Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Viskositas Zat Cair)

(PERCOBAAN-FP1)

Nama : Avelia Ariska Vio Elvara

NIM : 215090100111005

Fak/Jurusan : MIPA/Biologi

Kelompok :1

Tgl.Praktikum : 20 September 2021

Nama Asisten : Indah Lestari

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR


(Viskositas Zat Cair)

Nama : Avelia Ariska Vio Elvara

NIM : 215090100111005

Fak/Jurusan : MIPA/Biologi

Kelompok :1

Tgl. Praktikum : 20 September 2021

Nama Asisten : Indah Lestari

Catatan :

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar hukum Stokes dapat dipahami serta koefisen
kekentalan atau viskositas zat cair dapat ditentukan dengan penerapan hukum Stokes.

1.2 Dasar Teori


Fluida dibedakan menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis
merupakan fluida yang tidak mengalir, sedangkan fluida dinamis adalah fluida yang mengalir
(Dabir S. Viswanath, dkk., 2007).
Viskositas merupakan suatu besaran yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu
fluida. Viskositas sendiri disebabkan oleh gesekan dari lapisan suatu fluida. Pada zat cair, gaya
kohesi yang dihasilkan oleh molekul zat cair tersebut lah yang menghasilkan viskositas. Semua
fluida, termasuk gas, pasti mempunyai kekentalan. Dalam gas, viskositas dihasilkan karena
terjadinya tumbukan antar molekul gas tersebut (Rian, 2013). Walaupun viskositas dari zat cair
dan gas sama-sama mengubah suhu dan tekanan, hal tersebut mempengaruhi viskositas dengan
cara yang berbeda (Dabir S. Viswanath, dkk., 2007). Karena viskositas merupakan ukuran
kekentalan suatu zat, dapat dikatakan jika viskositas suatu zat tersebut tinggi maka
kekentalannya juga akan semakin tinggi sehingga pergerakannya pun semakin terbatas.
Satuan internasional viskositas adalah N 𝑠⁄𝑚2 atau pascal sekon (Pa s). Dalam satuan CGS,

satuan viskositas dinyatakan dalam dyne 𝑠⁄𝑐𝑚2 atau bisa juga disebut poise (P). Pada
umumnya, koefisien viskositas ditulis dalam bentuk cP atau centipoises (0,001). Koefisien
viskositas fluida tersebut dirumuskan oleh J. L. Poiseuille, sehingga satuan koefisien viskositas
fluida (poise) diambil dari nama penemunya. Persamaan Poiseuille dapat digunakan dalam
penerapan untuk mengalirkan fluida di antara dua ujung pipa berluas penampang tertentu yang
mempunyai perbedaan tekanan (A. Mikrajuddin, 2016).
Selain persamaan Poiseuillie, kita juga dapat menggunakan Hukum Stokes untuk
mengetahui koefisien viskositas suatu fluida. Saat suatu benda bergerak di dalam suatu fluida,
benda tersebut mendapat gaya gesek yang berlawanan dengan arah geraknya di dalam fluida.
Gaya gesekan tersebut bergantung pada besarnya kecepatan relatif benda terhadap fluida
tersebut. Selain kecepatan relatif, bentuk benda pun juga mempengaruhi gaya gesek tesebut.
Benda yang sesuai dengan Hukum Stokes adalah benda yang berbentuk bola (A. Mikrajuddin,
2016). Hukum Stokes dinyatakan dalam rumus:

F = 6𝜋𝜂rv ............................................... (Persamaan 1.1)

dengan
F gaya gesek benda karena fluida
r jari jari
v laju relatif bola

Saat bola jatuh bebas ke dalam fluida, bola tersebut pada mulanya akan bergerak dengan
kecepatan yang semakin lama semakin meningkat karena pengaruh dari gaya gravitasi. Selama
bergerak jatuh ke dalam fluida, bola tersebut mendapat gaya gravitasi atau gaya berat, Gaya
Archimedes, serta Gaya Stokes. Namun, lama-kelamaan, kecepatan bola tersebut akan konstan
atau tidak berubah. Pada saat itu, kecepatan tersebut merupakan kecepatan terminal. Kecepatan
terminal tersebut lah yang akan menentukan viskositas suatu fluida (A. Mikrajuddin, 2016).
Pengukuran viskositas dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kebutuhan
tiap-tiap industri atau lembaga pendidikan. Dalam lingkup industri, penerapan ilmu viskositas
yang akurat sangat diperlukan. Hal tersebut juga berkaitan dengan berbagai teori viskositas dan
diperlukan pengujian lebih lanjut. Alat untuk mengukur viskositas suatu cairan dapat
diklasifikasikan menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Viskometer kapiler;
2. Viskometer lubang;
3. Viskometer dengan suhu tinggi;
4. Viskometer rotasi;
5. Viskometer bola jatuh;
6. Viskometer getaran;
7. Viskometer ultrasonik. (Dabir S. Viswanath, dkk., 2007)
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Dalam percobaan tentang viskositas zat cair ini, alat yang digunakan yaitu mistar atau
penggaris, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca ohauss, stopwatch, tabung gelas serta
beberapa bola yang berbeda ukuran (besar dan kecil). Sedangkan bahan yang diperlukan adalah
beberapa cairan berbeda (sabun cair cuci piring, oli, dan gliserin)

2.2 Tata Laksana Percobaan

Penentuan diameter dalam dari tabung gelas


yang diisi cairan dengan jangka sorong

Perhitungan diameter dilakukan beberapa kali


pada titik atau posisi yang berbeda

Massa jenis bola ditentukan dengan mengukur massa


bola menggunakan neraca ohauss dan mengukur
diameter bola dengan mikrometer sekrup

Jarak tempuh bola ditentukan


menggunakan mistar

Bola dijatuhkan ke dalam setiap cairan, dan pada tiap


percobaan dihitung waktu tempuh bola tersebut pada masing-
masing jarak menggunakan stopwatch. Waktu tersebut dicatat
sebagai data hasil percobaan
BAB III
ANALISIS dan PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Percobaan
3.1.1 Diameter dan Massa Bola

Bola 1 Bola 2
No
d(cm) m(gr) d(cm) m(gr)
1. 2,16 18,1 16,01 4,1
2. 2,21 18,5 16,05 4,3
3. 2,18 18,1 16,08 4,4

3.1.2 Diameter Tabung

Tabung A Tabung B Tabung C


No
(cm) (cm) (cm)
01.00 6,19 6,19 6,19

02.00 6,12 6,14 6,175

6,155 12,33 12,365

3,0775 6,165 6,1825

3.1.3 Percobaan
3.1.3.1Bola Besar
Waktu Tempuh (s)

Tabung Zat Cair 𝑚 𝑚 S (m) 𝑚 𝑠2


t1 t2 t3

Sabun 0,1 1,21 1,32 1,36 1,296666667 0,077120823


Cuci 0,06155 0,030775 930 0,079232665
A 0,2 2,08 2,11 2,24 2,143333333 0,093312597
(Sunlight)
0,3 3,79 4,86 4,73 4,46 0,067264574
0,1 1,54 1,22 1,26 1,34 0,074626866
B Oli 0,06165 0,030825 1.260 0,2 3,45 3,22 3,1 3,256666667 0,061412487 0,063605733
0,3 5,92 5,42 5,09 5,476666667 0,054777845
0,1 0,36 0,29 0,35 0,333333333 0,3
C Gliserin 0,061825 0,0309125 890 0,2 0,46 0,34 0,52 0,44 0,454545455 0,335784814
0,3 1,25 1,13 1,18 1,186666667 0,252808989
3.1.3.2 Bola Kecil
Waktu Tempuh (s)

Tabung Zat Cair S (m) 𝑚 𝑠2


𝑚 t1 t2 t3

0,1 0,21 0,11 0,23 0,183333333 0,545454545


A Gliserin 0,06155 890 0,2 0,38 0,45 0,48 0,436666667 0,458015267 0,499325102
0,3 0,51 0,6 0,71 0,606666667 0,494505495
0,1 0,63 1,27 1,57 1,156666667 0,086455331
Sabun
B Cuci 0,06165 930 0,2 1,65 2,35 2,49 2,163333333 0,092449923 0,09349513
(Sunlight)
0,3 2,96 2,37 3,53 2,953333333 0,101580135

0,1 0,82 0,9 0,88 0,866666667 0,115384615


C Oli 0,061825 1.260 0,2 0,99 0,91 1,02 0,973333333 0,205479452 0,178897135
0,3 1,23 1,44 1,5 1,39 0,215827338

3.2 Perhitungan
3.2.1 Bola Besar
2
No d(m) 𝑚2 m(kg) 𝑚 𝑚2 𝜋 2
2

1 0,216 5,44444E-06 0,0181 1,77778E-08 0,005273994 3,03519E-08


2 0,221 7,11111E-06 0,0185 7,11111E-08 0,005648787 4,02304E-08
3 0,218 1,11111E-07 0,0181 1,77778E-08 0,005421855 6,94709E-10

3.2.2 Bola Kecil


2
No d(m) 2
𝑚2 m(kg) 𝑚 𝑚2 𝜋
2

1 0,1601 1,34444E-07 0,0041 2,77778E-08 0,002147595 2,19337E-10

2 0,1605 1,11111E-09 0,0043 1,11111E-09 0,002163732 1,76127E-12

3 0,1608 1,11111E-07 0,0044 1,77778E-08 0,002175888 1,81789E-10

3.3 Grafik

Tabung Bola Besar Bola Kecil


𝜂 𝜂
A 0,0792327 2433,013967 0,499325102 1,625702681
B 0,0636057 3301,922385 0,09349513 1,624687753
C 0,3357848 2332,761781 0,178897135 1,622919531
3.4 Analisis Hasil

1. Bahas data dan grafik serta bandingkan dengan literature (jurnal)


Jawab:
Berdasarkan jurnal tersebut, telah dilakukan analisis hubungan antara kecepatan
terminal dengan koefisien viskositas suatu fluida dan fakta yang didapatkan
menunjukkan bahwa kecepatan terminal suatu objek penelitian besarnya berbanding
terbalik dengan koefisien viskositas zat cair. Data dan grafik yang telah saya buat sudah
menunjukkan hal yang sama dengan kesimpulan jurnal “Analisis Hubungan Kecepatan
Terminal dengan Viskositas Zat Cair Menggunakan Software Tracker” tersebut pada
percobaan bola besar. Namun, untuk pengukuran bola kecil pada pengukuran yang saya
lakukan belum menunjukkan hal tersebut karena mungkin terdapat kesalahan
perhitungan dan faktor lainnya yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi.
Sumber:
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrxi8_5nE5hWwIAkRbLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZz
MEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1632570746/RO=10/RU=https%3a
%2f%2fjurnal.uns.ac.id%2fjmpf%2farticle%2fdownload%2f31378%2f20990/RK=2/
RS=UBRjWpZVuxAFdv5_atvUYcXHdUA-
2. Jelaskan viskositas dan hukum stokes!
 Viskositas adalah suatu besaran yang digunakan untuk mengukur kekentalan
suatu fluida
 Hukum stokes adalah hukum yang digunakan untuk mengetahui koefisien
viskositas suatu fluida dan menyatakan bahwa apabila sebuah bola mengendap
atau melaju dalam suatu fluida, maka benda tersebut mendapat gaya hambat
atau gaya gesek
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
 Suhu
 Konsentrasi larutan
 Berat molekul benda
 Tekanan
4. Aplikasi
Pelumas mesin atau oli pada kendaraan. Oli yang dibutuhkan tiap mesin dari
kendaraan yang berbeda mempunyai kekentalan yang berbeda-beda pula. Karena
kekentalan tersebut berkaitan dengan ketebalan oli atau besar resistensinya untuk
mengalir. Koefisien viskositas oli harus sesuai agar mesin di dalam kendaraan tidak
cepat rusak dan sebagai salah satu upaya untuk mencegah pemborosan mesin.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melalui praktikum ini, kita dapat mengerti tentang alat dan bahan sebagai sarana untuk
mengukur viskositas zat cair. Pengukuran viskositas zat cair ini menerapkan hukum stokes.
Kita juga bisa lebih tahu tentang koefisien zat caiar yang berbeda-beda. Dalam praktikum ini
tetap menggunakan tiga kali pengukuran sebagai bahan perbandingan karena hampir selalu ada
deviasi dalam setiap pengukuran.

4.2 Saran
Mungkin sebaiknya data hasil percobaan dapat dikirim secepatnya agar dapat segera
dikerjakan saat itu juga sehingga lebih cepat menyelesaikannya. Dan semoga lebih teliti lagi
dalam menempatkan tanda koma pada bilangan agar tidak terjadi miskomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

A.Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. ITB Press. Bandung

Dabir S. Viswanath, Tushar K. Ghosh, Dasika H. L. Prasad, Nidamarty V.K. Dutt,


Kalipatnapu Y. Rani., 2007. Viscosity of Liquids. Springer. Netherlands

http://mansyla.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/MODUL-II.pdf
LAMPIRAN
a. Diameter dan Massa Bola
Bola 1 Bola 2
No
d(cm) m(gr) d(cm) m(gr)
01.00 21,60 18,1 16,01 4,1
02.00 22,1 18,5 16,05 4,3
03.00 21,8 18,1 16,08 4,4

b. Diameter Tabung (D)


Tabung A Tabung B Tabung C
No
(cm) (cm) (cm)
01.00 6,19 6,19 6,19

02.00 6,12 6,14 6,175

6,155 12,33 12,365

3,0775 6,165 6,1825

bola besar
2
No d(m) 𝑚2 m(kg) 𝑚 𝑚2 𝜋 2
2

1 0,216 5,44444E-06 0,0181 1,77778E-08 0,005273994 3,03519E-08


2 0,221 7,11111E-06 0,0185 7,11111E-08 0,005648787 4,02304E-08
3 0,218 1,11111E-07 0,0181 1,77778E-08 0,005421855 6,94709E-10

𝑚 2
𝑚 𝑚 2

3,346663651 6,33333E-06 5,33333E-08 0,005448212

bola kecil
2
No d(m) 2
𝑚2 m(kg) 𝑚 𝑚2 𝜋
2

1 0,1601 1,34444E-07 0,0041 2,77778E-08 0,002147595 2,19337E-10

2 0,1605 1,11111E-09 0,0043 1,11111E-09 0,002163732 1,76127E-12

3 0,1608 1,11111E-07 0,0044 1,77778E-08 0,002175888 1,81789E-10

𝑚 2 𝑚 𝑚 2

1,973111663 1,23333E-07 2,33333E-08 0,002162405


bola besar
𝑚
𝑚

0,218333333 0,109166667 0,018233333 0,002516611 0,00023094 1,15% 1,27% 0,005448212

bola kecil
𝑚
𝑚

0,160466667 0,080233333 0,004266667 0,000351188 0,000152753 0,22% 3,58% 0,002162405

bola besar
2 2
TABUNG 2 ⁄ 𝜂=
2

A 927 220,8652487 1,851340374 0,090778455 2433,013967

B 1.257 299,519832 1,849959448 0,090710743 3301,922385

C 887 211,3313598 1,847553579 0,090592774 2332,761781

bola kecil

2 2
TABUNG ⁄ 𝜂= ⁄
2

A 888 114,3314687 0,031638849 3613,641791 1,625702681


B 928 119,481379 0,031619097 3778,77261 1,624687753
C 1.258 161,9681383 0,031584685 5128,05935 1,622919531
TUGAS PENDAHULUAN

1. Apakah pengertian kekentalan fluida serta apakah kegunaan konsep tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Jawab:
 Kekentalan fluida merupakan besarnya gaya gesekan yang dialami oleh suatu benda
di dalam suatu fluida.
 Konsep tersebut berguna dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah
mekanisme yang diterapkan dalam dongkrak hidrolik, kapal selam, serta sayap pada
pesawat.
2. Dengan mengacu pada persamaan (1), tentukan dimensi η serta satuannya dalam sistem
MKS dan cgs. Ungkapkan dalam satuan dasar.
Jawab:
𝐹
Persamaan 1: 𝜂 = 𝐴
2
MKS: Ns/𝑚
cgs: dyne s/𝑐𝑚2
3. Turunkan persamaan (6) serta berikan batasan berlakunya.
Jawab:
𝑆 2
Persamaan 6: 𝑡 = 𝜂

2
Turunan: 𝑇 = 𝜂

2
𝜂=
𝑇

4. Skala kekentalan minyak pelumas dinyatakan dalam nomor SAE, dimana nilai SAE
sebanding dengan kekentalannya. Jika ada dua minyak pelumas, misalnya SAE 10 SAE 40,
bagaimana Saudara dapat membedakan satu dari yang lain ?
Jawab:
Cara membedakan minyak pelumas SAE 10 SAE 40 adalah dengan mengukur intensitas
dan daya absorbsi masing-masing minyak. Keduanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditembakkan laser yang sejajar dengan detector. Multimeter digunakan untuk
mengetahui intensitas mula-mula.
Kemudian, setiap minyak dipanaskan dengan suhu tertentu dan diukur dengan termometer
tanpa menyentuh tabung reaksi. Nilai intensitas akhir dari masing-masing minyak diukur
dari nilai intensitas laser setelah melalui tabung reaksi yang berisi minyak yang telah
dipanaskan tadi.
Nilai intensitas yang paling rendah menunjukkan minyak dengan nilai SAE tertinggi (SAE
40).

Anda mungkin juga menyukai