(PERCOBAAN-FP1)
NIM : 215090100111005
Fak/Jurusan : MIPA/Biologi
Kelompok :1
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
NIM : 215090100111005
Fak/Jurusan : MIPA/Biologi
Kelompok :1
Catatan :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar hukum Stokes dapat dipahami serta koefisen
kekentalan atau viskositas zat cair dapat ditentukan dengan penerapan hukum Stokes.
satuan viskositas dinyatakan dalam dyne 𝑠⁄𝑐𝑚2 atau bisa juga disebut poise (P). Pada
umumnya, koefisien viskositas ditulis dalam bentuk cP atau centipoises (0,001). Koefisien
viskositas fluida tersebut dirumuskan oleh J. L. Poiseuille, sehingga satuan koefisien viskositas
fluida (poise) diambil dari nama penemunya. Persamaan Poiseuille dapat digunakan dalam
penerapan untuk mengalirkan fluida di antara dua ujung pipa berluas penampang tertentu yang
mempunyai perbedaan tekanan (A. Mikrajuddin, 2016).
Selain persamaan Poiseuillie, kita juga dapat menggunakan Hukum Stokes untuk
mengetahui koefisien viskositas suatu fluida. Saat suatu benda bergerak di dalam suatu fluida,
benda tersebut mendapat gaya gesek yang berlawanan dengan arah geraknya di dalam fluida.
Gaya gesekan tersebut bergantung pada besarnya kecepatan relatif benda terhadap fluida
tersebut. Selain kecepatan relatif, bentuk benda pun juga mempengaruhi gaya gesek tesebut.
Benda yang sesuai dengan Hukum Stokes adalah benda yang berbentuk bola (A. Mikrajuddin,
2016). Hukum Stokes dinyatakan dalam rumus:
dengan
F gaya gesek benda karena fluida
r jari jari
v laju relatif bola
Saat bola jatuh bebas ke dalam fluida, bola tersebut pada mulanya akan bergerak dengan
kecepatan yang semakin lama semakin meningkat karena pengaruh dari gaya gravitasi. Selama
bergerak jatuh ke dalam fluida, bola tersebut mendapat gaya gravitasi atau gaya berat, Gaya
Archimedes, serta Gaya Stokes. Namun, lama-kelamaan, kecepatan bola tersebut akan konstan
atau tidak berubah. Pada saat itu, kecepatan tersebut merupakan kecepatan terminal. Kecepatan
terminal tersebut lah yang akan menentukan viskositas suatu fluida (A. Mikrajuddin, 2016).
Pengukuran viskositas dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kebutuhan
tiap-tiap industri atau lembaga pendidikan. Dalam lingkup industri, penerapan ilmu viskositas
yang akurat sangat diperlukan. Hal tersebut juga berkaitan dengan berbagai teori viskositas dan
diperlukan pengujian lebih lanjut. Alat untuk mengukur viskositas suatu cairan dapat
diklasifikasikan menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Viskometer kapiler;
2. Viskometer lubang;
3. Viskometer dengan suhu tinggi;
4. Viskometer rotasi;
5. Viskometer bola jatuh;
6. Viskometer getaran;
7. Viskometer ultrasonik. (Dabir S. Viswanath, dkk., 2007)
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Dalam percobaan tentang viskositas zat cair ini, alat yang digunakan yaitu mistar atau
penggaris, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca ohauss, stopwatch, tabung gelas serta
beberapa bola yang berbeda ukuran (besar dan kecil). Sedangkan bahan yang diperlukan adalah
beberapa cairan berbeda (sabun cair cuci piring, oli, dan gliserin)
Bola 1 Bola 2
No
d(cm) m(gr) d(cm) m(gr)
1. 2,16 18,1 16,01 4,1
2. 2,21 18,5 16,05 4,3
3. 2,18 18,1 16,08 4,4
3.1.3 Percobaan
3.1.3.1Bola Besar
Waktu Tempuh (s)
3.2 Perhitungan
3.2.1 Bola Besar
2
No d(m) 𝑚2 m(kg) 𝑚 𝑚2 𝜋 2
2
3.3 Grafik
4.2 Saran
Mungkin sebaiknya data hasil percobaan dapat dikirim secepatnya agar dapat segera
dikerjakan saat itu juga sehingga lebih cepat menyelesaikannya. Dan semoga lebih teliti lagi
dalam menempatkan tanda koma pada bilangan agar tidak terjadi miskomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://mansyla.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/MODUL-II.pdf
LAMPIRAN
a. Diameter dan Massa Bola
Bola 1 Bola 2
No
d(cm) m(gr) d(cm) m(gr)
01.00 21,60 18,1 16,01 4,1
02.00 22,1 18,5 16,05 4,3
03.00 21,8 18,1 16,08 4,4
bola besar
2
No d(m) 𝑚2 m(kg) 𝑚 𝑚2 𝜋 2
2
𝑚 2
𝑚 𝑚 2
bola kecil
2
No d(m) 2
𝑚2 m(kg) 𝑚 𝑚2 𝜋
2
𝑚 2 𝑚 𝑚 2
bola kecil
𝑚
𝑚
bola besar
2 2
TABUNG 2 ⁄ 𝜂=
2
bola kecil
2 2
TABUNG ⁄ 𝜂= ⁄
2
1. Apakah pengertian kekentalan fluida serta apakah kegunaan konsep tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Jawab:
Kekentalan fluida merupakan besarnya gaya gesekan yang dialami oleh suatu benda
di dalam suatu fluida.
Konsep tersebut berguna dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah
mekanisme yang diterapkan dalam dongkrak hidrolik, kapal selam, serta sayap pada
pesawat.
2. Dengan mengacu pada persamaan (1), tentukan dimensi η serta satuannya dalam sistem
MKS dan cgs. Ungkapkan dalam satuan dasar.
Jawab:
𝐹
Persamaan 1: 𝜂 = 𝐴
2
MKS: Ns/𝑚
cgs: dyne s/𝑐𝑚2
3. Turunkan persamaan (6) serta berikan batasan berlakunya.
Jawab:
𝑆 2
Persamaan 6: 𝑡 = 𝜂
2
Turunan: 𝑇 = 𝜂
2
𝜂=
𝑇
4. Skala kekentalan minyak pelumas dinyatakan dalam nomor SAE, dimana nilai SAE
sebanding dengan kekentalannya. Jika ada dua minyak pelumas, misalnya SAE 10 SAE 40,
bagaimana Saudara dapat membedakan satu dari yang lain ?
Jawab:
Cara membedakan minyak pelumas SAE 10 SAE 40 adalah dengan mengukur intensitas
dan daya absorbsi masing-masing minyak. Keduanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditembakkan laser yang sejajar dengan detector. Multimeter digunakan untuk
mengetahui intensitas mula-mula.
Kemudian, setiap minyak dipanaskan dengan suhu tertentu dan diukur dengan termometer
tanpa menyentuh tabung reaksi. Nilai intensitas akhir dari masing-masing minyak diukur
dari nilai intensitas laser setelah melalui tabung reaksi yang berisi minyak yang telah
dipanaskan tadi.
Nilai intensitas yang paling rendah menunjukkan minyak dengan nilai SAE tertinggi (SAE
40).