Disusun Oleh :
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
FALKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
1.2 PRINSIP
1
Instrument viskometer rotasi ada 2 tipe yaitu Mac Michael dan Stromer. Kedua
instrument ini terdiri dari dua silinder konsentris dengan diameter yang berbeda
sehingga terdapat celah sebagai tempat cairan yang akan diukur nilai
viskositasnya.
Viskometer Brookfield ini nilai viskositasnya didapatkan dengan mengukur
gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan kedalam fluida.
Viskometer Brookfield memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan
menggunakan teknik dalam viscometry. Untuk mengukur viskositas fluida dalam
Viskometer Brookfield, bahan harus diam dalam wadah sementara itu poros
bergerak sambil direndam dalam fluida (Atkins,1994).
2
BAB II
DASAR TEORI
Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Cairan sederhana
dapat dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi sifat-sifat rheologi dispersi
heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu satuaan tunggal
(Martin, 1993).
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloid
dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispersi dengan viskositas rendah,
sedangkan sistem dispersi yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya
lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat
solvasi dari partikel (Respati, 1981). Bila viskositas gas meningkat dengan
naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur
dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas
akan meningkat dengan makin tingginya temperatur (Bird,1993).
Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan ke
dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan penuangan
dari botol, pengeluaran dari tube atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari
suatu produk tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari bentuk cair ke
semisolid, sampai ke padatan, dapat mempengaruhi penerimaan bagi si pasien,
stabilitas fisika, dan bahkan availabilitas biologis jadi viskositas telah terbukti
mempengaruhi laju absorpsi obat dari saluran cerna (Martin, 1993).
Berdasarkan hukum Newton tentang sifat aliran cairan, maka tipe aliran
dibedakan menjadi 2, yaitu cairan newton dan cairan non newton (Wiroatmojo,
1988):
1. Cairan Newton yaitu cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas.
2. Cairan non Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas.
3
Cairan biasanya memiliki ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai
struktur tambahan, misalnya koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan
Newton sehingga diperlukan tambahan gaya atau jika perlu memecah
strukturnya.
Berdasarkan grafik sifat aliaran (rheogram) cairan non newton terbagi atas
dua kelompok yaitu:
A. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini
terbagi atas
tiga aliran yaitu:
1) Aliran plastis Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tetapi memotong
sumbu shearing stress pada titik tertentu yang dikenal dengan harga yield.
Bingham bodies tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai
sebesar harga yield tersebut.
4
B. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini terbagi atas
tiga aliran yaitu(Sinko, 2011):
1) Aliran Tiksotropi
Tiksotropi bisa didefinisikan sebagai suatu pemulihan yang isoterm
dan lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya
karena shearing. Gejala tiksotropi sering dikenal dengan shear thinning
sistem (aksi plastis dan pseudoplastis). Kurva menurun seringkali diganti
ke sebelah kiri dan kurva yang menaik menunjukkan bahan tersebut
mempunyai konsistensi lebih rendah pada setiap harga rate of shear pada
kurva menurun dibandingkan dengan pada kurva menaik. Ini
menunjukkan adanya pemecahan struktur dan juga shear thinning yang
tidak terbentuk kembali dengan segera jika stress tersebut dihilangkan
atau dikurangi.
2) Aliran Rheopeksi
Rheopeksi adalah suatu gejala dimana suatu sol membentuk suatu
gel lebih cepat jika diaduk perlahan-lahan atau kalau di shear daripada
jika dibiarkan membentuk gel tersebut tanpa pengadukan. Dalam suatu
sistem reopektis, gel tersebut adalah bentuk keseimbangan. Sedangkan
dalam antitiksotropi keadaan keseimbangan adalah sol.
3) Antitiksotropi
Antithiksotropi yang menyatakan kenaikan bukan pengurangan
konsistensi pada kurva menurun. Kenaikan dalam hal kekentalan atau
hambatan (resisten) mengalir dengan bertambahnya waktu shear ini telah
di selidiki oleh Chong et. Al.
5
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.2 PROSEDUR
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Hasil Pengamatan
1. Air 1,08 16 0
2. Alkohol 1,08 16 0
3. Larutan gula 10% 1,08 16 0
4. Larutan gula 20% 1,08 16 1 cps
5. Larutan gula 30% 1,08 16 4 cps
6. Larutan gula X 1,08 16 0
4.1.2 Perhitungan
Perhitungan larutan gula
Larutan gula 10 %
10/100 X 150 ml = 15 gr
Larutan gula 20 %
20/100 X 150 ml = 30 gr
Larutan gula 30 %
30/100 X 150 ml = 45 gr
η Alkohol =0x2
=0
7
η larutan gula 10 % = 0 x 2
=0
η larutan gula 30 % = 2 x 2
= 4 cps
4.2 PEMBAHASAN
Viskositas merupakan cara pengukuran resistensi suatu cairan ketika
mengalir. Secara mudah, viskositas ini mungkin dapat dianggap derajat
kekentalan cairan, meskipun tidak semuanya demikian karena kekentalan
suatu cairan juga ditentukan oleh sifat-sifat lain seperti elasticity maupun
cohesivenees. Sedangka rheologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai
perubahan sifat-sifat fisik suatu larutan (benda cair) yang berkaitan dengan
penerapan suatu energi atau gaya pada benda cair tersebut (Soekardi, 2004).
Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari cara menentukan
viskositas larutan menggunakan viscometer Brookfield, dan mempelajari
pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan.
Percobaan dilakukan dengan beberapa larutan yaitu air, alkohol, larutan
gula 10 %, 20%, 30 %, dan x %. Hal yang dilakukan pertama kali yaitu
membuat larutan gula dengan masing – masing konsentrasi kemudian tiap
larutan dimasukkan kedalam beaker glass untuk kemuadian dilalukan
penentuan viskositasnya menggunakan viscometer Brookfield. Sebelum
menggunakan viscometer Brookfield hal yang harus diperhatikan yaitu
8
memilih spindle yang akan digunakan sesuai jenis sampel yang akan di uji,
karena pada praktikum kali ini sampel yang digunakan berupa larutan, maka
spindle yang digunakan yaitu spindle no 61 setelah menentukan nomor
spindle yang digunakan, selanjutanya larutan yang telah berada di dalam
beaker glass kemudian diletakan pada viscometer Brookfield lalu spindle
diturunkan hingga tanda batas. Sebelum viscometer dinyalakan, pilih rpm
yang akan digunakan dimulai dari rpm terendah kemudian viscometer
dinyalakan, selama proses penentuan viskositas parktikan harus
memperhatikan kerapatan, dan waktu yang digunakan untuk mendapatkan
hasil. Setelah melakukan 7x putaran pada viscometer selajutnya didapatkan
nilai dial reading yang ditunjukan oleh letak jarum berhenti, nilai dial
reading ini digunakan untuk penentuan viskositas masing maisng larutan
yang akan dikalikan dengan faktor koreksi yang bisa dilihat pada tabel yang
ada di viscometer sesuai dengan rpm yang digunakan.
Berdasarkan hasil penentuan menggunakan viscometer Brookfield,
diperoleh data viskositas untuk air, alkohol larutan gula 10 %, 20%, 30 % ,
x% berturut – turut adalah sebagi berikut yaitu 0, 0, 0, 1, 4, 0. Dari hasil
tersebut dapat diartikan bahwa kadar suatu larutan akan mempengaruhi
viskositasnya, namun hasil dari praktikum ini belum bisa dikatakan 100 %
benar / sesuai karena selama proses pengerjaannya banyak kendala yang
timbul dari viscometer yang digunakan seperti jarum penunjuk nilai dial
reading yang tidak bergerak dan system kalibrasi viscometer yang harus
diketuk ketuk.
9
BAB V
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
2
Gula yang telah ditimbang
kemudian ditambahkan
150 ml aquadest untuk
menjadi larutan gula
3
Bebagai sampel larutan
yang akan di tentukan
viskositasnya
12
4
Spindle dimasukan
kedalam beaker glass
kemuadian viscometer
dinyalakan dan dilakukan
7 x putaran
5
Nilai dial reading
ditunjukkan oleh letak
jarum berhenti
13