I. DASAR TEORI
Dalam pertanian modern, penanganan dan pengolahan berbagai produk pangan
melibatkan berbagai alat dan instrumen secara mekanis, termal, listrik, optik maupun sonik.
Aplikasi peralatan tersebut semakin nyata seiring dengan semakin berkembangnya industri
pertanian. Pengetahuan dasar tentang sifat listrik dan termal berbagai produk pertanian seperti
panas spesifik, konduktivitas listrik, konstanta dielektrik; sifat mekanis seperti perilaku stress-
strain, resistensi terhadap kompresi, impak dan geseran (shear), serta koefisien gesek belum
sepenuhnya diketahui. Pengetahuan tentang karakteristik ini sangat penting untuk
menyediakan data rekayasa yang diperlukan dalam perancangan mesin, struktur, proses dan
pengendaliannya; dalam menganalisis dan menentukan efisiensi suatu mesin atau suatu
operasi; dalam pengembangan suatu produk pangan baru; serta dalam mengevaluasi dan
mempertahankan kualitas produk pangan olahan (Andoko,2001).
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk
hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara penanganannya. Karakteristik sifat fisik
pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas,
densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk
pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan
penyimpanan bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam
pengembangan alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).
Seperti paparan awal bahwa produk pertanian rentan mengalami kerusakan, dengan
praktikum kali ini yaitu karakteristik bahan ( bentuk dan ukuran ) akan mengurangi kerusakan
yang akan terjadi selama masa pasca panen sampai ke tangan konsumen, sehingga kualitas
akan semakin baik dan tentu saja harga akan semakin tinggi. Bahan-bahan hasil pertanian
seringkali mengalami kerusakan baik di lahan maupun dalam proses penanganan pasca panen.
Kerusakan-kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisik,
mekanik, termal, fisiologis dan kimia (Kanoni,1999).
Mempelajari bentuk dan ukuran bahan pangan sangat dipelajari untuk mensortasi buah
atau sayur. Aplikasi tentang bentuk dan ukuran suatu bahan hasil pertanian sangat dibutuhkan
didalam proses pengolahan, penyimpanan dan pengemasan bahan hasil pertanian. Contohnya
untuk merancang alat dan bangunan, untuk penanganan hasil pertanian dan sebagai
standarisasi mutu. Bentuk dan ukuran ini juga dapat memudahkan dalam proses pengemasan.
1
Semakin kecil bentuk dan ukuran suatu bahan hasil pertanian maka akan memudahkan dalm
proses penyimpanan dan pengemasan (Liza, 2010).
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik yang tidak dapat
dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan dan keduanya diperlukan untuk
mendeskripsikan karakteristik fisik suatu bahan secara jelas. Ada beberapa kriteria yang dapat
digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertnian diantaranya bentuk
acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian
terhadap benda-benda geometri tertentu.
Bentuk Deskripsi
Bujur telur (Ovate) Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
Berat sebelah atau miring Poros yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak tegak
(Lopsided) lurus melainkan miring
2
Tidak seimbang (Unequal) Separuh bagian lebih besar daripada yang lain
Tidak teratur (Irregular) Potongan horizontalnya sama sekali tidak menyerupai lingkaran
Perubahan tingkat keasaman dalam jaringan juga akan mempengaruhi aktifitas beberapa
enzim diantaranya adalah enzim-enzim pektinase yang mampu mengkatalis degradasi
protopektin yang tidak larut menjadi substansi pectin yang larut. Perubahan komposisi
substansi pektin ini akan mempengaruhi kekerasan buah-buahan (Siant
Dimana :
r = jari-jari kelengkungan
N = Jumlah sudut yang ada
uri,2008).
a. Kebundaran (roundness)
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda padat. Nilai
kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian
mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar
. Ada beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya adalah :
Roundness (Rd) = Dimana :
3
Ap = luas permukaan pronyeksi terbesar dalam posisi bebas
Roudnness (Rd) =
Keterangan:
4
Bobot suatu bahan dapat diukur dengan berbagai jenis neraca sejak yang halus sampai
kasar, tergantung kepada tingkat ketelitian pengukuran yang di kehendaki. Dimana bobot
suatu bahan tersebut dapat di catat sebagai bobot total, bobot rata-rata, dan bobot persatuan
tertentu.
2. Volume
Pengukuran volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan tesebut dalam
suatu wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah volume bahan itu sendiri).
3. Panjang, lebar, diameter
Panjang, lebar dan diameter suatu bahan dapat di ukur dengan menggunakan berbagai
alat pengukur seperti penggaris, micrometer, dan vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi (perbandingan antara
kerapatan suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan kerapatan standar), nyata
(perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu tertentu dengan massa air pada suhu yang
sama) dan kerapatan mutlak (perbandingan antara bobot dengan volume bahan).
5. Luas bidang
Sebagian besar semua hasil pertanian memiliki ukuran yang tidak beraturan. Pengukuran
luas bidang dari bahan yang tak beraturan di lakukan dengan dua cara yaitu : penimbangan
dan simpon,s rule (Thumi, 2010).
d. Kemiripan terhadap benda-benda geometri
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil pertanian
dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu,
seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan kerucut
berputar atau silinder. Adapun definisi dari masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah bentuk elips
berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari bentuk ini adalah buah lemon
(sejenis jeruk sitrun).
2. Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah elips
berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah anggur.
3. Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau silinder
(tabung). Contohnya adalah wortel.
5
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Acara ini bertujuan mempelajari atribut fisik produk pertanian dan cara pengukurannya
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
( 8,825.6,55.4,55)1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,726
8,825
1
( 9,75.6,25,6.)3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,714
9,75
( 9,6.6,1.5,75 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,724
9,6
( 10,6.6,45.6,65 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,725
10,6
1
( 10,4.6,0.5,8 )3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,685
10,4
3
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
( 9,75.6,4.5,9)1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,725
9,95
1
( 9,75.5,95.5,95 )3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,683
9,85
( 9,85.6,45.4,8)1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,683
9,85
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
4
1
( 4,92.4,32,2,92)3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,804
4,92
( 4,93.4,3.3 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,809
4,93
( 4,92.4,22.3 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,805
4,92
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
( 4,61.2,61.4,20 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,801
4,61
( 4,61.4,23.2,8 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,822
4,61
( 4,61.2,8.4,21 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,821
4,61
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
( 4,83..4,11.3 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,808
4,83
( 4,82.4,1.2,91 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,800
4,92
( 4,82.4,12.2,92 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,803
4,82
5
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 5,38 6,90 3,90 0,975
II 5,60 6,74 4,20 0,966
III 5,64 7,94 3,20 0,927
Rata-rata 5,54 7,19 3,77 0,956
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
( 7,00.6,844.60 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,862
7,00
( 5,82.6,92.3,80 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,919
5,82
1
( 6,82.4,00.6,28 )3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,821
6,82
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
( 5,38.6,90.3,90 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,975
5,38
( 5,60.6,74.4,20 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,966
5,60
1
( 5,64.7,94.3,20 )3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,927
6,82
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
( 11,6.5,83.5,83 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,632
11,6
( 11,6.5,54.5,72 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,617
11,6
( 11,6.5,55.5,82 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 1,668
11,6
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
(4,74.8,9.4,17 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,629
4,74
( 4,85.8,75.5,07 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,683
4,85
1
( 4,77.8,86.5,23 )3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,682
4,77
7
II 215 209 843 595 625 190 1,9.10-4 1131,58
III 215 209 824 860 615 179 1,8.10-4 1194,44
Rata 214 209 833,66 858 624, 189,66 1,9.10-4 1128,67
-rata 66
0,212 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1060 𝐾𝑔/𝑚3
2.10−4
8
0,215 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1131,58 𝐾𝑔/𝑚3
1,9.10−4
0,215 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1194,44 𝐾𝑔/𝑚3
1,9.10−4
9
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume an
Ke Di Kosong + + air + Air dipindahkan ( m3) Massa
Udara Air produk ( kg/m3)
I 54 206 825 841 619 38 5,2.10-5 1057,69
II 51 206 835 848 632 38 4.10-5 1275,0
III 47 206 829 856 623 20 2,5.10-5 2136,36
Rata-rata 206 830,6 848,2 624, 32 4,03.10-5 1489,68
6
10
0,047 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 2136,36 𝐾𝑔/𝑚3
2,5.10−5
11
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,161 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,71.10−4 = 941,52 𝐾𝑔/𝑚3
0,161 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,51.10−4 = 1066,23 𝐾𝑔/𝑚3
0,161 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,33.10−4 = 1210,53 𝐾𝑔/𝑚3
12
Rata-rata 207 831 852,6 624 116,33 1,26.10-5 1112,496
Perhitungan
( 𝑊𝜌𝑓−𝑊𝜌)−( 𝑊𝜌𝑓𝑠−𝑊𝜌𝑠 )
Vs = 𝜌𝑓
0,198 𝐾𝑔−0,197 𝐾𝑔
= 1000 𝐾𝑔/m3
0,001 𝐾𝑔
= 1000 𝐾𝑔/m3 = 10−6 𝑚3
13
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑖𝑗𝑖 𝐽𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔
K = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑖𝑗𝑖 𝐽𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔
0,1 𝐾𝑔
= 10−6 m3 = 105 𝑘𝑔/ 𝑚3
Perhitungan
( 𝑊𝜌𝑓−𝑊𝜌)−( 𝑊𝜌𝑓𝑠−𝑊𝜌𝑠 )
Vs = 𝜌𝑓
0,190 𝐾𝑔−0,188 𝐾𝑔
= = 2. 10−6 𝑚3
1000 𝐾𝑔/m3
0,1 𝐾𝑔
= 2.10−6 m3 = 5.105 𝑘𝑔/ 𝑚3
Perhitungan
( 𝑊𝜌𝑓−𝑊𝜌)−( 𝑊𝜌𝑓𝑠−𝑊𝜌𝑠 )
Vs = 𝜌𝑓
14
( 0,412 𝐾𝑔−0,209 𝐾𝑔 )−( 0,510 𝐾𝑔−0,308 𝐾𝑔 )
= 1000 𝐾𝑔/m3
= 2. 10−6 𝑚3
0,1 𝐾𝑔
= 1.10−6 m3 = 1.105 𝑘𝑔/ 𝑚3
Perhitungan
( 𝑊𝜌𝑓−𝑊𝜌)−( 𝑊𝜌𝑓𝑠−𝑊𝜌𝑠 )
Vs = 𝜌𝑓
= 10−6 𝑚3
0,1 𝐾𝑔
= 10−6 m3 = 105 𝑘𝑔/ 𝑚3
15
Apel 149,46 cm2
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali dilakukan kami melakukan perobaan yaitu dengan penentuan
atribut fisik produk pertanian dengan mengamati ukuran dan bahan, volume, luas permukaaan
pada produk pertanian.
Dalam atribut fisik produk pertanian ukuran dan bahan yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan produk butiran, biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Namun pada
kesempatan praktikum kali ini dilakukan atribut fisik produk pertanian pada buah-buahan
dengan bahan yaitu mangga, jeruk, apel , dan alpukat. Ukuran yang dideskripsikan dengan
menggunakan dimensi area terproyeksikan yang didefinisikan melalui diameter mayor,
diameter minor, dan diameter pertengahan. Diamater mayor adalah dimensi terpanjang dari
area maksimum terproyeksikan sedangkan diameter minor adalah dimensi terpendek dari area
minimum terproyeksikan. Diameter pertengahan adalah diameter minimum terproyeksikan
atau diameter terpanjang dari area minimum terproyeksikan.
Dari bahan yang dilakukan pengamatan didapatkan yaitu pada buah mangga (A)
didapatkan diameter minor 6,55 cm, diameter mayor 8,825 cm, dan diameter tengah 4,55 cm,
sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,726 pada pengulangan pertama. Pada
pengulangan kedua didapatkan diameter minor 6,2 cm, mayor 9,75 cm, tengah 5,6 cm,
sedangkan hasil sperisitasnya 0,714. Pada pengulangan ketiga didapatkan diameter minor 6,1
cm, diameter mayor 9,6 diameter tengah 5,75 cm, sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,724.
Pada buah mangga (B) didapatkan diameter minor 6,25 cm, diameter mayor 10,15 cm,
dan diameter tengah 6,05 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,715 pada
pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 6,45 cm, mayor
10,15 cm, tengah 6,05 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,785. Pada pengulangan ketiga
didapatkan diameter minor 6,0 cm, diameter mayor 10,4 diameter tengah 5,8 cm, sedangkan
untuk hasil sperisitasnya 0,708.
16
Pada buah mangga (C) didapatkan diameter minor 6,4 cm, diameter mayor 9,95 cm, dan
diameter tengah 5,9 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,725 pada pengulangan
pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 5,95 cm, mayor 9,75 cm,
tengah 5,95 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,719. Pada pengulangan ketiga didapatkan
diameter minor 6,45 cm, diameter mayor 9,85 diameter tengah 4,8 cm, sedangkan untuk hasil
sperisitasnya 0,683.
Selanjutnya dilakukan pengamatan pada buah Jeruk (A) didapatkan diameter minor
4,32 cm, diameter mayor 4,92 cm, dan diameter tengah 2,92 cm, sedangkan untuk
sperisitasnya didapat hasil 0,804 pada pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua
didapatkan diameter minor 4,3 cm, mayor 4,93 cm, tengah 3 cm, sedangkan hasil
sperisitasnya 0,809. Pada pengulangan ketiga didapatkan diameter minor 4,22 cm, diameter
mayor 4,92 diameter tengah 3 cm, sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,805.
Pada buah Jeruk (B) didapatkan diameter minor 4,20 cm, diameter mayor 4,61 cm, dan
diameter tengah 2,61 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,801 pada
pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 4,23 cm, mayor
4,61 cm, tengah 2,8 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,822. Pada pengulangan ketiga
didapatkan diameter minor 4,21 cm, diameter mayor 4,61 diameter tengah 2,8 cm, sedangkan
untuk hasil sperisitasnya 0,821.
Pada buah Jeruk (C) didapatkan diameter minor 4,11 cm, diameter mayor 4,83 cm, dan
diameter tengah 3 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,808 pada pengulangan
pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 4,1 cm, mayor 4,82 cm, tengah
2,91 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,800. Pada pengulangan ketiga didapatkan diameter
minor 4,12 cm, diameter mayor 4,82 diameter tengah 2,92 cm, sedangkan untuk hasil
sperisitasnya 0,803.
Pengamatan pada buah Apel (A) yaitu didapatkan diameter minor 6,84 cm, diameter
mayor 7,00 cm, dan diameter tengah 4,60 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil
0,802 pada pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 6,92
cm, mayor 5,82 cm, tengah 3,80 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,919. Pada pengulangan
ketiga didapatkan diameter minor 6,38 cm, diameter mayor 6,82 diameter tengah 4,00 cm,
sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,814.
Pada buah Apel (B) didapatkan diameter minor 6,90 cm, diameter mayor 5,38 cm, dan
diameter tengah 3,90 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,975 pada
pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 6,74 cm, mayor
5,60 cm, tengah 4,20 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,966. Pada pengulangan ketiga
17
didapatkan diameter minor 7,94 cm, diameter mayor 5,64 diameter tengah 3,20 cm,
sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,927.
Pengamatan pada buah Alpukat (A) yaitu didapatkan diameter minor 5,83 cm,
diameter mayor 11,6 cm, dan diameter tengah 5,83 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat
hasil 0,632 pada pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor
5,72 cm, mayor 11,6 cm, tengah 5,54 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,617. Pada
pengulangan ketiga didapatkan diameter minor 5,82 cm, diameter mayor 11,6 diameter tengah
5,55 cm, sedangkan untuk hasil sperisitasnya 1,668.
Pada buah Alpukat (B) didapatkan diameter minor 4,17 cm, diameter mayor 8,9 cm,
dan diameter tengah 4,74 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,629 pada
pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 5,04 cm, mayor
8,75 cm, tengah 4,85 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,683. Pada pengulangan ketiga
didapatkan diameter minor 5,23 cm, diameter mayor 8,86 cm diameter tengah 4,77 cm,
sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,682.
Selanjutnya dalam produk yang tidak ditenggelamkan kami menghitung kerapatan
masa, pada buah mangga (A) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya yaitu 1060
kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1131,58 k/m3, dan untuk kerapatan ke tiga
yaitu 1194,44 kg/m3. Pada buah mangga (B) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya
yaitu 1175 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1058,33 kg/m3, dan untuk
kerapatan ke tiga 1194,44 kg/m3. Pada buah mangga (C) didapat hasil yang pertama kerapatan
massanya yaitu 1195 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1215 kg/m3, dan untuk
kerapatan ke tiga yaitu 10,56,52 kg/m3.
Pada buah jeruk (A) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya yaitu 2391,31
kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1275,0 kg/m3, dan untuk kerapatan ke tiga
yaitu 1620,69 kg/m3. Pada buah jeruk (B) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya
yaitu 1057,69 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1275,0 kg/m3, dan untuk
kerapatan ke tiga 2136,36 kg/m3. Pada buah jeruk (C) didapat hasil yang pertama kerapatan
massanya yaitu 3666,66 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 6375 kg/m3, dan
untuk kerapatan ke tiga yaitu 1566,67 kg/m3.
Pada buah apel (A) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya yaitu 941,52 kg/m3.
Yang kedua kerapatan massanya didapat 1066,23 kg/m3, dan untuk kerapatan ke tiga yaitu
1210,53 kg/m3. Pada buah apel (B) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya yaitu
1138,46 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1027,78 kg/m3, dan untuk kerapatan
ke tiga 1510,20 kg/m3.
18
Selanjutnya Pada buah alpukat (A) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya
yaitu 1130,18 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 816,24 kg/m3, dan untuk
kerapatan ke tiga yaitu 1097,70 kg/m3. Pada buah alpukat (B) didapat hasil yang pertama
kerapatan massanya yaitu 1078,25 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 932,432
kg/m3, dan untuk kerapatan ke tiga 1326,923 kg/m3.
Sedangkan untuk produk yan tidak ditenggelamkan pada biji jagung didapat volume
gabahnya 10-6 m3 dan kerapatan masanya 105 kg/m3. Pada kacang merah volumenya gabahnya
2.10-6 m2 dan kerapatan masanya 5.105 kg/m3. Pada kacang merah volumenya gabahnya 1.10-
6
m3 dan kerapatan masanya 1.105 kg/m3. Sedangkan untuk alpukat didapat volume gabahnya
yaitu 10-6 m3 dan kerapatan masanya 105 kg/m3.
Demikian pula dengan percobaan menghitung luas permukaan dari berbagai macam
produk pertanian. Pada buah mangga 20,427 cm2. Pada buah jeruk 61,74 cm2, pada buah apel
149,46 cm2. Dan pada buah alpukat 17,006 cm2.
VI. KESIMPULAN
Atribut fisik produk pertanian terdiri dari ukuran, bentuk, volume, dan kerapatan masa.
Untuk mengukur bentuk produk pertanian dapat menggunakan diameter, mayor, minor, dan
tengah dari produk pertanian. dan dihitung dengan menggunakan persamaan sperisitas.
Kerapatan masa dapat dihitung dengan berat produk diudara/volume.
DAFTAR PUSTAKA
19