Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

VISKOSITAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas laporan Kimia

Ibu Annisa S.K. , M.Sc.

Disusun oleh:
Fajar Malik Fahmi (201711011)

Tanggal praktikum: 27-10-2020


Tanggal laporan: 30-10-2020

Bandung, 30-10-2020
Program Studi D3-Teknik Konversi Energi
Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung
I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
a. Mengukur viskositas suatu sampel zat cair dengan air sebagai
pembanding dan pengaruhnya terhadap temperatur dengan
menggunakan viskometer Oswald.
b. Mengukur viskositas sampel cairan uji dengan menggunakan
viskometer Brookfield tipe LVT dalam berbagai temperature dan
menentukan energi ambang (∆E) dan konstanta (A).

II. DASAR TEORI


Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal
sebagai viskositas. Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan
berapa daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan.
Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir
melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat, maka
viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air) dan bila cairan mengalir
lambat, maka dikatakan cairan itu viskositasnya tinggi (misalnya madu).
Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan ialah metoda kapiler
dari Poiseuille. Pada metoda ini diukur waktu, t, yang diperlukan untuk
volume tertentu cairan, V, untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah
pengaruh tekanan penggerak, P, yang tetap. Dalam hal ini, untuk cairan
yang mengalir dengan aliran laminer, persamaan Poiseuille dinyatakan
dalam persaman (1) berikut.

𝑉 𝑃𝑅 4
= …………….. (1)
𝑡 8 𝜂𝐿

Keterangan :
𝜂 : viskositas cairan
V : volume cairan
t : waktu yang diperlukan cairan dengan V mengalir melalui alat
P : tekanan pada cairan
R : jari-jari tabung
L : Panjang pipa
Persamaan ini berlaku untuk gas dan cairan. Ada beberapa
viscometer yang sering digunakan untuk menentukan viskositas
suatu larutan, yaitu:
a. Viskometer Ostwald: untuk menentukan laju cairan
menggunakan kapiler
b. Viskometer Brookfield tipe LVT

a. Viskometer Ostwald
Metoda Oswald merupakan suatu variasi dari metoda
Poiseuille. Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah
waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri. Viskositas cairan yang akan
ditentukan dibandingkan terhadap viskositas cairan
referensi, misalnya air.
Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk
volume (antara tanda a dan tanda b) melalui pipa kapiler
yang vertikal. Jumlah tekanan (P) dalam hukum Poisseuille
adalah perbedaan tekanan kedua permukaan cairan dan
berbanding lurus dengan berat jenis cairan (ρ). Dalam
prakteknya R dan L sukar secara teliti, karenanya viskositas
cairan ditetapkan dengan cara membandingkannya dengan
cairan yang mempunyai viskositas tertentu, misalnya air.
Persamaan yang digunakan:
𝜋 (𝑃𝑡)𝑅 4
𝜂= 8𝑉𝐿
Sehingga
𝜂1 𝜋 (𝑃𝑡)1 𝑅 4 8𝑉𝐿 (𝑃𝑡)1 𝑃1𝑡1
= x 𝜋 (𝑃𝑡)2 𝑅4 = (𝑃𝑡)2 =
𝜂2 8𝑉𝐿 𝑃2𝑡2

𝜂1 𝜌1𝑡1
= ………………..(2)
𝜂2 𝜌2𝑡2
Keterangan:
P : 𝜌 x konstanta
η : viskositas
ρ : massa jenis
t : waktu
a.1 Pengaruh Temperatur Terhadap Viskositas Cairan
Cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul,
gaya tarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul
dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, maka
sebelum suatu lapisan molekul melewati lapisan molekul
lainnya diperlukan suatu energi tertentu. Sesuai dengan hukum
Distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki
energi yang diperlukan untuk mengalir dihubungkan dengan
factor 𝑒 − ∆E/RT . Maka fluiditas sebanding dengan e-∆E/RT dan
viskositas sebanding dengan 𝑒 − ∆E/RT . Secara kuantitatif
pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan
persamaan empirik,

η = A 𝑒 − ∆E/RT ……………(3)

ln η = ln A - ∆E/RT ↔ ln η = ∆E/RT + ln A

(Y = ax + C) persamaan garis lurus, maka :

Dengan :
Y = ln η (pada suatu temperatur dalam Pa.s, 1 Pa.s = 1000mPa.s)
C = ln A
a = ∆E/R
x = 1/T

∆E = a × R …………………(4)
Keterangan :
R : 8,314 J/K.mol
∆E : energi ambang batas bahan uji (Joule / mol)
Adapun, a merupakan tetapan yang sangat bergantung pada
massa molekul relatif dan volume moler cairan, dan ΔE adalah
energi ambang per Mol yang diperlukan untuk proses awal
aliran.

b. Viskometer Brookfield LVT


Salah satu cara untuk menetukan viskositas suatu cairan
lainnya, yaitu dengan alat Viskometer Brookfield LVT yang
terdiri dari:

1. Rangkaian alat viskometer Brookfield seperti gambar di


bawah ini
Item Part# Description QTY.
1 VS- Upright rod and 1
CRA- clamp assembly
14A
2 VS-1 Base 1
3 VS-3 Leveling screw 3
4 VS-21 Jam nut 1
5 BLM-4E Rod extension-4 Optional
long

2. Viskometer dipasangkan pada klemp dan statifnya

3. Datarkan posisi rangkaian alat tersebut dengan cara


mengatur posisi gelembung udara. Pengaturan posisi
gelembung udara terletak pada skrup di bagian bawah
statif. Jika tidak bisa juga ada di posisi tengah, cek dan
perbaiki lagi posisi statif dan klempnya.
4. Knop hitam yang terbungkus karet adalah tombol
ON/OFF yang memiliki tiga fungsi
ATAS (UP) :Berfungsi sebagai OFF, mematikan motor
MIDDLE (TENGAH): Berfungsi sebagai ON,
memutarkan motor pada kecepatan tertentu
DOWN (BAWAH) : Berfungsi sebagai PAUSE,
menghentikan motor untuk pembacaan
5. Viskometer jenis LV memiliki empat set spindle dan satu
buah guard leg
6. Kecepatan dapat diubah dengan memutar knop hitam
yang terletak di atas viscometer.
7. Katup (clutch lever) yang posisinya berada di bagian
belakang viscometer ketika ditekanakan menahan
pointer merah sehingga memudahkan pembacaan.
Ketika katup dilepaskan lagi akan mengakibatkan
pointer kembali bergerak.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat: Bahan:
1. Viskometer Ostwald 1. Alkohol 70%
2. Satu set viscometer LVT 2. Aquadest
3. Piknometer 3. Larutan garam 0,1M
4. Termostat 4. Gliserin
5. Pipet Filler 5. Sabun cuci piring(diencerkan)
6. Gelas ukur

IV. CARA KERJA


a. Viskometer Ostwald
• Menentukan Berat jenis menggunakan Piknometer
Timbang piknometer kosong,
catat data penimbangannya.

Isi piknometer dengan


aquadest yang sudah diukur
suhunya sampai penuh, tutup
sampai airnya meluber,
timbang, catat.

Isi piknometer dengan sampel


yang lain, lakukan langkah
no.2
• Menentukan Viskositas

Simpan viskometer
Ostwald dalam
termostat. Viskometer
dijepit dengan klemp
pada statif.
Masukkan aquadest kedalam
Ostwald, kemudian isap
aquadest memakai pipet filler
sampai melewati garis a pada
pipa kapiler.

Biarkan aquadest mengalir, pada saat permukaan


aquadest tepat sejajar dengan garis a hidupkan
stopwacth. Catat waktu yang diperlukan sampai
cairan melewati garis b, ulangi hingga 3x.

b. Viskometer Brookfield LVT


• Pengukuran
Turunkan viscometer dengan
Pasangkan guard memutar knop yang berada
leg di sebelah kanan statif

Untuk mencegah
gelembung udara
terperangkap dibawah Tarik/tahan skrup ke atas
spindle, pasangkan ketika spindle
spindle dengan cara dipasangkan. Tangan kiri
mencelupkan spindle menahan skrup, tangan
dengan posisi kanan memutar spindle.
miring/diagonal di atas
permukaan sampel,
masukkan ke dalam
sampel dengan perlahan, Turunkan spindle ke
kemudian tarik spindle dalam sampel hingga ke
keatas mendekati skrup. tanda batas yang ada
pada spindle.
• Pembacaan dan Perhitungan

Pilih kecepatan yang akan digunakan pada pengukuran

Nyalakan viskometer dengan menekan tombol ON

Biarkan motor berputar beberapa lama untuk menyetabilkan


pembacaan. Hal ini tergantung dari jenis sampelnya. Minimal
lima kali putaran sebelum pengukuran.
Untuk membaca skala, tekan katup di belakang dan tahan di
posisi bawah bersamaan dengan menekan knop pause pada
knop ON/OFF, motor akan berhenti sehingga skala pengukuran
dapat dibaca.
Skala pengukuran ditunjukkan dengan pointer/jarum warna
merah, nilai skala yang ada pada pengukuran berupa persen
torsi. Untuk mengkonversikan persen torsi ke dalam satuan
viskositas (centipoise), kalikan hasil pengukuran dengan faktor
untuk spindle dan kecepatan yang digunakan.
Hasil pengukuran x Faktor = Viskositas dalam cP (mPa.s) Contoh:
Pengukuran viskositas dengan spindle #61 pada kecepatan 6rpm
Pengukuran: 75 Faktor: 10 75 x 10 = 750 cP (mPa.s)

Matikan viscometer dengan menekan tombol OFF, lepaskan


spindle kemudian bersihkan.
V. DATA PENGAMATAN
VISKOMETER OSWALD
A. Penentuan berat jenis dengan piknometer
1. Penentuan volume piknometer
• Berat piknometer kosong = 44.49584 gram
• Berat piknometer + air = 94.58784 gram
• Berat air = 50.092 gram
• Suhu air = 24.85 ≈ 25 ⁰C
• ρ air pada suhu tsb = 0.997≈ 1 g/ml (data ini
didapat dari handbook)
Volume piknometer adalah:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
ρ air =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
v pikno = = 50.092 ml
ρ air

m air = volume pikno x ρ air


= 50.092 x 1
= 50.092 gram
2. Penentuan berat jenis sampel
• Berat piknometer kosong = 44.49584 gram
• Volume piknometer = 50.092 ml
Jenis sampel Berat pikno+isi (g) Berat
isi/sampel (g)
alkohol 88.9946 44.0362
Larutan garam 0,1M 94.9636 50.0052
Aseton 84.5685 39.6101
Aquadest 94.7321 49.7737
Berat jenis (ρ) sampel
44.0362
1. ρ alcohol = = 0.8791 g/ml
50.092
50.0052
2. ρ lar. Garam 1% = = 0.9982 g/ml
50.092
39.6101
3. ρ aseton = = 0.7907 g/ml
50.092
49.7737
4. ρ aquadest = = 0.9936 g/ml
50.092
B. Penentuan viskositas dengan Ostwald

Sampel Waktu alir(detik)


Air 4.325
alkohol 15.063
larutan Garam 1% 6.553
aquadest 5.76
aseton 4.026
ηair ρair x tair
• =
ηsampel ρsampel x tsampel
• ηair dalam suhu 25℃ = 0.86 cp
• ρair dalam suhu 25℃ = 0.997 ≈ 1
Data ηair dan ρair pada suhu pengukuran didapat dari handbook

• Viskositas sampel

ρsampel x tsampel x ηair


1. η alcohol =
ρair x tair
0.8791 x 15.063 x 0.86
=
1 𝑥 4.325

= 2,663 cp
ρsampel x tsampel x ηair
2. η lar. Garam 1% =
ρair x tair

0.9982 x 6.553 x 0.86


=
1 𝑥 4.325

= 1,3006 cp
ρsampel x tsampel x ηair
3. η aquadest =
ρair x tair
0.9936 x 5.76 x 0.86
=
1 𝑥 4.325

= 1,1380 cp
ρsampel x tsampel x ηair
4. η aseton =
ρair x tair
0.7907x 4.026 x 0.86
=
1 𝑥 4.325

= 0,6329 cp
C. Viskometer Brookfield LVT
No. Jenis Variasi Viscositas Rotor keterangan
sampel suhu(℃) (mPa.s) ke-
1. Gliserin 27℃ 790 mPa.s 61 6rpm
37℃ 235 mPa.s 61 6rpm
47℃ 170 mPa.s 61 6rpm
57℃ 80 mPa.s 61 6rpm
67℃ 50 mPa.s 61 6rpm
2. Sabun cuci 27℃ 620 mPa.s 61 6rpm
piring
37℃ 155 mPa.s 61 6rpm
47℃ 75 mPa.s 61 6rpm
57℃ 30 mPa.s 61 6rpm
67℃ 15 mPa.s 61 6rpm

Perhitungan viskositas gliserin :


• Spindle number : 61
• Kecepatan : 6 rpm
• Factor koreksi : 10
• Pengukuran viskositas : skala x factor koreksi
• Hasil pengukuran : a. 79 x 10 = 790 mPa.s
b. 23.5 x 10 =235 mPa.s
c. 17 x 10 = 170 mPa.s
d. 8.1 x 10 = 81 mPa.s
e. 5 x 10 = 50 mPa.s
Perhitungan viskositas sabun :
• Spindle number : 61
• Kecepatan : 6 rpm
• Factor koreksi : 10
• Pengukuran viskositas : skala x factor koreksi
• Hasil pengukuran : a. 62 x 10 = 620 mPa.s
b. 15.5 x 10 = 155 mPa.s
c. 7.5 x 10 = 75 mPa.s
d. 3 x 10 = 30 mPa.s
e. 1.5 x 10 = 15 mPa.s
TUGAS:
1. Hitung viskositas cairan yang diukur pada suhu mula-mula dan
setiap temperature pengujian pada bahan dengan merujuk pada
viskositas air (literatur) pada suhu tersebut.
2. Buatlah kurva ln η terhadap 1/T, kemudian tentukan energi ambang
bahan uji (∆E) dengan persamaan (4)
Jawaban
1. Menggunakan persamaan
y = ax + c
ln η = ln A - ∆E/RT
ln η = y
ln A = c = 0,0025 = 2,5𝑥10−3
∆E/R = a = 10−4
1/T = x

y = 10−4 𝑥 + 2,5𝑥10−3
10−4
ln η = 2,5𝑥10−3 - 𝑇

• T= 27°𝑐
1
In η= 10−4 × 27+273 + 2,5 × 10−3
10−4
η=𝑒 300+ 2,5 × 10−3
η=1,002500333

• T= 37°𝑐
1
In η=10−4 × 37+273 + 2,5 × 10−3
10−4
η= 𝑒 310 + 2,5 × 10−3
η= 1,002500323

• T= 47°𝑐
1
In η= 10−4 × 47+273 + 2,5 × 10−3
10−4
η = 𝑒 320 + 2,5 × 10−3
η= 1,002500313

• T= 57°𝑐
1
In η= 10−4 × 57+273 + 2,5 × 10−3
10−4
η= 𝑒 330 + 2,5 × 10−3
η= 1,002500303
• T= 67°𝑐
1
In η= 10−4 × 67+273 + 2,5 × 10−3
10−4
η = 𝑒 340 + 2,5 × 10−3
η= 1.002500294
2.
Grafik η terhadap 1/T
1.0025003
1.0025003
1.0025003
VISKOSITAS

1.0025003
1.0025003
1.0025003
1.0025003
1.0025003
2.94 3.03 3.125 3.22 3.3
1/T (X10^-3)

Series 1

∆E = a × R
∆E = 10−4 × 8,314 J/K.mol
∆E = 8,314 𝑥 10−4
∆E = 0,0008314 j/mol

VI. PERTANYAAN
a. Sebutkan cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan
viskositas cairan, beri penjelasan secara singkat.
b. Apakah viskositas suatu cairan selalu berkurang bila suhu
dinaikkan, jelaskan.
c. Perkirakan mana yang viskositasnya lebih besar minyak tanah atau
minyak kelapa (berikan alasannya – terkait densitas).
Jawaban
a. Viskometer hopper
Berdasarkan hukum stokes dalam pada kecepatan bola
maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gata gesek = gaya berat
– gaya Archimedes. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan
bola(yang terbuat dari kaca) melalui tabung geelas yang berisi zat
cair yang dselidiki. Kecepatan jatuhnyabola merupkan fungsi dar
harga resiprok sampel(Moechtar,1990).
Viscometer cup and bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan
antaradinging luar dari bob dan dinding dalam cup dimana bob
masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah
terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di
sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan bagian
tengan zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut sebagai
aliran sumbat(Moechtar,1990).
Viscometer cone dan plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-
tengah papan, kemudian dinaikkan sehingga posisi di bawah
kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan
yang diam dan kemudian kerucut yang berputar(Moechtar,1990).
Penentuan viskositas juga dapat ditentukan berdasarkan
jatuhnya benda melalui medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum
stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan rapat d yang jatuh
karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db, akan
dipengaruhi oleh gaya sebesar F1=4/3𝜋𝑟 3 (d-dm)g.
b. Ya, salah satu factor yang mempengaruhi viskositas adalah suhu.
Viskositas akan turun jika suhu dinaikan dan begitu sebaliknya hal
ini dikarenakan nilai viskositas berbanding terbalik dengan nilai
suhu, nilai yang berkebalikan itu disebabkan oleh adanya gerakan
partikel suatu cairan yang semakin cepat apabila suhu dinaikkan dan
membuat suatu kekentalan menurun tingkat kekentalannya.
c. Nilai koefisien viskositas minyak kelapa sawit terendah sebesar
7,7033 mPas dan nilai tertinggi sebesar 11,8657 mPas dengan
standar deviasi 8 - 9% sedangkan nilai koefisien viskositas minyak
tanah bervariasi antara 0.294mPas hingga 3.34mPas. jadi viksositas
minyak kelapa lebih besar dari minyak tanah.
VII. PEMBAHASAN
Viskositas atau dalam kata lain yaitu kekentalan adalah
suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang
diberikan oleh suatu cairan, bila cairan itu mengalir cepat, maka
viskositas dari cairan itu rendah dan bila cairan mengalir lambat,
maka dikatakan cairan itu viskositasnya tinggi. Dalam praktikum
kali ini pengukuran viskositas menggunakan metode pengukuran
dengan alat yang bernama viscometer Oswald dan viscometer
Brookfield LVT. Jenis sample viskositas pada praktikum ini
menggunakan alkohol, aseton, aquadest, dan larutan garam 0,1M.
Pada percobaan viscometer Ostwald yang diukur adalah
waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan
itu sendiri selain itu, pada pengukuran ini suhu yang dibutuhkan oleh
tiap-tiap sampel haruslah sama. Langkah awal pengukuran
viskositas dengan menggunakan viscometer Oswald adalah dengan
menentukan berat pada tiap-tiap sample yang akan diuji
menggunakan piknometer dan jika sudah diketahui beratnya maka
bisa dicari massa jenis untuk mengukur viskositas, setelah data
massa jenis didapat langkah selanjutnya menggunakan viscometer
Oswald yaitu dengan memasukan sampel uji kedalam viscometer
Oswald lalu hisap menggunakan pushball sampai melewati batas
dua(upper mark) lalu setelah itu, hitung dengan menggunakan timer
ulangi sampai 3x supaya didapat hasil yang akurat. Berdasarkan
percobaan yang didapat menggunakan rumus(2) dengan air sebagai
pembanding, didapat data bahwa alkohollah yang memiliki nilai
viskositas terbesar dengan 2,6cp kedua adalah larutan garam 0.1M
dengan 1,3cp, aquadest dengan 1,1 cp, dan terakhir adalah aseton
dengan nilai 0,6cp .Hal itu dapat terjadi karena lamanya waktu yang
diperlukan masing-masing sampel dalam pengukuran viscometer
Ostwald dan besarnya massa jenis dari masing-masing sampel
berada pada tingkatan yang berbeda, dengan alkohol memiliki nilai
waktu yang lama dan massa jenis yang besar pula menjadikannya
sebagai sampel dengan kekentalan terbesar. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa besar atau kecilnya viskositas suatu
sampel(uji viscometer Ostwald)ditentukan oleh lamanya waktu
untuk mencapai lower mark dan juga besarnya massa jenis sampel,
selain itu visko dari pembanding juga mempengaruhi ukuran dari
kekentalan sampel.
Pengukuran menggunakan viscometer Brookfield LVT
sangatlah sederhana langkah penggunaan yaitu rangkai alat,
pasangkan pada klem Datarkan posisi rangkaian alat tersebut dengan
cara mengatur posisi gelembung udara. Pengaturan posisi
gelembung udara terletak pada skrup di bagian bawah statif. Jika
tidak bisa juga ada di posisi tengah, cek dan perbaiki lagi posisi statif
dan klempnya. Knop hitam yang terbungkus karet adalah tombol
on/off yang memiliki tiga fungsi atas (up): berfungsi sebagai off,
mematikan motor middle (tengah): berfungsi sebagai on,
memutarkan motor pada kecepatan tertentu down (bawah):
berfungsi sebagai pause, menghentikan motor untuk pembacaan.
katup (clutch lever) yang posisinya berada di bagian belakang
viscometer ketika ditekanakan menahan pointer merah sehingga
memudahkan pembacaan. ketika katup dilepaskan lagi akan
mengakibatkan pointer kembali bergerak.pada saat pembacaan
tekan katup serta pause saat jarum merah terlihat berputar pada
alatnya. Sampel yang diuji pada alat ini hanya gliserin dan sabun
cuci piring dengan pengukuran pada suhu 27⁰C, 37⁰C, 47⁰C, 57⁰C,
67⁰C. Nilai viskositas terbesar adalah gliserin pada suhu 27⁰C
dengan nilai 790mpas dan yang kedua adalah sabun cuci pring pada
suhu 27⁰C dengan nilai 620mpas. Dapat disimpulkan bahwa besar
nilainya kekentalan sangatlah dipengaruhi oleh suhu masing-masing
sampel. Semakin kecil suhunya semakin besar nilai viskositasnya
dan sebaliknya. Pengukuran viskositas dengan menggunakan
viskometer Brookfield LVT hasilnya haruslah dikalikan dengan
faktor yang ada di spindle number.

VIII. KESIMPULAN
Jadi setelah melakukan praktikum viskositas kita dapat memahami
dan mengukur viskositas suatu sampel zat cair dengan air sebagai
pembanding dan pengaruhnya terhadap temperatur dengan
menggunakan viskometer Oswald dan mengukur viskositas sampel
cairan uji dengan menggunakan viskometer Brookfield tipe LVT dalam
berbagai temperature dan menentukan energi ambang (∆E) dan
konstanta (A).
IX. DAFTAR PUSTAKA
a. Daniels et al., “Experiments in Physical Chemistry”, ed.7, 1970.
b. J.M. Wilson, “Experiment in Physical Chemistry”, ed.2, 1978.
c. Online:http://kumpulan-laporan-praktikum-
kimia.blogspot.com/2015/11/laporanviskositas.html
d. Elin Yusibani, Nursabila Al Hazmi, dan Evi Yufita.2017.
Pengukuran Viskositas Beberapa Produk Minyak Goreng Kelapa
Sawit Setelah Pemanasan. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia.09(01):32
e. Online: http://eagleeyes0005.blogspot.com/2016/10/pengertian-
viskositas-konsep-viskositas.html
f. Alimuddin Faqih, Athraf Ghani, Dhea Gilang, Dzahlusyah.2013.
Bandung: Laporan Praktikum Kimia Terapan dan Pengukuran
Viskositas(25Oktober).
https://www.academia.edu/16147382/Viskositas_finished

Anda mungkin juga menyukai