LAPORAN PRAKTIKUM
ERGONOMI
(Antropometri)
Oleh:
2.1. Ergonomi
Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos
(hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia
dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara
khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi
dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan
bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun
jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa
perangkat keras/hardware (mesin, peralatan kerja, dll) dan perangkat
lunak/software (metode kerja, sistem, dll).
Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia
dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama
kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan,
peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya
dengan menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat
dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja.
Dengan demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan
kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.
Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting
dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain
sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot
manusia. Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi
ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi
kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat
optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang
cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja
dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.
Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3,
yaitu:
1. Perancangan produk.
2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja.
2.2. Antropometri
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti
manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger 2003). Antropometri
menurut (Nurmianto 1996) adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan
dengan karakteristik tubuh manusia seperti ukuran, bentuk, dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan
fasilitas, maka faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam
posisi statis maupun dinamis harus diperhatikan. Hal lain yang perlu diamati adalah
berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk
tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki,
dan sebagainya.
Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh
manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan
pada data perseorangan. Namun, semakin banyak jumlah manusia yang diukur
dimensi tubuhnya, maka semakin terlihat besar variasi antara satu tubuh dengan
tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmennya (Nurmianto,
1996).
Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll.).
2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll.).
3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll.).
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Antropometri statis, di mana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia
yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri
statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh.
Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan
dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam
keadaan diam.
2. Antropometri dinamis, di mana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi
tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit
diukur.
Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan
umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan
berdasarkan harga rata-rata (x) dan simpangan baku ( ) dari data yang ada. Dari
nilai yang ada tersebut maka persentil dapat ditetapkan sesuai tabel probabilitas
distribusi normal.Dengan persentil maka yang dimaksud disini adalah nilai yang
menunjukkan prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
bawah nilai tersebut. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan
dalam perhitungan data antropometri dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1. Macam Persentil dan Cara Perhitungannya dalam Distribusi Normal
5 50 95 5 50 95
(cm (cm (cm (cm) (cm (cm)
) ) ) )
a. Tinggi lutut
b. Panjang bokong
c. Tinggi sandaran
siku lengan
d. Tinggi sandaran
punggung
e. Tinggi duduk
normal
f. Luas antar siku
g. Luas panggul
h. Luas punggung
i. Luas pinggang
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Tabel Hasil Pengukuran
Tabel 3. Tabel hasil Pengukuran Laki-Laki
1
Sella 39 39 33 49.5 85 39.4 27 36 23
Astri 44 46 31 58 86 33 31 36 24
2 Winda 42 47 34 56 84 38 32 36 22
Reinasti 46.6 55.5 22.7 55.7 81.4 37.3 33.6 35.6 26.1
Rini 43.2 50.5 25.6 55 82 45.5 36 38 26.2
3
Cici 41 42 25.5 55 82 42 30.5 35 23
4
Susi 43 44 29 50 78 40 29 38 24
Nadia 46 45 31 53 82 40 34 36 23
5
Standar deviasi 2.800198406 5.650098328 3.878824278 2.807777 2.445631 3.397425 2.849171 1.505914 1.821401
Persentil 50 42.58888889 45.11111111 28.64444444 53.91111 82.28889 39.46667 31.34444 35.95556 23.53333
Persentil 5 37.98256251 35.81669936 22.26377851 49.29232 78.26583 33.8779 26.65756 33.47833 20.53713
Persentil 95 47.19521527 54.40552286 35.02511038 58.5299 86.31195 45.05543 36.03133 38.43278 26.52954
6.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan
dari data tersebut untuk penanganan masalah desain
2. Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap
dimensi-dimensi tubuh manusia.
3. Tujuan antropometri yaitu menetapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam
merancang fasilitas dan tempat kerja yang optimum untuk kelancaran sistem
kerja dan memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dari sisi
antropometri serta mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem
kerja.
4. Antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang
berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan/menggunakan produk tersebut.
6.2 Saran
Saran terkait praktikum ini antara lain :
1. Dalam melakukan praktikum, praktikan terlebih dahulu di anjurkan untuk
membaca materi praktikum yang akan dilakukan.
2. Sebaiknya praktikan mengetahui dan memahami prosedur praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Ralph M. 1980, Motion and Time Study: Design and Measurement of
Work, New York: John Wiley and Sons.
Nurmianto, Eko. 2005, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya: Guna
Widya.
Suralaksana, Iftikar Z. 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung: Jurusan Teknik
Industri Institut Teknologi Bandung.