Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR TEKNIK KIMIA I

PENGUKURAN DENSITAS LIQUID DENGAN PIKNOMETER

Diajukan oleh:

Kelompok 2

Nama : Yuniar Maulia Fajrianti

NIM : 22050007

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Pengantar Teknik Kimia dengan judul “Pengukuran Densitas


Liquid Dengan Piknometer” yang disusun oleh :

Nama : Yuniar Maulia Fajrianti

NIM : 22050007

Prodi : Teknik Kimia

Telah diperiksa oleh koordinator praktikum dan dinyatakan diterima pada tanggal.

Cilegon, November 2023

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

SITI HAJIR, MT
0431058502
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Teori Dasar

Densitas (Massa jenis) diartikan sebagai perbandingan antara massa zat dengan
volumenya. Nilai dari massa jenis hanya bergantung pada jenis zat, tidak bergantung
pada volume ataupun massa suatu zat. Jadi, meskipun massa ataupun volume pada suatu
zat itu berbeda dengan yang lain, akan tetapi massa jenisnya tetap sama.
Massa jenis suatu bahan dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

Satuan SI massa jenis adalah kg/m3, g/


sebagai referensi massa jenis air mendekati 1000 kg/m3.
Massa jenis atau kerapatan merupakan karakteristik mendasar yang dimiliki zat.
Rapatan (densitas) adalah sifat fisik dari materi. Rapatan digunakan untuk
membandingkan dua zat yang memiliki volume yang sama (menempati besaran ruang
yang sama, tetapi memiliki massa yang berbeda).
4 Alat yang dapat digunakan untuk mengukur densitas cairan yang biasa digunakan di
dunia industri, yaitu dengan menggunakan:
1. Piknometer
adalah alat yang terbuat dari gelas yang memiliki volume tertentu, yang
dilengkapi dengan penyumbat ketat dengan pipa kapiler yang melaluinya,
sehingga udara dapat lolos dari alat tersebut.
2. Hydrometer
adalah alat untuk mengukur densitas cairan yang terbuat dari kaca, yang diberi
skala dan dilengkapi dengan bandul pada bagian bawahnya.
3. Coriolis flow meter
Selain untuk mengukur densitas cairan, coriolis flow meter juga dapat digunakan
sebagai alat untuk mengukur laju alir (massa dan volume) dan suhu.
4. Density meter
Alat yang satu ini sangat umum digunakan pada sektor industri kimia sebagai alat
pengukur densitas cairan. Prinsip kerja dari density meter adalah dengan
mengukur osilasi dari glass tube yang mengandung sampel cairan.
Bobot jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya adalah
dengan menggunakan piknometer. Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari
kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi dapat diartikan disini,
piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau
densitas fluida. Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, tetapi biasanya
volume piknometer yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 50 ml, dimana nilai
volume ini valid pada temperature yang tertera pada piknometer tersebut.
Prinsip metode Piknometer ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan
menimbang air. Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum
tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi
ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet (Roth,
Herman J, 1994).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Dapat mengetahui konsep dari densitas
2. Dapat mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur densitas liquid serta
mengkalibrasikannya
3. Dapat menghitung densitaas dari beberapa larutan dengan konsentrasi yang berbeda
4. Dapat mengetahui apakah konsentarasi mempengaruhi densitas larutan
5. Dapat mengetahui apakah suhu dapat mempengaruhi densitas larutan

BAB II
METODE ANALISA

2.1 Alat-alat Yang Digunakan


- Piknometer - Neraca Analitik
- Erlenmeyer - Tissue
- Gelas Beker - Thermometer
- Pipet Gondok
- Gelas Ukur
2.2 Bahan-bahan Yang Digunakan
- Aquadest
- Alkohol
- Air
- Es Batu
- Sabun Cair

2.3 Prosedur Kerja


a. Mengukur densitas aquadest pada temperature ruang saat praktikum
1. Dipastikan piknometer sudah dicuci dan dibilas sampai bersih kemudian
dikeringkan dengan menggunakan aquadest dan alkohol
2. Ditimbang berat kosong piknometer kemudian catat hasilnya (mo).
Selanjutnya, isi piknometer dengan aquadest sampai batas yang tertera pada
piknometer. Sebelumnya ukur temperature aquadest menggunakan
termometer.
3. Kemudian ditimbang piknometer yang telah diisi dengan aquadest tersebut
catat hasilnya (m1).
4. Selanjutnya hitung densitas cairan dengan menggunakan rumus berikut ini:
(m 1−mo)
densitas cairan (ρ) =
Vp
dimana: m1 = massa piknometer + Aquadest
m0 = massa piknometer kosong,
Vp = volume cairan dalam piknometer.

b. Mengukur densitas air dengan berbagai variasi temperatur


1. Dipastikan erlenmeyer sudah dicuci dan dibilas sampai bersih kemudian
dikeringkan.
2. Ditimbang berat kosong erlenmeyer kemudian catat hasilnya (mo).
Selanjutnya, isi erlenmeyer dengan air pada suhu 10, 15 dan 20oC sampai batas
yang tertera pada erlenmeyer.
3. Kemudian ditimbang erlenmeyer yang telah diisi dengan air tersebut catat
hasilnya (m1).
4. Selanjutnya hitung densitas cairan dengan menggunakan rumus berikut ini:
(m 1−mo)
densitas cairan (ρ) =
Vp
dimana: m1 = massa erlenmeyer + air
m0 = massa erlenmeyer kosong,
Vp = volume cairan dalam erlenmeyer.

c. Mengukur densitas sabun cair dengan berbagai variasi konsentrasi


1. Dipastikan piknometer sudah dicuci dan dibilas sampai bersih kemudian
dikeringkan.
2. Disiapkan sabun cair dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30 % dan masukkan
masing-masing kedalam beaker glass
3. Ditimbang berat kosong piknometer kemudian catat hasilnya (mo).
Selanjutnya, isi piknometer dengan sabun cair dengan variasi konsentrasi
sampai batas yang tertera pada piknometer.
4. Kemudian ditimbang piknometer yang telah diisi dengan variasi sabun cair
tersebut catat hasilnya (m1).
5. Selanjutnya hitung densitas cairan dengan menggunakan rumus berikut ini:
(m 1−mo)
densitas cairan (ρ) =
Vp
dimana: m1 = massa piknometer + sabun cair
m0 = massa piknometer kosong,
Vp = volume cairan dalam piknometer.

2.4 Skema Kerja


a. Mengukur densitas aquadest pada temperature ruang saat praktikum
Timbang alat kosong

Isi Aquadest
sampai batas Piknometer

Timbang alat + aquadest

b. Mengukur densitas air dengan berbagai variasi temperatur

Timbang alat kosong Isi air suhu 10, 15, 20 oC

Masukkan 10ml air


Erlenmeyer Gelas Beker
dengan pipet gondok

Timbang Erlenmeyer + Air

c. Mengukur densitas sabun cair dengan berbagai variasi konsentrasi

Timbang alat kosong Isi sabun 10%, 20%, 30%

Masukkan 10ml
Piknometer Gelas Beker
Sabun cair + air

Timbang Piknoometer + isi

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan

No Suhu Air (°C) Berat Erlenmeyer + Sampel Densitas (kg/m3)


(g)
1 10°c 43,46 g 408 kg/m3
2 15°c 43,49 g 410 kg/m3
3 20°c 43,45 g 408 kg/m3
Tabe 1. Densitas air dengan berbagai variasi temperature

410.5

410

409.5
Densitas (kg/m3)

409

408.5

408

407.5

407
10° 15° 20°

Temperature°C

Grafik 1. Hubungan antara densitas dengan temperature

No Konsentrasi (%) Berat sampel + sampel (g) Densitas


(kg/m3)
1 10% 24,81 g 389 kg/m3
2 20% 24,94 g 395 kg/m3
3 30% 24,93 g 394 kg/m3
Tabel 2. Densitas sabun cair dengan berbagai variasi konsentrasi
396
395
394
Densitas (kg/m3) 393
392
391
390
389
388
387
386
10% 20% 30%

Konsentrasi

Grafik 2. Hubungan antara densitas dengan konsentrasi

3.2 Pembahasan
Pengamatan densitas air dengan berbagai variasi temperature menunjukkan bahwa
berhubungan dengan temperature sintering. Sebagai contoh, pada suhu 10°C konsesntrasi
gliserin 10% densitas produk menjadi 389 kg/m 3, untuk suhu 15°C konsentrasi gliserin 20%
densitas produk menjadi 395 kg/m3, untuk suhu 20°C konsetrasi gliserin 30% densitas produk
menjadi 395 kg/m3, selain itu variasi temperature dan variasi konsentrasi memliki pengaruh
signifikan terhadap densitas. Berdasarkan hasil pengamatan, suhu memiliki pengaruh
terhadap densitas. Secara umum, peningkatan suhu cenderung menyebabkan penurunan
desnsitas Itulah yang menyebakan densitas variasi temperature dan variasi konsentrasi
memiliki densitas yang berbeda-beda. Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah
mengukur variasi temperature dan variasi konsentrasi, pengukuran dilakukan secara bertahap
dan harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan dalam bekerja.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Variasi temperature dan variasi konsentrasi memilki pengaruh yang signifikan
terhadap densitas.
2. Densitas dengan variasi temperature menghasilkan densitas tidak stabil karena
disebabkan oleh temperature.
3. Densitas dengan variasi konsentrasi menghasilkan densitas tidak stabil
disebabkan oleh konsentrasi yang beragam.
4. Densitas variasi temperature lebih besar daripada densitas variasi konsentrasi
karena menggunakan alat yang berbeda dan berat sampel yang berbeda.
5. Untuk menentukan suatu densitas, harus dilakukan dengan perhitungan
menggunakan rumus densitas cairan ¿) dan dilakukan secara bertahap.

4.2 Saran
1. Mahasiswa/i mampu menguasai materi sebelum praktikum.
2. Mahasiswa/i mampu menguasai perhitungan densitas cairan.
3. Mahasiswa/i mampu menguasai teori dasar sebelum praktik dimulai.

LAMPIRAN DATA
Blanko
M1 = 24,98
M0 = 15,17
V = 10 mL

Massa jenis
= (24,98-15,17) : 10
= 9,81: 10
= 0,98 g/mL

No Berat Erlenmeyer Berat Erlenmeyer + Air dengan variasi Vp


Kosong (m0) temperature (°C) (m1)
10 15 20

1 33,44 gram 43,46 43,49 43,45 24,5

Tabel 3. Densitas air dengan berbagai variasi temperature

1) Temperature 10°
densitas cairan ( ρ ¿ = (43,46-33,44) = 0,408 g = 408 kg/m3
24,5 mL
2) Temperature 15°
densitas cairan ( ρ ¿ = (43,49-33,44) = 0,410 g = 410 kg/m3
24,5 mL
3) Temperature 20°
densitas cairan ( ρ ¿ = (43,45-33,44) = 0,408 g = 408 kg/m3
24,5 mL
No Berat Piknometer Berat Piknometer + Sabun cair dengan Vp
Kosong (m0) variasi konsentrasi (%) (m1)
10 20 30

1 15,26 gram 24,81 24.94 24,93 24,5

1) Konsentrasi 10 %
densitas cairan ( ρ ¿ = (24,81-15,26) = 0,389 g = 389 kg/m3
24,5 mL
2) Konsentrasi 20 %
densitas cairan ( ρ ¿ = (24,94-15,26) = 0,395 g = 395 kg/m3
24,5 mL
3) Konsentrasi 30 %
densitas cairan ( ρ ¿ = (24,93-15,26) = 0,394 g = 39 kg/m3
24,5 mL

LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai