LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran))
Oleh :
Nama
: Ryansyah Pratama
NPM
: 240110120061
Waktu
Asisten
: 1. Nur Oktavia B.
2. Riska Dwi W T.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki tingkatan yang tinggi
dalam bahan hasil pertanian. Namun terdapat banyak masalah yang dihadapi
mengenai bahan hasil pertanian yang dihasilkan tersebut. Tingkinya tingkat
kerusakan bahan hasil pertanian merupakan masalah yang harus dihadapi oleh
para petani yang akan berdampak terhadap kualitas dan kuantitas bahan hasil
pertanian, baik setelah maupun sebelum dilakukannya pengolahan. Kerusakan
yang dapat terjadi tersebut adlah kerusakan secara fisik, kimia, maupun biologi
atau bahkan kerusakan yang dapat terjadi karena perubahan suhu lingkungan.
Oleh karena itu perlu dilakukannya pencegahan kerusakan-kerusakan yang
dapat terjadi terhadap bahan pertanian tersebut. Selain itu perlunya pengetahuan
mengenai karakteristik atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang memiliki
kaitannya dengan karakteristik fisik, karakteristik mekanik dan karakteristik
termis. Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian bertujuan untuk menentukan
klasifikasi standar bentuk dan ukuran, oleh karena itu dibuat suatu standar untuk
mempermudah penanganan dan pengolahan produk tersebut.
1.2
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan
2. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
dalam hal objek fisik suatu bahan dan keduanya diperlukan untuk pendeskripsian
karakteristik fisik suatu bahan secara jelas. Bahan-bahan hasil pertanian sangat
rentan sehingga seringkali mengalami kerusakan baik dalam proses prapanen atau
dalam proses pasca panen (Muchtadi, 1992). Kerusakan-kerusakan tersebut dapat
disebabkan oleh faktor fisik, biologi dan kimia.
Pada faktor fisik, kerusakan terjadi antara lain karena perlakuan panas atau
dingin yang kurang memadai (berkaitan dengan faktor termis), ataupun
penyimpanan dalam atmosfer yang komposisinya kurang cocok.
Dalam hal faktor mekanik, bahan hasil pertanian biasanya mengalami
kerusakan berupa memar, terpotong dan pengelupasan yang berlebihan.
Sedangkan untuk faktor kimia, kerusakan terjadi karena reaksi spontan
antar komponen alamiah dalam bahan pangan sehingga terjadi perubahan warna,
tekstur, citarasa, dan nilai gizi pangan. Misalnya pencoklatan (browning)
enzimatis pada pengeringan buah-buahan. Atau bisa terjadi karena kontaminasi
pangan dengan bahan kimia yang berbahaya, misalnya pelumas, pestisida, atau
logam berat.
Kerusakan bahan hasil pertanian yang dipengaruhi oleh faktor biologis
biasanya terjadi karena terserang hama, atau pencemaran pangan oleh kotoran,
sarang, bau, dan panas yang ditimbulkan (Tjahjadi, 2003).
Untuk kerusakan akibat faktor fisiologis biasanya berasal dari prosesproses yang terjadi di dalam tanaman tersebut. misalnya pernapasan yang
menghasilkan susut berat dan panas. Sayuran dan bahan-bahan yang sudah
dipanen masih hidup dan karena itu masih aktif melakukan respirasi. Selain itu,
proses-proses
fisiologis
seperti
pematangan,
pelayuan,
pertunasan,
dan
praktikum sekarang yang akan dibahas adalah bagaimana bentuk dan ukuran dari
bahan hasil pertanian yang diuji tersebut (Zain dkk, 2005).
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk
dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu :
2.1.1
Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk
memerikan suatu objek. Adapun istilah objek dari bentuk acuan adalah sebagai
berikut:
Bentuk
Oblate
Deskripsi
Datar pada bagian pangkal dan pucuk atau
Membujur (Oblong)
puncak
Diameter vertikal lebih besar daripada
Kerucut (Conic)
Bujur telur (Ovate)
diameter horizontal
Meruncing ke arah bagian pucuk
Bentuk seperti telur dan melebar pada
bagian pangkal
Poros yang menghubungkan pangkal dan
Teratur (Regular)
Tidak teratur (Irreguler)
menyerupai sudut-sudut
Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
Potongan horisontalnya sama sekali tidak
menyerupai lingkaran
Tabel 1. Istilah Bentuk Standar
Sumber: (Mohsenin, N.N. 1980)
2.1.2
Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar dari 0-1. Apabila nilai kebundaran
suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati
bundar (Sarifah dkk, 2013). Terdapat beberapa cara untuk menghitung
kebundaran,yaitu :
Persamaan 1 :
Ap r1
Rd
Ac r2 2
Dimana :
r1 = diameter dalam, r2 = diameter luar
2.1.3 Kebulatan (Sphericity)
diameter geometri rata rata a.b.c
Sphericity
diameter terpanjang
a
Sphericity
dapat
Dimana :
a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)
b = sumbu terpanjang normal ke a (sumbu intermediate)
c = sumbu terpanjang normal ke a dan b (sumbu minor)
2.1.4
dari setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat pembesar photo
(photographics enlarger). Namun cara sederhana dapat pula dilakukan dengan
metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead Projector).
2.1.5
hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan bendabenda geometri tertentu,seperti :
4
.a.b 2
3
S 2. .b 2 2.
a.b 1
sin e
e
Dimana :
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e 1
e = eksentrisitas, yaitu :
Bulat membujur (oblate spheroid) adalah bentuk yang terjadi kalau sebuah
elips berputar pada sumbu pendeknya. Contoh: buah anggur.
V
4
( .a 2 .b)
3
S 2. .a 2
b2 1 e
ln
e 1 e
Dimana :
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e = eksentrisitas, yaitu :
b
e 1
a
Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau
silinder (tabung). Contoh: wortel, mentimun.
V
2
2
h r1 r1.r2 r2
3
S 2 r1 r2 h 2 r1 r2
Dimana :
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
r1= jari-jari pada dasar kerucut atau silinder
r2= jari-jari pada bagian atas kerucut atau silinder
h = tinggi bahan
2.1.6
Luas Permukaan
Luas permukaan dari bahan produk pertanian juga sangat penting dalam
peran teknologi proses pertanian. Misalnya dapat kita ambil contoh, luas
permukaan daun menentukan kapasitasnya untuk melakukan fotosintesis dan laju
pertumbuhannya, dan berperan penting dalam menentukan hubungan tanamantanah-air . Luas permukaan biji-bijian dan buah-buahan juga sangat penting dalam
tes-tes tertentu, misalnya dalam pengukuran respirasi, dalam penentuan warna dan
pemantulan cahaya, dalam fenomena transfer panas, dll. Dalam perkembangan
terakhir luas permukaan bahan, disamping warna, juga sangat menentukan dalam
pengembangan image-sensor unatuk keperluan otomatisasi dan robotisasi mesinmesin pertanian. Hal ini yang sangat perlu kita perhatikan karena hal kecil
semacam ini bisa berakibat vatal bila tidak di perhatikan.
Luas permukaan untuk buah-buahan dapat ditentukan dengan pengukuran
yang langsung, dengan perhitungan, atau dari plot-plot yang berdasarkan
pengukuran dimensi linier (beberapa diameter), dalam dimensi kuadrat (beberapa
beberapa penampang melintang), atau berdasarkan (Pandora, 2012). Pengukuran
langsung dapat dilakukan dengan menguliti kulit buah dan menjumlahkan luasluas individual sayatan. Cara ini relatif lambat, dan disarankan hanya untuk
perbandingan.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Jangka
2. Jangka sorong
3. Kertas millimeter block
4. Over Head Projector (OHP)
5. Penggaris p
6. Planimeter
7. Spidol warna
3.1.2
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mentimun
2. Kentang
3. Telur
4. Telur
5. Tomat
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1
Roundness
Ap r1
Ac r2 2
kebulatan
(sphericity)
bahan
dengan
menggunakan
3.2.3
( a b2 )
2
b
1
a
1/ 2
e=
ab
e
S = 2 b2 + 2
sin-1 e
V=
( a2 b)
2
b
1
a
1/ 2
e=
1 e
1 e
b2
e
S = 2 a2 +
log e
V=
S = ( r1 + r2) [ h2 + ( r1 r2 )2]1/2
Dimana: r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
r2 = jari-jari puncak kerucut
h = tinggi benda
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum Teknik Penganganan Hasil Pertanian kali ini akan membahas
mengenai karakteristik fisik dari bahan hasil pertanian. Hal ini dilakukan agar
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
`
1. Karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam objek fisik bahan adalah
bentuk dan ukuran
2. Dengan mengetahui karakteristik dari fisik bahan hasil pertanian, maka
dapat meminimalisirkan terjadinya kerusakan pada bahan hasil pertanian
tersebut.
3. Perbedaan antara kebundaran dan kebulatan yaitu kebundaran melihat
objek pada dua dimensi atau hanya satu sisi saja. Sedangkan kebulatan
melihat objek secara tiga dimensi.
4. Berdasarkan hasil di atas telur yang memiliki tingkat kebundaran sebesar
0,653 sedangkan tomat 0,5508
5. Berdasarkan hasil di atas telur yang memiliki tingkat kebulatan sebesar
0,899 sedangkan tomat 0,8367428179
6. Berdasarkan hasil di atas, dari ketiga bahan jeruk, tomat, dan telur yang
diukur kebundarannya bahan jeruk yang mendekati nilai 1
7. Berdasarkan hasil di atas, kemiripan geometri jeruk termasuk dalam
bentuk bulat membujur, mentimun termasuk bulat memanjang, dan
wortel termasuk bentuk kerucut atau silinder
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan padA praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum memulai praktikum, diharapkan praktikan sudah dapat mengerti
dan memahami materi yang telah disampaikan sebelumnya
2. Melakukan pemeriksaan kelayakan alat untuk menunjang pelaksanaan
praktikum
3. Mengadakan pengadaan alat agar menunjang pelaksanaan praktikum
DAFTAR PUSTAKA