Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PERCOBAAN II

VISKOSITAS DAN RHEOLOGY

HARI, TANGGAL : KAMIS, 09 MARET 2023

NAM : MARYAM LANMAY

NIM : 61608100822081

KELAS : FARMASI 1A (SEM 2)

KELOMPOK :1

DOSEN : 1. Apt. Suci Fitria Sammulia., S.Farm., M. Sc

2. GhalibSyukrillah Syahputra., S.Farm., M.Farm

ASISTEN DOSEN : 1. NURUL ANISYA

2. WAHYUDI

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA BATAM

2023
PERCOBAAN II

VISKOSITAS DAN RHEOLOGY

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini yaitu :

1. Agam mahasiswa dapat memahami apa arti dari viskositas dan rheology secara
umum.
2. Agar mahasiswa dapat membedakan cairan Newton dan cairan Non newton.
3. Agar mahasiswa dapat menentukan vikometer dan rheology dari cairan Newton
dan Non Newton.
4. Agar mahasiswa dapat secara langsung mengukur nilai viscometer dan rheology
dari suatu percobaan.
5. Agar mahasiswa dapat memahami viscometer Oswald dan viscometer Falling
Ball.
II. PENDAHULUAN

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik


formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi atau pembakuan obat
serta pengobatan termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaan yang
aman. Penyediaan obat-obatan mengandung arti penggumpulan, pengenalan,
pengawetan, dan pembakuan bahan obat-obatan. Farmasi termasuk ilmu terapan yang
terdiri dari prinsip dan metode yang telah dipetik dari disiplin ilmu lain seperti fisika,
kimia, biologi dan farmakologi. Farmasi fisika merupakan salah satu ilmu dibidang
farmasi yang menerapkan ilmu fisika dalam sediaan farmasi. (Syamsuni, 2006).
Mempelajari viskositas dan rheologi sangat penting karena untuk mempermudah
penyelidikan kekentalan dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang encer
maupun yang kental, jauh bersifat praktis dari pada bersifat teoritis. Mempelajari
rheologi juga penting dalam bidang farmasi karena rheologi digunakan penerapannya
dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi seperti emulsi, pasta, supositoria dan
penyalutan tablet (Martin, 1993).
Viskositas adalah  suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Cairan sederhana dapat
dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi sifat-sifat rheologi dispersi heterogen  lebih
kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu satuaan tunggal (Martin, 1993).
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloid dipengaruhi
oleh bentuk partikel dari fase dispersi dengan viskositas rendah, sedangkan sistem
dispersi yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan
antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel (Respati,
1981).
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas
cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang
merupakan kelebihan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya
temperatur (Bird,1993).
Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan ke dalam
wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan penuangan dari botol,
pengeluaran dari tube atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu produk
tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari bentuk cair ke semisolid, sampai ke
padatan, dapat mempengaruhi penerimaan bagi si pasien, stabilitas fisika, dan bahkan
availabilitas biologis jadi viskositas telah terbukti mempengaruhi laju absorpsi obat dari
saluran cerna (Indah, 1993).
Adapun alat untuk mengukur viskositas dan rheologi suatu zat yaitu viscometer,
dimana ada dua jenis viscometer yaitu Viscometer satu titik. Viscometer ini bekerja
pada satu titik kecepatan geser saja, sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram.
.Viscometer jenis ini dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan newton
maupun cairan non newton, yang termasuk kedalam jenis alat ini yaitu viscometer rotasi
tipe Stromer, viscometer Brookfield dan Rotovisco. ( Satty, 2011 )
Cairan Newton yaitu cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas.
Sedangkan cairan non Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan
biasanya memiliki ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai struktur
tambahan, misalnya koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan Newton sehingga
diperlukan tambahan gaya atau jika perlu memecah strukturnya. Zat cair diasumsikan
terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Perbedaan
kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak dx adalah dv/dx atau
kecepatar geser (rate of shear). Sedangkan gaya satuan luas yang dibutuhkan untuk
mengalirkan zat cair tersebut adalah F/A atau tekanan geser (shearing stress).
Viskositas suatu zat dipengaruhi oleh suhu. Viskositas gas meningkat dengan
bertambah tingginya suhu, sedangkan viskositas zat cair menurun dengan
meningginya suhu. Hubungan antara viskositas dengan suhu tampak pada
persamaan (Wiroatmojo, 1988)

Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan
tekanan tertentu dan tidak tergantung kepada kecepatan geser. Oleh karena itu,
viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser. Viskosimeter yang dapat
dipergunakan untuk keperluan itu adalah viskosimeter kapiler atau bola jatuh.
Apabila digambarkan antara kecepatan geser terhadap tekanan geser, maka
diperoleh grafik garis lurus melalui titik nol. Contoh cairan Newton adalah minyak
jarak, kloroform, gliserin, minyak zaitun dan air.
Dalam percobaan ini akan digunakan viscometer pada pengujian menggunakan
alat viscometer dan kelereng pada pengukuran viscometer falling ball. Serta pengukuran
bobot jenis laarrutan.
III. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu :

Viscosimeter
Piknometer
Gelas ukur
Stopwatch
Timbangan analitik
Goli / kelereng
Meteran
Bola Hisap

2. BAHAN

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu :

Aquadest
IV. PROSEDUR KERJA

NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN


Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan serta telah ditimbang sesuai
1. dengan perhitungan.

Berat pikno kosong = 16,470


gram
Dilakukan percobaan pertama dengan
Berat pikno isi = 26,195 gram
pengukuran boba jenis. Timbang piknometer
Volume pikno = 10 mL
kosong, kemudian isi dngan aquadest dan
2.
timbang kembali

Dihitung berat boba jenis dengan


BJ =
membagikannya dengan volume pikni yang
Berat Pikno isi−berat piknokosong
3.. digunakan volume
26,195−16,470
=0,975 gr
10

Dilakukan percobaan kedua dengan


menggunakan alat viscosimeter, diisi dengan
4. air isi piknometer hingga tanda batas bawah
t = 18 detik
waktu yang diperlukan untuk
air mengalir dari batas atas
Dipasangkan bola hisap pada bagian mulut
hingga batas bawah adalah 18
viscosimeter dan hisap air hingga tanda batas
detik.
5. atas.
Dihitung waktu yang dipeerlukan untuk air
Kembali key batas bawah dengan cara
melepaskan bola hisap bersamaan dengan
6.
menghidupkan timer

Diamati hasil yang terjadi dan dihitung


nilainnya
7.

Dilakukan percobaan ketiga dengan cara


mengisi air kedalam gelas ukur hingga batas Kelereng akan cepat sampai ke
8. gelas ukur 100 mL bagian dasar gelas ukur, waktu
yang diperlukan tidak sampai 1
menit.
Diimasukkan kelereng ke dalam gelas ukur t = 00.00.49
1
secara bersamaaan dngan menghidupkan t = 00.00.33
2
9. stopwatch t3= 00.00.40
t 1+t 2+t 3
trata-rata =
3
Dihitung waktu yang diperlukan untuk 49+33+ 40
= = 40,66
kelereng sampai ke bawah gelas ukur. 3
10.
milidetik

Dilakukan percobaan sebanyak 3 kali dan


11.
hitung waktu rata-rata yang diperlukan.

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan penghitungan waktu yang


diperlukan untuk suatu larutan menfgalir atau viskositas cukuplah mudah dimana
waktu yang diperlukan pada viscometer Oswald hanya 8 detik dan viscometer falling
ball dengan waktu tidak sampai 1 detik dengan rata rata 40,66 mili detik.
V. HASIL PENGAMATAN

 PERHITUNGAN

Rumus :

pikno isi− pikno kosong


Boba jenis =
volume pikno

⍴aquadest x t aaquadest x μair


Viskometer Oswald =
ρair x t air
2
2 x r x ( ρbahan− ρ0 ) x g x t
Viskometer Falling ball =
h

1. Aquadest
Dik : Berat pikno isi =26,195 gr
Berat pikno kosong = 16,470 gr
Volume piknometer = 10 mL
Toswald = 19,71 detik
Trata-rata falling ball = 40,66 mili detik
r kelereng = 0,4 cm
Dit :

 Boba jenis  Viskometer  Viskometer


pikno isi− pikno kosong Oswald Fallingball
volume piknometer ⍴aquadest x t aaquadest x μair 2 x r 2 x ( ρbahan− ρ0 ) x g x t
26,195−16,470 ρair x t air h
¿
10
0,975 x 18 x 0,0089
¿
0,21 2
2 x 0,4 x ( 0,97−o ) x 10 x 40,66
= 0,975 gr/mL
17
= 0,35 cP
= 7,42 cP
2. Olive Oil

Boba jenis : Viskometer Oswald = Viskometer Falling ball =


pikno isi− pikno kosong ⍴aquadest x t aaquadest x μair 2
2 x r x ( ρbahan− ρ0 ) x g x t
volume piknometer ρair x t air h
24,335−15,55 0,8785 x 8,5 x 0,0089 =
¿ ¿
10 0,21 2
2 x 0,4 x ( 0,87−o ) x 10 x 1
= 0,8785 gr/mL = 0,31 cP 17
= 0,163 cP

3. Air

Boba jenis : Viskometer Oswald = Viskometer Falling ball =


pikno isi− pikno kosong ⍴aquadest x t aaquadest x μair 2
2 x r x ( ρbahan− ρ0 ) x g x t
volume piknometer ρair x t air h
24,340−15,605 0,97 x 0,35 x 0,0089
¿ ¿
10 0,21 2 x 0,42 x ( 0,97−o ) x 10 x 0,15
= 0,9735 gr/mL = 0,0014 cP 19
= 0,089 cP

4. Serbitol

Boba jenis : Viskometer Oswald = Viskometer Falling ball =


pikno isi− pikno kosong ⍴aquadest x t aaquadest x μair 2
2 x r x ( ρbahan− ρ0 ) x g x t
volume piknometer ρair x t air h
28,320−16,790 1,153 x 18 x 0,0089 =
¿ ¿
10 0,21 2
2 x 0,4 x ( 1,153−o ) x 10 x 0,773
= 1,153 gr/mL = 1,16 cP 26,4
= 0,108 cP

5. Propilen

Boba jenis : = 0,951 gr/mL 0,951 x 0,36 x 0,0089


¿
pikno isi− pikno kosong 0,21
Viskometer Oswald =
volume piknometer
⍴aquadest x t aaquadest x μair = 0,014 P
30,575−21,065 ρair x t air
¿
10
Viskometer Falling ball = = = 0,115 cP
2 2
2 x r x ( ρbahan− ρ0 ) x g x t 2 x 0,4 x ( 0,95−o ) x 10 x 0,72
h 19

6. Gliserin

Boba jenis : Viskometer Oswald = Viskometer Falling ball =


pikno isi− pikno kosong ⍴aquadest x t aaquadest x μair 2 x r 2 x ( ρbahan− ρ0 ) x g x t
volume piknometer ρair x t air h
24,370−12,780 1,15 x 0,36 x 0,0089 =
¿ ¿
10 0,21 2
2 x 0,4 x ( 1,15−o ) x 10 x 10
= 1,15 gr/mL = 0,017 cP 17
= 2,164c P

VI. PEMBAHASAN

Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu


larutan. Viskositas adalah rheologi untuk zat cair itu mengalir atau menghitung waktu
yang diperlukan untuk suatu zat mengalir. Secara sederhana viskositas adalah
kekentalan. Menghitung berat bobot jenis mengguunakan rumus beraat pikno isi atau
yang sudah diisi hingga batas dikurangi dengan berat pikno kosong sebelum diisi aitr
kemudian dibagi dengan volume dari pikno yang kita gunakan.

Metode Oswald, mengukurnya dengan alat yang dinamakan viscosimeter dan


bola hisap, dengan prosses menghisap air dari batas bawah hiungga batas atas,
kemusiian setelaah batas atas bola hisap dilepaskan bersamaan dengan waktu timer
dimulai hingga air menurun sampai batas bawah dan ddidapat waktu yang diperlukan
untuk air mengalir hingga batas bawah. Metode Falling Ball dilakukan dengan
menggunakan bantuan sebuah kelereng berukuran sedang dimasukkan key dalam gelas
ukur yang sudah berisi air bersamaan dengan timer dimhlai untuk menghitung waktu
yang diperlukan agar kelereng sampai ke bawah dasar pada gelas ukur. Percobaan ini
dilakukan sebanyak 3 kali untuk menghitung waktu rata rata nya.

Viskositas adalah retensi yang terdapat pada zat cair untuk mengalir ataupun
secara sederhana viskositas dapat disebut dengan keekentalan. Perhitungan viskositas
dibagi dengan 3 teknik yaitu viskositas dengan menggunakan piknometer, viskositas
dengan alat viscometer dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk suatu zat cair
dapat mengalir dari batas atas hingga batas bawah, viskositas falling ball dengan
kelereng yang berperan sebagai ball dalam falling ball ini kelereng dengan cepat untuk
dsampai key nagian dasar gelas ukur.

Viskositas merupakan cara pengukuran resistensi suatu cairan ketika mengalir.


Secara mudah, viskositas ini mungkin dapat dianggap derajat kekentalan cairan,
meskipun tidak semuanya demikian karena kekentalan suatu cairan juga ditentukan oleh
sifat-sifat lain seperti elasticity maupun cohesivenees. Sedangka rheologi adalah ilmu
yang mempelajari mengenai perubahan sifat-sifat fisik suatu larutan (benda cair) yang
berkaitan dengan penerapan suatu energi atau gaya pada benda cair tersebut (Soekardi,
2004).
Percobaan kali ini untuk menentukan viscosimeter, piknometer dan gelas ukur.
VII. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali inii yaitu :

1. Viskositas adalaat suatu rheologi yang digunakan untuk menghitung waktu yang
diperlukan untuk suatu zat dapat mengalir.
2. Hukum viskositas terbagi menjadi dua yaitu hukum visskositas newton dan
hukun viskositas non newton.
3. Viskositass menggunakan metode viskosiimeter Oswald adaalah 0,35 cp atau
0,0035 p
4. Viskositas menggunakan metode falling ball adalah 7,42 cp atau 0,07 p
5. Rheology adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk dan aliran dari fluida
serta bagaimana respon fluida tersebut terhadap tekanan daan tegangan

VIII. SARAN

Adapun saran saya untuk praktikum ini adalaah agar selalu menjjaga kelengkapan
alat - alat laboratorium agar berjalan lancer ddan pembagian kelompok lebih sedikit
agar semua praktikan data mengamati dengan lebih focus.
DAFTAR PUSTAKA

Bird . 1993. Praktikum Farmasi Dasar. Surabaya : One Pustaka And Printing.

Indah . 1993 . Kamus Farmasi Indonesia . Jakarta Pusat : Gramedia Pustaka Indonesia.

Martin . 1993 . Viskositas Dan Rheology Umum . Sumatra Barat : Universitas Sumatra
Utara Indonesia.

Respati . 1987 . Praktikum Farmasi Fisika Umum . Yogyakarta : Universitas Gajah


Mada Press.

Satty . 2011 . Jurnal Praktikum Kimia Dasar . Jawa Timur : Gramediaa Pustaka.

Syamsuri . 2006 . Pengukran Viskositas Dan Rheology . Jana Timur : Indah Pustaka
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai