Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN LAJU AIR

DISUSUN OLEH :
Afragenia Zelfira 2007114342
Fadhilah Apriani Siregar 1807111336
Mohd. Farhan Nugraha 2007135760
Rian Novri Ramadhan Harahap 2007110718

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
BAB 3
Instrumentasi dan Pengukuran Laju Alir / Kecepatan

3.1 Definisi dan Pengertian

Pengukuran aliran fluida sangat penting di dalam suatu industri proses


seperti kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant) dan industri
kimia (petrochemical). Pada industri proses seperti ini, memerlukan penentuan
kuantitas dari suatu fluida (liquid, gas atau steam) yang mengalir melalui suatu
titik pengukuran. Kuantitas yang ditentukan antara lain ; laju aliran volume
(volume flow rate), laju aliran massa (mass flow rate), kecepatan aliran (flow
velocity).

Pengukuran aliran adalah pengukuran kapasitas aliran atau laju aliran


massa atau laju aliran volume aliran. Pengukuran laju alir cairan dan gas
merupakan salah satu jenis pengukuran variable proses. Pengukuran laju alir
diperlukan untuk menentukan proporsi dan jumlah bahan yang mengalir masuk
dan keluar proses. Dengan kata lain, pengukuran laju alir menunjukan berapa
banyak fluida yang digunakan atau didistribusikan ke dalam proses. Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju alir yaitu viskositas, densitas, dan gaya gesek cairan
terhadap dinding dalam pipa. Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan
mengenai aliran fluida selalu diperlukan data-data dari fluida itu sendiri, yaitu
sifat-sifat fisiknya.
1. Viskositas ( μ )
Viskositas adalah suatu sifat fluida yang merupakan ukuran dari besarnya
tahanan atau hambatan yang dialami bila fluida mengalir. Makin besar viskositas
suatu fluida, maka makin besar hambatan yang dialami sehingga makin sulit
fluida itu akan mengalir. Hal ini dapat diterangkan secara matematis, yaitu
hubungan antara gaya dan gradient kecepatan ditentukan oleh persamaan :
F/ A = μ (dv /dy)
Dimana :
F = Gaya yang diberikan pada pelat
A = Luas permukaan pelat
dv/dy = gradient kecepatan dalam arah y
μ = konstanta kesebandingan (viskositas)
Makin besar μ makin sukar fluida mengalir. Besarnya viskositas suatu
fluida dipengaruhi oleh temperature, tekanan (pressure) dan tegangan geser yang
dialami. Bila viskositas suatu fluida hanya tergantung pada temperature dan
tekanan maka fluida tersebut disebut fluida Newtonian. Bila temperature
dinaikkan, maka viskositas cairan akan berkurang sedangkan viskositas gas akan
bertambah. Menaikkan tekanan akan memperbesar baik viskositas cairan maupun
viskositas gas. Umumnya viskositas gas lebih peka terhadap perubahan tekanan
dibandingkan dengan cairan, tetapi kurang peka terhadap perubahan temperature.
2. Rapat Massa (density)
Rapat massa dari suatu fluida merupakan ukuran dari banyak massa pada
temperature dan tekanan tertentu yang ditempatkan di dalam satu volume.
m
ρ= v
Dimana :
ρ = rapat massa (density)
m = massa
V = volume
3. Berat Jenis (specific gravity)
Rapat massa suatu fluida sering juga dinyatakan dengan berat jenis
(specific gravity), yaitu perbandingan anatar rapat massa suatu fluida dan rapat
massa fluida yang dipilih sebagai fluida standard. Untuk cairan biasanya
menggunakan air sebagai fluida standard sedangkan untuk gas digunakan udara.
4. Bilangan Reynold
Bentuk aliran fluida didalam pipa yaitu laminar, transitional, atau turbulent
tidak hanya tergantung pada kecepatan (free-stream fluid velocity ) ( V ) saja,
tetapi juga tergantung pada diameter pipa (characteristic distance) ( D ), rapat
massa (fluid density) ( ρ ) dan fluid viscosity (dynamic) ( μ ). Bentuk aliran
didasarkan pada kombinasi dari parameter tersebut yang menghasilkan suatu
konstanta tak berdimensi yang disebut bilangan Reynold ( Re ).
ρDV
Re = μ
Dimana :
ρ = rapat massa (lbm/cu.ft)
v = kecepatan aliran (ft/sec atau fps)
D = diameter pipa (ft)
μ = viskositas absolute fluida (lbm/ft/sec)
Aliran laminar adalah suatu liquid terjadi ketika kecepatan rata – rata dari
suatu liquid cenderung rendah dan partikel fluida tersebut memiliki pergerakan
yang pelan dalam lapisan tersebut. Reynold Number menunjukkan bahwa aliran
laminar memiliki NRe < 2100

Gambar 3.1 Aliran Laminar


Aliran turbulen terjadi Ketika kecepatan rata- rata flow tinggi dan partikel
fluida trsebut tidak lagi bergerak secara perlahan dan turbulen atau efek bergulir
terjadi. Reynold menunjukkan bahwa untuk aliran turbuln berlaku bilangan
Reynold NRe > 4000

Gambar 3.2 Aliran Turbulen


Aliran Transisi adalah aliran yang memiliki kecepatan antara kecepatan
linear dan kecepatan turbulrn. Aliran brbentuk laminar atau turbulrn sangat
bergantung oleh keadaan pipa dan perlengkapannya. Reynold menunjukkan
bahwa untuk alirban transisi berlaku bilangan Reynold 2100 < NRe <4000
Gambar 3.3 Aliran Transisi
3.2 Jenis – Jenis Pengukuran
Pengukuran aliran dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :
a. Metode Langsung
Metode langsung pengukuran aliran dapat dilakukan dengan mengukur
volume atau massa fluida dalam selang waktu tertentu. Pada selang waktu
yang lama dan diukur secara tepat, serta pengukuran volume atau massa
diukur secara tepat, maka pengukuran ini tidak memerlukan kalibrasi.
Pengukuran laju aliran volume atau massa dengan metode langsung ini cukup
teliti.
b. Metode Pembatas
Metode pembatasan ini mengukur perbedaan tekanan diantara dua
penampang aliran yang sebanding dengan laju aliran. Perhitungan laju aliran
teoritis dapat dilakukan berdasarkan hukum kontinuitas dan persamaan
Bernoulli. Kapasitas aliran sebenarnya dapat ditentukan dengan
memperhitungkan faktor koreksi dari masing-masing alat ukur yang
ditentukan secara empiris. Beberapa alat untuk mengukur kapasitas aliran
dengan metode pembatasan adalah :
1. Orifice
2. Nosel
3. Venturi
4. Elemen aliran laminar
c. Metode linier
Alat ukur aliran yang hasilnya langsung proporsional dengan laju aliran
antara lain : Float meter, turbin flowmeter, Vortex flow meter, electromagnetik
flow meter, magnetik flow meter, ultrasonic flowmeter. Float meter memiliki
bagian yang terapung dengan bentuk bola atau kerucut. Bagian ini akan
begerak ke atas atau ke bawah akibat gaya dari aliran fluida, sampai tercapai
keseimbangan antara gaya seret dan gaya apung. Turbin flowmeter
mempunyai sudu gerak yang dapat bergerak dengan bebas sehingga laju
rotasinya sebanding dengan laju aliran volume aliran. Alat ini dapat digunakan
untuk mengukur aliran fluida yang korosif dan yang beracun.
d. Metode Pembagian
Teknik pembagian aliran pada penampang tetap digunakan pada
pengukuran aliran refrigeran ataupun instalasi fluida pada industri, dimana tidak
praktis untuk memasang peralatan seperti nosel, venturi dan lain-lain alat ukur
yang terpasang tetap. Kecepatan aliran diukur tepat di pusat penampang dengan
pitot tube ataupun anemometer. Tabung Pitot dapat dipergunakan untuk mengukur
tekanan statik dan tekanan stagnasi dari fluida, dengan mengetahui kapasitas
aliran yang diberikan.
Sebaliknya dengan mengetahui perbedaan tekanan statis dan tekanan
stagnasi, maka tekanan dinamis dapat ditentukan dan pada akhirnya tekanan
dinamis fluida dapat dinyatakan dalam kecepatan fluida. Kapasitas aliran tiap
bagian penampang adalah perkalian kecepatan dengan luas penampang. Kapasitas
total adalah jumlah kapasitas tiap bagian. Tabung pitot yang dipasang didalam
pipa berupa silinder kecil dapat juga dipergunakan untuk menentukan arah aliran
dengan sangat peka. Silinder pitot ini dipakai dipesawat terbang untuk
menunjukkan laju naik turun pesawat. Selain itu silinder pitot juga dipasang
dalam pipa untuk mendeteksi aliran-aliran spiral.
3.2.1 Perawatan
Teknik perawatan berasal dari kata “Maintenance Engineering”,
maintenance dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penjagaan suatu hal pada
kondisi yang sempurna. Engineering dapat diartikan sebagai penerapan prinsip-
prinsip ilmu pengetahuan pada praktek berupa perancangan, kontruksi dan operasi
struktur, peralatan dan system. Dengan demikian teknik perawatan dapat diartikan
sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu
peralatan atau mesin dalam kondisi yang sempurna.
Preventive maintenance adalah salah satu kegiatan pemeriksaan secara
periodic terhadap asset dan peralatan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
yang menyebabkan kerusakan. Serta menjaga asset atau peralatan sebelum terjadi
kerusakan yang lebih parah. Salah satu tujuan dari preventive maintenance adalah
untuk menemukan satu tingkat keadan yang menunjukkan gejala kerusakan pada
alat, sebelum alat tersebut mengalami kerusakan yang fatal.
Adapun kegiatan preventive maintenance meliputi :
1. Inspeksi adalah kegiatan pemeliharaan periodic untuk memeriksa kondisi
komponen peralatan – peralatan produk dan area sekitar peralatan produksi.
2. Pemeliharaan berjalan (running maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilaksanakan tanpa menghentikan kerja peralatan.
3. Penggantian komponen kecil (small repair) adalah kegiatan pemeliharaan yang
berupa penggantian komponen kecil.

3.2.2 Kalibrasi Alat


kalibrasi, adalah upaya memastikan bahwa penunjukkan alat ukur sesuai
dengan standar, sesuai dengan keharusannya. Artinya, secanggih apa pun
instrumen ukur terpasang, sebaiknya ada upaya untuk melakukan kalibrasi berkala
tergantung level risiko atas penggunaan alat ukur yang tentunya anda sendiri yang
akan menentukannya kalibrasi, laju alir di lakukan dengan dua metode, yang
pertama menggunakan
 cara manual yaitu memasukkan air dalam gelas ukur dan mengukur waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai volume tertentu, lalu laju alir di hitung
dengan persamaan Q = volume/waktu.
 mengukur waktu yang dibutuhkan air masuk mencapai 5 Liter didalam
tangki penampung dan dapat dilihat pada kolom volume, lalu untuk
menghitung laju alir menggunakan persamaan yang sama dengan metode
pertama. Laju alir yang didapat pada setiap bukaan akan semakin besar
dikarenakan air mengalir lebih banyak, hal ini membuktikan bahwa
bukaan berbanding lurus dengan laju alir.
3.3 Alat Ukur Aliran Fluida
Acuan secara umum untuk pengukuran aliran (flow measurement) adalah
API RP 550, “Manual on Installation of Refinery Instrument and Control
System”. Di dalam pemilihan alat ukur flow (flow measuring device), berikut
kondisi-kondisi yang sangat berpengaruh dan harus diketahui untuk perhitungan,
antara lain:
1. Ukuran pipa dimana laju aliran diukur (Line Size)
2. Daerah laju aliran (Range of flow rates): maximum, normal dan minimum
3. Karakteristik fluida (fluid properties):
 Liquid, gas, slurry, dll.
 Pressure
 Temperature
 Viscosity
 Specific gravity at standard and flowing conditions
 Compressibility
 Molecular weight (for gases and vapors)
 Steam quality (for steam)
4. Pengaruh korosif (untuk membantu didalam pemilihan material)
5. Aliran yang diukur merupakan aliran yang stabil atau aliran fluktuasi.

Instrumen untuk melakukan pengukuran kuantitas aliran fluida disebut


flowmeter. Secara umum, berdasar prinsip pengukurannya flowmeter dibedakan
menjadi beberapa jenis.
(1) Beda tekanan (differential pressure atau head meter): orifice plate,
venturi tube, flow nozzle, pitot tube, elbow, dan variable area
(rotameter)
(2) Perpindahan positif (positive displacement): piston, oval-gear,
nutating-disk, dan rotary-vane types
(3) Velocity meter: turbine, vortex shedding, electromagnetic, dan
ultrasonic
(4) Mass meter: coriolis dan thermal.
3.3.1 Differential Pressure / Head Meter
Prinsip operasi Differential Pressure Flowmeters (DP Flowmeters) di
dasarkan pada persamaan Bernoulli yang menguraikan hubungan antara tekanan
dan kecepatan pada suatu aliran fluida.
Alat ini memandu aliran ke dalam suatu penghalang aliran (yang
mempunyai lubang dengan diameter yang berbeda dengan diameter pipa),
sehingga menyebabkan perubahan kecepatan aliran (flow velocity) dan tekanan
(pressure) antara sisi upstream dan downstream dari penghalang. Differential
pressure atau head flow measurement merupakan metoda pengukuran flow yang
paling populer saat ini untuk mengukur aliran fluida di industri proses karena
memiliki kelebihan : Biaya pengadaannya awalnya rendah – sedang, dapat
digunakan di dalam cakupan luas (hampir semua phase fluida dan kondisi aliran)
dan, trukturnya kokoh dan sederhana.

Gambar 3.4 Differential Pressure Flowmeter


Berbagai jenis primary element yang tersedia dipasaran untuk DP flowmeters
antara lain:
1. Orfice Plates
Suatu plate berlubang dimasukkan ke dalam pipa dan ditempatkan secara
tegak lurus terhadap flow stream. Ketika fluida mengalir melewati orifice plate
tersebut maka menyebabkan peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan.
Perbedaan tekanan sebelum dan setelah orifice plate digunakan untuk
mengkalkulasi kecepatan aliran (flow velocity).
Suatu aliran fluida yang melewati suatu penghalang orifice plate akan
mengalami penurunan tekanan (pressure drop) pada orifice tersebut. Perubahan
ini dapat digunakan untuk mengukur flowrate dari suatu fluida. Untuk
mengkalkulasi flowrate dari suatu aliran fluida yang melintas suatu orifice plate,
maka sepanjang kecepatan aliran fluida adalah di bawah kecepatan subsonic (V <
mach 0.3), maka persamaan Incompressible Bernoulli’s di atas dapat digunakan,
sehingga :
∆ P = P1−P2 = 1/2 ρV22 – 1/2 ρV12

Gambar 3.5 Orifice Plates


Untuk melayani berbagai jenis aliran dan beraneka ragam fluida, maka terdapat
beberapa jenis orifice plate, yaitu:
a. Concentric Orifice
Concentric Orifice merupakan jenis orifice yang paling banyak digunakan.
Profil lubang orifice ini mempuyai takik (bevel) dengan kemiringan 45° pada
tepi bagian downstream. Hal ini akan mengurangi jarak tempuh dari aliran
tersebut mengalami perbedaan tekanan melintang. Setelah aliran melewati
orifice akan terjadi penurunan tekanan dan kemudian mencoba kembali ke
tekanan semula tetapi terjadi sedikit tekanan yang hilang permanen
(permanent pressure loss) sehingga perbedaan tekanan upstream dan
downstream tidak terlalu besar. Perbandingan diameter orifice dan
diameter dalam pipa dilambangkan dengan “β”. Orifice jenis ini memiliki
ketentuan untuk nilai β yaitu antara 0.2-0.7 karena akurasinya akan berkurang
untuk nilai diluar batas tersebut.
Gambar 3.6 concentric orifice

Kelebihan

 Dapat digunakan pada berbagai ukuran pipa (range yang lebar).


 Ketelitian (accuracy) baik, jika plate dipasang dengan baik.
 Harga relative murah.

Kekurangan

 Rugi tekanan (pressure drop) relatif tinggi.


 Tidak dapat digunakan untuk mengukur laju aliran “slurry”, karena
cenderung terjadi penyumbatan.

b. Counter bore orifice


Counter bore orifice pada prinsipnya sama dengan concentric Orifice.
Perbedaanya terdapat pada profil lubangnya, orifice ini tidak mempuyai takik
(bevel) tapi diameter lubangya lebih besar pada bagian downstream daripada
diameter lubang pada bagian upstream.

Gambar 3.7 Counter bore orifice


c. Eccentric Orifice
Titik pusat lubang penghalang tidak satu garis pusat dengan pusat
penampang pipa. Pemasangan lubang yang tidak konsentris ini dimaksud
untuk mengurangi masalah jika fluida yang diukur membawa berbagai benda
padat (solid). Eccentric orifice mempunyai profil lubang yang sama dengan
concentric orifice. Akan tetapi, pada eccentric orifice lubang tidak terletak
tepat di tengah. Diameter takik (bevel) bagian bawah hampir lurus (98%)
dengan diameter dalam dari pipa.

Gambar 3.8 Perbandingan Pressure loss orifice flowmeter dan restriction

Dari gambar di atas tampak bahwa terjadi pressure loss yang lebih besar pada
restriction orifice dibandingkan dengan orifice flowmeter
Kelebihan
 Dapat digunakan dalam berbagai ukuran pipa
 Accuracy baik jika plate dipasang dengan baik
 Harga relative murah
Kekurangan
 Pressure drop relative tinggi
 Tidak dapat digunakan mengukur laju aliran slurry

2. Tabung Venturi
Sebuah bagian tabung yang berbentuk suatu bagian yang relatif panjang
dengan masukan dan keluaran yang halus. Sebuah tabung Venturi dihubungkan ke
pipa yang ada, Pertama-tama diameter tabung menyempit kemudian kembali ke
diameter pipa asli. Perubahan di daerah penampang menyebabkan perubahan
dalam kecepatan dan tekanan aliran.

Gambar 3.9 Tabung Venturi


Kelebihan
 Rugi tekanan (pressure loss) permanan relatif rendah daripada
orifice atau flow nozzle
 Dapat digunakan untuk mengukur cairan yang mengandung
endapan padatan (solids).
Kekurangan
 Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inches.
 Harga relatif mahal

3. Flow Nozzle
Alat ini terdiri dari bagian yang berbentuk lonceng dengan profile ellips
diikuti dengan leher silindris dan diletakkan di dalam pipa untuk merubah bidang
aliran sehingga menghasilkan penurunan tekanan (pressure drop) untuk digunakan
menghitung flow velocity.

Kelebihan
 Pressure loss lebih rendah dibandingkan orifice plate.
 Dapat digunakan untuk fluida yang mengandung padatan (solids).
Kekurangan
 Terbatas pada ukuran pipa di bawah 6 “.
 Harga lebih tinggi dibanding dengan orifice.

Gambar 3.10 Flow Nozzle


4. Pitot Tubes
Sebuah probe dengan open tip (pitot tube) dimasukkan ke dalam suatu
bidang aliran (flow), dimana tip tersebut sebagai titik stationary (zero velocity)
dari flow. Tekanan nya, dibandingkan dengan tekanan statis dan digunakan untuk
mengkalkulasi kecepatan aliran (flow velocity) Pitot tabung dapat mengukur flow
velocity pada titik pengukuran Pitot tube jarang digunakan pada process stream
tetapi umumnya digunakan pada utilities streams dimana ketelitian (accuracy)
yang tinggi tidaklah diperlukan.

Gambar 3.11 Pitot Tube


Kelebihan
 Tidak ada pressure loss.
Kekurangan
 Akurasi kurang.
 Tidak direkomendasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
 Sensitif pada gangguan pada hulu (upstream)

5. Elbow Taps
Ketika suatu aliran cairan melalui sebuah elbow, maka gaya sentrifugal
menyebabkan perbedaan tekanan antara sisi sebelah luar dan sisi sebelah dalam
dari elbow itu. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk menghitung kecepatan
aliran (flow velocity). Kekurangan alat ukur ini adalah perbedaan tekanan yang
dihasilkan oleh suatu elbow flowmeter adalah lebih kecil dibanding dengan DP
flowmeter lainnya, namun kelebihan elbow flowmeter mempunyai lebih sedikit
penghalang pada aliran fluida.

Gambar 3.12 Elbow Taps


Elbow taps flowmeter pada gambar di atas sangat jarang digunakan,
namun aplikasi alat ukur ini akan bermanfaat bilamana pengukuran flow
diperlukan di dalam suatu instalasi yang sudah ada (existing), dimana biaya yang
tersedia rendah dan ketelitian yang baik tidak diutamakan.

6. Dall Tube
Dall tube merupakan sebuah kombinasi dari tabung Venturi dan pelat
orifice, fitur dall tube sama dengan bagian masukan yang meruncing dari tabung
venturi namun memiliki 'bahu' mirip dengan bagian keluar dari pelat orifice untuk
membuat penurunan tekanan yang tajam. Dall tube biasanya digunakan pada
aplikasi dengan laju aliran yang lebih besar.
Gambar 3.13 Dall Tube
7. V-Cone
Suatu kerucut sebagai elemen penghalang yang bertindak memodifikasi
penampang dari aliran fluida dan ditempatkan di pusat dari pipa untuk
menghasilkan perbedaan tekanan yang digunakan untuk menghitung kecepatan
fluida.

Gambar 3.14 V-Cone


8. Segmental Wedge
Sebuah bagian berbentuk baji dimasukkan tegak lurus ke salah satu sisi
pipa, sementara sisi lainnya tetap tidak dibatasi. Perubahan di daerah penampang
jalur aliran menciptakan penurunan tekanan yang digunakan untuk menghitung
kecepatan aliran.

Gambar 3.15 Segmental Wadge


9. Rotameter (Variable Area Meter)
Rotameter adalah jenis flowmeter yang cukup populer. Prinsip kerjanya
berdasarkan gaya gesek fluida. Rotameter terdiri atas pipa transparan berbentuk
kerucut dan pelampung (float) yang dapat bergerak bebas sepanjang pipa vertikal.
Pada setiap laju alir dalam rentang pengukuran, fluida masuk dari bawah dan
mengangkat pelampung, sehingga memperbesar luas daerah antara pelampung
dan dinding pipa, sampai terjadi keseimbangan antara gaya berat dan gaya angkat
pelampung (gaya gesek dan gaya apung).
Prinsip operasi dari rotameter (variable area meters) didasarkan pada
pelampung (float) yang berfungsi sebagai penghalang aliran, pelampung tersebut
akan melayang dalam suatu tabung yang mempunyai luas penampang tidak
konstan. Luas penampang tabung berubah tergantung ketinggiannya (semakin
tinggi semakin besar).

Gambar 3.16 Rotameters


Kelebihan
 Biaya pengadaannya awal : rendah
 Rangebility baik.
 Pressure drop rendah (hampir konstan)
Kekurangan
 Untuk jenis glass tube mudah mengalami kerusakan (pecah).
 Tidak baik untuk laju aliran (flow rate) rendah
 Tidak baik untuk service fluida yang fluktuasi.
 Harus dipasang secara vertical.
 Beberapa variable area meter tidak bisa digunakan di dalam lingkungan
gaya berat yang rendah.
 Secara umum dibatasi pada ukuran pipa kecil (kecuali jika bypass
rotameter digunakan)

3.3.2 Positive Displacement


Pengukuran langsung aliran fluida dapat dilakukan dengan positive
displacement flowmeters. Piranti ini membagi fluida ke dalam beberapa bagian
elemen volumetrik. Laju alir total adalah akumulasi dari tiap elemen fluida
tersebut. Metode pengukuan ini sangat teliti dalam rentang yang lebar.
Nutating-disk meter secara luas digunakan di rumah-rumah sebagai
meteran air (water meter). Alat ini terdiri atas rumah, piringan, dan partisi bagian
masukan dengan keluaran. Akurasi alat ini sekitar 1% jika dalam kondisi baik.
Pada laju alir yang rendah, akurasi berkurang karena pengaruh kebocoran.

Gambar 3.17 Nutating-disk meter


Rotary-vane meter terdiri atas rumah silindris berisi drum yang
ditempatkan secara eksentrik dengan beberapa pegas. Sejumlah volume fluida
dipindahkan dari bagian masukan ke bagian keluaran setiap rotasi drum. Akurasi
alat ini lebih baik, yaitu sekitar 1/2%.
Gambar 3.18 Rotary-vane meter

3.3.3 Velocity Meter


1. Magnetic Flowmeter
Prinsip magnetic flowmeter pertama kali ditemukan oleh Faraday dalam
tahun 1832, tetapi tidak digunakan sebagai piranti ukur untuk proses pabrik
sampai tahun 1950-an.

Gambar 3.19 Magnetic flowmeter.


Keunggulan alat ini adalah tidak mengganggu pola aliran (tidak ada kehilangan
tekanan) dan dapat menangani suspensi padat. Akurasi sangat tinggi dan
keluaran alat linier dengan laju alir. Kelemahannya, hanya dapat mengukur
aliran fluida cair konduktif dan mahal.

2. Flowmeter Turbin (Turbine Flowmeter)


Flowmeter turbin merupakan turbin yang dilengkapi dengan magnet kecil
pada salah satu sudunya. Adanya aliran fluida, menyebabkan turbin berputar.
Sensor kumparan magnetik yang diletakkan di dinding pipa akan menghasilkan
pulsa setiap kali magnet melintas di dekatnya. Jumlah pulsa berhubungan dengan
volume cairan yang melalui turbin. Frekuensi pulsa dapat diukur dan digunakan
untuk menentukan laju alir. Sensor turbin tidak dapat dipakai untuk cairan yang
mengandung padatan atau aliran yang mempunyai variasi besar dalam laju dan
tekanan. Tidak seperti flowmeter lain, jenis ini peka terhadap perubahan
viskositas.

Gambar 6.20 Flowmeter turbin.


3. Flowmeter Ultrasonik
Ketika gelombang suara dipancarkan melawan arah aliran, kecepatannya
berkurang. Sebaliknya, jika searah dengan aliran, kecepatannya bertambah.
Ini adalah dasar pengukuran aliran fluida dengan flowmeter ultrasonik.
Jika kecepatan suara dalam fluida diam adalah C dan kecepatan aliran v,
maka kecepatan suara dalam fluida mengalir adalah C ± v. Tanda positif
menunjukkan pancaran suara searah dengan aliran, dan tanda negatif,
berlawanan.
4. Flowmeter Vortex (Fortex Shedding Flowmeter)

Jika sebatang silinder diletakkan dalam aliran fluida dengan sumbu


tegak lurus dengan arah aliran, akan terbentuk pusaran fluida pada frekuensi
tertentu. Prinsip kerjanya didasarkan pada pengukuran getaran (vibration)
pada downstream pusaran (vortex) yang disebabkan oleh penghalang yang
ditempatkan pada aliran fluida.

Gambar 6.21 Prinsip flowmeter vortex.

3.3.4 Mass Flowmeter


Metode pengukuran laju alir massabiasanya dibagi menjadi tiga
kelompok: beda tekanan, momentum fluida, dan termal. Di antara ketiga
kelompo tersebut, metode termal paling banyak digunakan. Prinsipnya, laju
perpindahan panas dari kawat filamen yang dipanaskan tergantung pada laju alir
massa fluida. Semakin cepat, perpindahan panas semakin besar, sehingga suhu
filamen turun. Penurunan suhu filamen, menyebabkan tegangan jatuh yang
melintasinya berubah. Perubahan tegangan jatuh proporsional dengan laju alir
massa.
Pengukuran laju alir massa kebanyakn menggunakan metode tak
langsung, yaitu dengan mengukur laju alir volume dan densitas fluida. Hal ini
dilakukan, sebab instrumen laju alir volume dan densitas sudah banyak tersedia.
Sehingga dari kedua besaran tersebut dapat ditentukan laju alir massanya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan kami mengenai alat instrumentasi pada laju air,
dapat disimuplan bahwa Pengukuran aliran fluida sangat penting di dalam
suatu industri proses seperti kilang minyak (refinery), pembangkit listrik
(power plant) dan industri kimia (petrochemical).
2. Pada pengukuran laju alir, terdapat faktor penting yang harus diperhatikan
seperti viskositas, rapat massa, bilangan reynold, dan berat jenis
3. Perawatan dengan metode pencegahan sangat diperlukan untuk menjaga
alat tetap berfungsi dan tidak menyebabkan biaya maintanance yang lebih
mahal lagi.
4. Kalibrasi adalah upaya memastikan bahwa penunjukkan alat ukur sesuai
dengan standar, sesuai dengan keharusannya. Pada flowmeter, kalibrasi
dilakukan dengan mengukur laju alir menggunkan stopwatch yang
kemudian disesuaikan dengan standar pengukuran
DAFTAR PUSTAKA

Alavala, C. R. (2009). Principles of Industrial Instrumentation and Control


System. Hyderabad: JNTU College of Engineering.
Geankoplis, C.J., Transport Process and Unit Operations, 2nd Ed ., Allyn dan
Bacon Inc., Boston, 1983
Heriyanto. (2013). Buku Ajar Instrumentasi dan Pengukuran. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung
Morris, A. S. (2001). Measurement and Instrumentation Principles (3 ed.).
Oxford: Butterworth-Heinemann.

Anda mungkin juga menyukai