Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

Uji Viskositas Newton

OLEH:
KELOMPOK 3
1. Faizatul Khasanah (201810410311076)
2. Leone Poetri (201810410311097)
3. Chairunissa Marselina S. (201810410311105)
4. Allicia Putri Andaruqmi (201810410311111)
5. Ifa Shahnaz (201810410311154)
6. Erick Sandi K (201810410311197)
7. Alya Jauza Caesarrasti (201810410311242)
8. Faza Nisa Rahmadhani (201810410311283)

PRODI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Menjelaskan arti viskositas dan rheologi
2. Menentukan viskositas cairan
3. Membedakan cairan newtonian dan non newtonian
4. Menggunakan alat penentu viskositas

II. Teori Umum


Viskositas adalah salah satu cara untuk menyatukn beberapa daya tahan
dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. (Du gale, 1986). Cairan mempunyai
gaya gerak atau gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas, sehingga
cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas
gas bertambah dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas tekanan tidak
terlalu besar, tidak bergantung tekanan, tetapi untuk cairan, naik dengan naiknya
tekanan (Martin,1993)

SISTEM NEWTONIAN
Sistem newtonian menjelaskan mengenai sifat-sifat aliran secara kuantitatif,
dimana kita mengetahui bahwa suatu aliran memiliki kecepatan yang konstan dan
berbanding lurus dengan jarak. Perbedaan kecepatan (dv) adalah gradien kecepatan
(velocity gradient) atau laju geser (rate of shear) dv/dr. Gaya per satuan Luas F’/A
yang diperlukan untuk menyebabkan aliran ini disebut tegangan geser (Shearing
stress) dan diberi lambang F. (Martin, 1993). Semakin besar viskositas suatu cairan,
semakin besar pula gaya per satuan luas (tegangan geser) yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu laju geser tertentu. Laju geser diberi lambang G. Oleh sebab itu
laju geser harus berbanding lurus dengan tegangan geser atau :
F dv
=µ ........ (1)
A dr
dimana : A= Luas penampang pipa
µ = Koefisien Viskositas (dyne cm -1 det) poise (=100 cp)

Salah satu cara menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari
poiseville. Pada metode ini diukur waktu (t) yang diperlukan untuk volume tertentu
cairan (v) mengalir melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan penggerak (p) yang
tetap. Dalam hal ini, untuk cairan yang mengalir dengan aliran laminer, persamaan
poiseville dinyatakan sebagai berikut :
μr 4 pt μ hr 4 t
µ= = pg .................... (2)
8 vl 8 vl
v = volume cairan yang mengalir p = h p g = tekanan aliran rata-rata
r = jari-jari kapiler t = waktu
l = panjang pipa kapiler g = gravitasi
µ = viskositas dinamik

cairan yang mempunyai tipe alir newtonian misalnya air, etanol, gliserin, minyak
pelumas serta larutan yang mempunyai senyawa terlarut dengan ukuran partikel kecil
misalnya larutan gula. Untuk menentukan viskositas cairan newtonian dapat digunakan
semua alat pengukur viskositas misalnya viskometer ostwald, hoppler, Brookfield,
stomer.

SISTEM NON-NEWTONIAN
Sifat non-newtonian umumnya ditunjukkan oleh dispersi heterogen cairan dan
padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair dan salep. Ada 3 tipe aliran pada
sifat non newtonian:
1. Aliran Plastis Kurva ini tidak melalui titik awal (0,0)
tetapi memotong sumbu tegangan geser
pada suatu titik tertentu yang dikenal
sebagai yield value. Yield value
merupakan suatu indikasi adanya gaya
flokulasi/ semakin banyak suspensi yang
terflokulasi, maka semakin tinggi yield
value-nya.

2. Aliran Pseudoplastis Kurva konsistensi untuk bahan


pseudoplastis mulai pada titik (0,0) atau
paling memndekati titik awal pada laju
geser yang rendah. Oleh sebab itu7, tidak
ada yield value. Viskositas pseudoplastis
berkurang dengan meningkatnya laju
geser.

3. Aliran Dilatan Kebalikan dari tipe yang dimiliki oleh


sistem pseudoplastis, sering dibilang
sistem geser pemekat. Jika tegangan
dihilangkan, suatu sistem dilatan kembali
kedalam fluiditas awalnya.
Menggunakan Alat Viskositas Kapiler:
Metode ostwald merupakan suatu variasi dari metode poiseville
gπ h r 4
µ= .............. (3)
8 vl
k= konstansta alat dari persamaan (2)-(3) didapat persamaan µ = k.p.t ...... (4)

Viskometer kapiler (viskometer cairan newton) bila ditemukan dengan mengulur


waktu yang dibutuh oleh cairan tersebut untuk lewat diantara dua tanda ketika cairan
mengalir akibat gravitasi melalui suatu tabung kapiler yang vertikal, yang dikenal sebagi
viskometer ostwald (Martin, 1993)
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan
momentum molekulnya. Viskositas zat cair selalu menurun seiring bertambahnya
kenaikan temperatur. Hal ini disebabkan gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan
mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan turunnya viskositas zat cair.
Viskometer brookfield merupakan salah satu viskometer yang menggunakan
gasing atau kumparan yang dicelupkan kedalam zat uji dan mengukur tekanan gerak dari
bagian yang berputar. Tersedia kumparan yang berbeda untuk rentang kekentalan
tertentu dan umumnya dilengkapi kecepatan rotasio (FI IV 1038). Prinsip kerja dari
viskometer brookfield adalah semakin kuat putaran, semakin tinggi viskositas sehingga
hambatannya semakin besar.

III. Alat dan Bahan

A. Alat
1. viskometer ostwald
2. statif dan klem
3. penghisap
4. piknometer
5. stopwatch
6. gelas beaker
7. batang pengaduk
8. corong
9. timbangan analitik
B. Bahan
1. Aquadest
2. Alkohol / etanol
3. Larutan sirup

IV. SKEMA KERJA

Sejumlah cairan dimasukkan kedalam bagian gambar C

Ditarik filter hingga mencapai garis A pada gambar

Lepaskan filter hingga cairan bergerak ke B

Dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang dibutuhkan untuk


mengalir dari A ke B diukur

Dihitung viskositas cairan


Skema kerja pengukuran bobot jenis

Disiapkan alat piknometer

Dinginkan sampai suhu 200 dengan es batu, lalu ditimbang berat piknometer kosong

piknometer diisi larutan sampel hingga penuh, ditutup dan di dinginkan


kembali sampai suhu 200, bagian luar dikosongkan

Ditimbang berat piknometer + larutan sampel

Dilakukan replikasi sebanyak 2x untuk masing-masing larutan


V. DATA DAN PERHITUNGAN
A. Pengukuran Waktu Aliran

T (detik) Sampel 1 (Aquadest) Sampel 2 (Etanol)

t1 165 detik 198 detik

t2 165 detik 194 detik

t3 171 detik 198 detik

-
t

B. Penentuan Bobot Jenis (BJ) Cairan dengan Piknometer

M3
- Pengukuran Bobot Jenis => V= ρ
ρ = Bobot jenis

M 3 = Massa Zat Volume Yang diisikan = 24,512 ml

V = volume

BJ ( Gram) Sampel 1 (Aquadest) Sampel 2 (Etanol) Sampel 3 (Syrup)

M1 0,991 g/ml 0,80 g/ml 1.34 g/ml

M2 1,00 g/ml 0,80 g/ml 1,33 g/ml

M3 0,99 g/ml 0,81 g/ml 1,34 g/ml


A. Pengukuran viskositas dengan viskometer brookfield

1. CMC Na 0,5 g
Spindel No. 64
Kecepatan No Viskositas
6 1 1 X 1000 = 1000 cps
( v=1000 ) 2 1 X 1000 = 1000 cps
3 1 X 1000 = 1000 cps

12 1 0,9 X 500 = 450 cps


( v = 500 ) 2 0,9 X 500 = 450 cps
3 0,9 X 500 = 450 cps

30 1 2 X 200 = 400 cps


( v = 200 ) 2 2 X 200 = 400 cps
3 2 X 200 = 400 cps

60 1 1 X 100 = 100 cps


( v = 100 ) 2 1 X 100 = 100 cps
3 1 X 100 = 100 cps
2. CMC Na 1 g
Spindel No. 64
Kecepatan No Viskositas
6 1 3,9 X 1000 = 3900 cps
( v = 1000 ) 2 4 X 1000 = 4000 cps
3 4 X 1000 = 4000 cps

12 1 8 X 500 = 4000 cps


( v = 500 ) 2 8 X 500 = 4000 cps
3 8 X 500 = 4000 cps

30 1 12,5 X 200 = 2500 cps


( v = 200 ) 2 12,5 X 200 = 2500 cps
3 12,5 X 200 = 2500 cps

60 1 44 X 100 = 4400 cps


( v = 100 ) 2 44 X 100 = 4400 cps
3 44 X 100 = 4400 cps
3. Sirup
Spindel No. 63
Kecepatan No Viskositas
12 1 1,5 X 100 =150 cps
( v = 100 )

30 1 3,5 X 40 = 140 cps


( v = 40 )

60 1 7 X 20 = 140 cps
( v = 20 )

B. Pengukuran visksitas dengan viskometer ostwald

1. Aquadest
0,12
t₁ aquadest θ=
k Xt
0,12
= =¿0,1818
0,004 X 165
V = 0,004 X ( 165 – 0,1818 )
= 0,6593
0,12
t₂ aquadest θ=
k Xt
0,12
= = 0,1818
0,004 X 165
V = 0,004 X ( 165 – 0,1818 )
= 0,6593
0,12
t₃ aquadest θ=
k Xt
0,12
= =0,1754
0,004 X 171
V = 0,004 X ( 171 – 0,1754 )
= 0,6833

2. Etanol
0,12
t₁ etanol θ=
k Xt
0,12
= =¿0,1587
0,004 X 189
V = 0,004 X ( 189 – 0,1587 )
= 0,7554
0,12
t₂ etanol θ=
k Xt
0,12
= =¿ 0,1546
0,004 X 194
V = 0,004 X ( 194 – 0,1546 )
= 0,7754
0,12
t₃ etanol θ=
k Xt
0,12
= =¿0,1515
0,004 X 198
V = 0,004 X ( 198 – 0,1515 )
= 0,7914
C. Pengukuran BJ dengan Piknometer
Bobot piknometer kosong = 33,04 g
Volume piknometer = 24,512 ml

1. Aquadest
(57,23 g−33,04 g) 24,19 g
Aquadest 1 = = = 0,99 g/ml
24,512 ml 24,512ml
(57,63 g−33,04 g) 24,59 g
Aquadest 2 = = = 1,00 g/ml
24,512 ml 24,512ml
(57,23 g−33,04 g) 24,19 g
Aquadest 3 = = = 0,99 g/ml
24,512 ml 24,512ml

2. Etanol
(52,70 g−33,04 g) 16,66 g
Etanol 1 = = = 0,80 g/ml
24,512 ml 24,512ml
(52,70 g−33,04 g) 16,66 g
Etanol 2 = = = 0,80 g/ml
24,512 ml 24,512ml
(52,79 g−33,04 g) 16,75 g
Etanol 3 = = = 0,81 g/ml
24,512 ml 24,512ml

3. Sirup
(65,99 g−33,04 g) 32,95 g
Sirup 1 = = = 1,34 g/ml
24,512 ml 24,512ml
(65,69 g−33,04 g) 32,05 g
Sirup 2 = = = 1,33 g/ml
24,512 ml 24,512ml
(65,99 g−33,04 g) 32,95 g
Sirup 3 = = = 1,34 g/ml
24,512 ml 24,512ml
VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk mengetahui viskositas dari suartu
cairan. Penentuan viskositas ini ditentukan menggunakan alat viskometer.
Viskometer yang digunakan adalah viskometer brookfield dan viskometer
ostwald. Prinsip dari viskometer brookfield yaitu rotasi dengan
mengkombinasikan setting spindle dan kecepatan putar spindle. Pada viskometer
ini, dilengkapi dengan 3 spindle yang memiliki bentuk yang berbeda-beda.ketiga
jenis spindle ini memiliki fungsi yang berbeda. Jika sediaan yang akan diuji
mempunyai karakteristik aliran newton maka digunakan spindle 3 atau dapat juga
dengan spindle 1 karena larutan yang memiliki daya alir newton bersifat tidak
terlalu kental (encer). Namun untuk mengukur viskositas larutan yang memiliki
karakteristik aliran non newton dapat digunakan spindle 2 yang berbentuk kecil
karena pada aliran dengan non newton larutannya mempunyai kekentalan yang
tinggi. Pada percobaan kali ini, kami menggunakan sampel aquadest, sirup dan
suspending agent (CMCNa).
Pada percobaan kedua, kami menggunakan viskometer ostwald yang mana
pada viskometer ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh
suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda
pada pipa viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah leih cepat, lebih mudah,
alatnya murah, serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari metode ini
dilakukan dengan memasukkan cawan ke dalam alat viskometer melalui pipa A
kemudian dengan cara menghisap cairan di bawa ke B sampai garis atas.
Selanjutnya, cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk
mngalir dari garis atas diukur. Masing-masing perlakuan diulang 3x hal ini
dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat yang
digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti.
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan viskometer ostwald, didapatkan
waktu aliran aquadest pada t1 165 detik, t2 165 detik, dan t3 171 detik sehingga
dari ketiga replikasi tersebut didapatkan waktu alir aquadest adalah 167 detik.
0,12
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus θ= x T dan v = k (t- θ),
k
didapatkan viskositas aquadest pada t1 adalah 0,6593, pada t2 0,6593, dan pada t3
0,6833 sehingga diperoleh viskositas aquadest 0,6673. Sedangkan pada etanol,
didapatkan waktu alir pada t1 189 detik, t2 194 detik, dan t3 198 detik sehingga dari
ketiga replikasi tersebut didapatkan waktu alir etanol adalah 193,6 detik.
Sedangkan viskositas etanol didapatkan pada t1 adalah 0,7554, t2 0.7754 dan t3
0.7914 sehingga diperoleh viskositas aquades adalah 0.7741
Pada hasil percobaan menggunakan viskometer brookfield didapatkan hasil
kerapatan CMCNa 0,5 gram dengan spindle no. 64 dan kecepatan 6 adalah 1000
cps, lalu pada kecepatan 12 adalah 450 cps, pada kecepatan 30 diperoleh 400 cps,
dan pada kecepatan 60 adalah 100 cps. CMCNa 1 gram dengan spindle no. 64 dan
kecepatan 6 adalah 3966 cps, lalu pada kecepatan 12 adalah 4000 cps, pada
kecepatan 30 diperoleh 2500 cps, dan pada kecepatan 60 adalah 4466 cps.
Selanjutnya hasil kerapatan sirup dengan menggunakan spindle no. 63 pada
kecepatan 12 adalah 150 cps, lalu pada kecepatan 30 diperoleh 140 cps, kecepatan
60 diperoleh 140.
Berdasarkan percobaan menggunakan piknometer, diperoleh BJ aquadest 1,00
g/ml ; BJ etanol 0,81 g/ml ; BJ sirup 1,34 g/ml

VII. KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan yang dilakukan menggunakan viskometer ostwald yaitu
dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi sampel untuk lewat antara 2
tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui suatu tabung kapiler
vertikal. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus dimana
jika larutan memiliki konsentrasi tinggi maka akan memiliki viskositas yang
tinggi pula. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antara partikel semakin tinggi dan viskositasnya
semakin tinggi pula.
2. Pada percobaan menggunakan piknometer dapat disimpulkan bahwa hasil BJ
air, etanol, dan sirup sesuai dengan literatur yang ada yaitu 1 gram/ml untuk
aquadest, 0,8 gram/ml, dan 1,3 gram/ml untuk sirup.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi III.
Jakarta: UI Press. Pp. 940-1010, 1162, 1163, 1170.
2. Florence A. T., and Attwood D., 1998, Physicochemical Principles of
Pharmacy, 3rd Ed. The Macmillan Press Ltd.
IX. LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pengukuran Dengan Viskometer Ostwald

2. Pengukuran Dengan Viskometer Brookfield dan Piknometer


Pengaturan suhu pada piknometer penimbangan piknometer dengan isi

Penimbangan CMCNA pengukuran viskositas


menggunakan viskometer
brookfiled

Anda mungkin juga menyukai