Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Percobaan yang dilakukan adalah viskositas dan rheologi. Tujuan dari


percobaan ini adalah untuk menerangkan arti viskositas dah rheologi,
membedakan cairan newton dan non newton menggunakan alat-alat penentuan
viskositas dan rheologi cairan newton dan non newton.
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. beberapa cairan ada yang mengalir cepat dan ada yang lambat.
Cairan yang mengalir cepat memiliki viskositas yang kecil dan yang lambat
memiliki viskositas yang besar. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul
untuk bergerak karena adanya gesekan antar lapisan partikel. Karenanya
viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur,gaya tarik antar molekul dan
serta jumlah molekul terlarut. Pada zat cair viskositas disebabkan karena adanya
gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis) (gunawan,2010).
Rheologi adalah penggambaran aliran zat cair atau perubahan bentuk
(deformasi) zat dibawah tekanan. Rheologi dalam suatu produk tertentu
menggambarkan konsistensi dari bentuk cair ke semisolid sampai padatan. Pada
rheologi,terdapat jenis-jenis tipe aliran rheologi yaitu newtonian dan non
newtonian. Newtonian adalah cairan yang viskositanya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental sejati. Shear rate atau gaya
pemisah viskositasnya berbanding lurus dengan Shear stress secara proposional
dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara
Shear rate dan Shear stress. Sedangkan non newtonian adalah cairan yaitu
viskosiasnya berubah dngan perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan
tidak linear (sinala,2016).
Berdasarkan grafik sifat alirannya (heterogen), cairan non newton terbagi
menjadi dua kelompok yaitu cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu
dan yang dipengaruhi waktu. Cairan yang tidak dipengaruhi waktu terbagi
menjadi aliran plastis,aliran pseudoplastis dan aliran dilatan. Aliran plastis adalah
cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir sebelum suatu gaya
tertentu dilampauinya. Gaya tersebut adalah Yield value atau f. pada tekanan
dibawah Yield value cairan tersebut bertindak sebagai bahan elastik, sedangkan
diatas harga ini aliran mengikuti hukum newton. Aliran pseudoplastis
menggambarkan viskositas cairan psudoplastis akan berkurang dengan naiknya
kecepatan geser, berbeda dengan aliran plastis, disini tidak ad Yield value karena
kurva tidak mempunnyai bagian yang linear, maka cairan akan mempunyai aliran
pseudoplastis tidak mempunyai harga viskositas yang absolut. Sedangkan aliran
dilatan menggambarkan vi. aliskositas cairan akan naik dengan naiknya kecepatan
geser karena volumenya akan naik bila ia bergeser. Untuk cairan yang sifat
alirannya dipengaruhi waktu terbagi menjadi aliran tiksotropik, aliran rheopeksi
dan aliran antitiksotropik. Aliran tiksotropik didefinisikan sebagai suatu pemilihan
yang isoterm dan lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan
konsistensinya karena shearing . aliran rheopeksi adlah suatu gejala dimana suatu
sol membentuk suatu gel lebih cepat jika diaduk perlahan-lahan. Dalam suatu
sistem reopektis, gel tersebut adalah bentuk keseimbangan. Sedangkan untuk
antitiksotropik menyatakan kenaikan bukan pengurangan konsistensi pada kurva
menurun. Kenaikan dalam hal kekentalan atau hambatan (resistensi) mengalir
dengan bertambahnya waktu Shear.(sinko,2011)
Alat-alat untuk penetuan viskositas dan rheologi terbagi menjadi 2,yaitu
viskometer satu titik dan banyak titik. Viskometer ini berkerja pada satu titik
kecepatan geser saja, sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram. Alat ini
hanya dapat digunakan untuk menentukan viksositas cairan newton, yang
termasuk ke dalam jenis alat ini yaitu viskometer kapiler, viskometer bola jatuh
dan penetrometer. Pada viskometer banyak titik, pengukurannya dapat dilakukan
pada beberapa harga kecepatan geser sehingga dpat diperoleh rheogram yang
sempurna. viskometer ini digunakan untuk menentukan viskositas cairan non
newton, yang termasuk ke dalam jenis alat ini yaitu viskometer rotasi tipe
Stromer, Brookfield dan Rotovisco (sinko, 2011)
Pada percobaan ini, digunakan bahan sorbitol dan etanol. Pemerian
sorbitol adalah serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik.
Kelarutan dari sorbitol adalah sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol (95%) P, dalam methanol P dan dalam asam asetat P. untuk etanol adalah
jenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna dan merupakan
alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Depkes RI,
1979).
Pada percobaan ini dilakukan dua prosedur, yaitu dengan viskometer
kapiler dan viskometer rion. Pada percobaan dengan viskometer kapiler, dibuat
larutan aquades : sorbitol dengan perbandingan 3 : 1 ; 2 : 1 dan 1 : 1 masing-
masing sebanyak 50 mL dan larutan aquades : etanol perbandingan 2 : 1 dan 1 : 1
juga masing-masing 50 mL. dibuat seperti itu untuk melihat viskositas
perbandingan mana yang baik dan buruk. Kemudian diposisikan viskometer
dengan tegak pada tiang penyangga dan di jepit dengan penjepit. Dipipet cairan
sebanyak 30 mL dan dimasukkan ke dalam pipa lengan viskometer yang lebar.
Dihisap cairan di dalam viskometer dengan karet penghisap hingga melewati
batas atas pada pipa kapiler. Di hidupkan stopwatch pada meniscus menyinggung
batas atas dan dimatikan pada saat menyinggung batas bawah pipa kapiler
viskometer. Dicatat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk melewati dua batas
tersebut. Ditentukan massa jenis cairan dengan piknometer. Prinsip dari alat
viskometer ini adalah mengukur viskositas dengan memasukkan cairan
kedalamnya dan menghisap cairan tersebut dengan karet penghisap sampai
menyinggung batas atas yang disebut garis start dan dilepas sambil menghitung
waktu mengalirnya cairan sampai ke garis finish (sinala, 2016).
Prosedur kedua adalah percobaan dengan rion. Di letakkan viskometer
dengan posisi yang benar dan mengatur letak gelembung udara tepat ditengah
lingkaran agar pengukuran sangat akurat. Dipilih spindle yang kira-kira sesuai
dengan viskositas bahan yang diperiksa, karena nomor spindle tergantung pada
viskositas sediaan. Semakin kecil nomor spindle, semakin besar viskositas atau
kekentalan suatu sediaan. Lalu dimasukkan spindle ke dalam sediaan, hubungkan
dengan rotor dengan cara mengencangkan aliran agar tidak lepas saat berputar.
Diturunkan posisi spindle beserta rotornya sampai tanda batas tercelup pada
spindle agar spindle dapat mengaduk sediaan, kemudian digeser rem kea rah
depan dan dihidupkan power on, lalu baca nilai skala yang tersajikan, setelah 3-5
putaran kembalikan posisi rem ke arah belakang. Untuk menentukan pengaruh
pengadukan terhadap viskositas sediaan, digunakan spindle dengan nomor yang
berbeda-beda dan dihitung lamanya pengadukan. Untuk mengamati pengaruh
temperature terhadap viskositas sediaan, diamati sediaan yang temperaturnya
telah berubah sebagai akibat pemanasan sesuai temperature yang dikehendaki.
Lama pengadukan dijalankan konstan agar lebih akurat dan tidak ada perubahan
atau perbedaan. Prinsip dari alat viskositas rion adalah motor DC yang di atas alat
dihubungkan dengan poros dan pegas. Dimana pada bagian atas pegas
dihubungkan dengan piringan skala dan pada bagian bawah pegas dihubungkan
pula dengan poros yang menghubungkan dengan spindle. Ketika alat
dihubungkan dan pada spindle diberi suatu cairan, maka motor DC akan
menggerakkan poros dan pegas juga akan bergerak, begit pula spindle yang
sedang berputar, maka pergerakkan spindle akan terhambat, kemudian
pergerakkan spindle akan lebih lambat bila dibandingkan pergerakan pegas.
Perbedaan pergerakan tersebut menyebabkan jarus menujukkan pada skala
sehingga didapatkan viskositas dari zait cair tersebut (maulida, 2010).
Hasil dari percobaan yang dilakukan adalah waktu alir untuk aquades
adalh 15,93 detik, untuk etanol adalah 15,67 detik, aquades : sorbitol (3 : 1)
adalah 20,60 detik, aquades : sorbitol ( 2 : 1) adalah 24,65 detik, aquades : sorbitol
(1 : 1) adalah 39,06 detik, aquades : etanol (2 : 1) adalah 21,33 detik, aquades :
etanol (1 : 1) adalah 22,57 detik dan sorbitol adalah 12 menit 40 detik. Perbedaan
waktu alir dari bahan-bahan ini dipengaruhi oleh massa jenis, kekentalan dan
konsentrasi. Dimana massa jenis dari etanol adalah 0,83781 g/cm³, air adalah
1,0364 g/cm³ dan sorbitol adalah 1,34744 g/cm³. Semakin kecil massa jenisnya,
maka semakin kecil juga viskositasnya. Selain itu, penentuan viskositas juga
dapat ditentukan dengan melihat massa jenis dengan piknometer. Hasil yang
diperoleh adalah aquades 0,929 g/mL, etanol adalah 0,735 g/mL, sorbitol
adalah1,210 g/mL, aquades : sorbitol (3 : 1 ; 2 : 1 dan 1 : 1) adalah 0,977 g/mL ;
0,977 g/mL dan 1,055 g/mL dan untuk aquades : etanol (2 : 1 dan 1 ; 1) adalah
0,867 g/mL dan 0,841 g/mL. dari hasil tersebut, etanol memiliki massa jenis
paling kecil dan sorbitol memiliki massa jenis paling besar dan telah sesuai
dengan teori. Maka, semakin besar massa jenis, semakin besar pula viskositasnya
dan begitupun viskositas relatif, absolut dan kinematisnya. Hal ini sesuai dengan
teori yang sebanding dengan massa jenis dan waktu alirnya.
Hasil yang diperoleh untuk percobaan pada viskometer rion adalah pada
sediaan sirup dengan nomor spindle 3 yaitu pada menit ke-5 0,35, pada menit ke-
10 0,38, menit ke-15;20 dan 25 0,37 dengan kecepatan yang sama yaitu 62,5 rpm.
Untuk sediaan krim dengan nomor spindle 2, yaitu pada meni ke-5 99, menit ke-
10 100, menit ke-15 98, menit ke-20 dan 25 97. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa
viskositas untuk sediaan sirup cenderung tetap dari menit ke-15 sampai 25 dan
membuktikan bahwa sirup merupakan cairan newton yang viskositasnya tetap
dengan adanya tegangan geser (shearing stress) berupa pengadukan. Lalu, pada
sediaan krim adalah cairan non newton yang viskositasnya berubah dengan
adanya tegangan geser (shearing stress) berupa pengadukan. Hasil-hasil yang
telah didapatkan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti lama pengadukan
dan temperature. Lama pengadukan berpengaruh terhadap viskositas. Semakin
lama pengadukan, maka semakin menurun viskositas karena adanya gaya geser.
Temperature berpengaruh juga pada viskositas, semakin tinggi suhu atau
temperature, semakin menurun viskositasnya. Hubungan viskositas dengan
rheology adalah viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu sediaan dan
rheology merupakan ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cairan. Dimana,
viskositas mempunyai alira-aliran zait juga seperti plastin, pseudoplastis, dilatan
dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai