Anda di halaman 1dari 37

PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT PRODUK PERTANIAN


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sifat fisik dari produk pertanian diperlukan dalam penanganan pasca


panen, seperti dalam pengemasan, merancang alat, dan sebagainya. Secara umum
sifat produk pertanian dapat dibagi menjadi sifat fisik, mekanik, thermodinamik,
aerodinamik, hidroninamik, dan sifat elektrik produk pertanian. Sifat fisik ini
diperlukan terutama dalam kegiatan sortasi, grading, pemisahan dari benda asing
dan juga dalam proses pengangkutan atau transportasi produk. Salah satu yang
paling penting yaitu grading, yaitu bentuk seleksi pemutuan bagi produk
pertanian. Sifat fisik dari produk pertanian terdiri atas berat, volume, bentuk,
warna, tekstur, berta jenis, kadar air juga termasuk kedalam sifat-sifat produk
pertanian ini. Biasanya dimana sifat berat maupun volume dipakai dalam
pemutuan buah berdasarkan kuantitas.
Dalam kegiatan pascapanen lainnya seperti pengemasan dan pengangkutan
sifat fisik sangat diperhatikan. Sifat bahan sangat berhubungan dengan
pengelolaan secara mekanis. Banyak para pakar yang profesional di bidangnya
khususnya bidang nutrisi telah merekomendasikan secara ilmiah melalui
pendekatan formula. Sifat fisik bahan dapat diamati secara langsung tanpa adanya
reaksi kimia, sedangkan sifat fisik lainnya dapat diamati dengan terjadinya
perubahan warna, suhu, pembentukan endapan atau pembentukan gas.
Sifat fisik bahan ini sangat diperlukan dalam pemisahan produk dengan
benda asing yang tidak diinginkan seperti partikel tanah, debu maupun bahan
sampah lain yang ikut bersama produk pertanian saat proses pemanenan. Bentuk
dan ukuran berat, volume warna yang seragam menjadi pilihan konsumen. Untuk
kerusakan seminimal mungkin diperlukan pengetahuan terhadap sifat maupun
karakteristik serta sifat teknik dari suatu bahan hasil pertanian yang berkaitan
dengan karakteristik fisik mekanis dan teknik.
Kondisi dilapangan yang menunjukkan kurangnya pengetahuan petani
dalam pengolahan hasil pertanian merupakan dasar utama dalam mempelajari
karakteristik produk pertanian tadi. Dimana meskipun begitu banyak mesin dan
peralatan pendukung pertanian tidak menjadikan petani serta-merta mendapatkan
hasil pertanian yang melimpah karena minimnya pengetahuan terhadap sifat fisik
bahan pertanian.
Selain itu pemahaman terhadap sifat produk pertanian juga penting dalam
kajian maupun analisis terhadap efisiensi alat pengolahan bahan-bahan pertanian.
Sehingganya suatu alat yang diciptakan bukan hanya dapat melakukan pengolahan
denganbaik tetapi juga dapat dipergunakan secara efisien dalam jangka panjang
oleh petani. Terjadinya keseimbangan antara pengetahuan dan penerapan
dilapangan akan menjadikan tujuan pertanian untuk mensejahterakan petani akan
tercapai.

1.2 Tujuan

1. Dapat mengetahui sifat produk pertanian dan dapat merancang alat


pengolahan hasil pertanian berdasarkan analisa ilmiah yang baik dan
benar.
2. Praktikan dapat mempelajari sifat fisik , rheology, aerodinamis, dan
hidrodinamis produk pertanian.
3. Dengan memahami sifat fisik dari produk pertanian diharapkan praktikan
dapat melakukan penanganan terhadap berbagai macam produk pertanian.

1.3 Manfaat

1. Praktikan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari praktikum


yang dilakukan pada sifat produk pertanian.
2. Dapat memberi wawasan dalam hal sifat-sifat produk pertanian,baik dalam
perancangan alat maupun dalam proses pengolahan produk.
3. Agar kita mampu membedakan produk berkualitas dan produk yang tidak
berkualitas.
4. Agar kita mengetahuiAngle of respose dan Angle of frictiondari produk
pertanian.
5. Agar kita mengetahui Bulk Density dan manfaat Bulk Density produk
tersebut.
6. Agar kita mengetahui sifat alamiah dari produk pertanian.
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

I. Objek 1 (SIFAT FISIK GABAH DAN BERAS)

2.1.1 Tujuan dan Manfaat

2.1.1.1 Tujuan

1) Menentukanbulk density (m/g³)


2) Menentukan Angle of respose gabah dan beras (°)
3) Menentukan Angle of friction gabah dan beras (°)

2.1.1.2 Manfaat

1. Agar praktikan mampu memahami sifat fisik gabah dan beras.


2. Agar praktikan mampu membedakan Angle of respose dan Angle of
friction.
3. Agar praktikan dapat mengetahui mana beras yang berkulitas baik
mana yang tidak.
4. Agar mampu menentukan sifat fisik gabah dan beras serta menentukan
faktor ilmiah yang mempengaruhi sifat tersebut.
5. Agar praktikan memahami tentang sifat fisik utama dari bahan
pertanian terutama gabah dan beras sebagai hasil pertanian yang paling
utama untuk penelitian dimasa mendatang.

2.1.2 Tinjauan Pustaka

Sifat fisik bahan pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
masalah-masalah dalam merancang suatu alat khusus untuk suatu produk
pertanian atau analisa perilaku produk dan cara penanganannya. Karakteristik sifat
fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan, warna, penampakan,
berat, prositas, densitas, dan kadar air (Suharto, 1991)
Angle of repose merupakan sifat teknik dari suatu bahanberbentuk granular
yang dituang dalam suatu permukaan horizontal yang akan membentuk
suatugundukan berbentuk kerucut. Sudut antara permukaan gundukan terhadap
permukaan horizontal inilah yang disebut dengan angle of respose. (Khatir, 2006)
Angle of friction adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan kayu dengan
bidang horizontal, pada saat gabah diatas permukaan tersebut karena gaya berat.
Gaya berat adalah massa partikel yang menempati satu unit volume tertentu.
Densitas bulk ditentukan dengan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan
merupakan hasil pembagian dengan berat granular dengan volume wadah.
Porositas merupakan bagian yang tidak ditempati oleh partikel atau bahan
padatan.

Kriteria untuk bentuk dan dapat dibagi atas berbagai macam diantaranya:
1. Charterd Standards (Gambar standar)
Yaitu dengan mengukur penampang memanjang dan menglintang akan
menghasilkan gambar standar. Contoh: round, oblate, oblong, cone, dan lain-lain.
Charted standard sangat sederhana namun bersifat sangat subjektif.
2. Roundnes
Yaitu ukuran keruncingan sudut dari suatu bahan padat. Ada beberap
persamaan untuk melakukan perhitungan dengan roundness diantaranya:
Rd=𝐴𝑝 atau Rd=𝑟 atau Rd=𝑑𝑟
𝐴𝑐 𝑅 𝑑𝑡

3. Sphericity
Yaitu perbandingan antara luas permukaan bola yang mempunyai volume
sama dengan diameter bak terkecil yang dapat mengelilingi objek. Nilai dari skala
penentuan sphericity dorentang dari 0-1. Dimana jika suatu benda mendekati nilai
1 maka benda tersebut dapat dinyatakan mendekati nilai kebulatan.
Sphericity juga dirumuskan dengan de . Asumsi dari bahan yang dianggap
dc

memiliki bentuk ellips. Sphericity secara jelas dapat dijelaskan dengan rumus:
1⁄
volume bahan 3
Sphericity= )
volume bola yang
( mengelilingi

4. Reseblance to Geometric Bodies (Kemiripan dengan Benda Geometris)


Yaitu penentuan sifat fisik suatu benda dengan benda standar yang selain
standar tersebut dihubungkan dengan benda geometri. Benda geometri yang
dimaksud dapat dikelompokkan menjadi:
a. Bulat memanjang (prolate spheroid)
b. Bulat membujur (oblate spheroid)
c. Kerucut berputar/silinder.
Dimana dapat didefinisikan masing-masingnya sebagai berikut:
a. Bulat memanjang (prolate spheroid)
Yaitu bentuk yang terjadi apabila sebuah bentuk ellips berputar pada sumbu
panjangnya. Contoh : lemon.
b. Bulat membuju (oblate spheroid)
Yaitu bentuk yang terjadi apabila sebuah ellips berputar pada sumbu
pendeknya. Contoh : anggur.
c. Kerucut berputar/silinder
Yaitu bentuk yang menyerupai kerucut/ tabung. Contoh: wortel dan timun.
Bahan pada pangan biasanya berbentuk cairan dan padatan, meskipun
demikian bukan berarti bahan mengandung air tidak mengandung bahan padatan
begitu juga sebaliknya. Bahan pangan juga memiliki sifat cair seperti airan encer.
Kedua sifat inilah yang dinamakan sifat alir bahan pangan.
Beras adalah butiran padi yang telah dibuang, namun kulit sekam telah
menjadi bagian bagian kasar yang secara konvensional disebut dengan dedak.
Gabah merupakan hasil panenpad dari tangkai induknya. Gabah tersusun atas 15-
30% kulit luar atau sekam, 4-5% kulit ari, 12-14% katul, 65-67% endosperm dan
sisanya merupakan lembaga.
Sekam membentu jaringan keras sehingga menjadi perisai pelindung bagi
butir beras terhadap pengaruh luar. Kulit ari bersifat kedap terhadap oksigen,
karbon dioksida, dan kedap air. Sehingga dapat melindungi butir beras dari
kerusakan oksidasi dan enzimatis. Lapisan katul merupakan lapisan yang banyak
mengandung vitamin B1, B2, B6, B12, dan niasir. Endosperm merupakan bagian
utama dari butir beras dengan pati sebagaikomposisi utamanya. Endosperm juga
mengandung protein dan selulosa dalam jumlah banyak serta vitamin dan mineral
dalam jumlah kecil.
Berikut ini dikemukakan secara umum kritera dan mutu beras diantaranya:
1. Mutu Pasar
Mutu beras dipasaran umumnya berkaitan dengan harga beras tersebut.
Dalam kaitan ini Badan Logistik (Bulog) telah menetapkan ciri penetapan mutu
beras yang akan dibeli badan tersebut. Namun ketentuan ini tidak berlaku dipasar
bebas. Ukuran beras adalah panjang butiran beras utuh menggunakan mikrometer.
2. Mutu Rasa
Mutu rasa beras yang dapat dijadikan tolak ukur memiliki sifat subjektif
yang dipengaruhi oleh daerah, suku bangsa, dan sebagainya. Meskipun belum ada
ketentuan yang pasti untuk menetapkan mutu beras, namun mutu rasa sudah
menjadi acuan memperkirakan jenis varietas dari produk tersebut.
3. Mutu Tanak
Yaitu persyaratan utama dalam pengolahan beras dalam dunia
internasional. Hal ini telah diterapkan dalam penerapan mutu beras di Amerika.
Ciri utama dari mutu tanak adalah pengembangan volume, kemampuan mengikat
air, stabilitas pengalengan nasi, lama waktu dalam penanakan, serta viskositas
padi yang digunakan tesebut.
4. Komposisi Beras
Kandungan standar gizi beras adalah sebesar 360 kalori ,protein sebesar
6,8 gram, kalsium 6 mg dan zat besi 8 mg. Salah satu faktor yang mempengaruhi
biologis tanah adalah suhu. Perubahan secara kimia pada proses penyimpanan
secara cepat dapat terjadi pada tingkat suhu 30-40°C, sedangkan pada tingkatan
suhu lebih dari itu akan menyebabkan hilangnya daya kecambah dari gabah.
Butiran-butiran gabah memiliki karakteristik bentuk dan beragam,
tergantung varietasnya. Secara umum, subspecies padi yang ditanam di dunia
dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu Japonica,Javanica, dan Indica. Padi jenis
Japonica memiliki bentuk butiran gabah pendek membulat, sedangkan pdadi jenis
Indica memiliki bentuk butiran bulat memanjang. Di Indonesia jenis padi yang
banyak ditanam yaitu padi jenis Indica. Butiran gabah dapat diuraikan menjadi
bagian-bagian. Secara garis besar, bagian-bagian gabah dapat dibedakan mejnadi
tiga bagian. Bagian paling luar disebut sekam. Sekam tersusun dari palea, lemma,
dan glume. Bagian keduadisebut bagian bekatul. Bagian bekatul tersusun atas
lapisan luar, lapisan tengah, lapisan silang, testa, dan aleuron, sedangkan lapisan
yang paling dalam disebut endosperm. Gabah hasil panen kemudian diproses
lebih lanjut menjadi beras melalui proses penggilingan. Tahapan pascapanen
tanaman padi meliputi perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan,
penyimpanan, dan pengemasan. Salah satu tahapan pascapanen yang peting yaitu
proses penggilingan. Pada tahapan ini, gabah yang sudah siap digiling atau Gabah
Kering Giling (KGK) akan diproses menjadi beras putih yang siap dikonsumsi.
Dilihat dari segi kandungan gizi, butiran beras mengandung 70-75%
karbihidrat, 6-7,5% protein, 3 % lemak, dan sedikit vitamin B2. Karbohidrat dan
protein terdapat di dalam lapisan bekatul dan endosperm, sebagian besar lemak
dan vitamin B2 terdapat dalam bekatul. Kandungan protein pada endosperm
berpengaruh pada rendemen beras kepala dan derajat keputihan butiran. Kadar
protein yang tinggi membuat butiran menjadi keras sehingga cenderung tidak
patah pada saat penyosohan atau berat sosoh. Berat sosoh adalah tingkat
terlepasnya lapisan bekatul, lembaga, dan edikit endosperm dan butiran beras.
Penilaian derajat sosoh :
1. Perhitungan berat bekatul yang terlepas setelah proses penyosohan.
2. Memnggunakan pembanding standar derajat sosoh beras secara visual
dengan bantuan alat kaca pembesar.
3. Menggunakan alat Satake Milling Meter MM-1C atau whiteness
meter.
Selain itu butiran beras juga tahan terhadap gesekan sehingga hanya
sedikit bangian endosperm yang terkikis. Akibatnya, derajat sosoh akan menjadi
rendah.
Kualitas fisik gabh terutama ditentukan oleh kadar air dan kemurnian
gabah. Kadar air gabah adalah jumlah kandungan air di dalam butiran gabah yang
biasa dinyatakan dalam satuan (%) dan dari berat basah (wet basis). Sedangkan
tingkat kemurnia gabah merupakan persentase berat gabah bernas terhadapberat
keseluruhan campuran gabah. Makin banyak benda asing atau gabah hampa atau
rusak di dalam campuran gabah maka tingkat kemurnian gabah akan menurun.
Kemudian gabah dipengaruhi oleh adanya butir yang tidak bernas seperti butir
hampa, butir-butir tanah, batu-batu kerikil, potogan kayu, potongan logam, angkai
padi, biji-bijian lain, bangkai serangga hama, serat karung, dan sebagainya.
Termasuk pula dalam kategori kotoran adalah butiran-butiran bagah yang telah
terkelupas dan gabah patah. Kualitas gabah akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas berasyan dihasilkan. Kualitas gabah yang baik akan berpengaruh pada
tingginya rendemen giling. Rendemen giling adalah persentase berat sosoh
terhadap berat gabah yang digiling.
Kadar air yang optimal untuk melakukan penggilingan adalah 13-15%.
Pada kadar air yang lebih tinggi gabah sulit terkelupas, sedangkan pada kadar air
yang lebih rendah butiran gabah menjadi mudah patah. Gabah yang baru panen
(GKP), memiliki kadar air antara 20-27%. Apabila gabah disimpan sebelum
digiling kadar airnya harus diturunkan terlebih dahulu dengan cara dikeringkan
sampai kadar air maksimum 18%. Pada kadar air ini gabah disebut gabah kering
simpan (GKS). Sebelum digiling GKS dikeringkan lagi hingga kadar air sekitar
13-15%.
Gabah kering panen yang memiliki kadar air sekitar 20% akan menurun
beratsnya sebanyak 7% setelah mengalami proses pengeringan hingga menjadi
gabah kering giling yang memiliki kadar air sekitar 14%. Apabila tidak langsung
digiling, gabah terlebih dahulu disimpan dalam bentuk gabah kering giling. Gabah
kering giling yang memiliki kadar air sekitar 14% dan kotoran sekitar 3%
dianggap sebagai bobot awal (100%) yang merupakan masukan terhadap proses
penggilingan. Proses penggilingan padi diawali dengan pembersihan awal untuk
membersihkan kotoran-kotoran yang berjumlah kira-kira 3% dari bobot gabah
awal. Selanjutnya gabah mengalami proses pemecahan kulit, dimana sekam yang
berbobot 20% dari bobot gabah awal-awal terlepas dari butiran gabah, dan akan
tersisa beras pecah kulit sebanyak 77%. Beras pecah kulit kemudian melalui
proses penyosohan untuk memisahkan bekatulnya dan untuk mendapat warna
beras yang mengkilap. Akibat proses ini diperoleh bekatul sebanyak 10% dari
berat gabah awal. Beras kepala sebanyak 52%. Persentase sekam dan bekatul
sematat-mata disebabkan oleh perbedaan varietas padi, sedangkan persentase
beras patah dan beras kepala banyak dipengaruhi oleh kinerja mesin yng dipakai.
Kadar air merupakan salah satu fisik dari bahan yang menunjukkan
banyaknya air yang terkandung di dalam bahan. Kadar air biasanya digunakan
dalam persentase berat air terhadap bahan basah atau dalam gram air untuk setiap
100gram bahan yang disebut dengan kadar air basis basah (bb). Berat bahan
kering atau padatan adalah setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu
sehingga beratnya tetap.
Cara pengerigan secara umum ke dalam empat golongan menurut suhu
udara pengeringnya :
1. Cara pengeringan dengan suhu sangat rendah.
2. Cara pengeringan dengan suhu rendah.
3. Cara pengeringan dengan suhu tinggi.
4. Cara pengeringan dengan suhu sangat tinggi.
2.1.3 Bahan dan Alat

2.1.3.1 Bahan

1. Beras 1,5 kg
2. Gabah 1,5 kg

2.1.3.1.
Alat
1. Timbangan digital atau manual.
2. Vernier caliper/ jangka sorong.
3. Papan triplek dan plat tipis.
4. Pipa diamerer 21 cm
5. Busur dan penggaris.

2.1.4 Metoda

a. Ukur panjang (d mayor), lebar (d moderate), dan tebal (d minor) untuk padi
dan beras dengan menggunakan vernier caliper atau jangka sorong. Sampel
pada masing-masing bahan yang digunakan sebanyak 10 butir. Data yang
didapat selanjutnya dimasukkan pada tabel sampel bahan rata-ratanya
dihitung.
b. Tentukan jenis padi berdasarkan ukuran panjangnya
Tabel 1. Ukuran Panjang Padi
Dmayor Jenis

>7,5 mm Sangat Panjang

6,5<dmayor<7,5 mm Panjang

5,5< dmayor<6,5mm Sedang

<5,5 mm Pendek
c. Tentukan jenis beras berdasarkan ukuranpanjangnya
Tabel 2. Ukuran Panjang Beras
Dmayor Jenis

>7,0 mm Sangat Panjang

6,0<dmayor<7,0 mm Panjang

5,0<dmayor<6,0 mm Sedang

<5,0 mm Pendek

d. Tentukan subjenis atau rasio diameter untuk padi (dmayor/dmoderat)


Tabel 3. Subjenis atau Rasio Diameter Padi
Rasio Jenis

>3,0 mm Slender

2,0<rasio<3,0 mm Bold

<2,0 mm Round

e. Tentukan bulk density bahan, yaitu: perbandingan massa dengan volume.


Bulk density = m
v

Dimana: m= massa dari bahan (g)


V= volume tabung (V)= ¼πd²t
t
f. Angle of respose = Arc tan
d

g. Tentukan angle of friction, yaitu :letakkan 10 butir masing-masing bahan


diatas permukaan bidang datar (triplek/plat tipis), selanjutnya miringkan
bidang pelan-pelan dan ukurlah besar sudut kemiringan bidang pada saat
benda meluncur.
h. Tentukan persentase beras hasil penggilingan berdasarkan keutuhannya,
yaitu dengan cara menimbang 100 g (x), selanjutnya pisahkan dan
kelompokkan beras menjadi head rice (X1), Large broken (X2), dan small
broken (X3).
% head rice =𝑋1*100%
𝑋

%large broken = 𝑋2* 100%


𝑋

% small broken =𝑋3*100%


𝑋
2.1.5 Hasil dan Pembahasan

2.1.5.1 Hasil

Tabel 4. Data Gabah dan Beras


Sampel
Bahan
1(cm) 2 (cm) 3(cm) 4(cm) 5(cm) Rata-rata
Dmayor
dmoderat
Beras
Dminor

Dmayor
dmoderat
Gabah
Dminor

Tabel 5. Data Kriteria Gabah dan Beras


Kriteria Gabah Beras
Jenis bahan (sangat panjang, panjang, sedang Sangat Sedang
pendek ) panjang
Sub jenis bahan (slender, bold, round) Bold -
Berat tabung kosong W1 (g) - -
Berat tabung kosong + bahan W2 (g) - -
Volume tabung V (cm³) 2528,173 cm³ 1736,378 cm³
Bulk density (g/cm³) 0,593 g/cm³ 0,863 g/cm³
Angle of respose (°) 15,01° 17,34°
Angle of friction (°)
43° 30°
- Triplek 40° 25°
- Plat tipis
% head rice - 15,5%
% large broken - 9%
% small broken - 5,4%
2.1.5.2 Pembahasan
II. Objek 2 (SIFAT FISIK BIJI-BIJIAN)

2.2.1 Tujuan dan Manfaat

2.2.1.1 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum adalah :

1. Menentukan bulk Density (g/cm³) biji-bijian


2. Menentukan angle of repose biji-bijian (°)
3. Menentukan angle of friction biji- bijian (°)

2.2.1.2 Manfaat Praktikum

Sedangkan manfaat praktikum adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui bulk density biji-bijian yang di ukur atau


yang di jadikan sampel
2. Mahasiswa dapat mengetahui angle of repose biji- bijian yang diukur
3. Mahasiswa dapat menentukan angle of friction biji-bijian yang di gunakan
4. Mahasiswa dapat mengetahui sifat alamiah dari biji-bijian yang di gunakan

2.2.2 Tinjauan Pustaka

Sifat fisik hasil pertanian berbeda dengan sifat fisik hasil industri. Sifat
fisik yang merupakan ciri khas produk pertanian adalah:

1. Perishabel, yaitu mudah busuk dan rusak


2. Bulky, yaitu pengambilan banyak tempat sehingga sulit untuk di pindahkan
karena berat dan sifat fisiknya agak kaku
3. Voluminous, yaitu hasil pertanian yang tidak berat membutuhkan ruang
dan tempat yang cukup besar. Misalnya pada padi

Jadi sebenarnya barang voluminous juga termasuk barang yang bersifat


bulky, tapi tidaklah semua barang-barang bulky adalah voluminous. Buah,
sayuran dan daging adalah hasil pertanian yang bersifat perishabel, sedangkan
gabah, jagung, singkong, kacang tanah, telur merupakan hasil-hasil pertanian
bersifat bulky. Barang-barang yang bersifat perishabel memerlukan perlakuan dan
pekerjan fisik yang baik, hati-hati serta teliti dan membutuhkan tempt
penyimpanan yang lebih baik sebelum barang tersebut menjadi busuk. Jika barang
sudah rusak bentuk fisiknya atau busuk, maka sidah pasti nilai dan kualitas barang
tersebut menurun.
Barang-barang bulky relatif membutuhkan biaya penyimpanan dan biaya
pengankutan yang tinggi.
Sifat fisik bahan yang sangat berpengaruh terhadap desain hoper adalah
angle of repose. Sifat ini adalah sifat teknik dari suatu bahan berbentuk granular
yang dituang dalam suatu permukaan horizontal maka akan terbentuk suatu
gundukan berbentuk kerucut. Sudut antara permukaan gundukan terhadap
permukaan horizontal inilah yang disebut dengan angle of repose.

Angle of friction adalah suatu sudut yang dibentuk oleh suatu permukaan
dengan bidang horizontal pada saat gabah diatas permukaan tersebut meluncur
karena gaya berat. Densitas bulk adalah perbandingan antara berat dan volume.
Data dari bulk density penting untuk perhitungan dimensi dari bulk strorege
fasilities penampungan kapasitas tertentu.
Karakteristik fisik pada biji-bijian:
a. Bentuk dan ukuran
Kriteria untuk benruk dan ukuran :
1. Charted standars (gambar standar)
Digunakan untuk mengukur penampang memanjang dan melintang objek.
Contoh bentuknya yaitu:
1. Round (bundar)
2. Oblate (membujur)
3. Cone (kerucut)
2. Roundness

Merupakan ukuran keruncingan sudut dari suatu bahan padat. Nilai round
(kebundaran) suatu bahan padat. Nilai round suatu bahan berkisar dari 0-1.
Apabila nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk
bahan tersebut bundar. Ada bebrapa metode untuk mengestimasi kebundarn suatu
benda diantaranya adalah :
Ap
Roundness(𝑅𝑑) =
Ac

Dimana : Ap = Luas permukaan proyeksi terbesar dlam posisi bebas


Ac = Luas permukaan proyeksi terkecil yang membatasinya
∑r
Roundness(𝑅𝑑) =
NR

3. Sphericity
Merupakan perbandingan antara luas permukaan bola yang mempunyai
volume yang sama dengan bahan dan dengan luas permukaan bahan.
Dirumuskan sebagai berikut :
volume bahan 1⁄
3

Sphericity= (volume bola yang mengelilingi)
a

1⁄
Geometric Mean Diameter (GMD) =(𝑎. 𝑏. 𝑐) 3

Bulk Density = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Dimana :
V = 1 𝜋𝑑2 𝑡
4

b. Volume dan Densitas


Densitas terbagi menjadi dua yaitu:
1. Densitas kamba (bulk densiti)
Merupakan perbandingan bobot bahan dengan volume yang di tempatinya,
termasuk ruang kosong di antara butiran makanan.
2. Densitas nyata
Merupakan perbandingan bobot bahan dengan volume yang hanya di
tempati oleh butiran bahan tidak termasuk ruang kosong.
Metode penentuan volume dan densitas:
1. Gelas ukur
2. Piknometer
3. Densitimeter
Volume dan densitas juga dapat berperan sebagai aplikasi aplikasi seperti :
1. Pengeringan dan penyimpanan
2. Rancangan silo dan ruang penyimpanan
3. Mesin kompresi mekanikal
4. Pemisahan bahan bahan asing
5. Penentuan kemurnian benih
6. Separasi dan grading
7. Evaluasi kematangan
8. Tekstur dan kelunakan buah
9. Estimasi ruang udara di dalam jaringan tanaman

Biji adalah bakal biji dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat
terlindung dari organ lain atau tidak. Dari sudut evolusi, biji merupakan embrio
atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada
kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong – polongan yang menjadi
bahan dasar banyak makanan dari asia timur seperti kecap, tahu dan tempe.
Kacang tanah adalah tanaman polong – polongan atau legumeanggota suku
fabaceae yang di budidayakan, serta menjadi kacang – kacangan terpenting
setelah kedelai di Indonesia.
Kacang hijau (vigna radita) adalah sejenis palawija yang di kenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong – polongan (fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari – hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein tinggi.Kacang merah hampir sama dengan kacang-kacangan
yang lainnya.
Biji adalah bahan paling mendasar untuk manusia dan hewan. Kandungan
pori yang tinngi, pdad bijian menyediakan sumber energy utama bagi manusia dan
hewan, selain kandungan protein dan lemaknya. Padi, gandum, dan jagung adalah
bijian utama sumber pangan dan telah menjadi makanan pokok sejak awal
peradaban manusia. Termasuk dalam bijian adalh serealia, kacangan, dan bijian
berlemak tinggi.
Bijian merupakan bahan pangan yang tahan lama karena tidak mudah rusak
selama pengangkutan akan dapat mempertahankan mutunya dalam penyimpanan
yang panjang jika telash diperlakukan dengan berat selama panen, pengeringan,
dan penyimpanan. Kegagalan dalam menerapkan cara-cara dan prosedu yang baik
dalam berbagai kegiatan penanganan pascapanen tadi dapat menyebabkan
penurunan mutu yang cepat dan susut yang tinggi.
Pengetahuan mengenai sifat alamiah dan struktur bijian sangat diperlukan
dalam memahami perilaku bijian setelah panen sehingga dapat diupayakan
pengembangan system pascapanen yang cocok untuk produk dan kondisi
lingkungan tertentu. Sebagai contoh struktur biji jagung mungkin akan
mempengaruhi laju pengeringan, misalnya biji jagung akan mengalami kehilangan
air yang cepat bila ada bagian yang pecah atau hilang. Komposisi kimia dan sifat-
sifat fisik juga dapat mempengaruhi karakteristik penyerapan air oleh bijian dan
laju pengeringan.
Tiga jenis bijian utama padi, jagung, dan gandum berasal dari tanaman
jenis rerumputa yang menghasilkan biji atau kerel. Kadar air ketiga jenis bijian ini
ketika dipanen bervariasi, yaitu antara 18%-38% tetapi agar dapat disimpan
dengan aman kadar air harus diturunkan sampai 13%-14% tergantung pada
kondisi dan lama penyimpanan. Dengan demikian pengeringan langsung setalah
panen adalah umum laju pengeringan semakin tinggi bila bulk density semakin
rendah, panas spesifik semakin rendah, porositas semakin tinggi, dan luas
permukaan spesifik semakin tinggi.
Tingkat susut bijian juga dipengaruhi oleh factor fisik, biologis, dan
fisiologis dari bijian itu sendiri. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
susut bijian antara lain :
1. Faktor fisik, misalnyay terjadi karena :
a. Panen, dimana kemungkinan terjadi ceceran bijian terutama jika
panen dilakukan tanpa bantuan peralatan atau mesin.
b. Perontokan, disebabkan oleh adanya bijian yang tidak dapat
dirontokkan sehingga ikut terbuang bersama tangkai / malai
tanaman.
c. Pengeringan, disebabkan oleh pengeringan yang tidak sempurna
atau tidak merata sehingga banyak kerusakan atau yang tidak
tergiling dengan baik saat penggilingan.
d. Pengangkutan dan penyimpanan, disebabkan oleh adanya produk
yang tercecer akibat penggunaan kemasan yang tidak baik.
2. Faktor biologis, misalnya serangga dan ham yang dapat menyerang
produk selama berada pada tanamannya atau selama dalam
penyimpanan. Hama tikus mislanya, selain memakan produk juga
mencemari produk dengan kotoran dan kencing mereka.
3. Faktor fisiologis, hanya terjadi pada bijian dengan kadar air tinggi.
Dengan demikian bila bijian telah dikeringkan hingga kadar air 13%-
14% kemungkinan tidak akan mengalami kerusakan akbiat aktivitas
fisiologis selama dalam penyimpanan.
2.2.3 Bahan dan Alat

2.2.3.1 Bahan

1. Kedelai 1 kg
2. Kacang tanah 1kg
3. Kacang merah 1 kg
4. Kacang hijau 1kg

2.2.3.2 Alat

1. Timbangan digital / manual


2. Varnier caliper / micrometer
3. Papan triplek dan kertas karton (40x40)
4. Gelas ukur / tabung kosong
5. Busur

2.2.4 Metoda

a. Ukur panjang (d mayor), lebar (d moderat)dan tebal (d minor)bahan


dengan menggunakan verbier caliper atau micrometer. Sample pada
masing – masing bahan yang digunakan sebanyak 10 butir. Data yang di
dapatkan selanjutnya dimasukkan pada tabel sampel bahan dan hitungan
nilai rata ratanya.
b. Tentukan geometric mean diameter, yaitu:
1⁄
GMD = (𝑑 𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 𝑚𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟
3𝑥𝑑 𝑥𝑑 )
c. Ditentukan shpericityyaitu :
S = (GMD / 𝑑𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 )
d. Tentukan bulk densitybahan, yaitu: timbang tabung kosong (W1), timbang
tabung kosong + bahan (W2), ukur volume tabung (V)
Bulk density= 𝑚
𝑣

Dimana: m = massa dari bahan (g)


v = volume tabung (V) = ¼ π d ² t

e. Tentukan angle of repose, yaitu: tuangkan 1,5 kg bahan di atas bidang datar
dan selanjutnya ukur kemiringan tumpukan bahan
Angle of respons= arc tan 𝑡
𝑑

f. Tentukan angle of frictionyaitu : letakkan 10 butir masing masing bahan di


atas permukaan bidang datar ( triplek/karton) selanjutnya miringkan bidang
– bidang pelan dan ukurlah besarsudut kemiringan bidang pada saat bahan
meluncur.
2.2.5 Hasil dan Pembahasan

2.2.5.1 Hasil

Tabel 6. Data Biji-Bijian


Sampel Rata-
Bahan
1 2 3 Rata

𝑑𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 6,10 6,92 7,32 6,78

Kedelai
𝑑𝑚𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒 5,40 5,62 6,41 5,81

𝑑𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 6,15 6,01 4,92 6,69

𝑑𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 10,57 10,31 12,85 11,24


Kacang
Tanah 𝑑𝑚𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒 7,51 7,19 9,25 7,98

𝑑𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 7,07 6,92 9,74 7,91

𝑑𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 3,71 9,68 8,43 7,27


Kacang
Merah 𝑑𝑚𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒 3,59 5,69 5,23 4,87

𝑑𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 3,52 3,87 3,17 3,52

𝑑𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 4,88 3,52 3,78 4,06


Kacang
Hijau 𝑑𝑚𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒 3,57 3,10 2,93 3,02

𝑑𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 3,47 3,15 2,96 3,19


Tabel 7. Kriteria Biji-Bijian
Kacang Kacang Kacang
Kriteria Kedelai
Tanah Merah Hijau

GMD (cm) 6,07444 8,91898

Sphericity 1,0676 1,1276

Massa Bahan 10,0293 gr 10,0001 gr


(g)

Volume 17 ml
= 0,59
Tabung (𝒄𝒎𝟑)

Bulk 15,4 ml

Density(g/𝒄𝒎𝟑)

Angle of
Repose

Angle of
Friction

2.2.5.2 Pembahasan
III. Objek 3 (SIFAT FISIK BUAH DAN SAYUR)

2.3.1 Tujuan dan Manfaat

2.3.1.1 Tujuan

1. Menentukan Geometric Mean Diameter (GMD) (cm) .


2. Menentukan Sphericity .
3. Menentukan Densiity (g/cm3)

2.3.1.2 Manfaat

1. Menentukan perbedaan sifat fisik yang ada pada buah dan sayur .
2. Meengetahui pentingnya sifat fisik buah dan sayur untuk proses
sortasi dan pengemasan .
3. Mengetahui lapisan dinding buah .
4. Mengetahui beberapa bentuk geometri pada buah dan sayur .
5. Mengetahui kegunan berat jenis dari sifat produk pertanian .

2.3.2 Tinjauan Pustaka

Sifat fisik buah-buahan dan sayur-sayuran yang sering diamati adalah


warna,aroma,rasa,bentuk, ukuran,dan kekerasan . Biasanya dalam praktek sehari-
hari sifat fisik ini diamati secara subjektif ,sedangkan berat ditentukan secara
objektif dengan menggunakan timbangan .
Dalam proses pasca panen pengetahuan akan sifat fisik buah dan sayur
sangatlah dibutuhkan . Diantara sifat fisik tersebut adalah berat dan vulume
bahan.Berat dan volume dapat ditentukan dengan mengetahui vulume bahan.Berat
dan volume dapat digunakan untuk pemilihan buah berdasarkan kualitas bahan
untuk nantinya dilakukan pengemasan dan pengangkutan .
Dalam pascapanen ,untuk menduga kematangan buah dapat dilakukan
dengan berat jenis dari produk . Berat jenis dari produk dapat ditentukan dengan
mengetahui volume produk tersebut. Volume bahan dapat ditentukan dengan
menggunakan pengukran berdasarkan pendekatan aproksimasi (pendekatan
geometri) dengan menggunakan metode platform scale .

Dalam beberapa hal bentuk dapat di aproksimasi dengan salah satu dari
bentuk geometri berikut :
1. Spheroid prolat
Yaitu bentuk bahan yang terjadi apabila sebuah bentuk elips berputar pada
sumbu panjangnya. Contoh: lemon
2. Spheroid oblat .
Yaitu bentuk bahan yang terjadi apabila sebuah elips berputar pada sumbu
pendeknya. Contoh: Anggur
3. Right circular cone atau silinder .
Yaitu bentuk bahan menyerupai kerucut atau silinder. Contoh: wortel dan
timun.
Dengan bentuk-bentuk geometri ini dapat diaprokmasikan.

Tanaman sayuran dan buah dikelompokkan secara bebas berdasarkan


karakteristik dari pascapanen serta suhu dan penyimpanan . Pengelompokkan
dapat juga melalui resapan tanaman tersebut terhadap pH (keasaman),
sanitasi,kebutuhan akan hara serta drainase .Perbedaan respon tanaman terhadap
drainase kondisi tersebut menimbulkan keberagaman pada tanaman tersebut
.Selain itu tanaman dapat juga dikelompokkan berdasarkan bagian yang bisa
dimakan.
Pengelompokkan (klasifikasi) botanis pada umumnya dilakukan
berdasarkan keberagaman tipe bunga ,morfologi,dan kecocokan antar tanaman
.Misalnya tanaman selada dalam divisi spermatophyta dan dalam sub kelas
mondikotiledonae .Sejumlah besar selada dimakan mentah dan merupakan
sayuran salad yang populer karena warna , tekstur,aroma serta umumnya
mengandung kadar air yang tinggi .Buah dan sayur masing-masing karakteristik
berbeda mulai dari rasa,aroma,dan bentuk .
Pengamatan terhadap buah dan sayur penting dilakukan untuk melakukan
sortasi atau grading agar mutu dan kualitasnya bisa menjadi lebih baik . Tiap-tiap
buah dan sayur memiliki sifat fisik yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat
kematangan juga menyebabkan berbedanya sifat fisik dan kimianya .Sifat fisik
buah dan sayur sangat penting dalam sortasi dan grading .Seringkali sortasi dan
pengkelasan mutu buah dan sayur ditetapkan secara objektif dan kualitatif .
Sortasi buah dan sayur memiliki permintaan pasar nasional mauoun
internasional yang biasanya melihat mutu suatu produk dari nilai ukuran .warna
mutu,rasa dll.Buah biasanya dibedakan berdasarkan struktur dinding buah
.Klasifikasi berdasarkan dinding buah ini penting bila dikaitkan dengan
penanganan pasca panen secara umum,karena buah dengan karakteristik dinding
buah yang mirip akan mempunyai respon yang mirip terjadi perubahan
lingkungan .
Pada dasarnya dinding buah terdiri atas tiga komponen yaitu :
1. Lapisan luar
2. Lapisan tengah
3. Lapisan dalam

Beberapa buah mengalami keempukan setelah panen ,sesungguhnya hal ini


terjadi salah satunya dalam penyimpanan .Tetapi perubahan selulosa tidak terlalu
besar tetapi hemiselulosa dan peptopektin berubahnya besar sekali .Peranan kedua
zat ini sangat penting dalam pengempukan buah artinya yaitu bahwa pektin yang
hilang tersebut nampaknya diubah menjadi pektin yang mudah larut ,terbukti
dengan meningkatnya pektin .
Dalam kaitannya dengan variasi iklim terutama di daerah tropis ,dalam hal
ini pemanenan telah diteliti bagaimana untuk menjaga hasilnya tetap
maksimum.Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil panen adalah temperatur
,ketersediaan air dan dalam beberapa wilayah,lamanya waktu pemanenan hingga
intensitas cahaya.Faktor ini mungkin digunakan sebagai acuan umum untuk
menentukan tanah yang baik untuk pertumbuhan sayur-sayuran .Komposisi yang
dialami dan hasil dari tanah tersebut digunakan sebagai tempat penanaman
sayuran dan buah-buahan .
Sayuran dan buah-buahan adalah bahan makanan yang banyak mengandung
vitamin dan mineral,sehingga sayuran dan buah buahan berfungsi sebagai zat
pengatur dalam tubuh.Perebusan sayuran yang dilakukan di panci tertutup akan
menyebabkan sayuran menjadi hijau kecoklatan,ini disebabkan karena asam
vilotile yang harusnya keluar pada saat memasak tidak keluar karena panci ditutup
sehingga asam vilotile terseut bereaksi dengan klorofil yang menyebabkan warna
menjadi coklat,sedangkan perebusan sayuran dengan panci terbuka asam
volatilenya akan dapat keluar sehingga tidak bereaksi dengan klorofil dan tidak
ada warna kecoklatan .
Pada sayur yang mengalami proses blanching warnanya hijau muda karena
asam volatilenya dapat keluar dari panci dan tidak bereaksi dengan klorofil ,suhu
blanching mempunyai daya kerja memotong esterfital membentuk klorofilid yang
larut dalam air sehingga warnanya hijau segar .Tekstur sayuran yang mengalami
proses blanching juga masih renyah karena kadar air yang masuk ke dalam
sayuran sedikit dibandingkan dengan yang direbus baik dengan ditutup maupun
dibuka tutup pancinya .
1. Tanda-tanda kerusakan pada sayuran dan buah-buahan :
2. Kerusakan sayuran dan buahan sering terjadi akibat benturan
fisik,kehilangan air sehingga layu,serangan serangga ,dan
serangan miroba.
3. Busuk air pada buah dan sayur yang disebabkan oleh kepang yang
membentuk spora ,pertumbuhan beberapa bakteri ditandai dengan
adanya tekstur yang lunak .
4. Perubahan warna yang disebabkan oleh kepang yang mementuk spora
berwarna hitam ,hijau,biru dan abu-abu .
5. Bau alkohol dan rasa asam . Disebabkan oleh pertumbuhan khamir atau
bakteri asam laktat,misalnya pada sari buah.

Sayuran adalah tanaman holtikultura ,umumnya memiliki waktu yang relatif


pendek (kurang darri 1 tahun) dan merupakan tanaman sayuran.Buah adalah hasil
perkawinan antara kepala putik dan benang sari. Umumnya buah merupakan
tempat biji dan biasa digunakan sebagai pencuci mulut ,sayuran dan buah-buahan
adalah sumber vitamin terutama vitamin A dan C serta zat-zat lain yang
menunjang kecukupan gizi .

Untuk mengetahui sifat fisik buah dan sayur cukup dengan mengamati
sifat,ukuran ,bentuk,tekstur,warna,dan penampakan.Sedangkan untuk mengetahui
sifat kimia adalah dengan cara menguji bahan kimia sesuai dengan kandungan
buat tesrsebut .

Tanaman sayuran dikelompokkan secara bebas berdasarkan karakteristik


dari pascapanen serta suhu dan penyimpanannya,dan dapat juga melalui respon
tanaman terhadap pH,drainase,sanitasi,dan kebutuhan akan hara.Perbedaan respon
tanaman terhadap beragam kondisi tersebut menimbulkan keberagaman pada
tanaman tersebut.Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium)
dan merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan gizi
,vitamin,mineral dan pada umumnya sangat baik dikonsumsi setiap hari.Pada
jeruk terdapat pigmen berkaroten,zeaxhantin, dan lutein.Pada buah jeruk warna
kulit beraneka ragam,jeruk terasa kecut saat dimakan ini menandakan terdapat
lebih banyak gizi dibanding jeruk yang manis .

Pengelompokkan pada botanis umumnya dilakukan berdasarkan


keberagaman tipe bunga,morfologi dan kecocokan antar tanaman.Pada
pematangan buah-buahan dan sayuran terjadi perubahan seperti turgol
sel,karbohidrat,protein dan lain-lain.

Sayur-sayuran dan buah-buahan pada umunya mengandung kadar air yang


tinggi. Buah dan sayuran masing-masing verietas memiliki karakteristik berbeda
mulai dari rasa, aroma, dan bentuk. Pengamatan pada sifat fisik buah dan sayur
penting dilakukan untuk sortasi atau grading agar mutu dan kualitasnya bias
menjadi lebih baik.

Tiap-tiap buah dan sayur memiliki sifat fisi yang berbeda-beda. Perbedaan
tingkat kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik dan kimia. Sifat fisik
penting untuk sortasi dan grading. Seringkali sortasi dan pengkelasan mutu buah
dan sayur biasanya ditetapkan secar objektif dan kuantitatif. Sifat fisik buah dan
sayuran yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan
dalamnya kekerasan. Biasanya dalam praktek sehari-hari sifat-sifat fisis ini
diamati secara objektif, sedangkan berat ditentukan secara objektif menggunakan
timbangan. Sedangkan uji coba kimi dapat dilakukan terhadap pH, total asam
padatan terlarut, dan vitamin C.

Sortasi buah dan sayur dilakukan sesuai permintaan pasar nasional maupun
internasional yang biasanya melihat satu produk dan nilai ukuran, mutu, rasa, dan
lain-lain. Buah biasanya dibedakan berdasarkan struktur dinding buah. Klasifikasi
berdasarkan dinding buah ini penting bila dikaitkan dengan penggunaan pasca
panen secara umum, karena buah dengan karakteristik dinding buah yang mirip
akan mempunyai responyang terhadap perubahan lingkungan.
Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan meskipun
demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung baha-bahan padat
(solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padat terdapat juga bahan cair.
Pada bahan pangan uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna,
rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimai dapat dilakukan terhadap pH,
total asam, dan kadar gula. Diantara sifat tersebut berat dan volume biasanya
diapakai untuk pemutuan buah berdasarkan kualitas. Dalam kegiatan pasca panen
lainnya seperti pengemasan dan pengangkuta sifat fisik sangat diperhatikan.

Berat jenis dan sifat produk pertanian dapat digunakan untuk menduga
kematangan dari buah. Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak
digunakan dalam perhitungan awal menduga sifat fisik yang lain seperti massa
jenis. Volume bahan pangan dapat dihitunga dengan menggunakan pengukuran
berdasarkan pendekatan aproksimasi (pendekatan geometris) dan dengan
menggunakan metode platform scale.

Komposisi setiap macam sayuran dan buah-buahan berbeda, hal ini


dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Perbedaan varietas
2. Keadaan cuaca tempat tumbuh
3. Pemeliharaan tanaman
4. Kondisi penyimpanan

Sayuran dan buah-buahan mempunyai kadar air yang tinggi yaitu sekitar 75-
95%. Suatu jenis buah yang disebut unggul karena biasanya memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Produktivitas buah per pohon dalam suatu musim panen melebihi
produktivitas tanaman buah lain yang sejenis.
2. Dibandingkan dengan jenis lainnya, tanaman sudah mampu berproduksi
walaupun umumnya relative lebih muda.
3. Tanaman harus tahan hama penyakit, karena tanaman yang tumbuh
sehat dan normal akan menghasilkan buah yang sehat dan penampilan
yang menarik.
4. Kelezatan aroma buah di atas rata-rata varietas bauh pada umumnya.
5. Bentul, ukuran, dan warna buah beragam-ragam sehingga berpotensi
ekspor.

2.3.3 Bahan dan Alat

2.3.3.1 Alat :

1. Timbangan digital / manual


2. Vernier caliper / jangka sorong
3. Gelas ukur
4. Benang

2.3.3.2 Bahan :

1. Wortel 3 buah
2. Cabe merah 3 buah
3. Apel hijau 3 buah
4. Jeruk 3 buah
5. Air secukupnya

2.3.4 Metoda
1. Ukur panjang ( dmayor ) ,lebar ( dmoderat ) ,tebal ( dminor ) untuk buah dan
sayuran dengan menggunakan vernier caliper atau jangka sorong.
Sampel untuk masing-masing bahan adalah 3 butir,masukkan data ke tabel
dan hitung rata-ratanya .
2. Geometrid Mean Diameter [( dmayor ) x ( dmoderat ) x( dminor )]1/3
3. Spericity = ( GMD / dmayor )
4. Menentukan volume buah : timbang tabung air + air ( WWC ) dan
timbang tabung + air + buah yangg ditenggelamkan ( WWCF ).
5. Hitung volume : volume = ( WWCF –WWC ) / DW .
6. Hitung density dengan persamaan
Density = Berat / Volume
2.3.5 Hasil dan Pembahasan
2.3.5.1 Hasil

Tabel 8. Pengukuran Buah dan Sayur


Sample
Bahan Rata-rata
1 2 3

dmayor
Jeruk
dmoderat

dminor

dmayor
Wortel
dmoderat

dminor

dmayor
Cabe
dmoderat

Dminor

dmayor
Apel
dmoderat

dminor

Tabel 9. Kriteria Buah dan Sayur


Kriteria Apel Jeruk Wortel Cabe
GMD

Sphericity
WWC (ml )
Volume (cm 3)

DW (g/ml )

Density (g/cm3 )
WWCF (ml)

2.3.5.2 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai