Anda di halaman 1dari 11

1

Jurnal Praktikum
Kimia Fisika II

“Viskositas Cairan”
Tanggal Percobaan:

Senin, 15-April-2014

Disusun Oleh:

Aida Nadia (1112016200068)

Kelompok 3 Kloter II:

Wiwiek Anggraini (1112016200045)

Millah Hanifah (1112016200073)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
2014

An Nisa Fitria 1709065011


2

I. Abstrak

Pada percobaan kimia kali ini berjudul viskositas cairan. Percobaan ini memiliki
tujuan untuk memahami cara penentuan kerapatan zat cair (viskositas) dengan metode
Ostwald dan falling ball. Pada cara Ostwald menghitung kerapatan cairannya dengan alat
viskometer. Sedangkan, metode falling ball alat yang digunakan adalah gelas ukur dan
kelereng. Pada percobaan kali ini bahan atau cairan yang digunakan adalah etanol 70%,
minyak tanah, oli bekas, dan akuades. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa massa jenis
larutan yang paling besar adalah akuades dan yang paling kecil adalah minyak tanah.
Sedangkan, koefisien viskositas yang paling besar (tertinggi) pada metode Ostwald adalah
oli bekas dan yang paling terendah adalah akuades. Pada metode falling ball yang paling
besar (tertinggi) koefisien viskositasnya adalah akuades dan yang paling kecil (terendah)
adalah minyak tanah. Terjadi perbedaan besar koefisien viskositas cairan pada dua metode
yaitu Ostwald dan falling baal dikarena terjadi kesalahan atau kekurang telitian praktikan
pada saat melaksanakan percobaan.
Kata kunci : viskositas, metode ostwald, metode falling ball.

II. Landasan Teori

Kita sudah lazim menggolong-golongkan materi, yang ditinjau secara


makroskopik, kedalam benda padat dan fluida. Suatu fluida (fluid) adalah suatu zat yang
dapat mengalir. Jadi istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu tidaklah
selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ter (pitch), mengalir begitu lambat
sehingga berperilaku seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang biasanya kita
gunakan untuk bekerja dengan benda-benda tersebut (Halliday, 1985, hlm 553).
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh,
tabung ( pipa kapiler ) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric
cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana silinder bagian dalam berputar
dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian luar silinder yang
diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada
celah diantara kedua silinder. Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya

An Nisa Fitria 1709065011


3

zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan
dinamis. Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara bagian-
bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya gesekan
internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya luncur
diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan
bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida
makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil, dan
praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar
terdapat ditengah-tengah pipa aliran. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang
menunjukkan besar dan kecilnya tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang
mempunyai viskositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan
yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih
besar. (USU,2011)
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu
menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan
antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat
dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat
dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan
aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang dipergunakan untuk menghitung viskositas
secara eksperimen menggunakan metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat
ke dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut
maka semakin tinggi nilai viskositasnya (Warsito, dkk., 2012).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran
viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran
viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan

An Nisa Fitria 1709065011


4

gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan


antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang
disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang
sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti
tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan
yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang
menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida
dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang saling bergeseran. Setiap
lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam, dengan
kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling
bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat
pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida (Burhanudin, 2014,
hlm 8).

Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :


Metode Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah
tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan :
( )

η
=

Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran cairan


dengan laju aliran koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah:

(Dogra,2009)

Metode Bola jatuh


Metode bolajatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan
aliran pekat, dan hubungannya adalah :
( )

η
=

An Nisa Fitria 1709065011


dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta gravitasi.
Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan

(Dogra,2009)
( )

( )

III. Material dan Metode Kerja

A. Material
Alat:
 Viskometer Ostwald
 Gelas kimia
 Pipet tetes
 Gelas ukur
 Stopwatch
 Neraca O-hauss
 Kelereng
 Piknometer

Bahan:
 Etanol murni
 Minyak tanah
 Oli bekas
 Akuades

B. Metode Kerja
 Cara Ostwald
1. Membersihkan viskometer dengan menggunakan pelarut yang sesuai sampai
semua pelarutnya habis/hilang.
2. Mengisi viskometer dengan sampel yang akan dianalisa melalui tabung G
sehingga reservoir terbawah, sampel cukup hingga level antara garis J dan K.
3. Menempatkan jari pada tabung B dan memasukkan penghisap pada tabung A
sampai larutan mencapai tengah bulp C. memindahkan penghisap dari tabung
A. memindahkan jari dari tabung B dan dengan cepat memindahkannya pada
tabung A sampai sampel jatuh dari kapiler bagian bawah akhir ke bulb I.
kemudian memindahkan jari dan mengukur waktu refflux.
4. Untuk mengukur waktu refflux, membiarkan sampel mengalir bebas
memasuki bagian D, mengukur waktu saat larutan D sampai F.
5. Menghitung viskometer kinematik sampel dengan mengalikan waktu refflux
dengan viskometer konstan.
6. Melakukan percobaan secara duplo.
7. Mengulangi percobaan untuk sampel yang berbeda.
8. Menghitung masing-masing viskositas masing-masing sampel.

 Cara Falling Ball


1. Tentukan massa jenis bola (kelereng) dan massa jenis zat cair.
2. Masukkan bola ke dalam gelas ukur yang telah diisi dengan akuades dan di
beri batas awal dan batas akhir.
0
3. Putar tabung 180 jalankan tabung saat bola mulai bergerak dari titik awal dan
hentikan ketika bola sampai di titik akhir. Tulis waktu yang diperlukan.
4. Ulangi percobaan sampai 3 kali.
5. Lakukan percobaan serupa dengan zat cair yang lain: alkohol, minyak tanah,
dan oli bekas.

IV. Hasil Praktikum dan Pembahasan


A. Hasil Praktikum
 Pengukuran Massa Jenis:

Sampel Piknometer Piknometer + Volume Massa Jenis


kosong (gram) sampel (gram) sampel (g/ml)
Akuades 46,41 0,9764
Alcohol 70% 43,55 0,8620
22 25
Minyak tanah 42,70 0,8280
Oli bekas 43,13 0,8452
 Metode Oswald

Sampel Volume sampel Jari-jari pipa Panjang pipa Waktu (detik)


(ml) (cm) (cm)
Akuades 23,4 1,38 2,00
Alcohol 70% 20 1,55 2,44
0,9 27,5
Minyak tanah 18 1,59 2,70
Oli bekas 18 35,01 37,44

 Metode Falling Ball

Sampel Jari-jari bola Tinggi tabung Waktu (detik)


(cm) (cm)
Akuades 2,13 2,20
Alcohol 70% 1,85 1,87
0,75 16
Minyak tanah 1,30 1,17
Oli bekas 2,10 1,90

 Perhitungan koefisien viskometer Ostwald


 Akuades:

( )

η=
( )( )( )
η=
 Alcohol 70%
( )( )

( )
η=
( )( )( )
η=


( )( )

Minyak tanah
( )

η
=
( )( )( )
η=
 Oli bekas
( )( )

( )
η=
( )( )( )
η=
( )( )

 Perhitungan Metode Falling Ball



Akuades
( )

η=

( ) ( – )( )( )

η=


Alcohol 70%
η= ( )

( ) ( – )( )( )

η=


Minyak tanah
( )

η=

( ) ( – )( )( )

η=


Oli bekas
( )

η=
( ) ( – )( )( )
η=

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan mengenai viskositas cairan.
Berdasarkan percobaan telah dilakukan pengukuran massa jenis terhadap macam-
macam zat cair menggunakan piknometer. Zat cair yang digunakan sebagai sampel kali
ini adalah akuades, alkohol 70%, minyak tanah, dan oli bekas. Untuk mengetahui
massa jenis suatu sampel yang akan dianalisa, kita akan menggunakan alat ukur
piknometer. Dari data yang sudah terlihat menunjukkan bahwa massa jenis yang
terbesar adalah akuades. Hal itu dikarenakan bahwa air memiliki massa yang lebih
besar dan volumenya yang lebih kecil daripada jenis zat cair yang lain.
Pada zat cair, ukuran partikel menentukan tingkat kekentalan (viskositas) dari
cairan itu sendiri. Perbedaan viskositas pada zat cair menunjukkan fungsi zat cair
tersebut. Data yang kami dapat setelah menguji viskositas dari jenis-jenis zat cair itu
sesuai dengan teori, dimana pada viskositas air lebih rendah daripada viskositas oli, hal
itu menyebabkan air dapat dikonsumsi sedangkan oli tidak. Pada Metode Ostwald kita
menggunakan alat ukur viskometer. Viskometer merupakan alat untuk mengukur
viskositas suatu fluida. Pada saat percobaan dengan metode Ostwald pada saat bulb
pipet dan ibu jari secara bersamaan dilepas terkadang dalam cairan suka terbentuk
gelembung dan ketika itu terjadi praktikan harus mengulangnya berulang kali sampai
tidak terbentuk endapan. Dari data yang terlihat menunjukkan bahwa akuades memiliki
waktu yang paling kecil daripada jenis zat cair yang lain. Data kami yang menunjukkan
sesuai dengan teori yaitu pada metode Ostwald ini dimana air terendah viskositasnya
dengan koefisien 0,00066, lalu diikuti oleh alcohol 70% dengan 0,00081, selanjutnya
minyak tanah dengan 0,00092, dan yang paling tinggi koefisiennya yaitu oli bekas
dengan 0,01593.
Pada Metode Falling Ball kita menggunakan alat ukur gelas ukur. Dari data yang
terlihat menunjukkan bahwa minyak tanah memiliki waktu yang paling kecil daripada
jenis zat cair yang lain. Dalam metode ini didapat koefisien viskositasnya dari yang
terendah ke yang tertinggi, yaitu: minyak tanah dengan 0,7190, alcohol 70% dengan
1,1273, oli bekas dengan 1,1886, dan akuades dengan 1,4863.
Dari data antara metode Ostwald dan Falling Ball terjadi perbedaan data urutan
koefisien viskositas yang paling besar. Hal itu mungkin disebabkan karena terjadi
kesalahan atau kekurang telitian yang dilakukan oleh praktikan. Kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan bisa berupa kesalahan dalam menimbang cairan yang terdapat
dalam piknometer yang datanya dapat digunakan untuk mencari massa jenis. Selain itu
juga dalam metode Ostwald suka terdapat gelembung dalam cairan, hal tersebut juga
dapat mempengaruhi hasil perhitungan koefisien viskositas. Sedangkan dalam metode
Falling Ball kesalahan yang dapat mempengaruhi nilai koefisien viskositasnya adalah
0 0
dalam memutar gelas ukur 180 praktikan terkadang memutarnya kurang dari 180
sehingga hasilnya sedikit keliru.

V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:


 Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahanan dalam
fluida terhadap gesekan.
 Berdasarkan metode Ostwald urutan koefisien viskositas dari yang paling rendah hingga
tertinggi adalah air dengan koefisien 0,00066, alcohol 70% dengan 0,00081, minyak
tanah dengan 0,00092, dan oli bekas dengan 0,01593.
 Berdasarkan metode Falling Ball urutan koefisien fiskositas dari yang paling rendah
hingga tertinggi adalah minyak tanah dengan 0,7190, alcohol 70% dengan 1,1273, oli
bekas dengan 1,1886, dan akuades dengan 1,4863.
 Terjadinya perbedaan hasil koefisien viskositas beberapa cairan antara metode Ostwald
dan falling ball dikarenakan terjadi beberapa kesalahan dan kekurang telitian praktikan
dalam praktikum.
VI. Referensi

Dogra,S.K.2009. Kima Fisik dan Soal-soal. Jakarta:UI Press.

Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta : UIN P.IPA

FITK-Press.

Resnick, Halliday. 1985. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Budianto, A. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan


Menggunakan Regresi Linier Hukum Stokes. http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-
content/uploads/2008/12/12-anwar157-166.pdf . Diakses pada tanggal 21 April 2014 Pukul 12:18
WIB.

USU. 2011. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29343/4/Chapter%20II.pdf .


Diakses pada tanggal 21 April 2014 Pukul 12:25 WIB.

Warsito, dkk. 2012. Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode Bola Jatuh
Berbasis Sensor Optocoupler dan dan Sistem Akuisisinya pada Komputer.
http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JN/article/viewFile/839/832 . Diakses pada tanggal 21 April 2014
Pukul 12:20 WIB.

Anda mungkin juga menyukai