PERCOBAAN V
(Mata Kuliah Praktikum Mesin dan Peralatan Industri)
Kelompok 1
AMINAH 1902301005
ANISSA NORMALITASARI 1902301007
DHEANITA ANANDA 1902301011
HASNAN BUKHARI 1902301017
MUHAMMAD RAHAYU 1902301033
1.2 Tujuan
Untuk menentukan kadar air dan menentukan massa yang hilang pada cabe
merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum mixing (pencampuran) dapat dilihat dari tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan mixing (pencampuran)
No Waktu Persen Bahan Komulatif FM D
Tertinggal
1 10 8/12 x 100 = 66,67% 8/12 x 100 = 66,67% 66,67/100 = 0,6667
2 30 5/12 x 100 = 41,67% 8+5/12 x 100 = 108,3% 108,3/100 = 1,083
3 60 3/12 x 100 = 25% 8+5+3/12 x 100 = 133,3% 133,3/100 = 1,333
1. 0,0041.(2)Fm = 0,0041.(2)0,6667
= 0,0065084947
2. 0,0041.(2)Fm = 0,0041.(2)1,083
= 0,0086855903
3. 0,0041.(2)Fm = 0,0041.(2)1,333
= 0,0103289658
4.2 Pembahasan
Mixing (pencampuran) adalah proses pencampuran atau penggabungan
berbagai macam bahan untuk menjadi satu kesatuan yang seragam. Bahan yang
digunakan dalam proses mixing kali ini berupa tepung, gula dan air.
Pencampuran dilakukan dengan tiga tahap kecepatan yaitu, tahap pertama
dengan waktu satu menit dengan rotasi (putaran) sebanyak 68 rpm. Sedangkan
pada tahap kedua dengan waktu satu menit dengan rotasi (putaran) sebanyak 67
rpm dan pada tahap kecepatan ketiga dengan waktu satu menit maka rotasi
(putaran) sebanyak 65 rpm. Jadi semakin tinggi tahap kecepatan pada mesin mixer
mekanis, maka semakin cepat pula putaran yang dihasilkan oleh mesin mixer.
Ketiga tahap kecepatan pada mesin mixer memiliki fungsinya masing-
masing. Pada tahap kecepatan pertama, mixer berfungsi sebagi pencampuran
semua bahan yang hendak diaduk. Sedangkan pada tahap kedua berfungsi sebagai
pengadukan bahan. Terakhir pada tahap kecepatan ketiga yang berfungsi untuk
mengembangkan adonan. Tujuan dari proses mixing atau pencampuran adalah
untuk memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan adonan yang dapat
mengembang saat dilakukannya proses pengovenan, serta dengan adanya proses
mixing semua bahan dapat tercampur dengan merata.
Semakin lama waktu pengadukan mempengaruhi tekstur dan penampilan
bahan yang dicampurkan. Hal itu dapat dilihat pada sampel yang semakin lama
diaduk maka akan semakin homogen campurannya. Ketiga tahap kecepatan pada
mesin mixer memiliki fungsinya masing-masing. Pada tahap kecepatan pertama,
mixer berfungsi sebagi pencampuran semua bahan yang hendak diaduk.
Sedangkan pada tahap kedua berfungsi sebagai pengadukan bahan. Terakhir pada
tahap kecepatan ketiga yang berfungsi untuk mengembangkan adonan.
Tujuan dari proses mixing atau pencampuran adalah untuk memperoleh
adonan yang elastis dan menghasilkan adonan yang dapat mengembang saat
dilakukannya proses pengovenan, serta dengan adanya proses mixing semua
bahan dapat tercampur dengan merata.
Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan,
keadaan produk atau bahkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan
pencampuran. Derajat keseragaman pencampuran diukur dari sampel yang
diambil selama pencampuran, jika komponen yang dicampur telah terdistribusi
melalui komponen lain secara random, maka dikatakan pencampuran telah
berlangsung baik. Derajat keseragaman ini berbeda-beda tergantung pada tujuan
pencampuran yaitu keseragaman dalam konsentrasi satu macam bahan atau lebih,
keseragaman suhu, atau keseragaman fisik tepung. Pencampuran ini dapat terjadi
antara bahan dry powder, liquid solid dan solid-solid. Dalam pencampuran bahan
yang dicampur harus berurutan agar bahan dapat tercampur dengan rata dan dapat
membuat adonan lembut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tentang mixing (pencampuran) yang telah dilakukan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pencampuran (mixing) dapat menyebabkan tercampurnya suatu bahan ke
bahan lain, dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam fasa yang
berbeda.
2. Tercampurnya bahan melalui tiga tahap rotasi (putaran). Tahap pertama
dengan rotasi satu menit sebanyak 68 rpm, berfungsi sebagai
pencampuran bahan. Tahap kedua dengan kecepatan rotasi 67 rpm,
berfungsi sebagi pengadukan. Tahap ketiga dengan kecepatan putaran
sebanyak 65 rpm, berfungsi sebagai pengembangan adonan.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum mixing (pencampuran) yang telah dilakukan, maka
disarankan agarpraktikan untukdapat lebih teliti dan fokus saat menghitung rotasi
(putaran) dalam satu menit yang telah diamati. Untuk efesiensi dalam pelaksanaan
praktikum ini, maka praktikan perlu memperhatikan prosedur-prosedur kerja
sebelum melakukan percobaan untuk menghindari adanya kesalahan-kesalahan
yang dapat terjadi selama berlangsungnya praktikum tentang inventarisasi
peralatan dan mesin industri.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.