Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA


ALIRAN FLUIDA

Oleh

Herni ( 118280067)
Laras Finesha Melania ( 118280041)
Lufy Eka Mahendra (118280063)
Rajuman Saragih (118280106)

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2020
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi fluida salah satu operasi teknik kimia yang seringdigunakan
dalam industri, karena bahan baku dalam industri banyak yang berupafluida.
Sistem perpipaan digunakan untuk tempat mengalirnya suatu fluida.
Fluidamerupakan suatu zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen, dimana bila diberikan sedikit gaya terhadapnya tidak bisa
mempertahankan bentuknya. Fluida cair yang mengalir dalam sistem perpipaan
dalam industri akan mengalami kehilangan energi karena adanya gesekan antara
fluida dengan fluida dan fluida dengan pipa. Hilangnya energi pada fluida
dalamsistem perpipaan dapat pula disebabkan karena adanya gesekan,
belokan,kontraksi, ekspansi.

Ilmu perekayasaan tentang mekanika fluida telah dikembangkan melalui


pemahaman mengenai sifat-sifat fluida. Fluida adalah zat yang berubah bentuk
secara kontinu (terus-menerus) bila terkena tegangan geser, betapapun kecilnya
tegangan geser itu. Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung
permukaan, dan gaya ini yang dibagi dengan luas permukaan tersebut adalah
tegangan geser rata-rata pada permukaan itu

Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newton dan fluida bukan Newton.


Dalam fluida Newton terdapat hubungan linier antara besarnya tegangan geser
yang diterapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan [µ konstan]. Dalam
fluida bukan Newton terdapat hubungan tak linier antara besarnya tegangan geser
yang diterapkan dan laju perubahan bentuk sudut. Gas dan cairan cenderung
bersifat fluida Newton, sedangkan hidrokarbon berantai panjang yang kental
mungkin bersifat bukan Newton. Sifat kerapatan dan sifat viskositas memegang
peranan penting dalam hal aliran fluida di dalam saluran terbuka maupun saluran
tertutup, dan untuk hal aliran sekitar benda yang terendam.

1.2 Tinjauan Pustaka


Fluida adalah jenis zat yang tidak bisa menahan perubahan bentuk secara
permanen, sehingga apabila terjadi perubahan bentuk di dalam fluida, maka akan
terbentuk lapisan-lapisan yang mengalir di atas lapisan lain dan terbentuklah
lapisan baru. Pada proses tersebut terjadi tegangan geser yang besarnya tergantung
pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap suatu arah. Tegangan
geser tersebut akan hilang setelah fluida mencapai keadaan kesetimbangan. Fluida
dibagi menjadi dua jenis berdasarkan densitas, yaitu: fluida compressible(gas) dan
fluida incompressible(zat cair).
Ada beberapa komponen yang digunakan dalam sistem perpipaan
transportasi fluida, seperti pipa/tabung, valve, blower, pompa, dll. Pipa adalah
tempat mengalirnya fluida, dan valve dipasang untuk mengatur laju alir/bukaan
fluida. Dalam sistem perpipaan dibutuhkan penambahan energi mekanik untuk
mempercepat laju alir fluida yaitu seperti pompa, blower, kipas, dan kompresor.
Berdasarkan cara kerja peralatan pemindah fluida dibagi menjadi dua, yaitu
menggunakan tekanan langsung ke fluida, atau dengan membangkitkan rotasi
menggunakan momen punter.
Untuk menganalisis sistem pipa digunakan persamaan Bernoulli:

Keterangan:
A : bagian hisap pompa
B : bagian keluaran pompa

Jumlah kerja dari pompa bergantung pada kapasitas dan head. Kapasitas adalah
laju alir massa per volume fluida yang dialirkan, sedangkan head adalah
perbedaan total tekanan masuk dan keluar alat, yang dinyatakan dalam tinggi
kolom fluida pada kondisi adiabatik. Laju alir fluida dapat diukur dengan berbagai
jenis alat ukur, contohnya pitot tube, orificemeter, dan venturimeter. Ketiga alat
ini menggunakan prinsip Bernoulli untuk menentukan laju alir fluida.

Fluida merupakan suatu zat yang berubah bentuk secara terus menerus bila
terkena tegangan geser, berapapun kecilnya tegangan geser itu. Gaya geser adalah
komponen gaya yang menyinggung permukaan, dan gaya ini yang dibagi oleh
luas permukaan tersebut adalah tegangan geser rata-rata permukaan tersebut.

Macam-macam aliran fluida :

1. Aliran laminar

Aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan dengan satu lapisan


meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk
meredam kecenderungan terjadinya gerakan relative antara lapisan. Sehingga
aliran laminar memenuhi hokum viskositas Newton, yaitu :

du
τ =μ
dy

Dengan,

τ = tegangan geser

μ = viskositas dinamik

u = kecepatan pada jarak y dari dinding

du/dy = perubahan kecepatan dibagi dengan jarak sepanjang mana perubahan


itu terjadi

2. Aliran turbulen

Aliran dimana pergerakan partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena


mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida.

3. Aliran transisi

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran


turbulen. Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah
dengan menghitung bilangan Reynold (Re):
ρ Di V
ℜ=
μ
Dimana,
Di = diameter dalam pipa
ρ = rapat massa fluida
V = laju alir fluida
μ = viskositas fluida
Ketentuan aliran fluida dalam pipa
Re < 2000 tipe aliran laminar
Re 2000-3000 transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
2.1 Tujuan Percobaan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari karakteristik system
perpipaan, serta fluida yang mengalir di dalamnya.
2.2 Sasaran Percobaan
Dari praktikum ini praktikan diharapkan dapat:
 Menentukan hubungan laju alir dan head loss
 Menentukan hubungan bilangan Reynold dengan pipe friction coefficient
 Menentukan nilai K masing-masing fitting
 Menghitung konstanta yang diperlukan pada perhitungan laju alir fluida
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan
a. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a) Satu set peralatan SOLTEQ
b) Viskometer Ostwald
c) Piknometer
d) Stopwatch
e) Gelas ukur 1 Liter
f) Neraca analitis
g) Ember, lap bersih, dan tissue
b. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a) Aqua dm
b) Air keran
3.2 Variabel Percobaan
Variabel-variabel yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Densitas aqua dm dan air keran
2. Viskositas aqua dm dan air keran
3.3 Prosedur Percobaan
Berikut merupakan langkah kerja praktikum modul aliran fluida :
a. Prosedur penentuan densitas air
1. Siapkan piknometer dan aseton
2. Cuci dan keringkan piknometer
3. Timbang massa piknometer kosong dan cacat hasil pengukuran
4. Masukan aqua dm ke piknometer hingga penuh
5. Tutup rapat hingga aqua dm nya meluap
6. Keringkan dinding luar menggunakan lap bersih
7. Timbang massa piknometer berisi aqua dm dan catat hasil
pengukuran
8. Ukur suhu aqua dm dalam piknometer dan catat hasil pengukuran
9. Ulangin percobaan dari langkah ke 2 menggunakan air keran
10. Kosongkan picnometer dan bilas menggunakan aseton, keringkan
11. Hitunglah densitas air keran
b. Prosedur penentuan viskositas air keran
1. Bersihkan dan keringkan viscometer
2. Masukkan aqua dm ke dalam viskometer
3. Hisap cairan dari ujung atas reservoir B hingga melewati m
4. Cairan dibiarkan mengalir, lalu catat waktu dari titik m ke n
5. Ulangi prosedur untuk mencari waktu m ke n air keran
6. Hitung viskositas air keran dengan membandingkan terhadap
viskositas aqua dm
c. Prosedur Start Up
1. Siapkan alat
2. Isi bak penampung air dengan air hingga mencapai setengah atau lebih
tinggi bak penampung
3. Buka seluruh keran, pompa dan manometer disambungkan ke
power supply.
4. Nyalakan power supply
d. Prosedur shut down
1. Buka seluruh valve
2. Matikan power supply
3. Kuras dan keringkan bak penampung
4. Bereskan alat yang digunakan
3.4 . Diagram Alir
a. Penentuan Densitas Air Keran

Mulai

Piknometer dan
aseton disiapkan

Piknometer dicuci, dan


dikeringkan

Massa
Piknometer kosong piknometer
ditimbang; massa dicatat kosong

Aqua dm dimasukkan ke Piknometer ditutup Dinding luar piknometer


dalam piknometer hingga rapat hingga aqua dikeringkan dengan tissue
tepat penuh dm meluap atau lap kering yang bersih

Diulang Piknometer berisi aqua


menggunakan Suhu aqua dm dalam
dm ditimbang; massa
air keran piknometer diukur
dicatat

Massa
Temperatur
piknometer +
aqua dm
cairan

Piknometer
Densitas air keran
dikosongkan;dibilas Selesai
dihitung
dengan aseton;keringkan

Densitas air keran


b. Penentuan viskositas air

Mulai

Bersihkan dan
keringkan viskometer

Masukkan aqua dm ke
dalam viskometer

Cairan dihisap dari ujung


atas reservoir B hingga
melewati m

Cairan dibiarkan mengalir;


Waktu m ke n
waktu dari titik m ke n dicatat

Ulangi prosedur untuk Viskositas air


mencari waktu m ke n keran
air keran

Viskositas air keran dicari


dengan membandingkan
terhadap viskositas aqua dm

Selesai
c. Diagram alir start up

Mulai

Alat disiapkan

Isi bak penampung air dengan air


hingga mencapai setengah atau
lebih tinggi bak penampung

Buka seluruh keran; pompa dan


manometer disambungkan ke
power supply

Power supply
dinyalakan

Selesai
d. Diagram alir shut down

Mulai

Seluruh valve dibuka

Power supply dimatikan

Isi bak penampung


dikuras dan dikeringkan

Bereskan peralatan

Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table A.1 Pengukuran head loss alat ukur / fitting / pipa
Variasi Laju Alir Volume (ml) Waktu (s) Head Loss (mm H2O)
ke-

Table A.2 Pengukuran Densitas Air Keran


Massa piknometer kosong (g)
Massa piknometer kosong + aqua dm (g)
Massa piknometer kosong + air keran (g)
Temperatur aqua dm (°C)

Table A.3 Pengukuran Viskositas Air Keran


Waktu tempuh aqua dm (s)
Waktu tempuh air keran (s)
Temperature aqua dm (°C)
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
Perhitungan yang dilakukan pada modul Aliran Fluida ini dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perhitungan densitas air keran
Densitas aqua dm diperoleh dari data literatur hubungan densitas terhadap
temperature aqua dm. Densitas air keran dapat dihitung dengan persamaan
berikut :

2. Perhitungan viskositas air keran


Viskositas aqua dm diperoleh dari data literatur hubungan viskositas
terhadap temperatur aqua dm. Viskositas air keran dapat dihitung dengan
persamaan berikut :

3. Perhitungan hubungan laju alir dengan head loss pada pipa halus
Pertama-tama hitung kecepatan aliran fluida dalam pipa (u) dan
hubungkan dengan head loss (Δh) dengan menggunakan plot regresi linear
sehingga diperoleh persamaan berikut :

Hubungan laju alir dengan head loss dapat diketahui dengan menghitung
nilai k
4. Perhitungan hubungan bilangan Reynold terhadap koefisien friksi pada
pipa kasar
Hitung bilangan Reynold pada aliran pipa kasar dengan persamaan
berikut:

Dengan 𝜌 = densitas air keran (kg/m3), 𝑢=kecepatan aliran fluida dalam


pipa (m/s), d = diameter pipa (m), 𝜇 = viskositas air keran (kg/m.s).
Setelah itu, hubungkan bilangan Reynold dengan koefisien friksi yang ada
pada Moody diagram yang terletak pada Lampiran C. Sehingga dapat
diperoleh persamaanhubungan antara bilangan Reynold dengan koefisien
friksi pipa kasar secara linear.
5. Perhitungan karakteristik fitting dan valve
Hitung nilai hv (velocity head) terlebih dahulu dengan persamaan:

Dengan u = laju alir linear (m/s), dan g = konstanta percepatan gravitasi =


9,8 m/s2. Setelah didapat nilai hv, plotkan hv terhadap h (head loss bacaan)
secara linear agar didapatkan nilai K ( = h / hv)
6. Karakteristik alat ukur
Hitung nilai Q (debit aliran air keran (m3/s)) dan hubungkan dengan plot
secara linear terhadap akar dari head loss (vΔh (m1/2)) agar didapatkan
nilai k ( = Q/vΔh)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lembar Kendali Keselamatan Kerja
No Bahan Sifat Bahan Tindakan
Penanggulangan
Tidak Titik didih/lebur Jauhkan dari bahan yang
1 Aseton berwarna aseton 56℃/ - mudah terbakar
mudah 95℃
terbakar
Air yang Titik didih 100℃ Jauhkan dari aliran
2 Aqua dm bebas ion listrik
Tidak 273,15 ℃ Jauhkan dari aliran
3 Air keran berwarna dan listrik
berbau

Kecelakaan yang mungkin terjadi Penanggulangan

Hubungan arus pendek akibat listrik yg Menjauhkan air dari aliran listrik, dan
terkena air memutuskan aliran listrik

Terpeleset akibat tumpahnya air Pastikan semua peralatan wadah air tidak
ada yg rusak ataupun bocor, dan segera
keringkan air jika tumpah.
Terbakar akibat seton terkena bahan yang Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar
mudah terbakar

Perlengkapan Keselamatan Kerja

1.Sarung tangan
2.Jas lab
3.Masker
4.kacamata lab/google

Anda mungkin juga menyukai