Anda di halaman 1dari 15

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM

KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN

(Hasil pertanian Karakteristik Fisik Bahan Hasil Bentuk & Ukuran, Pengukuran Densitas & Spesific Gravity)

Oleh :
Nama : Saeqalbu Yabsuthurrizkon
NPM : 240110200098
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 6 Oktober
Waktu/Shift : 15.30-17.00/B1
Asisten : 1. Annisa Pusponegoro
2. Maya Irmayanti
3. Shintya Devita Maharani
4. Shitah Khoerunnisa

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan hasil pertanian memiliki karakteristik yang beranekaragam dan sangat rentan terhadap kerusakan, juga
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya berupa faktor fisik, factor biotik, faktor fisiologis, mekanis,
termis, biologis dan kimia maka dari itu perlu perlakuan yang baik dan benar pada bahan hasil pertanian agar sampai
ke tangan konsumen dengan kondisi optimal dan sempurna.

Pengolahan hasil pertanian penting dilakukan untuk mempertahankan kualitas hasil pertanian itu sendiri.
Perubahan fisik terjadi ketika bahan hasil pertanian dipanen. Perubahan bentuk fisik tersebut disebabkan karena
hasil pertanian masih dalam proses respirasi dan metabolisme. Agar medapatkan hasil yang memenuhi syarat mutu
maka perlu pengetahuan tentang karakteristik fisik dari bahan hasil pertanian. Karakeristik fisik ini memiliki
beberapa komponen diantaranya, antara lain yaitu kerapatan kamba (bulk density), specific gravity, sudut geser, dan
sudut repose (angle of repose).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum kali ini adalah:
1. Menetukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran, kebundaran, kebulatan; dan
2. Menentukan kerapatan kamba (bulk density), specific gravity, serta sudut repos (angle of repose) suatu
bahan;
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk dan Ukuran
Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dari objek fisik bahan, dan
keduanya diperlukan untuk menggambarkan dengan jelas sifat fisik suatu bahan. Beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mendeskripsikan bentuk dan ukuran suatu BHP, yaitu:
a) Bentuk acuan (charted standard)

Di dalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang sampel atau bahan diukur dan
kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan (charted standard)

b) Kebundaran (Roundness)

Kebundaran adalah perbandingan antara proyeksi sudut lancip suatu produk pertanian dengan radius
terpanjang dan produk pertanian dengan radius lebih pendek. Nilai Kebundaran bahan bervariasi antara 0-1.
Jika nilai kebulatan produk pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar.

c) Kebulatan (Sphericity)
Kebulatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan diameter bola dengan volume yang sama dengan benda
dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi benda. Sama halnya dengan nilai kebundaran, nilai
kebulatan bahan juga bervariasi antara 0-1. Jika nilai spherical material mendekati 1, maka material tersebut
berbentuk spherical (bulat).
d) Pengukuran dimensi sumbu
Untuk objek kecil seperti biji-bijian, kontur proyeksi setiap sampel dapat diukur dengan foto pembesar,
tetapi dapat juga dilakukan secara sederhana dengan metode proyeksi dengan OHP (Overhead Projector).
e) Kemiripan terhadap benda-benda geometri
Selain dibandingkan dengan bentuk standar, bentuk hasil pertanian juga dapat ditentukan dengan melihat
kemiripan dengan benda geometris tertentu, yaitu bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur
(oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Jika bentuk benda diketahui berdasarkan kemiripannya
dengan benda-benda geometris, maka volume dan luas permukaan benda tersebut dapat dihitung.

2.2 Spesifik Gravity


Berat jenis (spesific gravity) adalah perbandingan berat bahan terhadap berat air yang volumenya
sama dengan bahan. Spesific gravity (berat jenis) menunjukkan kerapatan massa yang dipengaruhi oleh
gravitasi. Pengaplikasian specific gravity pada bidang pertanian diantaranya adalah pengeringan dan
penyimpanan biji-bijian, stabilitas makanan ringan, penentuan kemurnian biji, sortasi dan grading, evaluasi
kemasakan buah, tekstur dan kemasakan buah, estimasi ruang udara di dalam jaringan tanaman, serta
evaluasi kualitas produk. Selain itu, specific gravity bersama-sama dengan bulk density berfungsi untuk
penentuan bangunan pertanian, seperti gudang penyimpanan, silo, bunker, atau hopper. Ada dua metode
mengukur spesific gravity untuk bahan yang berukuran besar biasanya digunakan metode perpindahan air
(water displacement) sedangkang untuk bahan yang lebih kecil dilakukan metode piknometer (Rusendi,
2015).

2.3 Metode Platform Scale


Menurut (Rusmono, 2014) metode platform scale digunakan pada produk berukuran besar seperti buah –
buahan dan sayuran. Pertama, bahan akan ditimbang dengan timbangan di udara, beban dimasukan
kedalam wadah yang berisi air dan ditekan sampai tenggelam menggunakan alat penenkan. Berat air yang
dipindahkan adalah berat wadah dan air ditambahn denga bahan dikurangi dengan berat wadah dan air
tanpa bahan. Berat air dipindahkan digunakan ntuk menghitung volume beban, yaitu:

massa bahan di udara


𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦(𝐵𝐽) = × 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 𝐴𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛

2.4 Metode Piknometer


Masa jenis suatu zat daoat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya adalah menggunakan alat
piknometer. Piknometer merupakan suatu alat yang terbuat dari kaca, berbentu menyerupai botol parfum
dan sejenisnya digunakan untuk mengukur nilai masssa jenis atau densitas fluida. Terdapat beberapa macam
ukuran dari piknometer, tetapi biasanya volume yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana
nilai volume ini valid pada temperature yang tertera pada piknometer (Fuad, 2015)

2.5 Sudut Repos (Angle of Repose)


Menurut Khatir (2006), Sifat fisik bahan yang sangat berpengaruh terhadap desain hoper adalah
angle of repose. Sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang miring dari suatu
bentuksegitiga pada saat bahan curah (biji – bijian) dijatuhkan secara bebas atau sampai bahan mulai jatuh
bergulir.

2.6 Densitas
Densitas adalah suatu besaran kerapatan massa benda yang dinyatakan dalam berat benda persatuan
volume benda tersebut. Semakin tinggi densitas suatubenda, maka semakin besar juga massa setiap volume.
Sebuahbenda yang memiliki densitas lebih tinggi, misalnya batu akan memiliki volume yang lebih rendah,
misalnya air (Sulistiyawati, 2017).
BAB III

METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat Tulis;
2. Jangka;
3. Jangka Soromh;
4. Kertas Millimeterblok;
5. Over Head Projector (OHP);
6. Penggaris;
7. Spidol Warna;
8. Alat pengukur sudut repos, mengukur sudut repos;
9. Baker glass, wadah penampung;
10. Gelas ukur, fungsi utama gelas ukur adalah untuk mengukur volume suatu zat;
11. Kalkulator, alat untuk menghitung;
12. Papan lapis seng, lapis plastik mika, lapis kayu, media bahan untuk menggelinding;
13. Piknometer, mengukur nilai suatu massa jenis atau densitas dari fluida;
14. Plastik mika, melapisi permukaan papan; dan
15. Timbangan analitik, neraca yang dirancang untuk mengukur massa kecil dalam rentang sub-miligram.

3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk praktikum kali ini adalah:

1. Jagung;
2. Kacang hijau;
3. Wortel ;
4. Telur;
5. Kentang ;
6. Tomat ;
7. Aquadesh;
8. Cairan toluene (C6H5CH3);
9. Apel;
10. Mentimun;
11. Lilin; dan
12. Minyak Atsiri.
3.2 Prosedur Percobaan
Prosedur yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
3.2.1 Menentukan Kebundaran (Roundness) dengan Menggunakan OHP
a. Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan
b. Gambarlah proyeksi bahan pada kertas milimeter blok
c. Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap) dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang
membatasi proyeksi bahan (Ap) dengan planimeter.
d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
𝐴𝑝 𝑟1 2
𝑅𝑜𝑢𝑛𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = =
𝐴𝑐 𝑟22

Keterangan:
r1 = Diamter dalam

r2 = Diamter luar

3.2.2 Menentukan Kebulatan (Sphericity)


a. Ukurlah sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu terpanjang/mayor), b (sumbu
pertengahan/intermediet) dan c (sumbu terpendek/minor)
b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
(𝑎 𝑏 𝑐)13
𝑆𝑝ℎ𝑒𝑟𝑖𝑐𝑖𝑡𝑦 =
𝑎

3.2.3 Menentukan Bulk Density


a. Menimbang jagung dan kedelai menggunakan timbangan analitik;
b. Mengukur volume bahan yang telah ditimbang tersebut dengan menggunakan gelas ukur/ gelas baker;
c. Menghitung bulk density dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

3.2.4 Menentukan Spesific Gravity


1. Metode Platform Scale
a. Menimbang bahan dengan menggunakan timbangan analitik;
b. Memasukan air kedalam gelas ukur/gelas baker kemudian menimbang gelas yang telah diisi air
tersebut (massa wadah + air);
c. Menghitung spesific gravity bahan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Rumus specific
gravity yaitu:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
× 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 𝑑𝑖 𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛

2. Metode Piknometer
Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
rungan yang ditempati cairan ini.
a. Menimbang berat sampel diudara (Bs);
b. Menimbang berat piknometer;
c. Memasukan cairan toluene kedalam piknometer, menimbang berat toluene +piknometer (Bp + t);
d. Memasukan sampel bijian kedalam piknometer yang telah berisi cairan toluene;
e. Menimbang berat toluene + piknometer + sampel (Bt+p+s) hingga mencapai batas garis pada
piknometer;
f. Setelah piknometer dikosongkan dicuci dan dibersihkan dengan alcohol, menimbang juga berat
toluene + air (Bp+a) sampai batas garis piknometer;
g. Menghitung spesifik gravitasi (SGs) dan berat satuan sampel (𝛾s).
3. Metode Spesific Gravity bahan cair (Minyak Atsiri)
a. Menyiapkan piknometer kosong (m) yang bersih kemudian ditimbang beratnya dalam gram,
selanjutnya masukan aquades samapi batas garis piknometer;
b. Piknometer tadi ditutup lagi hingga tidak ada gelembung, lalu bersihkan dinding;
c. luar piknometer dan menimbang kembali berat piknometer yang berisi aquades (m1);
d. Lakukan prosedur untuk sampel yang digunakan, catat suhu dan berat piknometer dan sampel (m2).
𝑚2 − 𝑚
𝐵𝐽 =
𝑚1 − 𝑚

3.2.5 Menentukan Sudut Repos


a. Letakanlah bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari alat pengukur sudut repos.
b. Naikkanlah lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi sedikit sampai dengan bahan mulai
bergulir jatuh dan amati busur derajat untuk melihat besarnya sudut yang terbentuk antara lapisan bawah
dan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos.
c. Pada saat bahan mulai bergerak, catatlah sudut yang terbentuk (sudut repos bahan)
d. Ulangi pengukuran pada permukaan yang berbeda (mika dan kayu) dengan masing-masing permukaan
diulang sebanyak 30 kali.

3.2.6 Menentukan Densitas


a. Siapkan sampel dan timbang beratnya, ms
b. Siapkan air dan ukur volumenya, Va
c. Panaskan lilin sampai mencair
d. Setelah lilin mencair, celupkan sampel ke dalam lilin kemudian timbang berat sampel berlapis
lilin, msl
e. Masukan sampel berlapis lilin ke dalam air. Ukur volume air ditambah sampel dan lilin, Vs+l+a
1) Hitung volume lilin, Vl
2) Hitung volume sampel berdasarkan persamaan Vs= Vs+l+a – Vl – Va
3) Hitung densitas sampel ρs = ms / V
BAB IV

HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Pengamata
Tabel 1. Hasil Pengukuran Ukuran dan Bahan

Pengamatan r1 r2 a b c Rd Sp V S
Bahan (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (m) (m) (m3) (m2)
Roundness 115 170 0.457
(Telur)
Spherecity 60.05 59.79 45.75 0.000911
(Tomat)
Bulat 75.25 65.05 30.6 0.000705 1331.35 1871.4
Memanjang
(Kentang)
Bulat 110.20 31.10 23.75 0.000395 1581.21 77.9
Membujur
(Timun)
Bulat 10 25 0.00016
Membujur
(Timun)

Tabel 2. Hasil pengukuran Bulk Density


Massa (g) Volume (ml) BD (g/ml)

Percobaan ke- K. Jagun K. K.


Jagung Jagung
Hijau g Hijau Hijau

1 20.663 42.000 25 50 0.82652 0.84


2 7.721 40.101 10 15 0.7721 0.6734
3 17.871 22.224 20 30 0.8935 0.74

Tabel 3. Hasil Pengukuran Specific Gravity Metode Piknometer (Bahan Cair)

Massa Massa bahan


Specific
Piknometer + piknometer
Bahan Gravity
(g) (g)
Minyak Atsiri 14.42 24.80 0.942
Air (Aquades) 14.42 25.44 0.942
Tabel 4. Hasil Perhitungan Specific Gravity Metode Platform Scale\

Massa air 20 ml Massa air +


Massa bahan Massa air yang Specific gravity
+ Massa wadah bahan + wadah
(g) dipindahkan
Percoba (g) (g)
an (a) (b) (c) (d) (sg)
ke- K. K. K. K.
K.
Jagung Jagung Jagung Jagung Jagung
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
1 5.734 5.985 34.307 34.379 40,948 41.073 6.641 6.554 0.803 0.908
2 5.525 5.251 35.106 34.995 40.883 41.153 5.777 6.158 0.956 0.853
3 5.794 13.446 34.878 34.054 41.280 41.328 6.402 7.274 10.905 0.767

Tabel 5. Hasil Perhitungan sudut repos

Mika Kayu Seng


Percobaan K. K. K.
ke- Jagung Hijau Jagung Hijau Jagung Hijau
1 34° 8° 30° 28° 30° 18°
2 30° 24° 30° 16° 25° 20°
3 25° 26° 19° 16° 29° 18°
4 12° 26° 28° 9° 24° 10°
5 33° 24° 21° 11° 22° 26°
6 32° 23° 15° 29° 37° 8°
7 25° 15° 25° 24° 30° 17°
8 32° 13° 25° 19° 29° 14°
9 32° 28° 16° 19° 31° 7°
10 35° 25° 10° 21° 21° 15°
11 28° 20° 10° 16° 16° 14°
12 14° 21° 20° 23° 26° 28°
13 29° 31° 23° 8° 24° 22°
14 31° 6° 28° 16° 25° 21°
15 47° 26° 20° 13° 21° 13°
16 32° 24° 18° 14° 20° 14°
17 34° 15° 22° 5° 29° 22°
18 43° 24° 20° 15° 29° 12°
19 37° 11° 23° 14° 28° 10°
20 26° 23° 19° 9° 35° 15°
21 31° 21° 18° 9° 28° 13°
22 32° 7° 24° 6° 28° 18°
23 25° 23° 21° 10° 17° 13°
24 24° 16° 36° 21° 23° 17°
25 30° 8° 25° 30° 23° 10°
26 28° 28° 18° 11° 32° 7°
27 9° 17° 22° 16° 27° 14°
28 25° 26° 15° 21° 20° 10°

29 28° 11° 24° 13° 29° 11°


30 29° 8° 23° 19° 27° 24°
Rata- 29.07° 19.27° 21.60° 16.03° 21.60° 16.03°
rata
ST 7.78° 7.38° 5.67° 6.61° 5.67° 6.61°
Deviasi
BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran dan perhitungan terhadap karakteristik fisik
bahan hasil pertanian. Bahan hasil pertanian memiliki berbagai karakteristik fisik yang perlu
diketahui dan dipahami sebab dalam perancangan alat dan mesin pertanian pascapanen,
karakteristik fisik merupakan salah satu faktor yang menentukan desain dan perancangan dari
mesin tersebut. Selain itu karakteristik bahan hasil pertanian yang mudah rusak juga menyebabkan
bahan tersebut perlu diketahui karakteristiknya agar umur simpan bahan menjadi lebih lama dan
bahan menjadi tidak mudah rusak hingga sampai ke tangan konsumen.
Bahan hasil pertanian memiliki sifat mudah rusak (perishable). Kerusakan dapat terjadi di
lahan saat pemanenan maupun dalam proses penanganan pasca panen. Perlu adanya upaya untuk
meminimalisir terjadinya kerusakan tersebut. Adanya kerusakan terhadap bahan hasil pertanian
akan memengaruhi kualitas dan mutu yang berkaitan dengan nilai jual produk pertanian.untuk
mencegah hal tersebut, dapat dilakukan perhitungan kebundaran (roundness) dan kebulatan
(sphericit) yang bertujuan untuk menetukan tempat simpat yang aman. Pada praktikum kali ini
dilakukan pengukuran terhadap sifat fisik berupa kebulatan, kebundaran dan kemiripan dengan
benda geometris. Pengukuran ini bertujuan agar bahan-bahan pertanian dapat diketahui
karakteristiknya secara jelas sehingga mudah untuk dilakukan proses sortasi, grading, penanganan
serta proses penyimpanan dari setiap komoditas bahan hasil pertanian.
Selanjutnya praktikan melakukan pengukuran specific gravity atau gravitasi spesifik yang
bermanfaat sebagai sortasi karena dapat menunjukkan kepadatan dan kemurnian suatu bahan hasil
pertanian. Ada dua metode yang digunakan, yaitu platform scale dan piknometer. Untuk metode
platform scale, percobaan dilakukan sebanyak tiga kali pada masing-masing sampel. Perbedaan
kedua metode ini terletak pada metode piknometer yang menggunakan toluena dalam praktiknya.
Ada dua jenis bahan praktikum yang digunakan, yaitu bahan padat dan cairan Pada bahan cair
dilakukan dengan menggunakan piknometer ukuran volume 10 ml.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:

1. Nilai bulk density yang besar, maka besar pula ruang yang diperlukan untuk
penyimpanan;
2. Semakin kecil nilai specific gravity semakin besar pengaruh gravitasinya;
3. Pengukuran specific gravity bahan padat, semakin kecil volume sampel semakin berat
massanya;
4. Nilai kebundaran dan kebulatan mendekati 1 berarti memiliki tingat kebulatan yang
tinggi. Semakin mendekati nilai 1 semakin bundar dan bulat;dan
5. Kebundaran (roundness) adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat.

6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah:

Pahami modul terlebih dahulu sebelum praktikum agar saat praktikum lebih paham.
DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah dan Widyasanti. 2019. Modul Penuntun Praktikum MK Karakteristik


Bahan Hasil Pertanian. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

Fuad. 2015. Penentuan Specific Gravity (SG) dan API Gravity.

Sulistiyawati et all. 2017. Densitas dan Porositas Batuan. Surabaya: Universitas


Teknik Sepuluh November
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai