Anda di halaman 1dari 16

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT DAN MESIN PERTANIAN II
(Mesin Pencampur Mekanis (Mixer))

Oleh:
Nama : Intan Siti Sa’adah
NPM : 240110160045
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 11 Oktober 2018
Waktu/Shift : 15.30 – 17.30 WIB / 2
Co. Ass :1. Nadia Karimah
2. Sella Fiana

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi, macam-macam makanan terutama
olahan pangan yang bergizi semakin marak dan unik. Bahan makanan atau bahan
pangan akan mempunyai cita rasa yang berbeda apabila dicampurkan dengan bahan
lain, oleh karena itu diperlukan alat yang dapat membantu dalam proses
pencampuran suatu bahan.
Pencampuran merupakan proses penggabungan dua atau lebih bahan dengan
menambahkan satu bahan ke bahan lain agar menghasilkan suatu bentuk atau
campuran yang seragam. Untuk mendapatkan hasil pencampuran yang baik dan
seragam diperlukan gaya mekanik dari mesin pencampur (mixer). Akan tetapi jenis
bahan, jenis pengaduk, serta daya serta kecepatan dari mixer juga sangat
berpengaruh terhadap hasil pencampuran.
Untuk mengetahui proses pencampuran dari berbagai bahan serta berbagai jenis alat
pencampur atau mixer diperlukan percobaan yang dapat memberikan gambaran
tentang jenis putaran serta hasil aliran dari mixer. Sehingga dapat menentukan jenis
alat pencampur yang tepat.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui jenis mixer, cara kerja dan bagian-bagian mixer yang
digunakan pada berbagai pencampuran.
2. Mampu menggambarkan dan membandingkan pada aliran turbulen
yang terjadi pada saat pencampuran menggunakan beberapa jenis
pengaduk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencampuran
Pencampuran (mixing) adalah suatu unit operasi yang memanipulasi zat
heterogen menjadi homogen (Edward, 2003). Sedangkan menurut Nguyen (2005),
pencampuran adalah proses yang menyebabkan tercampurnya suatu bahan ke
bahan lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam fasa yang berbeda.
Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidaksamaan atau
ketidakrataan dalam komposisi, suhu atau sifat-sifat fisik lain yang terdapat dalam
suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik dalam
pencampuran.
Weaver (2003), menjelaskan bahwa pencampuran dapat terjadi antara
bahan padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas dan gas-gas.
a) Pencampuran bahan padat-padat
Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat akan menghasilkan produk
komersial industri kimia. Contohnya Pencampuran bahan pewarna dengan
bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan
nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang digunakan untuk
pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-bejana yang
berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai
perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
b) Pencampuran bahan cair-gas
Proses pencampuran bahan cair-gas dalam proses kimia dan fisika tertentu
gas harus dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan dicampur secara
sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Contohnya Proses hidrogenasi,
khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan
udara kedalam lumpur dalam instalasi penjernih biologis).
c) Pencampuran bahan cair-padat
Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi
bila kelarutan padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk
larutan. Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam
cairan.
d) Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau
melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat
produk akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah
pada pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi. Metode yang paling sering
digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode
turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar
e) Pencampuran Gas – Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat digunakan pada pengangkutan
puing secara pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Pada
pencampuran gas dengan bahan padat akan terbentuk debu maupun asap.
Metode terpenting untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan
menggunakan aat penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot.
f) Pencampuran Gas – gas
Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan
campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengan gas
(misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk
mencampur gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau
injektor.
g) Pencampuran padat – gas
Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses
pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat.
Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin
yang artinya bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh gas,
disemprotkan atau difluidisasikan.

2.2 Alat Pencampur (Mixer)


Mixer adalah alat mekanis yang digunakan untuk mencampurkan bahan
pangan sehingga menjadikan semua bahan yang dicampurkan tercampur. (Nguyen,
2005).
Berdasarkan jumlah proppelernya, mixer dibagi menjadi 2 jenis yaitu mixer
dengan satu propeller dan mixer dengan dua propeller. Mixer dengan satu propeller
umumnya digunakan untuk bahan yang memiliki viskositas rendah. Sedangkan
untuk bahan yang memiliki viskositas tinggi menggunakan mixer yang memiliki
dua proppeler (Weaver, 2003).
Johnson (1908), menjelaskan bahwa tujuan pencampuran dengan
menggunakan alat pencampur adonan (mixer) adalah untuk memperoleh adonan
yang elastis dan menghasilkan pengembangan gluten yang diinginkan.

2.2.1 Alat Pencampur Bahan Cair


Untuk pencampuran bahan cair, propeller mixer adalah jenis yang paling
umum digunakan, alat ini terdiri dari tangki silinder yang dilengkapi dengan
propeller atau blender beserta motor pemutar, bentuk propeller, impeller, blender
dibesain sedemikian rupa untuk efektivitas pencampuran dan disesuaikan dengan
viskositas fluida.

2.2.2 Alat Pencampur Bahan Padat


Alat pencampur jenis ini umumnya memiliki kecepatan radial, longitudinal
dan rotasional yang sangat tinggi (Edward, 2003). Blender yang digunakan pun
pada umumnya adalah ribbon blender dan double cone mixers. Dua jenis blender
ini mempunyai bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat menghasikan
turbulensi yang mendukung untuk pencampuran bahan padat. (Johnson, 1908)

2.2.3 Alat Pencampur Bahan Pasta


Alat pencampur jenis ini memiliki kombinasi shear berkecepatan rendah,
penyapuan (wiping), pelipatan (folding), pelemasan (stretching), dan penekanan
(compressing). Ini disebabkan oleh kebutuhan untuk mengaduk bahan viscous dan
bahan padat secara keseluruhan dengan tenaga yang lebih banyak. Pada saat
bekerja, komponen-komponen alat ini bergerak langsung mendatangi seluruh
permukaan vahan yang akan dicampur (Johnson, 1908).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat tulis untuk mencatat dan menggambar mixer dan aliran turbulen yang
terjadi.
2. Dough hooks dan dough beaters untuk membantu proses pengadukan.
3. Gelas ukur untuk mengukur volume sampel
4. Kuas untuk membersihkan sisa-sisa bahan yang ada dalam mixer.
5. Stand mixer dan hand mixer sebagai alat praktikum.
6. Wadah sebagai tempat ketika melakukan proses mixing

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Air (200ml)
2. Kacang hijau (300g)
3. Minyak goreng (200ml)
4. Tepung terigu (300g)

3.2 Prosedur
Prosedur praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengidentifikasi bagian dari standing mixer dan hand mixer dan
menggambarnya dalam tampilan 2 dimensi bagian-bagian yang pada
masing-masing jenis mixer tersebut.
3. Membagi kelompok praktikum menjadi empat kelompok. Masing-masing
kelompok melakukan percobaan yang sama, tetapi bahan, jenis dough, dan
jenis mixer yang berbeda.
Tabel 1. Pembagian Kelompok
Kelompok Bahan Jenis Dough Jenis Mixer
Kacang hijau (300g) + Air
Beaters Standing
1 (200ml)
Tepung terigu (300g) + Air
2 Hooks Standing
(200ml)
Kacang hijau (300g) +
3 Beaters Hand
Minyak (200ml)
Tepung terigu (300g) +
4 Beaters Hand
Minyak (200ml)

4. Mengatur letak standing mixer kemudian mengoperasikan proses


pencampuran kacang hijau (± 300 gram) dengan air (± 150 ml)
menggunakan dengan batang pengaduk dough hooks. Ulangi perlakuan
yang sama dengan batang pengaduk dough beaters.
5. Mengatur letak handmixer kemudian memasang dough beater untuk
mencampur tepung terigu (±400 gram) dengan minyak (±200 ml) ) Ulangi
perlakuan yang sama dengan pengaduk dough hooks.
6. Menyalakan mixer dengan kecepatan tinggi yang sudah terhubung dengan
listrik selama beberapa 5 menit.
7. Mengamati pola dan arah aliran yang terjadi pada bahan dengan masing-
masing kecepatan.
8. Menggambarkan aliran turbulen yang telah diamati sebelumnya.
9. Membandingkan hasil gambar aliran pada masing-masing bahan, jenis
dough, dan jenis mixer yang berbeda.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Sketsa dan Spesifikasi Alat


4.1.1 Sketsa Alat

Gambar 1. Stand Mixer dan Hand Mixer

4.1.2 Spesifikasi Alat


Merk Miyako
Type SM-625
Voltase 220 Volt AC
Daya 190 Watt
Frekuensi 50 Hz

4.2 Hasil praktikum


Tabel 2. Hasil Pengamatan Bahan Kacang Hijau dan Tepung Terigu
(Kelompok 1)
Gambar Gambar Proses
Kecepatan Bahan Dough Mixer
Aliran Pencampuran
Kacang
Hijau +
1 Tepung Hooks Standing
Terigu

Kacang
Hijau +
2 Tepung Hooks Standing
Terigu
Gambar Gambar Proses
Kecepatan Bahan Dough Mixer
Aliran Pencampuran
Kacang
Hijau +
3 Tepung Hooks Standing
Terigu

Kacang
Hijau +
4 Tepung Hooks Standing
Terigu

Kacang
Hijau +
5 Tepung Hooks Standing
Terigu

Kacang
Hijau +
Turbo Tepung Hooks Standing
Terigu

Tabel 3. Hasil Pengamatan Bahan Tepung Terigu dan Air (Kelompok 2)


Kecepatan Bahan Dough Mixer Gambar Aliran Gambar Proses
Pencampuran
1 Tepung Hooks Standing
Terigu
+ Air

2 Tepung Hooks Standing


Terigu
+ Air
Kecepatan Bahan Dough Mixer Gambar Aliran Gambar Proses
Pencampuran
3 Tepung Hooks Standing
Terigu
+ Air

4 Tepung Hooks Standing


Terigu
+ Air

5 Tepung Hooks Standing


Terigu
+ Air

Tabel 4. Hasil Pengamatan Bahan Kacang Hijau dan Minyak (Kelompok


3)
Gambar Gambar Proses
Kecepatan Bahan Dough Mixer
Aliran Pencampuran

Kacang
1 Hijau + Beaters Standing
Minyak

Kacang
2 Hijau + Beaters Standing
Minyak
Gambar Gambar Proses
Kecepatan Bahan Dough Mixer
Aliran Pencampuran

Kacang
3 Hijau + Beaters Standing
Minyak

Kacang
4 Hijau + Beaters Standing
Minyak

Kacang
5 Hijau + Beaters Standing
Minyak

Kacang
Turbo Hijau + Beaters Standing
Minyak
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini mengenai mesin pencampur atau mixer dimana percobaan
pencampuran dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis bahan diantaranya
adalah tepung terigu dan kacang hijau dicampurkan dengan air atau minyak. Alat
yang digunakan adalah stand mixer dan hand mixer. Akan tetapi untuk hand mixer
digantikan oleh stand mixer tanpa dudukannya dikarenakan hand mixer tidak dapat
digunakan.
Pada percobaan pertama menggunakan bahan kacang hijau dan air dengan
menggunakan stand mixer dan dough beaters pada masing-masing kecepatan 1-5
menghasilkan aliran yang bermula dari aliran yang tersebar dan terdapat aliran lurus
ditengah menjadi semakin turbulen. Serta pada kecepatan 5 dengan ditambahkan
turbo menghasilkan aliran yang semakin turbulen. Kemudian pada percobaan
kedua menggunakan bahan kacang hijau dan minyak dengan menggunakan hand
mixer dan beaters hooks pada masing-masing kecepatan 1-5 menghasilkan aliran
yang bermula dari aliran yang tersebar dan terdapat aliran lurus di tengah menjadi
semakin turbulen, serta pada kecepatan 5 dengan ditambahkan turbo menghasilkan
aliran yang semakin turbulen.
Kemudian pada percobaan ketiga menggunakan bahan tepung terigu dan air
dengan menggunakan stand mixer dan dough hooks pada masing-masing kecepatan
1-5 menghasilkan aliran yang bermula dari aliran yang tersebar dan terdapat aliran
lurus di tengah menjadi semakin turbulen, serta pada kecepatan 5 dengan
ditambahkan turbo menghasilkan aliran yang bermula dari aliran yang semakin
turbulen
Berdasarkan hasil percobaan serta pengamatan dengan menggunakan bahan
dan jenis mixer dan dough, serta dengan berbagai kecepatan menghasilkan jenis
aliran yang berbeda-benda untuk tiap perlakuan. Untuk bahan tepung dan minyak
semakin cepat putaran pada mixer maka hasil pencampuran semakin merata dan
aliran yang dihasilkan semakin terpusat.
Untuk bahan kacang hijau dan air sangat sulit bahkan hampir tidak tercampur,
karena sifat dari kacang hijau yang keras sukar menyatu dengan air, semakin cepat
putaran pada mixer tidak membuat kacang hijau menyatu dengan air melainkan
banyak kacang hijau yang terlempar keluar dari wadah. Akan tetapi, jenis aliran
yang dihasilkan semakin terpusat di tengah.
Untuk bahan tepung terigu dan air pada saat pencampuran terjadi kesulitan
untuk menyatu dimana pada bagian pinggir dari tepung tidak ikut tercampur dengan
air sehingga perlu bantuan dengan mencampurkan ke tengah adonan secara manual.
Semakin cepat putaran tidak membuat bahan yang tertinggal di pinggir ikut terbawa
akan tetapi jenis aliran yang dihasilkan semakin terpusat di tengah.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Pencampuran merupakan penggabungan dua atau lebih bahan yang bertujuan
menghasilkan paduan yang sama.
2. Alat pencampur bahan adalah mixer.
3. Pencampuran dipengaruhi oleh jenis bahan, jenis alat, dan kecepatan putaran
alat pencampur.
4. Tepung lebih mudah tercampur dibandingkan dengan kacang hijau.

6.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah:
1. Praktikan memahami terlebih dahulu materi yang akan dilakukan pada saat
praktikum.
2. Melakukan percobaan, pengamatan dan perhitungan secara teliti.
3. Menjaga ketertiban dan kebersihan pada saat berada di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Edward L. Paul; Victor Atiemo-Obeng; Suzanne M. Kresta, eds. 2003. Handbook


of Industrial Mixing: Science and Practice. Wiley. ISBN 978-0-471-26919-
9.

Nguyen. 2005. Micromixers. Journal of Micromechanics and Microengineering.

Weaver. 2003. Encyclopedia of Food and Culture: Food production to Nuts,


Scribner.

Johnson, H. 1908. Fascinating facts about the invention of the Standing Mixer
LAMPIRAN

Gambar 2. Proses pengadukan menggunakan Gambar 3. Proses pengadukan


Hand mixer menggunakan Hand Blender

Anda mungkin juga menyukai