Anda di halaman 1dari 22

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
Pengukuran Densitas & Spesific Gravity
Pengukuran Sudut Geser & Angle of Repose

Disusun Oleh :

Nama : Siti Fadhilah Nurul Hikmah


NPM : 240110160101
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 3 Oktober 2017
Waktu / Shift : 07.30-09.30/B2
Co. Ass : 1. Connie Shintia Ayu Sidabutar
2. Lisa Oktavia Br Napitupulu
3. Zahrah Eza Arpima
4. Zulfaa Irbah Zain

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penanganan hasil pertanian tentunya berhubungan dengan kualitas hasil
pertanian. Cara yang dilakukan untuk mengetahui kualitas hasil pertanian adalah
dengan pengukuran densitas, specific gravity dan pengukuran sudut geser dan angle
of repose. Kerapatan (Density) adalah masa suatu bahan dibagi dengan isi (volume)
bahan tersebut. Kerapatan benda padat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kerapatan
padat (solid/particle density) dan kerapatan curah (bulk density). Dengan
mengetahui komposisi suatu bahan pertanian, kita dapat menentukan kerapatan
bahan tersebut karena kerapatan padat merupakan hasil bagi masa partikel dengan
volume partikel dalam suatu bahan. Berat jenis (specific gravity) merupakan rasio
masa cairan dengan masa air (volume) dan di ukur dalam basis suhu yang sama.
Karakteristik friksi yang perlu diketahui dalam perancangan mesin-mesin pasca
panen dari bahan hasil pertanian terutama biji-bijian adalah sudut repos (angle of
repose).
Data-data specific gravity, bulk density (kerapatan kamba) dan sudut repos
suatu bahan diperlukan untuk penyimpanan biji-bijian, perencanaan silo, bunker,
hopper, perancangan pengemasan dan banyak pada proses-proses yang terkait
dengan penanganan hasil pertanian. Proses-proses tersebut dilakukan untuk
mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang
karakteristik fisik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan specific gravity, bulk
density (kerapatan kamba) dan sudut repos baik pada bahan cair dan padat.
Mempertahankan mutu bahan produk pertanian diperlukan pemahaman
tentang sifat bahan hasil pertanian dengan cara melakukan pengukuran densitas dan
specific gravity, pengukuran sudut geser dan angle of repose produk pertanian yang
berbentuk tidak beraturan serta bersifat porus yang dimana dilakukan pada
praktikum kali ini.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Menentukan kerapatan kamba (bulk density), specific gravity serta sudut
repos (angle of repose) suatu bahan.
2. Mempelajari cara pengukuran densitas produk pertanian yang berbentuk tidak
beraturan serta bersifat porus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerapatan Kamba (Bulk Density)


Dalam penanganan bahan hasil pertanian istilah densitas dibedakan menjadi
dua macam yaitu densitas massa atau kerapatan masaa dan densitas kamba atau
kerapatan kamba (bulk density). Kerapatan massa adalah kerapatan bahan yang di
ukur tanpa menyertakan ruang-ruang kosong diantara bahan. Sedangkan kerapatan
kamba adalah kerapatan bahan yang diukur dengan menyertakan ruang kosong
diantara bahan (Rifky, 2006).

2.2 Spesific Gravity


Specific gravity (Gs) adalah perbandingan antara berat satuan butir dengan
berat satuan volume.

γs
Gs =
γw

Berat spesifik dapat dijelaskan dengan persamaan berikut :


γ=ρg
Keterangan:
γ = specific weight (kN/m3)
ρ = density (kg/m3)
g = acceleration of gravity (m/s2)
Specific gravity ialah perhitungan yang hasilnya tidak memiliki ukuran
namun penentuannya tergantung dari hasilnya dengan kisaran >1 atau <1, sama
seperti halnya perhitungan roundness maupun sphericity yang menentukan tingkat
kebulatan dan kebundaran dari kisaran 0 – 1. Dalam specific gravity jika bahan nilai
specificnya lebih besar dari 1 (>1) maka bahan akan tenggelam, dan jika nilai
specific gravitynya kurang dari 1 (<1) akan mengapung. Nilai SG kedelai adalah
0,603 g/cm, mengartikan kedelai akan mengapung pada saat dicelupkan ke dalam
air. Sama halnya dengan specific gravity bahan lainnya yang kurang dari 1,
mengartikan bahan tersebut akan mengapung ketika di air (Eprin, 2015).
Kegunaan penentuan SG ialah salah satunya untuk perancangan hopper.
Dengan kita mengetahui tingkat SG dari bahan hasil pertanian maka kita akan dapat
merencanakan energi potensial bahan tersebut agar dihindari kerusakan karena
jatuhnya bahan tersebut pada hopper dan ini berkaitan dengan sudut repos.

2.3 Sudut Repos (Angle of Repose)


Karakteristik friksi yang perlu diketahui dalam perancangan mesin-mesin
pasca panen dari bahan hasil pertanian terutama biji-bijian adalah sudut repos
(angle of repose). Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan sudut
kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi.
Sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang miring
dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian) dijatuhkan secara
bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir. Sudut repos terbagi dua, yaitu:
1. Sudut repos statik, yaitu sudut gesek antar bijian diambang batas gerak.
2. Sudut repos dinamik, yaitu sudut antara lereng timbunan bijian dengan
permukaan horizontal.

2.4 Piknometer
Piknometer adalah suatu alat untuk menentukan berat jenis benda. Alat ini
terbuat dari gelas berbentuk seperti botol kecil, dilengkapi dengan tutup dengan
lubang kapiler. Alat ini mempunyai volume tertentu dan dibuat sedemikian
sehingga pada t0 yang sama selalu terukur volume yang sama. Dengan
menggunakan piknometer yang berisi air kemudian setelah itu piknometer diisi
larutan gula, dan setelah dikoreksi dengan temperature maka dapat dihitung berat
jenis larutan tersebut (Harun, 2012).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat tulis
2. Alat pengukur sudut repos (mika, kayu, dan seng)
3. Baker glass
4. Gelas ukur
5. Kompor listrik
6. Piknometer
7. Timbangan analitik

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Air
2. Cabai
3. Cairan toluene (C6H5CH3)
4. Jagung
5. Kacang hijau
6. Kacang kedelai
7. Lilin
8. Minyak goreng

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Menentukan Bulk Density
a. Menimbang sejumlah bahan dengan menggunakan timbangan analitik.
b. Mengukur volume bahan yang telah ditimbang dengan menggunakan gelas
ukur ukuran 25 ml.
c. Menghitung bulk density bahan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
Bulk Density (γ) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

3.2.2 Menentukan Specific Gravity dengan Platform Scale


a. Menimbang bahan dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak 5
gram.
b. Memasukkan air ke dalam gelas ukur ukuran 15 ml kemudian menimbang
gelas yang telah diisi air tersebut (massa wadah + air).
c. Memasukkan bahan ke dalam gelas ukur yang telah diisi air dan mencatat
massanya (massa wadah + air + bahan), menimbang memakai timbangan
analitik.
d. Menghitung specific gravity bahan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
Spesific gravity (BJ) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 × specific gravity air

Dimana : massa air yang dipindahkan = (massa wadah + air + bahan) – (massa
wadah + air)

3.2.3 Menentukan Specific Gravity dengan Metode Piknometer


Menentukan spesifik gravity bahan padat (biji-bijian)
a. Menimbang berat sampel di udara (Bs)
b. Menimbang berat piknometer (Bp)
c. Memasukkan cairan toluene ke dalam piknometer, menimbang berat toluene
+ piknometer (Bp + t)
d. Memasukkan sampel bijian ke dalam piknometer yang telah terisi cairan
toluene, menimbang berat toluene + piknometer + sampel (Bt + p + s) hingga
mencapai batas garis pada piknometer.
e. Setelah mengosongkan piknometer, kemudian mencuci dan membersihkan
dengan alkohol, menimbang juga berat piknometer + air (Bp + a) sampai
batas garis pada piknometer.
f. Menghitung spesifik gravity (SG) dan berat satuan sampel (γs)
𝐵𝑝+𝑡 −𝐵𝑝
SG toluene = 𝐵
𝑝+𝑎 −𝐵𝑝

𝑆𝐺 𝑡𝑜𝑢𝑙𝑒𝑛𝑒 𝑥𝐵𝑠
SG sampel = 𝐵𝑠−(𝐵
𝑡+𝑝+𝑠 −𝐵𝑝+𝑡 )
𝐵𝑠
Volume sampel (Vs) = 𝑆𝐺
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐵
Berat satuan sampel (γs) = 𝑉𝑠
𝑠

Menentukan spesifik gravity bahan cair (minyak goreng)


a. Menyiapkan piknometer kosong (m) yang bersih kemudian menimbang
beratnya dalam gram, selanjutnya memasukkan aquades samapi garis batas
piknometer.
b. Menutup piknometer hingga tidak ada gelembung, lalu membersihkan
dinding luar piknometer dengan tisue. Dan menimbang kembali berat
piknometer yang berisi aquades (m1).
c. Melakukan prosedur untuk sampel yang digunakan, mencatat suhu dan berat
piknometer dan sampel (m2).

𝑚 −𝑚
BJ sampel = 𝑚2 − 𝑚
1

3.2.4 Menentukan sudut repos


a. Meletakkan bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari alat pengukur
sudut repos.
b. Menaikkan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi sedikit
sampai dengan bahan mulai bergulir jatuh dan mengamati bususr derajat
untuk melihat besarnya sudut yang terbentuk antara lapisan bawah dan
lapisan atas dari alat pengukur sudur repos.
c. Pada saat bahan mulai bergerak, mencatat sudut yang terbentuk (sudut repos
bahan).
d. Mengulangi pengukuran pada permukaan yang berbeda (mika dan kayu)
dengan masing-masing permukaan diulang sebanyak 30 kali.

3.2.5 Mengukur densitas bahan pertanian porus berbentuk tak menentu


dengan pelapisan lilin
a. Menyiapkan sampel dan menimbang beratnya, ms.
b. Menyiapkan air dan mengukur volumenya, Va.
c. Memanaskan lilin sampai mencair.
d. Setelah lilin mencair, mencelupkan sampel ke dalam lilin kemudian
menimbang berat sampel berlapis lilin, msl.
e. Memasukkan sampel berlapis lilin ke dalam air. Mengukur volume air
ditambah sampel dan lilin, Vs + l + a.
f. Menghitung volume lilin, Vl.
g. Menghitung volume sampel berdasarkan persamaan Vs = Vs+l+a – Vl – Va.
h. Menghitung densitas sampel ρs = ms / Vs.
asumsi panas hilang diabaikan dimana :
ma = massa air panas (kg)
mb = massa bahan (kg)
Cpa = panas spesifik air (kJ/kg.K)
Cpb = panas spesifik bahan (kJ/kg.K)
∆Ta = perbedaan suhu air (K) = Ta1 – Ta2
∆Tb = perbedaan suhu bahan (K) = Tb2 – Tb1
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Pengukuran Bulk Densitas


Tabel .Pengukuran bulk density
Bulk Density
Percobaan Massa (gr) ∆Volume (ml) 𝑔𝑟
( ⁄𝑚𝑙 )
ke-
Kedelai Jagung Kedelai Jagung Kedelai Jagung

1 5,13 5,03 8,9 7 0,576 0,718

2 5,09 4,99 9,4 7,7 0,5372 0,648

3 5 5,06 9,4 6,6 0,5319 0,7667

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟)


Bulk Density = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚𝑙)

a) Kedelai
5,13 𝑔𝑟 𝑔𝑟
Percobaan ke-1 = = 0,576
⁄𝑚𝑙
8,9 𝑚𝑙
5,05 𝑔𝑟 𝑔𝑟
Percobaan ke-2 = 9,4 𝑚𝑙 = 0,5372 ⁄𝑚𝑙
5 𝑔𝑟 𝑔𝑟
Percobaan ke-3 = 9,4 𝑚𝑙 = 0,5319 ⁄𝑚𝑙

b) Jagung

5,03 𝑔𝑟 𝑔𝑟
Percobaan ke-1 = = 0,718 ⁄𝑚𝑙
7 𝑚𝑙

4,99 𝑔𝑟 𝑔𝑟
Percobaan ke-2 = = 0,648 ⁄𝑚𝑙
7,7 𝑚𝑙

5,06 𝑔𝑟 𝑔𝑟
Percobaan ke-3 = = 0,7667 ⁄𝑚𝑙
6,6 𝑚𝑙

4.2 Pengukuran Spesific Grafity dengan Metode Platform Scale


Tabel . Pengukuran specific gravity dengan metode platform scale
A B C Massa Air
Massa Massa Air + Massa Air + yang Spesific
Percobaan
Bahan Massa Bahan + dipindahkan Gravity
ke-
(gr) Sesudah (gr) Wadah (gr)
KK KH KK KH KK KH KK KH KK KH
1 5 5 56,47 56,47 61,66 61,49 5,19 5,02 0,963 0,996
2 5 5 56,47 56,47 61,53 61,74 5,06 5,27 0,988 0,948
3 5 5 56,47 56,47 61,47 61,94 5 5,47 1 0,914

𝑎
Spesific Grafity = 𝑐−𝑏 × 𝑆𝐺 𝑎𝑖𝑟

SG Air = 1
a) KK
5
 Percobaan ke-1 = 61,66−56,47 × 1 = 0,963
5
 Percobaan ke-2 = 61,53−56,47 × 1 = 0,988
5
 Percobaan ke-3 = 61,47−56,47 × 1 = 1

b) KH
5
 Percobaan ke-1 = 61,49−56,47 × 1 = 0,996
5
 Percobaan ke-2 = 61,74−56,47 × 1 = 0,948
5
 Percobaan ke-3 = 61,94−56,47 × 1 = 0,914

4.3 Pengukuran Spesific Grafity dengan Piktometer


Tabel . Pengukuran specific gravity dengan piktometer
BS BP Bpt Bpts SG SG Vc 𝛾𝑠
Bahan BPa 𝑔𝑟⁄
(gr) (gr) (gr) (gr) Toluene Sampel (mm3) ( 𝑚𝑚)
Kedelai 5,04 16,85 37,01 39,40 42,16 0,796 1,514896 3,326959 1,51489
KH 5 16,85 37,01 39,74 42,16 0,796 1,754456 2,84908 1,75445

Keterangan :
BS = Bahan sampel
BP = Berat piknometer
Bpt = Berat piknometer + toluene
BPa = Berat piknometer + air
Vs = Volume sampel
SG = Spesific Gravity
𝛾𝑠 = Berat satuan

a) Kedelai
𝐵𝑃 −𝐵𝑃 37,01−16,85
 SG Toluen = 𝐵𝑃𝑡 −𝐵𝑃 = 42,16−16,85 = 0,796523113 ≈ 0,796
𝑎
𝑆𝐺 𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛×𝐵𝑆 0,76523113×5,04
 SG Sample = 𝐵𝑆−(𝐵𝑃 = 5,04−(39,40−37,01) =
𝑡𝑠 −𝐵𝑃𝑡 )
1,514896789
𝐵𝑆 5,04
 Volume Sample = 𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 = 1,5185789 = 3,326959326 𝑚𝑚3
𝐵𝑆 5,04
 Berat Satuan Sample = 𝑉𝑠 = 3,326959326 =
1,514896780 𝑔𝑟⁄𝑚𝑚3

b) Kacang Hijau
𝐵𝑃 −𝐵𝑃 37,01−16,85
 SG Toluen = 𝐵𝑃𝑡 −𝐵𝑃 = 42,16−16,85 = 0,796523113 ≈ 0,796
𝑎
𝑆𝐺 𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛×𝐵𝑆 0,76523113×5
 SG Sample = 𝐵𝑆−(𝐵𝑃 = 5−(39,40−37,01) = 1,754456196
𝑡𝑠 −𝐵𝑃𝑡 )
𝐵𝑆 5
 Volume Sample = 𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 = 1,754456196 = 2,849885914 𝑚𝑚3
𝐵𝑆 5,04
 Berat Satuan Sample = 𝑉𝑠 = 2,849885914 = 1,754456196 𝑔𝑟⁄𝑚𝑚3

4.4 Spesific Grafity Bahan Cair


Tabel . Pengukuran specific gravity bahan cair dengan metode piknometer
Bahan Massa Massa Bahan + Specific gravity
Piknometer Piknometer
Minyak Goreng 23,9 (M) 45,42 (𝑀2 ) 0,9134
Air 23,9 (M) 47,46 (𝑀1 ) 1

𝑀2 −𝑀
Spesific Gravity =
𝑀1 −𝑀

45,42−23,9
a) Minyak = 47,46−23,9 = 0,9134
b) Air = 1

4.5 Pengukuran Sudut Repos


Mika Kayu Seng
No. Jagung(o) K.Hijau(o) Jagung(o) K.Hijau(o) Jagung(o) K.Hijau(o)

1. 25 8 25 15 30 23
2. 12 15 20 22 20 10
3. 13 16 16 20 20 8
4. 30 17 25 5 10 12
5. 32 15 27 19 24 25
6. 15 25 15 20 24 15
7. 20 9 10 22 23 11
8. 26 16 25 23 12 23
9. 24 18 16 10 26 14
10. 30 13 5 25 22 10
11. 28 13 33 8 28 25
12. 26 15 20 10 24 20
13. 23 18 25 20 7 16
14. 15 8 20 10 32 21
15. 23 15 25 15 26 22
16. 28 8 20 23 22 23
17. 15 23 25 7 11 24
18. 24 10 17 25 2 15
19. 25 19 18 8 19 20
20. 25 8 25 27 15 10
21. 27 9 22 10 20 20
22. 27 10 18 12 25 16
23. 28 7 13 18 33 18
24. 24 25 19 8 28 8
25. 25 5 25 11 5 12
26. 20 11 20 12 33 22
27. 22 12 28 7 30 22
28. 23 13 18 14 22 14
29. 25 8 23 16 28 15
30. 25 10 20 24 28 10
Jumlah 705 399 617 466 649 504

Rata-
23,5 13,3 20,56 15,53 21,63 16,8
rata
SD 17.119,75 5.483,59 13.112,30 7.479,82 14.508,03 8.749,44
Standar Deviasi (SD)
a. Mika
𝛴𝑥2
(𝛴𝑥 2 )− (7052 )−23,52
 𝑆𝑑𝐽𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 = 𝑛
= = 17.119,75
𝑛−1 29
𝛴𝑥2
(𝛴𝑥 2 )− (73992 )−13,32
 𝑆𝑑𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝐻𝑖𝑗𝑎𝑢 = 𝑛
= = 5.483,59
𝑛−1 29

b. Kayu
𝛴𝑥2
(𝛴𝑥 2 )− (6172 )−20,562
 𝑆𝑑𝐽𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 = 𝑛
= =13.112,30
𝑛−1 29
𝛴𝑥2
(𝛴𝑥 2 )− (4662 )−15,532
 𝑆𝑑𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝐻𝑖𝑗𝑎𝑢 = 𝑛
= = 7.479,82
𝑛−1 29

c. Seng
𝛴𝑥2
(𝛴𝑥 2 )− (6492 )−21,632
 𝑆𝑑𝐽𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 = 𝑛
= = 14.508,03
𝑛−1 29
𝛴𝑥2
(𝛴𝑥 2 )− (5042 )−16,82
 𝑆𝑑𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝐻𝑖𝑗𝑎𝑢 = 𝑛
= = 8.749,44
𝑛−1 29

4.6 Densitas Bahan Porus


Percobaan Ms Va MsL VSLA M V Lilin Vs 𝝆s
ke (g) (cm3) (cm3) (cm3) Lilin(g) (cm3) (cm3) (g/cm3)
1 5,87 50 10,16 62 4,29 4,612 7,388 0,795
2 5,30 50 9,81 61 4,51 4,849 6,151 0,862
3 3,20 50 5,99 58 2,799 3 5 0,64
Ml= MsL – Ms Ml
Vl =
1 Ml = 10,16 – 5,87 = 4,29 gr ρL

2 Ml = 9,81 – 5,3 = 4,51 gr 4,299


1. Vl = = 4,612 cm3
0,93
3. Ml = 5,99 – 3,2 = 2,79 gr
4,51
2. Vl = = 4,849 cm3
0,93
2,79
3. Vl = = 3 cm3
0,93

Vs = VSLA − Va − Vl Ms
𝜌s =
1. Vs = 62 − 50 − 4,512 Vs
5.87 g
= 6.2309 cm3 atau mL 1. 𝜌s = = 0,795 ⁄ cm3
7,388
2. Vs = 61 − 50 − 4,489 5,30 g
3 2. ρs = = 0,862 ⁄ cm3
6,151 cm atau mL 6,151
3. Vs = 58 − 50 − 3 3,20 g
3. ρs = = 0,64 ⁄ cm3
= 5 cm3 atau mL 5
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas mengenai pengukuran densitas dan specific


gravity pengukuran sudut geser dan angle of repose beserta dengan perhitungannya.
Praktikum ini praktikan menggunakan bahan seperti kacang tanah, kacang kedelai,
jagung, cabai merah dan lilin. Bulk Density adalah sifat fisik bahan yang digunakan
untuk perancangan suatu penyimpanan dan volume alat pengolahan, untuk
menentukan kerapatan kamba diperlukan volume solid suatu bahan. Bulk Density
sangat membantu dalam bidang pertanian untuk menentukan ruang penyimpanan.
Besar ataupun kecilnya ruang penyimpanan tersebut dipengaruhi oleh nilai dari
bulk density nya. Diharapkan dengan adanya praktikum ini, praktikan dapat
mempelajari dan memahami juga bagaimana cara mengukur densitas produk
pertanian yang berbentuk tidak beraturan serta bersifat porus
Percobaan dalam pengukuran bulk density ini terdiri dari 6 percobaan, dimana
keenam percobaan tersebut dibagi-bagi pada setiap kelompoknya. Kelompok satu
mengukur bulk density pada kedeai dan jagung, kelompok 2 melakukan
pengukuran spesific gravity dengan metode platform pada kedelai. Kelompok 3
melakukan pengukuran specific gravity dengan metode piknometer pada kedelai.
Kelompok 4 mengukur sudut repose pada jagung dan kacang hijau. Kelompok 5
mengukur densitas bahan pertanian porus pada cabai sebagai bahannya.
Praktikum ini penting untuk dilakukan karena dalam kehidupan sehari-hari
bahan hasil pertanian umumnya bersifat curah dalam jumlah yang besar sehingga
dalam penanganannya dan pengolahannya memerlukan teknik khusus dengan
memperhatikan kerapatan mapupun sudut reposnya agar laju aliran bahan saat
diproses tidak terhambat. Pada kenyataanya bahan hasil pertanian tidak hanya
berupa curah namun, dapat juga berupa zat cair sehingga untuk penanganannya
diperlukan data spesific gravity agar tidak membuat laju alirannya terhambat pada
saat dilakukan proses penanganan.
Bahan yang digunakan kelompok 5 adalah cabai dengan percobaan untuk
mengukur densitas bahan pertanian porus. Porus atau porositas adalah ukuran dari
ruang kosong diantara material, dan merupakan fraksi dari volume kosong terhadap
total volume, dengan kata lain porus adalah rongga diantara suatu bahan dengan
bahan lainnya. Cabai merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang rawan dan
cepat sekali rusak akibat proses respirasi. Seperti diketahui bahwa umur simpan
produk cabai relatif tidak tahan lama, maka salah satu usaha yang dilakukan untuk
mencegah kerusakan pasca panen sekaligus mempertahankan umur simpan akibat
laju respirasi dan transparasi yaitu dengan pelapisan lilin. Selain itu, pelapisan lilin
terhadap cabai yang disimpan tidak cepat kehilangan berat karena adanya proses
transpirasi.
Praktikum diawali dengan membagi cabai menjadi 3 bagian. Sebelum
melakukan pelapisan pada cabai, cabi diukur massanya terlebih dahulu, setelah itu
dicelupkan pada caira lilin yang baru dipanaskan. Praktikan perlu mengukur massa
pada cabai agar dapat mengetahui berapa perbedaan massa saat sebelum dan
sesudah cabai diberi lapisan lilin. Hasil pengukuran dapat membuktikan bahwa
massa cabai bertambah setelah diberi lapisan lilin dimana berat awal sekitar 5,87 g
(cabai 1), 5,30 gr (cabai 2), 3,20 gr (cabai 3) menjadi 10,16 (cabai 1), 9,81 gr (cabai
2), 5,99 gr (cabai 3).
Kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan, terdapat perbedaan antara cabai
biasa dengan cabai yang telah dilapisi lilin. Cabai yang dilapisi lilin terlihat lebih
mengkilat, bagian dalam cabai biasanya sudah tidak segar, serta ukuran dan
massanya menjadi lebih berat. Selain itu densitas dipengaruhi oleh massa dan
volume bahan, maka semakin besar massa dan semakin kecil volume maka densitas
akan semakin besar. Kendala yang dihadapi saat praktikum yaitu kondisi ruangan /
lab yang kurang kondusif sehingga praktikum sedikit terganggu.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Besarnya ruangan penyimpanan berbanding lurus dengan nilai bulk density
dari suatu produk yang akan disimpan didalamnya.
2. Nilai sudut repos suatu bahan dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, kadar air, dan
orientasi bahan.
3. Densitas dipengaruhi oleh massa dan volume bahan, maka semakin besar
massa dan semakin kecil volume maka densitas akan semakin besar.
4. Semakin kecil nilai specific gravity suatu bahan maka semakin besar
pengaruh gravitasinya.
5. Salah satu upaya dalam mencegah adanya laju respirasi dan transparasi pada
bahan pertanian yaitu dengan memakai lapisan lilin.

6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah:
1. Praktikan seharusnya memahami materi terlebih dahulu sebelum praktikum
dimulai.
2. Praktikan dan peralatan praktikum dalam kondisi baik.
3. Praktikan harus lebih teliti pada proses pengukuran, dan juga pada saat
penimbangan dan pengukuran volume.
4. Alat yang akan digunakan pada saat praktikum seharusnya diperbanyak agar
tidak memakan waktu yang lama pada saat praktikum.
5. Pada saat pengukuran berlangsung praktikan disarankan untuk tidak bermain-
main karena dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam pengukuran agar
hasil yang diukur tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Eprin.2015. Spesific Grafity. Terdapat pada: http://eprints.undip.ac.id (Diakses


pada, 10 Oktober 2017 pukul 12.35 WIB)

Harun.2012. Piknometer. Terdapat pada:http://library.upnvj.ac.id (Diakses pada,


10 Oktober 2017 pukul 13.21 WIB)

Nurjanah,Sarifah dan Widyasanti,Asri. 2016. Penuntun Praktikum MK


Karakteristik Bahan Hasil Pertanian. FTIP, Universitas Padjajaran.

Rifki.2006. Kerapatan. Terdapat pada : http://media.unpad.ac.id (Diakses pada 10


Oktober 2017 pukul 17.30 WIB)
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan Bahan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 2. Melapisi cabai dengan lilin


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
Gambar 3. Mengukur berat cabai
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 4. Mengukur berat cabai yang sudah dilapisi lilin


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
Gambar 5. Mengukur volume cabai
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Anda mungkin juga menyukai