Anda di halaman 1dari 13

REOLOGI

Chapter ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmasi fisika

Dosen Pengampu:
Eka Yuli Kartika, S.Pd., M.Si
Kelompok 3
1. SRI DEWI KISNAWATI 620220076
2. MAYA WIDIA YUNITA 620220069
3. SITI YULIAH 620220085
4. IMAM FATUROHMAN 620220061
5. SUPITRIANI 620220062
6. SITI KANAH 620220086
7. ILHAM ARIFIN 620220091
Kelas : Farmasi C

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS, FARMASI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR
BANTEN
2023

1
TUJUAN

1. Memahami teori tentang bulges dan spurs


2. Dapat melakukan pengamatan mengenai tiksotropi negatif
3. Mengetahui mengenai proses tiksotropi dalam formulasi
4. Melalui pemilihan viskometer diharapkan dapat menbedakan anatara non-
newtonian dengan newtonian
5. Dengan penggunaan viskometer kapiler dapat mengukur waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melewati antara dua tanda saat mengalir dengan
gravitasi

6.

1
A. Bulges and spurs
Dispersi yang terdapat dalam farmasi dapat menghasilkan simpul histeresis
yang kompleks bila digeser dalam viskometer dengan perlakuan menaikkan
laju geser (bukan tekanan geser), kemudian diturunkan, dan tekanan geser
dibaca pada tiap harga laju geser untuk mendapatkan reogram yang tepat. Dua
struktur kompleks tersebut terlihat dalam Gambar slide 34. (Gambar atas)
Suatu gel bentonit pekat yang konsentrasinya 10 sampai 15 % bobot, akan
menghasilkan simpul histeresis dengan suatu karakteristik tonjolan (bulge)
pada kurva naik. Hal ini diduga sebagai perubahan struktur kristal lempeng
bentonit yang menyebabkan magma bentonit mengembang. Masih dalam
sistem berstruktur lebih tinggi, gel prokain penisilin yang diformulasikan oleh
Ober et al untuk injeksi intramuskular, kurva tonjolannya berbentuk taji
(spur). Struktur itu menunjukan harga "yield atau taji value", Y yang tinggi.
Harga taji (spur value) menunjukkan titik yang tajam dari pemecahan struktur
pada laju geser rendah. Adalah sukar untuk menghasilkan bentuk taji,
kemungkinannya tak akan teramati kecuali jika sampel gel dibiarkan lama
dalam wadah viskometernya sebelum percobaan reologiknya dijalankan
(Martin et al 2008, hal 859)
B. Tiksotropi Negatif (Aliran Anti Tiksotropi)
Merupakan kebalikan dari aliran tiksotropi. Aliran anti tiksotropi atau
tiksotropi negatif merupakan aliran yang bergantung waktu dimana
strukturnya pada laju geser, sedangkan disintegrasi terjadi pada saat waktu
pendiaman. Anti tiksotropi terjadi karena meningkatnya frekuensi tumbukan
dari partikel-partikel terdispersi kemudian membentuk gumpalan-gumpalan
akibat adanya laju geser, sehingga terjadi peningkatan viskositas. Anti
tiksotropi juga timbul karena gumpalan tertentu yang menjadi longgar akibat
adanya laju geser. Dalam suatu keadaan diam, gumpalan-gumpalan tersebut
mengalami disintegrasi atau pemecahan menjadi partikel yang lebih kecil,
sehingga terjadi penurunan viskositas. Bila dikocok, struktur sol akan menjadi
gel, dimana kekentalannya bertambah, sehingga terjadi hambatan untuk

2
mengalir, namun bila di diamkan akan kembali menjadi bentuk sol. (Hardani,
M.Si.,dkk..), (Buku Ajar Farmasi Fisika hal. 80-81).
Soal:
Mengapa bisa terjadi anti tiksotropi?
Anti tiksotropi terjadi karena meningkatnya frekuensi tumbukan dari partikel-
partikel terdispersi kemudian membentuk gumpalan-gumpalan akibat adanya
laju geser
C. Tiksotropi dalam Formulasi
Tiksotropi adalah properti yang diingin kan dalam sistem farmasi yang
idealnya harus memiliki konsistensi yang tinggi dalam wadah,namun dapat
juga dituang atau disebarkan dengan mudah. Sebagai contoh suspensi
tiksotropik yang berformulasi yang baik tidak akan mengendap dengan mudah
didalam wadah,akan menjadi cair saat dikocok dan akan bertambah cukup
lama untuk dosis yang diberikan. Akhirnya ia akan mendapatkan kembali
konsentrasinya dengan lumayan cepat untuk mempertahankan partikel dalam
keadaan tersuspensi. Pola perilaku yang serupa diinginkan dengan emulsi,
lotion, krim, salep, dan suspensi parenteral yang akan digunakan untuk terapi
depot intramuskular berkenaan dengan stabilitas suspensi, ada hubunganya
antara derajat tiksotropi laju sedimentasi.(Martin et al 2008 hal 862)
Tingkat tiksotropi dapat berubah dari waktu ke waktu dan menghasilkan
formulasi yang tidak memadai. Sistem tiksotropi sangat lah kompleks,dan
tidak realistis untuk berharap bahwa perubahan reologi dapat diikuti dengan
adanya penggunaan satu parameter.(Martin et al 2008 hal 863)
Contoh Soal
1. Apa yang dimaksud dengan tiksotropi dalam formulasi?
Jawab!
Tiksotropi merupakan sifat yang diinginkan dalam sistem farmasi yang
idealnya harus memiliki konsistensi yang tinggi dalam wadah, namun dapat
juga dituang atau disebarkan dengan mudah.

3
D. Penentuan Sifat Rheologi
Istilah reologi, berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu)
yang diperkenalkan oleh Bingham dan Crawford (Martin et al., 2008). Istilah
reologi pertama kali diperkenalkan oleh Bingham dan Crawford untuk
menggambarkan aliran suatu cairan suatu cairan dan deformasi (perubahan
bentuk) dari padatan (Martin et al., 2008). Reologi berhubungan dengan
viskositas. Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir
(Podczeck, 2007).

Sifat reologi dalam farmasetika juga dapat mempengaruhi pemilhan peralatan


yang digunakan selama proses produksi. Peralatan yang tidak sesuai akan
menyebabkan hasil yang tidak diinginkan contohnya seperti karakteristik sifat
alirnya (Martin et al., 2008). Pemahaman mengenai reologi penting untuk
semua jenis sediaan baik cair, padat maupun setengah padat. Sediaan
farmasetik cair seperti suspensi idealnya mempunyai konsistensi yang tinggi
dalam wadah, tetapi mudah dituang atau disebar dengan mudah. Menurut
Martin et al. (2008), suspensi dikatakan baik jika tidak cepat mengendap
dalam wadahnya, akan menjadi cair bila dikocok, dan akan bertahan cukup
lama dalam suatu dosis yang diberikan. Reologi juga sangat penting dalam
pembuatan produk topikal. Sebagai contoh, pompa yang digunakan untuk
mengisi tabung kosong dengan bahan semipadat seperti pasta gigi atau salep.
Ketika proses produksi berlangsung dengan cepat bahan harus dapat secara
efektif masuk dalam tabung sehingga proses pengisian bahan berjalan dengan
baik. Dalam aplikasi ini, produk yang diinginkan memiliki viskositas rendah
pada kecepatan pompa tinggi (laju geser) tapi dapat cepat kembali ke
viskositas yang lebih tinggi saat digunakan (Mastropietro et al., 2013).
Contoh soal
1. Apa yang dimaksud dengan Reologi?
Jawaban:

4
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk dan aliran dari
fluida serta bagaimana respon fluida tersebut terhadap penerimaan tekanan
dan tegangan.
E. Pemilihan Viskometer
Keberhasilan penentuan dan evaluasi sifat reologik suatu sistem tertentu
tergantung pada pemilihan metode instrumental yang tepat. Dalam sistem
Newton karena laju geser berbanding lurus dengan tekanan geser, maka dapat
digunakan instrumen yang beroperasi pada laju geser tunggal. Instrumen ini
menghasilkan satu titik pada reogram, dengan menarik garis melewati titik ini
ke titik nol akan menghasilkan reogram yang lengkap. Akan tetapi untuk
menentukan karakteristik aliran yang bersifat non-Newton, penentuan dengan
instrumen "titik tunggal" ini menjadi tidak berguna. Karena itu sangatlah
mendasar bahwa untuk menentukan sistem non-Newton adalah dengan
menggunakan instrumen yang dapat beroperasi pada bermacam-macam laju
geser. Penggunaan instrumen "titik tunggal", walaupun hanya sebagai
pengawasan mutu di industri, adalah tindakan yang salah bila sistem yang
diuji bersifat non-Newton. Kesimpulannya adalah bahwa semua viskometer
dapat digunakan untuk menentukan viskositas sistem Newton, sedangkan
untuk bahan non-Newton hanya dapat dilakukan dengan instrumen yang
mempunyai 9 pengontrolan terhadap variabel tekanan geser. Beberapa jenis
viskometer yang sering digunakan adalah viskometer kapiler; viskometer bola
jatuh; dan viskometer putar. (Martin, 2008)
Berdasarkan grafik sifat aliran (Rheogram) cairan Newton dibagi atas dua
kelompok, yaitu (Martin, 2008):

1) Cairan yang sifat alirnya tidak dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini
terbagi atas tiga bagian yaitu:
a. Aliran plastik Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan
mengalir sebelum suatu gaya tertentu dilampauinya. Gaya tersebut
adalah “yieldvalue” atau “f”. Pada tekanan di bawah yield value cairan

5
tersebut bertindak sebagai bahan plastik, sedangkan di atasharga ini
aliran mengikuti hukum Newton.
b. Aliran Pseudoplastik Viskositas cairan psedoplastik akan berkurang
dengan naiknya kecepatan geser, berbeda dengan aliran plastik, di sini
tidak ada yield value, karena kurva tidak mempunyai bagian yang
linier, maka cairan akan mempunyai aliran pseudoplastik tidak
mempunyai harga viskositas yang absolut.
c. Aliran Dilatan Viskositas cairan akan naik dengan naiknya kecepatan
geser karena volumenya akan naik bila ia bergeser. Alat untuk
mengukur voskositas dan rheology suatu zat cair disebut viscometer.
Ada dua jenis viscometer yaitu:
1. Viskometer satu titik:
Viskometer kapiler, viscometer bola jatuh, penatrometer, dan palte
plastometer.
2. Viskometer banyak titik:
Viscometer rotasi tipe stromer dan brokfield.
F. Viskometer kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktualir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yangdibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui(biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).

Viskometer kapiler digunakan untuk mengukur viskositas cairan Newton.


Prinsipnya adalah viskositas cairan Newton dapat ditentukan dengan
mengukur waktu yang dibutuhkan oleh cairan tersebut untuk lewat di antara
dua tanda ketika cairan mengalir akibat gravitasi melalui suatu tabung kapiler
vertikal. (Attwood, D. 2008.)

Viskometer yang digunakan disebut viskometer Ostwald

6
Gambar 1. (a) Viskometer Ostwald
Persamaan yang digunakan dalam pengukuran viskositas dengan menggunakan
alat ini yaitu

Di mana:
η1 = viskositas cairan uji
= viskositas cairan yang sudah diketahui nilai viskositasnya (misalnya
η2
air)
ρ1 = kerapatan dari cairan uji
= kerapatan dari cairan yang sudah diketahui nilai kerapatannya
ρ2
(misalnya air)
t1 dan t2 = waktu alir kedua cairan (detik)
Contoh:
Waktu yang dibutuhkan aseton untuk mengalir antara kedua tanda pada
viskometer kapiler adalah 45 detik, dan untuk air waktu yang dibutuhkan
adalah 100 detik pada suhu 25oC. Pada temperatur ini kerapatan aseton
0,788 gram/cm3, kerapatan air 0,997 g/cm3 pada suhu 25 oC, viskositas
air 0,8904 cp. Berapakah viskositas aseton pada suhu 25 oC?
Jawaban:
Dik : η 2 = 0,8904 cp
ρ1 = 0,788 g/cm3 ρ2 = 0,997 g/cm3 t 1 = 45 detik t 2 = 100 detik oT =
25C 
Dit : η 1 =......
Penyelesaiain:

η 1 = 0,313 cp

7
G. Viskometer Hoppler 
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca)
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel
(Moechtar,1990).

H. Viskometer Cup dan Bob


Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding
luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis
ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian
tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras
ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat.
Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990).

I. Viskometer Cone dan Plate


Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan
oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam
ruang semi transparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar
(Moechtar,1990)

Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan


intrinsik. Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara
langsung kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas
kinematik diperoleh dengan memperhitungkan densitaslarutan. Baik
viskositas spesifik maupun kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi
larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan
viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk

8
penentuan viskometer larutan polimer, viskometer kapiler yang paling
tepat adalah viskometer Ubbelohde. (Rochima,2007).

Rangkuman

1. Teori bulges dan spurs merupakan dispersi yang digunakan di apotek dapat
menghasilkan loop histeresis kompleks saat digeser dalam viscometer mana
laju geser (bukan tegangan geser) dinaikkan ke suatu titik, kemudian
diturunkan, dan tegangan geser dibaca pada setiap nilai laju geser untuk
menghasilkan rheogram yang sesuai. Dua struktur kompleks tersebut adalah
ditunjukkan pada Gambar 19-7 dan 19-8. Gel bentonit encer pekat, 10%
sampai 15% berat, Dr. Murtadha Alshareifi e-Library 859 menghasilkan loop
histeresis dengan tonjolan karakteristik di kurva atas. Diduga kristal pelat
bentonit membentuk "struktur rumah kartu" yang menyebabkan
pembengkakan magma bentonite
2. Tixotropi negative yaitu Dari waktu ke waktu dalam pengukuran bahan yang
dianggap tiksotropik, seseorang mengamati suatu fenomena disebut thixotropy
negatif atau antithixotropy, yang mewakili peningkatan daripada penurunan
konsistensi pada kurva bawah.
3. Thixotropy adalah properti yang diinginkan dalam sistem farmasi cair yang
idealnya harus tinggi konsistensi dalam wadah, namun tuang atau menyebar
dengan mudah. Misalnya, thixotropic yang diformulasikan dengan baik
suspensi tidak akan mengendap dengan mudah di dalam wadah, akan menjadi
cair saat dikocok, dan akan bertahan lama cukup untuk dosis yang akan
dibagikan. Akhirnya, itu akan mendapatkan kembali konsistensi dengan cukup
cepat untuk dipertahankan partikel dalam keadaan tersuspensi.
4. Sebagian besar produk farmasi cair bukanlah cairan sederhana dan tidak
mengikuti hukum Newton mengalir. Sistem ini disebut sebagai non-

9
Newtonian. Perilaku non-Newtonian umumnya diperlihatkan oleh dispersi
heterogen cair dan padat seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair, dan
salep. Ketika bahan non-Newtonian dianalisis dalam viskometer rotasi dan
hasilnya diplot, berbagai kurva konsistensi, mewakili tiga kelas aliran, adalah
dikenal: plastik, pseudoplastik, dan dilatan.
5. Viskositas cairan Newtonian dapat ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melewati antara dua tanda saat mengalir dengan
gravitasi melalui tabung kapiler vertikal yang dikenal sebagai Ostwald
viskometer. Adaptasi modern dari viskometer Ostwald asli. Waktu aliran
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang diperlukan untuk cairan
dengan viskositas yang diketahui (biasanya air) untuk melewati antara dua
tanda. Jika η1 dan η2 adalah viskositas yang tidak diketahui dan standar
cairan, masing-masing, η1 dan η2 adalah kerapatan masing-masing cairan, dan
t1 dan t2 masing-masing waktu aliran dalam detik, viskositas absolut dari
cairan yang tidak diketahui, η1, ditentukan dengan mensubstitusi nilai
eksperimen dalam persamaan.

Contoh Soal
1. Apa yang dimaksud dengan Trixotropy?
Jawaban:
properti yang diinginkan dalam sistem farmasi cair yang idealnya harus
tinggi konsistensi dalam wadah, namun tuang atau menyebar dengan
mudah. Misalnya, thixotropic yang diformulasikan dengan baik suspensi
tidak akan mengendap dengan mudah di dalam wadah, akan menjadi cair
saat dikocok, dan akan bertahan lama cukup untuk dosis yang akan
dibagikan
2. fenomena di mana zat padat membentuk gel lebih mudah saat lembut
dikocok atau dicukur daripada saat dibiarkan membentuk gel sementara
bahan tetap diam merupakan pengertian dari …
Jawaban:
Rheopexy

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Anief,M,.2000.Farmasetika .Yogjakarta: Gadjah Mada University press


Anief,M,.2007. Ilmu meracik obat.Yogyakarta: Gadjah Mada university press
Ansel, Howard c 1989. Pengantar Farmasi Edisi ke Empat
Attwood, D. 2008. Physical Pharmacy. London: Pharmaceutical Press.
Bindal, A; Narsimhan, G; Hem, S. 2003. Effect of Steam Sterilization on the Rheology of
Polymer Solutions. PHarmaceutical Development And Technology Vol. 8, No.3, pp 219-
228
Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, Yogyakarta: UGM-press
Martin, Alfred. 2008. Farmasi Fisika II. Jakarta:UI Press

Martin's, 2008.physical pharmacy and pharmaceutical sciences.


Rochime., E., et al., 2007. Viskosiltas dan Berat Molekul Kitosan Hasil Reaksi Enzimati
s Kitin Deasetilase Isolat Bacillus Papandayan. Bandung: Seminar Nasional dan
Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI)

12

Anda mungkin juga menyukai