Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

ACARA 4
DENSITAS DAN BOBOT JENIS

Disusun Oleh :

NAMA : RAHUL KAN


NIM : 3202233022
KELAS : 2A
DOSEN PENGAMPU: SETHYO VIENI SARI, S. Si., M. Si

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HASIL PERKEBUNAN


(KAMPUS KABUPATEN SANGGAU)
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bobot jenis memiliki makna yaitu sebagai perbandingan kerapatan dari


suatu zat terhadap kerapatan air, perbandingan kedua zat tersebut ditentukan pada
temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah bobot jenis,
dilihat dari maknanya, sangat lemah akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai
kerapatan relatif. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan masa dan volume
zat itu, sehingga kerapatannya dapat diukur melalui kerapatan massa dan
volumenya.

Suatu zat kimia dapat diketahui berdasarkan sifat-sifat yang khas dari zat
tersebut. Sifat-sifat tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian yang luas. Salah
satunya ialah sifat intensif dan sifat ekstensif. Sifat ekstensif adalah sifat yang
tergantung dari ukuran sampel yang sedang diselidiki. Sedangkan sifat intensif
adalah sifat yang tidak tergantung dari ukuran sampel. Kerapatan atau densitas
merupakan salah satu dari sifat intensif. Dengan kata lain kerapatan suatu zat tidak
tergantung dari ukuran sampel (Dawara, 2017).

Kerapatan gas sangat kecil bila dibandingkan dengan kerapatan zat padat.
Kerapatan dari dan bobot jenis dari tiap senyawa berbeda – beda. Berdasarkan pada
penjelasan ini. Maka dilakukanlah percobaan praktikum penentuan densitas dan
bobot jenis beberapa larutan.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan densitas dan bobot jenis dari bahan hasil
perkebunan.
2. Mahasiswa dapat menentukan densitas kamba dan nyata serta bobot jenis
hasil perkebunan padat berbentuk butiran dengan alat ukur yang sesuai.
3. Mahasiswa dapat menentukan densitas dan bobot jenis dari hasil
perkebunan padat ukuran besar dengan alat ukur yang sesuai.
4. Mahasiswa dapat menentukan densitas kamba (bulk density) dari hasil
perkebunan padat ukuran besar.
1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :

1. Dapat memahami densitas dan bobot jenis pada bahan hasil pertanian.
2. Dapat memahami metode yang digunakan untuk mengetahui densitas dan
bobot jenis pada bahan hasil pertanian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Densitas merupakan suatu perbandingan antar daerah massa suatu zat yang
berisi partikel-partikel dengan suatu daerah volume tertentu dari zat tertentu. Data
densitas makanan dibutuhkan dalam proses pemisahan, seperti sentrifugasi,
sedimentasi, pneumatika, transportasi hidrolik bubuk dan partikular. Selain itu,
mengukur kepadatan untuk cairan diperlukan untuk menentukan daya yang
diperlukan untuk memompa. Dalam sistem SI, satuan kerapatan adalah kg/m3.
Dalam sebagian besar masalah rekayasa, padatan dan cairan diasumsikan
inkompresibel, yaitu, kepadatan hampir tidak terpengaruh oleh perubahan moderat
dalam suhu dan tekanan. Kepadatan cairan dapat ditentukan dengan menggunakan
piknometer. Luas mulut botol dapat digunakan untuk bahan yang sangat kental
seperti pasta tomat, adonan, atau madu. Densitas cairan juga dapat diukur dengan
menempatkan hidrometer dalam sebuah gelas kimia diisi dengan sampel cairan
(Khairi & Safinta, 2020).

Specific gravity (bobot jenis) adalah rasio bobot zat baku yang volumenya
sama pada suhu yang desimal. sama dan dinyatakan dalam Bobot jenis
menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku.
Baku jenis juga digunakan untuk mengubah pernyataan kekuatan b/b, b/v, dan v/v.
Bobot jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui bobot dan volumenya.
Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis adalah bilangan murni atau tanpa dimensi,
yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu
4° C atau temperatur lain yang telah ditentukan (Nisa, 2017). Ada beberapa alat
untuk mengukur bobot jenis dan massa jenis yaitu menggunakan piknometer,
neraca hidrostatis (neraca air), neraca reimann, neraca mohr westhal. Prinsip
metode piknometer ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
ruangan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan
menimbang air. Menurut peraturan apotek, harus digunakan piknometer yang sudah
tertera, dengan isi ruang dalam ml dan susu tertentu (20⁰C). Ketelitian metode ini
akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya volume
piknometer.

BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat
1. Gelas ukur 250 ml 1 buah
2. Piknometer 2 buah
3. Gelas beker 3 buah
4. Pipet tetes 2 buah
5. Corong kaca 2 buah
6. Hydrometer 1 buah
7. Neraca analitik 1 buah
8. Wadah bentuk trapesium besar dan kecil 1, kubus besar dan kecil 1,
segitiga 1, silinder 1
9. Termometer 1 buah

3.2 Bahan
1. Akuades
2. Butir-butiran beras
3. CPO
4. Butir-butiran kacang tanah
5. Butir-butiran kacang hijau
6. Kelapa sawit empat buah
7. Sirup
8. Minyak kelapa
3.3 Cara Kerja
Wadah Piknometer

Disiapkan Disiapkan

Diukur dimensinya Ditimbang berat piknometer kosong


dan dicatat beratnya (a)

Dihitung volumenya
Diukur suhu akuades dengan
termometer
Ditimbang berat awal wadah kosong

Dihitung densitas akuades


Diisi wadah dengan sampel
sampai penuh

Diisi akuades sampai penuh ke dalam


piknometer
Ditimbang kembali berat wadah
beserta isinya

Isinya Ditutup piknometer sampai ada air yang keluar

Dihitung densitas kamba dengan


rumus densitas kamba
Dikeringkan tumpahan akuades yang
Isinya membasahi badan akuades
Dicatat semua hasil dalam kertas
observasi
Ditimbang lagi piknometer yang berisi akuades
dan dicatat hasilnya (b)
Selesai

Diisi kembali piknometer dengan CPO


Gambar 1. Diagram alir densitas kamba
(bulk density) bahan padat ukuran besar
pada kacang tanah dan kacang hijau
Dikosongkan piknometer dengan membuang
akuades di dalamnya

Ditutup piknometer sampai ada CPO yang


keluar dari tutup
Akuades

Dikeringkan CPO yang membasahi piknometer


Dituang sebagian yang ada dalam
piknometer

Ditimbang piknometer yang berisi CPO dan


dicatat hasilnya (c)
Ditimbang 10 gram butiran beras

Dihitung bobot dan densitas sampel pada


Dimasukkan 10 gram butiran beras lembar hasil observasi
dalam piknometer yang telah
dituangkan sebagian akuadesnya

Selesai

Gambar 2. Diagram alir menentukan


Dipenuhi piknometer dengan akuades dan
densitas dan bobot jenis dengan piknometer
ditutup sampai akuades keluar melalui
pada akuades dan CPO
tutup lalu dibersihkan dinding piknometer

Ditimbang piknometer yang berisi beras Gelas beker


dan akuades lalu dicatat hasilnya

Disiapkan

Dihitung densitas dan bobot jenis butiran


beras
Diisi dengan akuades, dicatat
volume mula-mula

Selesai

Gambar 3. Diagram alir menentukan densitas Dimasukkan 4 buah kelapa sawit


dan bobot jenis bahan pada butiran beras yang telah di timbang, harus
tenggelam

Dicatat kenaikan isi akuades yang


Gelas beker
berada di gelas beker

Disiapkan
Dihitung densitas dan bobot jenis
akuades dan buah kelapa sawit
dalam kertas hasil observasi
Diisi dengan sirup 100 ml
Selesai
Dimasukkan hydrometer kedalam gelas
ukur yang berisi sirup
Gambar 4. Diagram alir menentukan
densitas bahan berukuran besar

Didiamkan hydrometer sampai kondisi


stabil

Dicatat nilai densitas sirup yang


diperoleh

Selesai

Gambar 5. Diagram alir menentukan


densitas dengan hydrometer pada sirup

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Menentukan densitas kamba pada bahan padat ukuran besar

Berat Sampel Bulk Density


No. Sampel Volume Wadah (cm³)
(gr) (gr/cm³)
Kacang 209 Kubus kecil = 421,875 0,4954
1 tanah 229 Trapesium kecil = 275,275 0,8320
129 Silinder = 237,4625 0,5434
Kacang 444 Kubus besar = 1000 0,444
2 hijau 444 Trapesium besar = 1.883 84 0,2356
248 Segitiga = 378 0,6560
Tabel 2. Menentukan densitas dan bobot jenis dengan piknometer

B. Piknometer
B. Piknometer B. Piknometer +
No. Sampel + akuades (g) Bobot jenis
kosong (g) (a) sampel (g) (c)
(b)
1 CPO 18,32 43,78 43,17 0,9760

Tabel 3. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan padat berbentuk butiran

B. B. B. B.
Piknometer Piknometer Piknometer Piknometer
Bobot jenis
No. Sampel kosong (g) + akuades + minyak + beras +
(a) (g) (b) (g) (d) minyak (g)
(e)
Butiran
1. 26,98 79,07 74,83 78,32 1,3981
beras

Tabel 4. Menentukan densitas bahan berukuran besar

No. Sampel Densitas dengan (gr/cm³)


1. Buah kelapa sawit 0,3485

Tabel 5. Menentukan densitas dengan hydrometer

No. Sampel Bobot jenis Densitas dengan hydrometer (gr/cm³)


1. Sirup 100 ml 0,964
4.2 Pembahasan

4.2.1 Menentukan densitas kamba pada bahan padat ukuran besar pada
kacang tanah dan kacang hijau
Hasil praktikum penentuan densitas kamba pada bahan padat, pada kacang
tanah dan kacang hijau, dapat dilihat dari tabel 1 . Tabel tersebut menyajikan nomor
sampel, berat sampel dalam gram (gr), volume wadah dalam (cm³), dan bulk density
(densitas kamba) dalam (gr/cm³). Pada hasil praktikum ini, terdapat dua jenis
sampel yang digunakan yaitu kacang tanah dan kacang hijau. Untuk setiap jenis
sampel, dilakukan pengukuran berat sampel dan volume wadah menggunakan
beberapa bentuk wadah yang berbeda. Untuk kacang tanah, hasil pengukuran berat
sampel adalah 209 gr, 129 gr dan 229 gr. Sedangkan untuk volume wadah,
digunakan tiga bentuk wadah berbeda yaitu kubus kecil, trapesium kecil, dan
silinder. Volume wadah tersebut adalah 421,875 cm³, 275,275 cm³, dan 237,4625
cm³. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung densitas kamba dengan
menggunakan rumus densitas (densitas = massa/volume). Densitas kamba kacang
tanah yang didapatkan adalah 0,4954 gr/cm³, 0,8320 gr/cm³, dan 0,5434 gr/cm³
untuk kubus kecil, trapesium kecil, dan silinder secara berturut-turut. Sedangkan
untuk kacang hijau, hasil pengukuran berat sampel adalah 444 gr, 444 gr, dan 248
gr. Untuk volume wadah, digunakan tiga bentuk wadah berbeda yaitu kubus besar,
trapesium besar, dan segitiga. Volume wadah tersebut adalah 1000 cm³, 1.883 cm³,
dan 378 cm³. Densitas kamba kacang hijau yang didapatkan adalah 0,444 gr/cm³,
0,2356 gr/cm³, dan 0,6560 gr/cm³ untuk kubus besar, trapesium besar, dan segitiga
secara berturut-turut.

Berdasarkan hasil praktikum, bahwa densitas kamba kacang tanah dan


kacang hijau bervariasi tergantung pada bentuk wadah yang digunakan.
Penggunaan berbagai bentuk wadah dalam penentuan densitas kamba bertujuan
untuk mengamati perubahan densitas yang mungkin terjadi karena perbedaan
bentuk butir pada bahan padat tersebut. Dalam hal ini, densitas kamba kacang tanah
dan kacang hijau cenderung bervariasi antara bentuk wadah yang berbeda.
4.2.2 Menentukan densitas dan bobot jenis dengan piknometer pada CPO

Dari percobaan praktikum yang di lakukan oleh kelompok 2 adalah


menentukan densitas dan bobot jenis pada sampel CPO. Percobaan tersebut
bertujuan untuk menentukan bobot jenis atau densitas dari sampel CPO
menggunakan piknometer. Pada percobaan ini, terdapat tiga pengukuran yang
dilakukan yaitu : pengukuran bobot piknometer kosong (a): bobot piknometer
kosong diukur sebesar 18,32 gr; pengukuran bobot piknometer yang diisi dengan
akuades (b): setelah piknometer diisi dengan akuades bobotnya diukur sebesar
43,78 gr. Pada langkah ini, diketahui bahwa bobot air adalah selisih antara bobot
piknometer dengan air dan bobot piknometer kosong (b-a); pengukuran bobot
piknometer yang diisi dengan sampel CPO (c): Setelah piknometer diisi dengan
sampel CPO, bobotnya diukur sebesar 43,16 gr. Densitas atau bobot jenis (ρ) suatu
zat didefinisikan sebagai massa zat per unit volume. Dalam hal ini, densitas CPO
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

ρ = (c - a) / (b - a)
di mana:
- ρ adalah densitas atau bobot jenis CPO,
- c adalah bobot piknometer yang diisi dengan sampel CPO (43,16 gram),
- a adalah bobot piknometer kosong (18,32 gram),
- b adalah bobot piknometer yang diisi dengan akuades (43,78 gram).

Dalam perhitungan ini didapatkan hasil densitas CPO yang didapatkan


adalah 0,9760 gr/cm³. Alasan mengapa densitas CPO tersebut dapat dihasilkan
adalah karena perbedaan massa antara piknometer yang diisi dengan sampel CPO
dan piknometer kosong, serta perbedaan massa antara piknometer dengan akuades
dan piknometer kosong. Dengan menggunakan persamaan densitas, kita dapat
menghitung densitas CPO berdasarkan perbedaan massa ini.

4.2.3 Menentukan densitas dan bobot jenis bahan padat berbentuk butir
padan butiran beras
Pada praktikum yang dilakukan oleh kelompok 3 yaitu penentuan densitas
dan bobot jenis bahan padat berbentuk butiran, tujuan utamanya adalah untuk
mengukur densitas dan bobot jenis bahan padat berbentuk butiran yaitu beras
menggunakan piknometer. Langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut: Mengukur berat kosong piknometer (a): Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa berat kosong piknometer adalah 26,98 gr;
mengukur berat piknometer yang diisi dengan akuades (b): Setelah mengisi
piknometer dengan akuades, berat total piknometer dan akuades adalah 79,07 gr
(b); mengukur berat piknometer yang diisi dengan minyak (d): piknometer
kemudian diisi dengan minyak dan berat totalnya adalah 74,83 gr (d); mengukur
berat piknometer yang diisi dengan beras dan minyak (e): piknometer selanjutnya
diisi dengan beras dan minyak, dan berat total piknometer, beras, dan minyak adalah
78,32 gr (e). Selanjutnya, bobot jenis dapat dihitung menggunakan rumus: Bobot
Jenis = (berat piknometer + beras + minyak – berat kosong piknometer) / (berat
piknometer + akuades – berat kosong piknometer). Sehingga berdasarkan
perhitungan tersebut bobot jenis butiran beras yang dihasilkan adalah 1,398 gr/m³.
Hasil bobot jenis beras tersebut dapat diartikan sebagai rasio antara massa beras dan
volume yang diambil oleh piknometer. Dengan mengetahui bobot jenis suatu bahan,
kita dapat memahami sejauh mana bahan tersebut dapat dibandingkan dengan air.
Jika bobot jenis lebih dari 1, maka bahan tersebut lebih padat daripada air. Dalam
hal ini, bobot jenis 1,3981 gr/cm³ menunjukkan bahwa beras memiliki densitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan air. Alasan penggunaan minyak adalah
untuk mengurangi efek mengapungnya butiran-butiran beras di dalam air karena
beras memiliki densitas yang lebih tinggi daripada air. Dengan menggunakan
minyak, bobot jenis beras yang diukur akan lebih akurat. Selain itu, penggunaan
piknometer dan perhitungan bobot jenis berdasarkan perbedaan bobot pada
piknometer yang diisi dengan bahan dan cairan tertentu memungkinkan kita untuk
mendapatkan nilai densitas atau bobot jenis yang lebih tepat dan akurat.

4.2.4 Menentukan densitas bahan berukuran besar pada buah kelapa sawit

Pada percobaan praktikum kali ini yaitu penentuan densitas dan bobot jenis
pada bahan padat berukuran besar, seperti pada sampel kelapa sawit, menggunakan
gelas beker . Pada praktikum ini, densitas dan bobot jenis kelapa sawit ditentukan
dengan membandingkan berat sampel dengan volume yang diukur.
Dalam praktikum ini, densitas akuades telah diketahui sebesar 0,998 gr/cm³.
Densitas adalah perbandingan antara massa suatu benda dengan volume yang
diisinya. Oleh karena itu, dengan menggunakan gelas beker , volume kelapa sawit
dapat diukur dengan mengisinya ke dalam gelas beker hingga mencapai tanda atau
garis yaitu pada 156,25 ml. Setelah volume terukur, bobot atau massa kelapa sawit
diukur menggunakan timbangan yang tepat, didapatkan hasil timbangan yaitu 54,36
gr. Kemudian, densitas kelapa sawit dapat dihitung dengan membagi massa kelapa
sawit dengan volume yang telah diukur sebelumnya. Dalam hal ini, densitas kelapa
sawit didapatkan sebesar 0,3479 gr/cm³. Selanjutnya, bobot jenis kelapa sawit juga
merupakan perbandingan antara massa kelapa sawit dengan volume kelapa sawit.
Namun, bobot jenis dinyatakan dalam satuan berat per satuan volume, seperti
gr/cm³. Oleh karena itu, hasil densitas kelapa sawit yang telah ditemukan
sebelumnya, yaitu 0,3479 gr/cm³, sedangkan bobot jenis kelapa sawit yaitu 0,3485
gr/cm³ . Dalam praktikum ini, pengukuran densitas dan bobot jenis bertujuan untuk
menentukan karakteristik fisik dari kelapa sawit. Dengan mengetahui densitas dan
bobot jenis, kita dapat memahami seberapa padat dan kelapa sawit tersebut.

4.2.5 Menentukan densitas dengan hydrometer pada sampel sirup

Pada praktikum ini yang dilakukan oleh kelompok 5 yaitu, menentukan


densitas sirup menggunakan hydrometer. Dalam hal ini, dilakukan penentuan
densitas dengan menggunakan sebuah hydrometer dalam sebuah sampel sirup
sebanyak 100 ml yang diukur menggunakan gelas ukur. Praktikum ini bertujuan
untuk menentukan densitas sirup menggunakan hydrometer. Densitas merupakan
perbandingan massa sebuah zat terhadap volumenya, dan pengukuran densitas ini
penting dalam industri makanan untuk mengontrol kualitas dan kekentalan produk.
Metode pengukuran densitas yaitu setelah hydrometer ditempatkan dalam sampel
sirup, pembacaan densitas dilakukan dengan memperhatikan di mana garis
permukaan cairan memotong skala hydrometer. Dari praktikum ini, diperoleh hasil
densitas hydrometer sir sebesar 0,964 gr/cm³. Densitas ini merupakan perbandingan
massa sirup dengan volumenya, yang menunjukkan seberapa padat sirup tersebut.
Semakin tinggi densitasnya, semakin padat pula zat tersebut. Densitas sampel sirup
0,964 gr/cm³ menunjukkan bahwa sirup memiliki kepadatan yang relatif rendah.
Alasan gelas ukur digunakan dalam praktikum ini adalah untuk mengukur volume
sampel sirup secara akurat. Gelas ukur biasanya memiliki tanda-tanda ukuran yang
terukir pada permukaannya, memungkinkan kita untuk mengukur volume cairan
dengan presisi yang diperlukan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan dari lima percobaan
praktikum yaitu :

1. Densitas kamba kacang tanah bervariasi antara 0,4954 gr/cm³ hingga 0,8320
gr/cm³, tergantung pada bentuk wadah yang digunakan. Densitas kamba
kacang hijau juga bervariasi antara 0,444 gr/cm³ hingga 0,6560 gr/cm³,
tergantung pada bentuk wadah yang digunakan.
2. Pada percobaan menentukan densitas dan bobot jenis menggunakan
piknometer pada CPO, densitas CPO yang dihasilkan adalah 0,9760 gr/cm³.
Densitas ini dihitung berdasarkan perbedaan massa antara piknometer yang
diisi dengan sampel CPO dan piknometer kosong, serta perbedaan massa
antara piknometer dengan akuades dan piknometer kosong.
3. Percobaan ketiga bertujuan untuk menentukan densitas dan bobot jenis
bahan padat berbentuk butir, sampel beras. Bobot jenis beras yang
dihasilkan adalah 1,398 gr/m³, menunjukkan bahwa beras memiliki densitas
yang lebih tinggi dari pada air.
4. Percobaan ketiga yaitu bertujuan untuk menentukan densitas dan bobot jenis
pada bahan padat berukuran besar, sampel buah kelapa sawit. Hasilnya
adalah 0,3479 gr/cm³. Bobot jenis kelapa sawit dinyatakan dalam satuan
berat per satuan volume, dan hasilnya adalah 0,3485 gr/cm³.
5. Percobaan kelima, dapat disimpulkan bahwa densitas pada sampel sirup
yaitu didapatkan sebesar 0,964 gr/cm³ yang menunjukkan kepadatan yang
relatif rendah pada sampel sirup yang digunakan. Gelas ukur juga
merupakan alat yang penting untuk mengukur volume sampel cairan secara
akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Dawara, N. N. 2017. Densitas dan Bobot Jenis Laporan Resmi Praktikum Kimia
Fisik Hasil Pertanian. Institut Pertanian STIER Yogyakarta.
Khairi, A. N. dan Safinta, S. N. 2020. Pedoman Praktikum Sifat Fisik Bahan
Pangan.
Nisa, E, P. 2017. Penentuan Kerapatan dan Berat Jenis. Akademik Farmasi ISFI
Banjarmasin.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil perhitungan percobaan praktikum

Lampiran 2. Perlakuan percobaan praktikum alat dan bahan

Anda mungkin juga menyukai