ABSTRAK
Sectio caesarea adalah proses persalinan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di
perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Peningkatan jumlah
persalinan dengan bedah sesar berbanding lurus dengan peningkatan kejadian infeksi luka operasi
(ILO) pasca-operasi. Sekitar 90% morbiditas pasca operasi disebabkan oleh ILO. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik profilaksis dan efektifitas penggunaan
antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit Umum Daerah dr Rubini Mempawah.
Metode penelitian ini adalah penelitian obsevasional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan
potong lintang. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medis pasien bedah
sesar pada tahun 2019. Sampel yang sesuai kriteria inklusi sebanyak 144 pasien, ditemukan (84%)
berusia 20-35 tahun, status paritas G1P0A0 (35%), Lama Perawatan 4-5 hari (71%), skor ASA 2
(85%), Hemoglobin ≥10 (77%), trombosit 150,000-400,000 (93%) dan hematokrit 26-34 (56%).
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa efektivitas pasien berdasarkan suhu dan leukosit efektif
(100%). Jenis antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu sefalosporin injeksi terapi tunggal
(34%), kombinasi nitroimidazol dan sefalosporin (4%), sefalosporin oral terapi tunggal (49%) dan
kombinasi nitroimidazol dengan sefalosporin oral (4%).
xv
ABSTRACK
Sectio caesarea is a surgical delivery in which incisions are made in the mother's stomach
(laparotomy) and uterus (hysterotomy) to remove the baby. The increase in the number of deliveries
by cesarean section is directly proportional to the increase in the incidence of post-operative wound
infection (ILO). Approximately 90% of postoperative morbidity is due to ILO. The purpose of this
study was to determine the profile of prophylactic antibiotic use and the effectiveness of
prophylactic antibiotic use in cesarean section patients at the Regional General Hospital Dr.
Rubini Mempawah. This research method is a descriptive observational research with a cross-
sectional approach. Data were collected retrospectively from medical records of cesarean section
patients in 2019. The sample that matched the inclusion criteria was 144 patients, found (84%)
aged 20-35 years, parity status G1P0A0 (35%), Length of treatment 4-5 days (71%), ASA score 2
(85%), Hemoglobin ≥10 (77%), platelets 150,000-400,000 (93%) and hematocrit 26-34 (56%). The
results showed that the effectiveness of patients based on temperature and effective leukocytes
(100%). The most widely used types of antibiotics were single-therapy injection cephalosporins
(34%), a combination of nitroimidazole and cephalosporins (4%), single therapy oral
cephalosporins (49%) and a combination of nitroimidazole and oral cephalosporins (4%).
Karakteristik_Pasien
Observasi dilakukan selama satu diperoleh juga sam dengan yang dilakukan
bulan, dan telah didapatkan sebanyak 144 oleh Karminingtyas, dimana usia terbanyak
subyek pasien bedah sesar yang memenuhi yang melakukan bedah sesar pada rentang 20-
kriteria inklusi dan ekslusi seperti terlihat 30 tahun sebesar 75,86%.(50)
pada Tabel 1.
Hasil yang diperoleh pada penelitian yang
a. Usia dilakukan oleh Mutmainah menunjukkan usia
Berdasarkan karakteristik usia terbanyak yang melakukan bedah sesar pada
menunjukkan persentase tertinggi pertama rentang 20-30 tahun dikarenakan organ-organ
yaitu 84% pasien pada penelitian ini yang reproduksi pada pasien dengan usia kurang
berusia 20-35 tahun melahirkan secara bedah dari 20 tahun belum berfungsi dengan
sesar, dengan persentase tinggi kedua sebesar sempurna sehingga apabila terjadi kehamilan
12% pada usia ≥35 tahun dan terendah pada dan persalinan akan lebih mudah mengalami
usia ≤20 tahun sebesar 4%. Pada penelitian komplikasi. Selain itu, kekuatan otot-otot
sebelumnya yang dilakukan Purnamaningrum perineum dan otot-otot perut belum bekerja
di Rumah Sakit X usia pasien yang secara optimal, sehingga sering terjadi
melahirkan secara bedah sesar terbanyak persalinan lama atau macet yang memerlukan
adalah dari usia 20-35 tahun. Usia 20-35 tindakan. Ibu hamil yang berumur kurang dari
tahun dianggap ideal untuk menjalani 20 tahun atau lebih dari 35 tahun berisiko 4
kehamilan dan proses kehamilan dikarenakan kali untuk terjadi distosia (penyulit
rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap persalinan) dibandingkan dengan ibu hamil
untuk menerima dan diharapkan dapat yang berumur antara 20 sampai 25 tahun. (
memperhatikan kehamilan. (10) Hasil yang
N=144
Karakteristik Pasien
Jumlah Persentase(%)
Usia
≤20 tahun 6 4
20–35 tahun 121 84
≥35 tahun 17 12
≤20 tahun 6 4
Status Paritas
G1P0A0 50 35
G2P0A1 6 4
G2P1A0 37 26
G2P1A1 2 1
G3P2A0 19 13
G3P1A1 9 6
G4P2A1 3 2
G4P3A0 10 7
G4P1A2 2 1
G5P2A2 1 1
G5P3A1 3 2
G5P4A0 1 1
G7P6A0 1 1
Lama Perawatan
1-3 hari 12 8
4-5 hari 102 71
≥5 hari 30 21
Skor ASA
1 7 5
2 123 85
3 12 8
4 2 1
Hemoglobin
≤10 33 23
≥10 111 77
Trombosit
≤150,000 4 3
150,000-400,000 133 92
≥400,000 7 5
Hematokrit
≤ 26 5 3
26-34 80 56
≥34 59 41
Pengobatan_Antibiotik_Profilaksis_dan_
Terapi_Injeksi
Persentase
No. Kelas Terapi Golongan Obat Nama Obat Jumlah
(%)
1 Channa 32
2 Promavit 34
Mineral
3 Vitamin Vip Albumin 64 56
4 Ferrous Sulfat 11
5 Preparat Besi Sulfat Ferro 67
Asam
6
Mefenamat 106
Analgetik Natrium
7 Antipiretik
Nyeri Diklofenak 21 39
8 Antiinflamasi Dexketoprofen 5
9 Profenal 11
10 Paracetamol 1
11 Amlodipin 6
CCB
12 Nifedipin 2
5
Hipertensi Agonis Alfa-2
13 Dopamet 8
Adrenergik
14 ARB Valsartan 3
Total 371 100
Obat yang digunakan pada pasien yang berfungsi untuk meringankan nyeri
bedah sesar tidak hanya pengobatan antibiotik ringan dan sakit akibat flu, ibuprofen juga
saja, tetapi juga digunakan pengobatan non- berfungsi sebagai menurunkan panas demam.
antibiotik. Obat non-antibiotik digunakan Ibuprofen diresepkan oleh dokter apabila
untuk mengobat gejala-gejala yang dialami pasien pasca bedah tersebut mengalami gejala
oleh pasien. Tujuannya agar dapat demam yang ringan dan disertai sakit kepala
mengurangi rasa sakit yang dialami oleh yang tidak begitu berat.(28) .
pasien dan pasien akan merasa lebih baik
Obat non-antibiotik terakhir yang digunakan Obat yang sering digunakan pada
yaitu obat dengan terapi nyeri, yang pengobatan pasien bedah sesar ini adalah
merupakan golongan analgetik antipiretik. vitamin, antiinflamasi, antihipertensi dan
Obat yang digunakan yaitu profenal, profenal analgetik. Vitamin merupakan obat yang
merupakan campuran dari paracetamol dan paling banyak digunakan sebesar 56%,
ibuprofen. Parasetamol merupakan golongan dengan obat yang digunakan terdiri dari
sintetik non-opioid yang bekerja sebagai golongan mineral dan preparat besi. Salah
analgetik dan antipiretik sentral yang satu penyebab anemia pada kehamilan yaitu
merupakan turunan dari paminofenol. karena kekurangan zat gizi mikro seperti zat
Parasetamol bekerja secara sentral dengan besi, asam folat, mineral, atau vitamin
cara menghambat sintesis prostaglandin dan lainnya. Tablet Tambah Darah (TTD) yang
juga enzin siklooksigenase, serta diminum secara rutin dan sesuai aturan dapat
penghambatan transmisi sinyal melalui sistem mencegah dan menanggulangi anemia gizi
serotogenik desenden pada sumsum tulang karena tablet ini dapat meningkatkan kadar
belakang.(27) Ibuprofen tablet merupakan obat hemoglobin sebanyak 1%g per bulan. Asupan
zat besi yang tidak memenuhi kebutuhan akan berupa metildopa merupakan lini pertama
menyebabkan ketidakseimbangan sehingga yang digunakan pada hipertensi selama
mengganggu pertumbuhan janin dan kehamilan, metildopa juga menjadi lini
(29)
pembentukan sel darah merah ibu. pertama saat hipertensi kronik dan untuk
mild-moderate hipertensi. Obat lain yang
Obat non-antibiotik selanjutnya yang memiliki keamanan dan efikasi, untuk lini
digunakan yaitu golongan antiinflamasi pertama adalah metildopa, untuk lini kedua
sebesar 36%. Obat yang digunakan yaitu adalah nifedipin. Nifedipin lebih efektif
asam mefenamat, natrium diklofenak, digunakan sebagai agen anti hipertensi
dexketoprofen. Asam mefenamat termasuk dengan preeklamsia emergensi. Penggunaan
kedalam golongan obat antiinflamasi NSAID, antihipertensi nifedipin paling banyak
penggunaan asam mefenamat paling banyak digunakan dibanding metildopa, hal ini
digunakan dengan tujuan mengurangi rasa dikarenakan penggunaan metildopa dapat
nyeri setelah proses sesar dilakukan. Asam menyebabkan hipotensi pada bayi baru lahir
mefenamat yang diberikan umumnya selama dan penggunaan nifedipin oral memiliki efek
2-4 hari setelah operasi, tergantung pada yang lebih rendah dibanding antihipertensi
lama timbulnya gejala nyeri. Asam lain. Metildopa efektif untuk pengobatan mild
mefenamat tidak boleh diberikan lebih dari hipertensi, tetapi kombinasi metildopa dan
7 hari karena dapat menyebabkan nifedipin sangat efektif untuk mengontrol
kerusakan hati. Asam mefenamat sebaiknya hipertensi moderate hingga severe pada
diberikan setelah makan, karena dapat preeklamsia. Pustaka lain menyatakan
menimbulkan perangsangan lambung yang kombinasi metildopa dan nifedipin terbukti
berakibat timbulnya nyeri pada lambung.(28) dapat mengatasi hipertensi kehamilan stage
Natrium diklofenak telah memberi peran sedang hingga parah serta efektif mencegah
sebagai analgesi pasca operasi yang efektif eklamsia. Kombinasi antara beta bloker dan
bahkan untuk operasi besar. Natrium CCB dapat mengurangi risiko proteinuria dan
diklofenak menjadi analgesik yang efektif preeklamsia.(31) Valsartan termasuk ke dalam
dinilai oleh pengurangan skor nyeri atau efek golongan ARB. Kombinasi dengan diuretik
nya dalam pengurangan kebutuhan opioid jika terapi dengan ACEI atau ARB tidak
pada 40-70%. Tujuan pengobatan nyeri pasca efektif, penambahan β bloker atau CCB
operasi adalah untuk memberikan diperlukan jika terapi dengan ACEI atau ARB
kenyamanan subyektif, menghambat impuls bersama dengan diuretik tidak efektif. pasien
nosiseptif dan menumpulkan respon dengan diabetik nefropati (ACE-inhibitor,
neuroendokrin oleh karena nyeri, sehingga ARB). Sebagai terapi pertama biasanya
meningkatkan pemulihan fungsi.(30) digunakan sebagai tambahan. Jika dibutuhkan
Deksketoprofen yang merupakan golongan kombinasi 3 macam obat maka dapat
obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) diberikan diuretik.(7) ARB sebagai terapi
memiliki Kemampuan OAINS untuk pertama biasanya digunakan sebagai
mengatasi nyeri dapat digunakan untuk tambahan, jika dibutuhkan kombinasi 3
pengelolaan nyeri pascabedah. Secara umum macam obat maka dapat diberikan diuretik,
OAINS menghambat aktivitas enzim ACE-inhibitor atau ARB dan CCB.(32)
siklooksigenase (COX) sehingga sintesis
prostaglandin terhambat. Hambatan pada Obat non-antibiotik terakhir yang
enzim COX-1 akan menghambat sintesis digunakan yaitu obat dengan terapi nyeri,
tromboksan A2 sehingga akan mempengaruhi yang merupakan golongan analgetik
waktu perdarahan.() antipiretik. Obat yang digunakan yaitu
profenal, profenal merupakan campuran dari
Golongan obat penunjang selanjutnya paracetamol dan ibuprofen. Parasetamol
yang paling banyak digunakan yaitu golongan merupakan golongan sintetik non-opioid yang
antihipertensi. Obat yang digunakan yaitu bekerja sebagai analgetik dan antipiretik
amlodipin, dopamet, nifedipin dan valsartan. sentral yang merupakan turunan dari
Dopamet atau yang memiliki kandungan paminofenol. Parasetamol bekerja secara
sentral dengan cara menghambat sintesis berfungsi sebagai menurunkan panas demam.
prostaglandin dan juga enzin siklooksigenase, Ibuprofen diresepkan oleh dokter apabila
serta penghambatan transmisi sinyal melalui pasien pasca bedah tersebut mengalami gejala
sistem serotogenik desenden pada sumsum demam yang ringan dan disertai sakit kepala
tulang belakang.() Ibuprofen tablet merupakan yang tidak begitu berat.(28)
obat yang berfungsi untuk meringankan nyeri
ringan dan sakit akibat flu, ibuprofen juga
Total 100