Anda di halaman 1dari 16

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
ERGONOMI
(Antropometri)

Oleh:

Nama : M Rifky Putra Pratama


NPM : 240110150091
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 27 Maret 2018
Waktu : 08.00– 10.00 WIB
Asisten : 1. Arif Purwonugroho
2. Lala Romlah
3. Miftah Farid
4. Winada Putranto

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini
perlu diperhatikan karena jika tidak diperhatikan akan dapat menimbulkan berbagai
kerugian, sebaliknya apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka dapat
memberikan keuntungan bagi manusia. Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu
pekerjaan adalah komponen penyusun dari sistem kerja tersebut. Untuk itu harus
diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari segi fisik
maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi fisik harus
dapat disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa fasilitas kerja
dan tempat kerjanya. Penyesuaian komponen sistem kerja terhadap fisik manusia
yang menggunakan komponen tersebut akan sangat membantu kerja manusia
tersebut sehingga sistem akan berjalan optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu
pengukuran antropometri untuk menyesuaikan komponen system kerja terhadap
fisik manusia yang akan menggunakankomponen tersebut agar berjalan dengan
optimal.
Antropometri merupakan salah satu ilmu terapan dalam bidang ergonomi yang
sangat berguna dalam tercapainya kinerja desain yang efektif dan produktifitas
tinggi (Klamklay et al., 2008). Dewasa ini, penelitian mengenai antropometri telah
banyak dilakukan oleh manusia dewasa dengan umur 19-22 tahun khususnya dalam
perancangan desain. Chuan et al (2010) mengumpulkan 245 laki-laki dan 132
perempuan warga negara Indonesia serta 206 laki-laki dan 109 perempuan warga
negara Singapura sebagai subjek penelitian pengukuran yang dapat menyajikan
informasi antropometri terbaru. Selanjutnya, penelitian tersebut menjadi referensi
perbedaan antara warga negara Indonesia dan Singapura sehingga desainer dapat
memberikan ukuran kisaran produk sesuai dengan target yang dituju. Data
antropometri yang diperoleh nantinya akan menentukan bentuk, ukuran, dimensi,
yang tepat yang berkaitan dengan produk yang akan dirancang sehingga manusia
yang akan menggunakan atau mengoperasikan produk tersebut akan merasa
nyaman dan aman. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan metode pengukuran
antropometri yang lebih efektif, mudah, dan efisien. Ide ini menjadi gagasan untuk
membuat estimasi parameter.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan diadakannya praktikum ini antara lain sebagai berikut:
1. Menetapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam merancang fasilitas dan
tempat kerja yang optimum untuk kelancaran sistem kerja.
2. Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dari sisi antropometri serta
mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem kerja.
3. Mampu menganalisis, menilai, dan memperbaiki serta merancang suatu
fasilitas dan tempat kerja.
4. Memahami alat-alat yang digunakan dalam pengukuran antropometri.
5. Mengaplikasikan ilmu ergonomi pada dunia kerja nantinya.
6. Mengetahui pentingnya perancangan fasilitas dan tempat kerja yang
ergonomis untuk menghindari kecelakaan dan rasa sakit pada saat bekerja.
7. Mampu mengukur dimensi-dimensi tubuh manusia sesuai antropometri.
8. Manganalisis dan merancang suatu komponen sistem kerja fasilitas dan
tempat kerja yang sesuai dengan ukuran dimensi tubuh manusia dari hasil
simulasi kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ergonomi
Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos
(hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia
dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara
khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi
dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan
bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun
jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa
perangkat keras/hardware (mesin, peralatan kerja, dll) dan perangkat
lunak/software (metode kerja, sistem, dll).
Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia
dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama
kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan,
peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya
dengan menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat
dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja.
Dengan demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan
kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.
Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting
dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain
sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot
manusia. Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi
ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi
kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat
optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang
cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja
dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.
Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3,
yaitu:
1. Perancangan produk.
2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja.

2.2. Antropometri
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti
manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger 2003). Antropometri
menurut (Nurmianto 1996) adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan
dengan karakteristik tubuh manusia seperti ukuran, bentuk, dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan
fasilitas, maka faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam
posisi statis maupun dinamis harus diperhatikan. Hal lain yang perlu diamati adalah
berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk
tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki,
dan sebagainya.
Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh
manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan
pada data perseorangan. Namun, semakin banyak jumlah manusia yang diukur
dimensi tubuhnya, maka semakin terlihat besar variasi antara satu tubuh dengan
tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmennya (Nurmianto,
1996).
Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll.).
2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll.).
3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll.).
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Antropometri statis, di mana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia
yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri
statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh.
Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan
dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam
keadaan diam.
2. Antropometri dinamis, di mana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi
tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit
diukur.
Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan
umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan
berdasarkan harga rata-rata (x) dan simpangan baku ( ) dari data yang ada. Dari
nilai yang ada tersebut maka persentil dapat ditetapkan sesuai tabel probabilitas
distribusi normal.Dengan persentil maka yang dimaksud disini adalah nilai yang
menunjukkan prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
bawah nilai tersebut. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan
dalam perhitungan data antropometri dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1. Macam Persentil dan Cara Perhitungannya dalam Distribusi Normal

(Sumber : Wignjosoebroto (2003: 67)

2.3 Meteran Roll


Meteran roll atau disebut juga dengan istilah meteran gulungan merupakan
jenis alat ukur. Adapun fungsi meteral roll adalah untuk mengukur panjang atau
jarak, mengukur sudut, membuat sudut siku bahkan membuat lingkaran. Alat ukur
ini memiliki tingkat ketelitian mencapai 0.5 mm. ada banyak sekali jenis meteral
roll yang ada di pasaran berdasarkan dengan panjangnya yakni 5m, 10m, 15m, 30m
hingga 50m. alat ukur jenis ini banyak digunakan dalam dunia konstruksi. ah
berikut adalah cara menggunakan meteran gulung yang bisa Anda ikuti:
1. Pengukuran dimulai dari jarak nol meter yang dinyatakan tepat di ujung pita
meteran roll. Karena itu dalam melakukan pengukuran Anda harus
memposisikan ujung pita meteran ini tepat pada titik awal objek yang ingin
diukur.
2. Tarik pita meteran menuju titik akhir dari objek yang akan diukur. Pastikan
posisinya benar-benar tepat untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat.
3. Sebelum mencatat hasil pengukurannya, Anda perlu memastikan sekali lagi
bawah pita meter dalam kondisi tegak lurus.
4. Catat hasil pengukuran sesuai dengan satuan yang Anda kehendaki.

Gambar1. Meteran Roll


(sumber: alatukur.web.id)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Kursi Antropometri
2. Meteran
3. Lembar pengamatan
4. Pulpen

3.2 Prosedur Praktikum


Prosedur pelaksanaaan praktikum antropometri adalah sebagai berikut :
1. Membagi tugas dalam masing-masing kelompok menjadi 1 orang sebagai
seorang yang diamat, 1 orang sebagai pencatat, 1 orang sebagai pengukur,
anggota kelompok menjadi objek yang diukur
2. Mengukur dimensi tubuh pada berdasarkan gambar pengukuran posisi duduk
antropometri.
3. Melakukan pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang tersedia.
4. Mengukur dimensi tubuh dari antropometri statis dan dinamis sesuai dengan
lembar pengamatan.
5. Mencatat hasil pengukuran tersebut pada lembar pengamatan.
6. Menghitung persentil 5th, 50th,dan 95th, standar deviasi.
7. Merancang desain ukuran stasiun kerja
8. Mengambil kesimpulan dan memberikan saran pada praktikum yang telah
dilakukan.
Gambar Pengukuran Posisi Duduk

Tabel 2. Pengamatan Posisi Duduk

UKURAN DIMENSI LAKI-LAKI PEREMPUAN


TUBUH
POSISI DUDUK PERSENTIL PERSENTIL

5 50 95 5 50 95
(cm (cm (cm (cm) (cm (cm)
) ) ) )
a. Tinggi lutut

b. Panjang bokong

c. Tinggi sandaran
siku lengan
d. Tinggi sandaran
punggung
e. Tinggi duduk
normal
f. Luas antar siku

g. Luas panggul

h. Luas punggung

i. Luas pinggang
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Tabel Hasil Pengukuran
Tabel 3. Tabel hasil Pengukuran Laki-Laki

Dimensi posisi duduk (cm)


A B C D E F G H I
Kelompok Nama Tinggi Tinggi T Luas
Tinggi Panjang Siku sandaran duduk antar Luas Luas Luas
lutut Bokong lengan punggung Normal Siku Pinggul Punggung Pinggang
Afifi 54 43 34 59 86 46 40 42 24.5
Harits 43 44 33.5 58 89 52 41 47 25.5
1 Aji 44 45 34 61 86 46 32 44 29
Rifky 51.8 45.5 33.5 51 87.9 48.2 32.5 40.7 29
Yandi 50 50 33 45 84 39 28 43 22
2 Andri 49 45 33 52 91 45 30 34 29
Hibban 49.2 55 33.9 53.4 84.5 36.4 36.3 41 28.7
Aditya 47.2 50.7 54 54.1 82.5 41.8 30.9 38.3 16.5
3 Avianto 45.7 53.2 52 52.7 86.3 57.8 30.8 40 21.1
Rofi 44.7 46.5 26 56 96 44 35 43 23
Ratrian 44.5 47.5 28 55 87 39 30 36 23
4 Adlan 44 45 29 58 89 47 30 37 23
Luthfi 46 51 28 60 91 42 28 40 20
Bonie 48 45 33 56 80 36 27 40 15
5 Andika 49 51 35 61 84 42 28 40 28
1 Thris 43 48 34 63 92 43 35 42 27
Standar
Deviasi 3.26 3.57 7.67 4.59 4.01 5.63 4.23 3.19 4.42
Persentil
50 47.07 47.84 34.62 55.95 87.26 44.08 32.16 40.50 24.02
Persentil5 41.71 41.97 21.99 48.40 80.66 34.81 25.19 35.26 16.75
Persentil
95 52.43 53.70 47.24 63.50 93.87 53.34 39.12 45.74 31.29
Tabel.4 Tabel Hasil Pengukuran Perempuan
Dimensi posisi duduk (cm)
Kelompok Nama A B C D E F G H I
Tinggi lutut Panjang BokongTinggi Siku lengan T sandaran Tpunggung
duduk Normal
Luas antar Siku
Luas Pinggul
Luas Punggung
Luas Pinggang
Shida 38.5 37 26 53 80.2 40 29 33 20.5

1
Sella 39 39 33 49.5 85 39.4 27 36 23
Astri 44 46 31 58 86 33 31 36 24
2 Winda 42 47 34 56 84 38 32 36 22
Reinasti 46.6 55.5 22.7 55.7 81.4 37.3 33.6 35.6 26.1
Rini 43.2 50.5 25.6 55 82 45.5 36 38 26.2
3
Cici 41 42 25.5 55 82 42 30.5 35 23

4
Susi 43 44 29 50 78 40 29 38 24
Nadia 46 45 31 53 82 40 34 36 23
5
Standar deviasi 2.800198406 5.650098328 3.878824278 2.807777 2.445631 3.397425 2.849171 1.505914 1.821401
Persentil 50 42.58888889 45.11111111 28.64444444 53.91111 82.28889 39.46667 31.34444 35.95556 23.53333
Persentil 5 37.98256251 35.81669936 22.26377851 49.29232 78.26583 33.8779 26.65756 33.47833 20.53713
Persentil 95 47.19521527 54.40552286 35.02511038 58.5299 86.31195 45.05543 36.03133 38.43278 26.52954

4.2 Gambar Desain Kursi


Gambar. 2 Desain Kursi Isometri

Gambar 3. Desain kursi tampak depan

Gambar 4. Desain Kursi tampak samping


Keterangan ukuran :
1. Panjang bokong (Persentil 5 ) = 419mm
2. Tinggi Lutut ( Persentil 50) = 477 mm
3. Luas Punggung ( Persentil 50) = 401 mm
4.Tinggi sandaran punggung (persentil 50) = 559mm
5. Luas punggung ( Persentil 50 ) = 559mm
6. tinggi siku lengan ( Persentil 50) = 34.62 mm
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan
dari data tersebut untuk penanganan masalah desain
2. Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap
dimensi-dimensi tubuh manusia.
3. Tujuan antropometri yaitu menetapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam
merancang fasilitas dan tempat kerja yang optimum untuk kelancaran sistem
kerja dan memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dari sisi
antropometri serta mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem
kerja.
4. Antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang
berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan/menggunakan produk tersebut.

6.2 Saran
Saran terkait praktikum ini antara lain :
1. Dalam melakukan praktikum, praktikan terlebih dahulu di anjurkan untuk
membaca materi praktikum yang akan dilakukan.
2. Sebaiknya praktikan mengetahui dan memahami prosedur praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Ralph M. 1980, Motion and Time Study: Design and Measurement of
Work, New York: John Wiley and Sons.

Nurmianto, Eko. 2005, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya: Guna
Widya.

Suralaksana, Iftikar Z. 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung: Jurusan Teknik
Industri Institut Teknologi Bandung.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003, Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu, Surabaya:


Prima Printing

Anda mungkin juga menyukai