LAPORAN PRAKTIKUM
(Hasil pertanian Karakteristik Fisik Bahan Hasil Bentuk & Ukuran, Pengukuran Densitas & Spesific Gravity)
Oleh :
Nama : Saeqalbu Yabsuthurrizkon
NPM : 240110200098
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 6 Oktober
Waktu/Shift : 15.30-17.00/B1
Asisten : 1. Annisa Pusponegoro
2. Maya Irmayanti
3. Shintya Devita Maharani
4. Shitah Khoerunnisa
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan hasil pertanian memiliki karakteristik yang beranekaragam dan sangat rentan terhadap kerusakan, juga
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya berupa faktor fisik, factor biotik, faktor fisiologis, mekanis,
termis, biologis dan kimia maka dari itu perlu perlakuan yang baik dan benar pada bahan hasil pertanian agar sampai
ke tangan konsumen dengan kondisi optimal dan sempurna.
Pengolahan hasil pertanian penting dilakukan untuk mempertahankan kualitas hasil pertanian itu sendiri.
Perubahan fisik terjadi ketika bahan hasil pertanian dipanen. Perubahan bentuk fisik tersebut disebabkan karena
hasil pertanian masih dalam proses respirasi dan metabolisme. Agar medapatkan hasil yang memenuhi syarat mutu
maka perlu pengetahuan tentang karakteristik fisik dari bahan hasil pertanian. Karakeristik fisik ini memiliki
beberapa komponen diantaranya, antara lain yaitu kerapatan kamba (bulk density), specific gravity, sudut geser, dan
sudut repose (angle of repose).
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk dan Ukuran
Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dari objek fisik bahan, dan
keduanya diperlukan untuk menggambarkan dengan jelas sifat fisik suatu bahan. Beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mendeskripsikan bentuk dan ukuran suatu BHP, yaitu:
a) Bentuk acuan (charted standard)
Di dalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang sampel atau bahan diukur dan
kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan (charted standard)
b) Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah perbandingan antara proyeksi sudut lancip suatu produk pertanian dengan radius
terpanjang dan produk pertanian dengan radius lebih pendek. Nilai Kebundaran bahan bervariasi antara 0-1.
Jika nilai kebulatan produk pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar.
c) Kebulatan (Sphericity)
Kebulatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan diameter bola dengan volume yang sama dengan benda
dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi benda. Sama halnya dengan nilai kebundaran, nilai
kebulatan bahan juga bervariasi antara 0-1. Jika nilai spherical material mendekati 1, maka material tersebut
berbentuk spherical (bulat).
d) Pengukuran dimensi sumbu
Untuk objek kecil seperti biji-bijian, kontur proyeksi setiap sampel dapat diukur dengan foto pembesar,
tetapi dapat juga dilakukan secara sederhana dengan metode proyeksi dengan OHP (Overhead Projector).
e) Kemiripan terhadap benda-benda geometri
Selain dibandingkan dengan bentuk standar, bentuk hasil pertanian juga dapat ditentukan dengan melihat
kemiripan dengan benda geometris tertentu, yaitu bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur
(oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Jika bentuk benda diketahui berdasarkan kemiripannya
dengan benda-benda geometris, maka volume dan luas permukaan benda tersebut dapat dihitung.
2.6 Densitas
Densitas adalah suatu besaran kerapatan massa benda yang dinyatakan dalam berat benda persatuan
volume benda tersebut. Semakin tinggi densitas suatubenda, maka semakin besar juga massa setiap volume.
Sebuahbenda yang memiliki densitas lebih tinggi, misalnya batu akan memiliki volume yang lebih rendah,
misalnya air (Sulistiyawati, 2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat Tulis;
2. Jangka;
3. Jangka Soromh;
4. Kertas Millimeterblok;
5. Over Head Projector (OHP);
6. Penggaris;
7. Spidol Warna;
8. Alat pengukur sudut repos, mengukur sudut repos;
9. Baker glass, wadah penampung;
10. Gelas ukur, fungsi utama gelas ukur adalah untuk mengukur volume suatu zat;
11. Kalkulator, alat untuk menghitung;
12. Papan lapis seng, lapis plastik mika, lapis kayu, media bahan untuk menggelinding;
13. Piknometer, mengukur nilai suatu massa jenis atau densitas dari fluida;
14. Plastik mika, melapisi permukaan papan; dan
15. Timbangan analitik, neraca yang dirancang untuk mengukur massa kecil dalam rentang sub-miligram.
3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk praktikum kali ini adalah:
1. Jagung;
2. Kacang hijau;
3. Wortel ;
4. Telur;
5. Kentang ;
6. Tomat ;
7. Aquadesh;
8. Cairan toluene (C6H5CH3);
9. Apel;
10. Mentimun;
11. Lilin; dan
12. Minyak Atsiri.
3.2 Prosedur Percobaan
Prosedur yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
3.2.1 Menentukan Kebundaran (Roundness) dengan Menggunakan OHP
a. Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan
b. Gambarlah proyeksi bahan pada kertas milimeter blok
c. Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap) dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang
membatasi proyeksi bahan (Ap) dengan planimeter.
d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
𝐴𝑝 𝑟1 2
𝑅𝑜𝑢𝑛𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = =
𝐴𝑐 𝑟22
Keterangan:
r1 = Diamter dalam
r2 = Diamter luar
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
2. Metode Piknometer
Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
rungan yang ditempati cairan ini.
a. Menimbang berat sampel diudara (Bs);
b. Menimbang berat piknometer;
c. Memasukan cairan toluene kedalam piknometer, menimbang berat toluene +piknometer (Bp + t);
d. Memasukan sampel bijian kedalam piknometer yang telah berisi cairan toluene;
e. Menimbang berat toluene + piknometer + sampel (Bt+p+s) hingga mencapai batas garis pada
piknometer;
f. Setelah piknometer dikosongkan dicuci dan dibersihkan dengan alcohol, menimbang juga berat
toluene + air (Bp+a) sampai batas garis piknometer;
g. Menghitung spesifik gravitasi (SGs) dan berat satuan sampel (𝛾s).
3. Metode Spesific Gravity bahan cair (Minyak Atsiri)
a. Menyiapkan piknometer kosong (m) yang bersih kemudian ditimbang beratnya dalam gram,
selanjutnya masukan aquades samapi batas garis piknometer;
b. Piknometer tadi ditutup lagi hingga tidak ada gelembung, lalu bersihkan dinding;
c. luar piknometer dan menimbang kembali berat piknometer yang berisi aquades (m1);
d. Lakukan prosedur untuk sampel yang digunakan, catat suhu dan berat piknometer dan sampel (m2).
𝑚2 − 𝑚
𝐵𝐽 =
𝑚1 − 𝑚
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Pengamata
Tabel 1. Hasil Pengukuran Ukuran dan Bahan
Pengamatan r1 r2 a b c Rd Sp V S
Bahan (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (m) (m) (m3) (m2)
Roundness 115 170 0.457
(Telur)
Spherecity 60.05 59.79 45.75 0.000911
(Tomat)
Bulat 75.25 65.05 30.6 0.000705 1331.35 1871.4
Memanjang
(Kentang)
Bulat 110.20 31.10 23.75 0.000395 1581.21 77.9
Membujur
(Timun)
Bulat 10 25 0.00016
Membujur
(Timun)
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran dan perhitungan terhadap karakteristik fisik
bahan hasil pertanian. Bahan hasil pertanian memiliki berbagai karakteristik fisik yang perlu
diketahui dan dipahami sebab dalam perancangan alat dan mesin pertanian pascapanen,
karakteristik fisik merupakan salah satu faktor yang menentukan desain dan perancangan dari
mesin tersebut. Selain itu karakteristik bahan hasil pertanian yang mudah rusak juga menyebabkan
bahan tersebut perlu diketahui karakteristiknya agar umur simpan bahan menjadi lebih lama dan
bahan menjadi tidak mudah rusak hingga sampai ke tangan konsumen.
Bahan hasil pertanian memiliki sifat mudah rusak (perishable). Kerusakan dapat terjadi di
lahan saat pemanenan maupun dalam proses penanganan pasca panen. Perlu adanya upaya untuk
meminimalisir terjadinya kerusakan tersebut. Adanya kerusakan terhadap bahan hasil pertanian
akan memengaruhi kualitas dan mutu yang berkaitan dengan nilai jual produk pertanian.untuk
mencegah hal tersebut, dapat dilakukan perhitungan kebundaran (roundness) dan kebulatan
(sphericit) yang bertujuan untuk menetukan tempat simpat yang aman. Pada praktikum kali ini
dilakukan pengukuran terhadap sifat fisik berupa kebulatan, kebundaran dan kemiripan dengan
benda geometris. Pengukuran ini bertujuan agar bahan-bahan pertanian dapat diketahui
karakteristiknya secara jelas sehingga mudah untuk dilakukan proses sortasi, grading, penanganan
serta proses penyimpanan dari setiap komoditas bahan hasil pertanian.
Selanjutnya praktikan melakukan pengukuran specific gravity atau gravitasi spesifik yang
bermanfaat sebagai sortasi karena dapat menunjukkan kepadatan dan kemurnian suatu bahan hasil
pertanian. Ada dua metode yang digunakan, yaitu platform scale dan piknometer. Untuk metode
platform scale, percobaan dilakukan sebanyak tiga kali pada masing-masing sampel. Perbedaan
kedua metode ini terletak pada metode piknometer yang menggunakan toluena dalam praktiknya.
Ada dua jenis bahan praktikum yang digunakan, yaitu bahan padat dan cairan Pada bahan cair
dilakukan dengan menggunakan piknometer ukuran volume 10 ml.
BAB VI
1. Nilai bulk density yang besar, maka besar pula ruang yang diperlukan untuk
penyimpanan;
2. Semakin kecil nilai specific gravity semakin besar pengaruh gravitasinya;
3. Pengukuran specific gravity bahan padat, semakin kecil volume sampel semakin berat
massanya;
4. Nilai kebundaran dan kebulatan mendekati 1 berarti memiliki tingat kebulatan yang
tinggi. Semakin mendekati nilai 1 semakin bundar dan bulat;dan
5. Kebundaran (roundness) adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah:
Pahami modul terlebih dahulu sebelum praktikum agar saat praktikum lebih paham.
DAFTAR PUSTAKA