1.
Viskometer ostwald
1.
2.
3.
Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai melewati 2
batas.
4.
Siapkan stopwatch , kendurkan cairan sampai batas pertama lalu
mulai penghitungan.
5.
6.
Usahakan saat melakukan penghitungan kita menggenggam di
lengan yang tidak berisi cairan.
2.
Viskometer Hoppler
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Catat waktu bola jatuh dari batas atas sampai batas bawah
10.
Tabung dibalik
3.
4.
1.
2.
ukuran sample
5.
6. tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang
lebih tinggi
7.
1. Atur jarak antara cone spindle dengan plate sesuai dengan Instruction
Manual
2. Pilih viscosity standard yang akan memberikan nilai pembacaan
antara 10% hingga 100% dari Full Scale Range (FSR). Sebaiknya pilih
standard dengan nilai mendekati 100% FSR.
Catatan :
1. VISKOSITAS
A.
Pengertian
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas.
Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas.
Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur. Koefisien gas pada tekanan
tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan
naiknya tegangan.
Viskositas (kekentalan) dapat diartikan sebagai suatu gesekan di dalam cairan
zat cair. Kekentalan itulah maka diperlukan gaya untuk menggerakkan suatu
permukaan untuk melampaui suatu permukaan lainnya, jika diantaranya ada
larutan baik cairan maupun gas mempunyai kekentalan air lebih besar daripada
gas, sehingga zat cair dikatakan lebih kental daripada gas.
Koefisien viskositas fluida atau disingkat sebagai perbandingan tegangan
luncur F/A, dengan cepat perubahan tegangan luncur :
Dimana :
P = tekanan hidrostatik
R = jari-jari kapiler / tabung
T = waktu aliran zat cair sebanyak volume (V) dengan beda tinggi (h)
l = panjang kapiler / tabung
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membendingkan laju aliran cairan
yang koefisien viskositasnya diketahui.
Hubungan itu adalah :
Dimana :
b = bola jatuh atau manik-manik
g = konstanta gravitasi
Pada persamaan di atas bila digunakan perbandingan maka akan didapatkan :
Berbeda dengan aliran garis arus, ada aliran yang disebut aliran
turbulent. Aliran turbulent ditandai oleh adanya aliran berputar. Ada partikelpartikel yang arah geraknya berbeda, bahkan berlawanan dengan arah gerak
keseluruhan fluida. Jika aliran turbulent maka akan terdapat pusaran-pusaran dalam
gerakannya dan lintasan partikel-partikelnya senantiasa berubah. Aliran turbulent
menggambarkan laju aliran yang beasar melqlui pipa dengan diameter yang lebih
besar.
Sifat dari fluida sejati adalah kompersibel, artinya volume dan massa
jenisnya akan berubah bila diberikan tekanan. Selain itu juga fluida sejati
mempunyai viskositas yaitu gesekan di dalam fluida sedangkan dalam anggapan
fluida ideal semua sifat-sifat ini diabaikan.
Viskositas di dalam zat cair disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul dan
di dalam gas disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran antar molekul yang
bergerak dengan cepat. Terutama dalam arus turbulent, viskositas ini naik dengan
cepat sekali hamper berbanding lurus dengan pangkat tiga kecepatannya. Makin
besar kecepatannya, makin besar viskositasnya.
Viskositas zat cair lebih besar daripada gas. Viskositas gas sedemikian
kecilnya sehingga sering diabaikan. Viskositas fluida bergantung kepada suhunya.
Viskositas ini pada umumnya yaitu zat cair, yang umumnya berkurang jika suhunya
naik. Tetapi sebaliknya viskositas gas lebih besar jika suhunya naik.
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan. Karena
itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung
dari kekentalan zat cair tersebut.
Dimana :
= angka kental dinamis
G
= gaya gesek
= luas lapisan
dV
dV/dY
1. Viskometer Oswald
Digunakan untuk menentukan viskositas dari suatu cairan dengan
menggunakan air sebagai pembandingnya. Caranya yaitu dengan membandingkan
waktu alir dan berat jenis cairan yang akan ditentukan dengan berat jenis cairan
dan waktu alir.
Persamaan, yaitu :
Dimana :
Hubungan antara viskosits dan suhu pertama kali ditemukan oleh Carransicle pada
tahun 1913.
Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah cairan tertentu mengaliri pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh
gaya beratnya sendiri.
Pengukuran viskositas merupakan cara termudah dan termurah dalam
menentukan berat molekul makro. Persamaan yang digunakan dalam pengukuran
viskositas dengan viscometer ostwald adalah :
2. Viskositas reduksi
= =
3. Viskositas intrinsik
= limit
larutan molekul membentuk bulatan yang encer dapat dicari dengan menggunakan
rumus :
Karena makro molekul biasanya tidak berbentuk bulat maka sp/ pada persamaan di
atas mempunyai nilai lebih besar dari 2,5.
C.
Hukum Stokes
gaya gravitasi
berikut :
Benda bulat dengan radius r dan rapat adalah d yang jatuh karena
melalui fluida dengan rapat dm akan dipengaruhi gaya sebagai
f1 = 4/3 r3 ( d dm ) g
Benda yang jatuh mempunyai kecepatqan yang makin lama makin besar
tetapi dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda
jatuh makin besar. Pada saat kesetimbangan, besarnya kecepatan benda jatuh
adalah tetap (v konstan). Menurut George Stokes, untuk benda bulat tersebut
besarnya gaya gesek pada saat kesetimbangan adalah :
f2 = 6 r V
f1 = f2
4/3 r3 ( d dm ) g = 6 r V
Rumus ini berlaku bila jari-jari benda yang jatuh relative besar bila
dibandingkan dengan jarak antara molekul-molekul fluida.
Rumus Stokes inilah yang merupakan dasar viskositas atau viscometer bola
jatuh. Viscometer ini tersiri dari gelas silinder dengan cairan yang akan diteliti dan
dimasukkan dalam thermostat.
Bola baja dengan rapat d dan diameter r dijatuhkan ke dalam tabung dan
waktu yang diperlukan untuk jatuh di antara dua tanda a dan b dicatat dengan
stopwatch.
D.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Viskositas
Sifat- sifat fluida, viskositas memerlukan perhatian yang terbesar
dalam telaahan tentang aliran fluida. Viskositas adalah sifat fluida yang
mendasari diberikannya tahanan terhadap tekanan geser oleh fluida
tersebut. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju
perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tekanan geser
berbanding lurus dengan viskositas ( Sukardjo, 2002).
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan eat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir
cepat, sedangkan lainnya mengalir secaa lambat. Cairan yang mengalir
cepat seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki nilai
viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak asto, dan madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas
tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan ( Yazid, 2005).
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antar- bagian
atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan
atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair.
Viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara
molekul-molekul gas ( Yazid, 2005).
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair. Zat cair ideal
tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai
berikut ( Wylie, 1992) :
a.
Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk
permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b.
c.
d.
e.
Viskositas adalah salah satu sifat polimer yang sangat berpengaruh dalam
pembentukan suatu membran, karena viskositas ini menggambarkan
cepat atau lambatnya cairan tersebut mengalir. Dalam pembuatan
membran serat berongga ada batasan viskositas larutan polimer minimal
yang harus dimiliki oleh larutan yang akan dipintal ( Ahmad, 2007).
Tekanan
Temperatur
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta
laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e.
Berat molekul
waktu yang diperlukan untuk mengalirkan cairan dalam pipa kapiler dari a
ke b. Sejumlah cairan yang akan diukur viskositasnya dimasukkan
kedalam viskometer yang diletakkan pada thermostat. Cairan kemudian
diisap degan pompa kedalam bola csampai diatas tanda a. Cairan
dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang diperlukan dari a ke b dicatat
menggunakan stowatch (Rosian, 2009).
Pada metode oswaltd yang diukur adalah waktu yang diperlukan
oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan
gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan
sejumlah tertentu cairan dipipet kedalam viskometer. Cairan kemudian
dihisap melalui labu ukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih
tinggi dari batas a. Cairan dibiarkan turun ketika permukaan cairan
turun melewati batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melewati jarak antara a dari b dapat ditentukan.
Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antaa kedua ujung pipa U dan
besarnya diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan ( Ronana,
2009).
Viskositas dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut ( Sutiah, dkk.,
2008): dimana t adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang
mengalir melalui pipa kapiler, L adalah panjang dan r adalah jari- jari.
Tekanan P merupakan perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan
besarnya diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Pengukuran
viskositas yang tepat dengan cara itu sulit dicapai. Hal ini disebabkan
haga r dan L sukar ditentukan secara tepat. Kesalahan pengukuran
terutama r sangat besa pengaruhnya karena harga ini dipangkatkan
empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut dalam prakteknya
digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling sering digunakan
adalah air ( Sutiah, dkk., 2008).
Untuk dua cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama
berlaku Jadi bila dan cairan pembanding diketahui, maka dengan
mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui
alat yang sama dapat ditentukan cairan yang sudah diketahui
rapatannya ( Sutiah, dkk., 2008).
Tabel viskositas cairan pada berbagai suhu (satuan poise) (Bird, 1987)
Cairan
0C
10 C
20 C
30 C
40 C
50 C
Air
0,0179
0,013
0,0101
0,0080
0,0065
0,0055
Gliserin
105,9
34,4
13,4
6,29
2,89
1,41
Anilin
0,102
0,065
0,0044
0,0316
0,0227
0,0185
Bensin
0,0091
0,0076
0,0065
0,0056
0,0050
0,0044
Etanol
0,0177
0,0147
0,012
0,0100
0,0083
0,007
Minyak
lobak
25,3
3,85
1,63
0,96
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
PEMBAHASAN
1.
2.
3.
4.
Cairan
Akuad
es
Aseton
Klorofo
rm
Toluen
a
Wak
tu
Mas
a
sam
pel
30C
35C
40C
45C
05.0
05.1
04.9
04.7
05.1
05.0
04.9
04.9
05.1
05.0
05.0
04.6
04.5
9
04.1
03.8
03.8
8
03.4
2
04.0
03.8
03.9
04.8
6
04.0
03.8
03.9
03.7
03.6
03.7
03.7
03.6
03.8
03.8
03.7
03.8
03.7
03.7
03.8
04.7
04.8
04.6
04.5
05.0
04.6
04.3
04.6
05.0
04.6
04.4
04.3
30C
35C
40C
45C
25,7
25,6
25,6
25,6
23,5
23,5
23,4
23,4
29,9
29,9
29,9
29,8
24,2
23,9
24
24,2
4.2 Pembahasan
4.2.1. Analisis prosedur
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahanapabil
a dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu
menjadi viscousyaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan. Dalam percobaan ini diamati pengaruh
viskositas cairan terhadap fungsi suhu. Dari pengamatan yang dilakukan
dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar suhunya maka semakin
cepat laju alirnya dan semakin besar nilai viskositas maka semakin lama
waktu alirnya.
Percobaan viskositas cairan ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan
zat cair dengan metode ostwalt dan untuk menyelidiki pengaruh suhu
terhadap kekentalan zat cair. Prinsipnya adalah membandingkan
viskositas fluida dengan cairan pembanding, disini yang bertindak sebagai
cairan pembanding adalah akuades. Alasan digunakan akuades karena
viskositas akuades sudah ada standar satuannya.
Prinsip dari metode oswald adalah sejumlah tertentu cairan dimasukkan
ke dalam A, kemudian dengan cara mengisap atau meniup cairan dibawa
ke B, sampai melewati garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir
secara bebas dan diukur waktu yang diperlukan untuk mengalir dari
garis m ke n. Gambar dapat dilihat di rangkaian alat.
Pada percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi
vertikal. Dipipet sejumlah tertentu (10-15ml) cairan (akuades, kloroform,
toluena dan aseton) yang telah dipanaskan dengan variasi suhu. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat
cair. Lalu di masukkan larutan ke dalam reservoir A sehingga jika cairan ini
dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservior A
kira-kira masih terisi setengahnya. Jangan sampai terisi terlalu penuh
karena cairan dapat tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap, cairan B
dibawa sampai sedikit diatas garis m, kemudian dibiarkan cairan mengalir
secara bebas. Dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan dari m ke
n. Setiap variasi suhu, dilakukan tiga kali pengaliran air secara bebas, jadi
waktu yang diperoleh ada tiga untuk lebih menambah keakuratan.
Setelah didapat waktunya, dapat ditentukan massa cairan pada suhu yang
bersangkutan dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan untuk
cairan pembanding (akuades). Larutan sampel yang digunakan adalah
aseton, kloroform dan toluena, penggunaan ketiga larutan tersebut
karena memiliki viskositas (kekentalan) yag tidak jauh berbeda. Dalam
percobaan digunakan viskometer yang sama. Harus menggunakan
piknometer dan viskometer yang sama karena setiap alat itu berbedabeda massanya.
Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals
adalah gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain
itu juga dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum
yang diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat
baru.. Waktu yang dihasilkan cairan untuk mengalir bebas pun berbedabeda. Ini disebabkan karena proses antara pemanasan dan waktu
mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat ketelitian yang
rendah karena pada percobaan ini kita menggunakan termometer untuk
mengatur suhu. Padahal agar suhu terjaga dengan baik, seharusnya di
gunakan thermostat.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin
banyak waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka
viskositas cairan tersebut semakin besar pula. Hsl ini berarti waktu yang
diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding
lurus dengan viskositasnya.
Dari percobaan diperoleh hasil percobaan yaitu densitas bahan
harga masing-masing viskositas tiap bahan dan grafik hubungan antara
1/T terhadap Ln . Dari harga densitas yang diperoleh pada suhu yang
dingin antara aseton, klooform dan toluena menunjukan bahwa nilai
densitas air lebih besar apabila dibandingkan dengan densitas aseton dan
larutan sampel lainnya. Hal ini karenakan, massa air lebih besar daripada
massa aseton dan lainnya. Dari hasil perhitungan densitas pada setiap
suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun,
terkadang densitas menunjukan kenaikan harga, namun terkadang pula
densitas menunjukan penurunan harga.
Hal ini dikarenakan massa yang diperoleh pada tiap bahan menunjukan
angka yang naik turun. Pada hasil percobaan diperoleh viskositas cairan
yang menunjukan bahwa semakin rendahnya suhu maka viskositas yang
diperoleh akan semakin besar. Hal ini
dikarenakan karena molekul semakin merapat sehingga molekul-molekul
pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan
massa memadat karena suhu yang digunakan kecil . Selain itu juga terjadi
interaksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan
hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil.
Dari percobaan diperoleh hubungan densitas dengan suhu, yakni
semakin besar suhu maka densitas yang diperoleh akan semakin mengecil
, hal inidikarenakan massa pada larutan akan berkurang akibat adanya pe
rgerakanmolekul pada larutan yang menyebabkan adanyainteraksi antar
molekul sehinggaterjadi gaya london yang menyebabkan jarak antar
molekul semakin besar. Dari percobaan dapat kita lihat bahwa, aseton
memiliki nilai viskositas yang lebih besar daripada etanol.