINATION OF THE DEAD AND
LIVING AMONG DOCTORS PRACTICING FORENSIC MEDICINE
IN SRI LANKA

OLEH:

Husnul Mahmudah Kurniasari, S.Ked

K1A1 13 021

PEMBIMBING:
dr. Raja Al Fath Widya Iswara, MH, Sp.FM

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KEDOKTERAN


FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

1. Metode Critical Appriasal kurang tepat, harusnya menggunakan CBEM


untuk cross sectional !
Jawaban :
Berikut ini adalah Critical Apprainal dengan menggunakan CBEM :

Appraisal questions Yes Can’t No


tell

1. Did the study address a clearly focused question / ×


issue?
2. Is the research method (study design) appropriate
×
for answering the research question?

3. Is the method of selection of the subjects (employees, ×


teams, divisions, organizations) clearly described?

4. Could the way the sample was obtained introduce ×


(selection)bias?

5. Was the sample of subjects representative with


×
regard to the population to which the findings will
be referred?

6. Was the sample size based on pre-study ×


considerations of statistical power?

7. Was a satisfactory response rate achieved? ×

8. Are the measurements (questionnaires) likely to be ×


valid and reliable?

9. Was the statistical significance assessed? ×

10. Are confidence intervals given for the main ×


results?
11. Could there be confounding factors that haven’t
×
been accounted for?

12. Can the results be applied to your organization? ×

1) Penelitian dengan jelas membahas masalah yang terkait tentang


Pengetahuan, Sikap dan Praktik tentang penggunaan foto digital dalam
pemeriksaan orang mati dan hidup di antara para dokter yang berpraktik
kedokteran forensic di Sri Lanka.
2) Desain penelitian ini yaitu dengan menggunakan studi deskriptif cross
sectional dengan menggunakan kuesioner yang di bagikan oleh dokter-
dokter yang berada di Sri Lanka yaitu terbagi dalam Sembilan provinsi.
3) Subjek dalam penelitian ini sangat di jelaskan yaitu semua dokter yang
bekerja di bidang forensic baik itu di unit spesialis maupun unit
universitas.
4) Dalam proses pengambilan sampel sedikit kemungkinan dapat
menimbulkan bias karna sampel pada penelitian ini cukup jelas.
5) Sampel subjek pada penelitian ini dapat mewakili total poulasi karna dari
jumlah total populasi adalah 170 dokter yang mengisi kuesioner adalah
sebanyak 135 dokter atau 76,5 %.
6) Jadi proses pengukuran sampel pada penelitian ini yaitu telah dilakukan
survey online dilakukan sejak bulan oktober 2018 yang tersebar pada
beberapa provinsi di Sri Lanka.
7) Respon dapat di capai walaupun beberapa hal terjadi kesenjangan, yaitu
pada pengetahuan, fasilitas yang tersedia maupun proses penyimpanan.
8) Dalam proses pembuatan kuesioner terlebih dulu harus di lakukan
validitas namun dalam penelitian tidak dijelaskan apakah kuesioner
penelitian ini dilakukan validitas terlebih dahulu atau tidak.
9) Signifikansi statistic ini di nilai dengan melihat nilai P, semakin rendah
nilai P maka eksperimen akan dianggap lebih signifikan.
10) Interval kepercayaan dapat digunakan untuk mengukur variasi sampel
dalam suatu populasi dan dapat memperkirakan letak nilai
11) Faktor perancu (confounding) di perhitungkan dengan melihat besarnya
suatu efek dari faktor resiko yaitu pengetahuan, sikap dan praktik dalam
foto digital dalam pemeriksaan orang mati dan hidup.
12) Dari hasil kami dapat mengetahui ternyata pengambilan dokumentasi
foto forensic bukan hanya sebagai dokumentasi pemeriksaan, namun
ternyata seharusnya dalam pengambilan foto forensic itu ada tatacara
sendiri dan etika penyimpanan.

Sumber : Cite as: Center for Evidence Based Management (July, 2014),
Critical Appraisal Checklist for Cross-Sectional Study. Retrieved
(month, day, year) from https://www.cebma.or

2. Total sampel dengan jumlah populasi yang ada di jurnal, bagaimana


responden ratenya ? cukup atau baik !
Jawab :
Pada jurnal penelitian ini dari total 170 sampel 135 sampel atau 76,5 % yang
menjawab kuisioner, jadi response rate pada kuesioner yang digunakan adalah
sebesar 76,5%. Dalam sebuah penelitian tidak ada kewajiban bawah response
rate harus 100%, tetapi akan semakin baik jika tingkat response rate semakin
tinggi. Beberapa peneliti berpendapat bahwa response rate di bawah 80%
potensial melahirkan bias, namun jumlah kuesioner yang kembali dan dapat
diteliti sudah cukup karena sudah melebihi jumlah minimal sampel dari
penelitian ini.
Sumber : Eriyanto, 2007, Teknik Sampling AnalisisOpini Publik, LKis,
Jogjakarta, hal.340.

3. Bias pada jurnal penelitian ini apa sja ? pengetahuan? Fasilitas ?


Jawab :
Bias pada penelitian ini dapat berupa yang pertama, pengetahuan karna
ternyata pada pengetahuan menunjukkan adanya kesenjangan baik itu antara
yang PG qualified dan non PG qualified. Selain itu dalam pengetahuan
ternyata terdapat kesenjangan lain antara PG qualified dan non PG qualified
terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dari pengetahuan orang-
orang yang fotografinya merupakan hobi.
Fasilitas dapat menimbulkan kesenjangan karena ternyata dalam
pengambilan foto di bidang forensik mereka kebanyakan menggunakan
kamera smartphone untuk menggantikan kamera DSLR, adanya kesenjangan
dalam praktik pengambilan foto karena kebanyakan dokter 83,7 % (113)
pengambilan foto forensik jika mereka perlukan saja sedangkan 77,8 % (105)
mengambil foto di semua otopsi. Kemudian untuk penyimpanan foto forensik
83,0% (112) menggunakan computer pribadi, sedangkan 42,2 %(57)
menggunakan computer institut mereka untuk menyimpan foto.

Sumber : Edirisinghe, PAS,. Kitulwate, L.D.G,. Nadeera, D.R. 2020.


Knowledge, attitude and practice regarding the use of digital photographs in
the examination of the dead and living among doctors practicing forensic
medicine in Sri Lanka. Department of Forensic Medicine, Faculty of
Medicine, University of Kelaniya, Sri Lanka.

Anda mungkin juga menyukai