Anda di halaman 1dari 24

ACARA I

ATRIBUT FISIK PRODUK PERTANIAN

I. DASAR TEORI
Dalam pertanian modern, penanganan dan pengolahan berbagai produk pangan
melibatkan berbagai alat dan instrumen secara mekanis, termal, listrik, optik maupun sonik.
Aplikasi peralatan tersebut semakin nyata seiring dengan semakin berkembangnya industri
pertanian. Pengetahuan dasar tentang sifat listrik dan termal berbagai produk pertanian seperti
panas spesifik, konduktivitas listrik, konstanta dielektrik; sifat mekanis seperti perilaku stress-
strain, resistensi terhadap kompresi, impak dan geseran (shear), serta koefisien gesek belum
sepenuhnya diketahui. Pengetahuan tentang karakteristik ini sangat penting untuk
menyediakan data rekayasa yang diperlukan dalam perancangan mesin, struktur, proses dan
pengendaliannya; dalam menganalisis dan menentukan efisiensi suatu mesin atau suatu
operasi; dalam pengembangan suatu produk pangan baru; serta dalam mengevaluasi dan
mempertahankan kualitas produk pangan olahan (Andoko,2001).
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk
hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara penanganannya. Karakteristik sifat fisik
pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas,
densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk
pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan
penyimpanan bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam
pengembangan alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).
Seperti paparan awal bahwa produk pertanian rentan mengalami kerusakan, dengan
praktikum kali ini yaitu karakteristik bahan ( bentuk dan ukuran ) akan mengurangi kerusakan
yang akan terjadi selama masa pasca panen sampai ke tangan konsumen, sehingga kualitas
akan semakin baik dan tentu saja harga akan semakin tinggi. Bahan-bahan hasil pertanian
seringkali mengalami kerusakan baik di lahan maupun dalam proses penanganan pasca panen.
Kerusakan-kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisik,
mekanik, termal, fisiologis dan kimia (Kanoni,1999).
Mempelajari bentuk dan ukuran bahan pangan sangat dipelajari untuk mensortasi buah
atau sayur. Aplikasi tentang bentuk dan ukuran suatu bahan hasil pertanian sangat dibutuhkan
didalam proses pengolahan, penyimpanan dan pengemasan bahan hasil pertanian. Contohnya
untuk merancang alat dan bangunan, untuk penanganan hasil pertanian dan sebagai
standarisasi mutu. Bentuk dan ukuran ini juga dapat memudahkan dalam proses pengemasan.
1
Semakin kecil bentuk dan ukuran suatu bahan hasil pertanian maka akan memudahkan dalm
proses penyimpanan dan pengemasan (Liza, 2010).
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik yang tidak dapat
dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan dan keduanya diperlukan untuk
mendeskripsikan karakteristik fisik suatu bahan secara jelas. Ada beberapa kriteria yang dapat
digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertnian diantaranya bentuk
acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian
terhadap benda-benda geometri tertentu.

Bentuk Acuan (charted standard)


Dalam metode ini, pemerian bahan dilakukan melalui pengamatan terhadap keadaan
permukaan dari potongan memanjang dan melintangnya atau mengukur parameter-parameter
bahan kemudian membandingkannya dengan bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk
acuan standard (chart standard). Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat
digunakan untuk memeriksa suatu objek. Adapun istilah dan perian objek dari bentuk acuan
dapat dilihat di tabel 1.1 (Pantastico, 1989).

Tabel 1.1 Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan

Bentuk Deskripsi

Bundar (Round) Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)

Oblate Datar pada bagian pangkal dan pucuk atau puncak

Kerucut (Conic) Meruncing ke arah bagian puncak

Bujur telur (Ovate) Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal

Berat sebelah atau miring Poros yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak tegak
(Lopsided) lurus melainkan miring

Bujur telur terbalik Seperti telur terbalik


(Obovate)

Bulat panjang (Elliptical) Menyerupai bentuk elips (bulat panjang)

Kerucut terpotong Kedua ujungnya mendatar atau persegi


(Truncate)

2
Tidak seimbang (Unequal) Separuh bagian lebih besar daripada yang lain

Ribbed Pada potongan melintangnya sisi-sisinya menyerupai sudut-


sudut

Teratur (Regular) Bagian horizontalnya menyerupai lingkaran

Tidak teratur (Irregular) Potongan horizontalnya sama sekali tidak menyerupai lingkaran

Untuk mencegah kerusakan bahan hasil pertanian seminimal mungkin, diperlukan


pengetahuan tentang karakterisrik (watak/sifat) teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan
dengan karakteristik fisik, mekanik dan termal. Selain itu pengetahuan tentang karakterisrik
bahan hasil pertnaian diperlukan sebagai data dasar dalam (Khatir, 2006).

a. Merancang bangun mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau material


konstruksinya, pengoperasian serta pengendaliannya,
b. Menganalisis dan menentukan efisiensi suatu mesin, maupun proses pengolahan.
c. Mengembangkan produk-produk olahan baru dari bahan berupa tanaman dan hewan.
d. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir.

Perubahan tingkat keasaman dalam jaringan juga akan mempengaruhi aktifitas beberapa
enzim diantaranya adalah enzim-enzim pektinase yang mampu mengkatalis degradasi
protopektin yang tidak larut menjadi substansi pectin yang larut. Perubahan komposisi
substansi pektin ini akan mempengaruhi kekerasan buah-buahan (Siant

Dimana :
r = jari-jari kelengkungan
N = Jumlah sudut yang ada
uri,2008).

a. Kebundaran (roundness)

Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda padat. Nilai
kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian
mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar

. Ada beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya adalah :
Roundness (Rd) = Dimana :

3
Ap = luas permukaan pronyeksi terbesar dalam posisi bebas

Ac = luas permukaan pronyeksi terkecil yang membatasinya

Roudnness (Rd) =

R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum


kebundaran=di/dc
Dimana di adalah diameter terbesar lingkaran dalam, dan dc adalah diameter terkecil dari
lingkaran yang melingkupi bundaran.
b. Kebulatan (sphericity)
Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang
mempunyai volume sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang dapat
mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu bahan juga berkisar
antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertanian mendekati 1 maka bahan
tersebut mendekati bentuk bola (bulat) ( Sianturi,2008).

Persamaan untuk menghitung kebulatan (sphericity) adalah sebagai berikut:


1
(a x b x c)3
Sphericity = a

Keterangan:

a= Sumbu terpanjang obyek

b = Sumbu pertengahan (intermediate) obyek

c = Ukuran terpendek obyek

c. Bentuk dan Ukuran


Proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan ukuran suatu komoditi
merupakan parameter yang penting didalam penilaian. Bentuk dan ukuran merupakan 2 hal
yang tidak dapat dipisahkan pada suatu obyek. Pada umumnya bentuk dan ukuran ini
digunakan untuk menggambarkan obyek secara fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu
(grading) biasanya ukuran dan bentuk merupakan faktor mutu yang pertama kali di lihat.
Beberapa kriteria yang termasuk ukuran adalah :
1. Bobot

4
Bobot suatu bahan dapat diukur dengan berbagai jenis neraca sejak yang halus sampai
kasar, tergantung kepada tingkat ketelitian pengukuran yang di kehendaki. Dimana bobot
suatu bahan tersebut dapat di catat sebagai bobot total, bobot rata-rata, dan bobot persatuan
tertentu.

2. Volume
Pengukuran volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan tesebut dalam
suatu wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah volume bahan itu sendiri).
3. Panjang, lebar, diameter
Panjang, lebar dan diameter suatu bahan dapat di ukur dengan menggunakan berbagai
alat pengukur seperti penggaris, micrometer, dan vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi (perbandingan antara
kerapatan suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan kerapatan standar), nyata
(perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu tertentu dengan massa air pada suhu yang
sama) dan kerapatan mutlak (perbandingan antara bobot dengan volume bahan).
5. Luas bidang
Sebagian besar semua hasil pertanian memiliki ukuran yang tidak beraturan. Pengukuran
luas bidang dari bahan yang tak beraturan di lakukan dengan dua cara yaitu : penimbangan
dan simpon,s rule (Thumi, 2010).
d. Kemiripan terhadap benda-benda geometri
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil pertanian
dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu,
seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan kerucut
berputar atau silinder. Adapun definisi dari masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah bentuk elips
berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari bentuk ini adalah buah lemon
(sejenis jeruk sitrun).
2. Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah elips
berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah anggur.
3. Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau silinder
(tabung). Contohnya adalah wortel.

5
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Acara ini bertujuan mempelajari atribut fisik produk pertanian dan cara pengukurannya

III. BAHAN DAN ALAT


Bahan Alat
Apel Jangka sorong
Mangga Gelas Ukur
Alpukat Platform Scale
Jeruk Nipis Pisau
Kacang Kedelai Planimeter
Kacang Tanah Pyconometer
Biji Padi (Gabah) Gelas Piala
Biji Jagung Milimeter Block
IV. CARA KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
4.1 Cara Kerja
A. Ukuran dan Bentuk
Pada acara ini akan diadakan pengukuran diameter mayor, diameter minor, diameter
pertengahan dan sperisitas jeruk nipis, mangga, alpukat, dan apel. Caranya adalah :
1. Mencari area maksimum terproyeksikan , ukur diameter terpendek sebagai diameter
minor dan diameter pada pertengahan.
2. Mencari area minimum terproyeksikan , ukur diameter terpendek sebagai diameter minor
dan diameter terpanjang sebagai diameter pertengahan.
3. Dari diameter – diameter terukur tersebut tentukan sperisitas dengan di atas.
B. Volume dan Kerapatan Massa
Pada acara ini akan dilakukan pengukuran volume dan kerapatan produk yang
tenggelam dengan cara :
1. Timbang produk di udara.
2. Berat air yang dipindahkan = berat penimbangan dengan produk yang ditenggelamkan –
(berat wadah + berat air + beban pemberat).
3. Volume (m3) = berat air yang dipindahkan (kg) / kerapatan (berat) air (kg/m3).
4. Kerapatan massa = berat produk diudara / volume jeruk nipis (kg/m3).
6
C. Produk Yang Tidak Ditenggelamkan
1. Botol ditimbang dengan teliti dan diisi dengan cairan yang diketahui kerapatan massanya
(air misalnya)
2. Tutup ditempatkan pada botol sehingga cairan tertekan keluar melalui kapiler
3. Cairan yang keluar dikeringkan (dilap) dari botol dan kemudian botol ditimbang lagi.
4. Sesudah botol dikosongkan dan dikeringkan , gabah dimasukkan ke dalam botol dan
kemudian botol ditimbang lagi.
5. Botol diisi penuh dengan cairan sehingga cairan terdorong dari lubang ketika tutup
dipindahkan.
6. Botol ditimbangkan lagi dan volume gabah ditentukan dengan rumus :
(Wpf−Wp)− (Wpfs−Wps)
Vs = Pf

7. Kerapatan massa gabah = gabah di udara / volume gabah (kg/m3)


D. Luas Permukaan
1. Sebelum dipakai planimeter harus dikalibrasi dahulu. Kalibrasi dilakukan dengan
membuat area bujur sangkar pada kertas seluas 1 cm2 , kemudian menempatkan jarum
planimeter di salah satu sudut bujur sangkar dan mencatat angka tera alat, ke
menggelilingkan jarum tersebut mengikuti garis pembatas area bujur sangkar sehingga
ketitik awal, selanjutnya membaca lagi tera alat. Selisih pembacaan ini (A misalnya)
identik dengan luasan 1 cm 2 atau 0,0001 m2.
2. Jeruk nipis dikulit dengan menyayat tipis – tipis kulitnya dengan pisau dan
mengumpulkan sayatan – sayatan tersebut. Setiap sayatan di ukur luasannya dengan cara
seperti pengukuran luas bujur sangkar tersebut. Luas permukaan jeruk nipis setaara
dengan jumlah selisih pembacaan skala planimeter (B misalnya) / A.
4.2 Hasil Pengamatan
A. Ukuran dan Bentuk
Nama Produk : Buah Mangga A
Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 8,825 6,55 4,55 0,726
II 9,75 6,2 5,6 0,714
III 9,6 6,1 5,75 0,724
Rata-rata 9,391 6,283 5,3 0,721

Nama Produk : Buah Mangga B


2
Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 10,15 6,35 6,05 0,715
II 10,6 6,45 6,65 0,725
III 10,4 6,0 5,8 0,685
Rata-rata 10,383 6,322 6,166 0,708

Nama Produk : Buah Mangga C


Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 9,95 6,4 5,9 0,725
II 9,75 5,95 5,95 0,719
III 9,85 6,45 4,8 0,683
Rata-rata 9,85 6,266 5,55 0,709

Perhitungan Sperisitas Buah Mangga A

( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎

( 8,825.6,55.4,55)1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,726
8,825
1
( 9,75.6,25,6.)3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,714
9,75

( 9,6.6,1.5,75 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,724
9,6

Perhitungan Sperisitas Buah Mangga B


( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
1
( 10,15.6,25.6,05 )3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,715
10,15

( 10,6.6,45.6,65 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,725
10,6
1
( 10,4.6,0.5,8 )3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,685
10,4

Perhitungan Sperisitas Buah Mangga C

3
( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎

( 9,75.6,4.5,9)1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,725
9,95
1
( 9,75.5,95.5,95 )3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,683
9,85

( 9,85.6,45.4,8)1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,683
9,85

Nama Produk : Buah Jeruk A


Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 4,92 4,32 2,92 0,804
II 9,93 4,3 3 0,809
III 9,92 4,22 3 0,805
Rata-rata 4,92 4,28 3,97 0,806

Nama Produk : Buah Jeruk B


Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 4,61 4,20 2,61 0,801
II 4,61 4,23 2,8 0,822
III 4,61 4,21 2,8 0,821
Rata-rata 4,61 4,21 2,73 0,814

Nama Produk : Buah Jeruk C


Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 4,83 4,11 3 0,808
II 4,82 4,11 2,91 0,800
III 4,82 4,12 2.92 0,803
Rata-rata 4,82 4,11 2,94 0,803

Perhitungan Sperisitas Buah Jeruk A

( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎
4
1
( 4,92.4,32,2,92)3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,804
4,92

( 4,93.4,3.3 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,809
4,93

( 4,92.4,22.3 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,805
4,92

Perhitungan Sperisitas Buah Jeruk B

( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎

( 4,61.2,61.4,20 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,801
4,61

( 4,61.4,23.2,8 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,822
4,61

( 4,61.2,8.4,21 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,821
4,61

Perhitungan Sperisitas Buah Jeruk C

( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎

( 4,83..4,11.3 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,808
4,83

( 4,82.4,1.2,91 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,800
4,92

( 4,82.4,12.2,92 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,803
4,82

Nama Produk : Buah Apel A


Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 7,00 6,84 4,60 0,862
II 5,82 6,92 3,80 0,919
III 6,82 6,28 4,00 0,814
Rata-rata 6,55 6,68 4,13 0,865

Nama Produk : Buah Apel B


Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas

5
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 5,38 6,90 3,90 0,975
II 5,60 6,74 4,20 0,966
III 5,64 7,94 3,20 0,927
Rata-rata 5,54 7,19 3,77 0,956

Perhitungan Sperisitas Buah Apel A

( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎

( 7,00.6,844.60 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,862
7,00

( 5,82.6,92.3,80 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,919
5,82
1
( 6,82.4,00.6,28 )3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,821
6,82

Perhitungan Sperisitas Buah Apel B

( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎

( 5,38.6,90.3,90 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,975
5,38

( 5,60.6,74.4,20 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,966
5,60
1
( 5,64.7,94.3,20 )3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,927
6,82

Nama Produk : Buah Alpukat A


Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 11,6 5,83 5,83 0,632
II 11,6 5,54 5,72 0,617
III 11,6 5,55 5,82 0,668
Rata-rata 11,6 5,64 5,79 0,972

Nama Produk : Buah Alpukat B


6
Pengamatan Diameter (cm) Sperisitas
Ke - Mayor (a) Minor (b) Tengah (c)
I 8,9 4,74 4,17 0,629
II 8,75 4,85 5,07 0,683
III 8,86 4,77 5,23 0,682
Rata-rata 4,81 4,78 8,83 0,664

Perhitungan Sperisitas Buah Alpukat A

( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎

( 11,6.5,83.5,83 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,632
11,6

( 11,6.5,54.5,72 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,617
11,6

( 11,6.5,55.5,82 )1/3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 1,668
11,6

Perhitungan Sperisitas Buah Alpukat B

( a. b. c )1/3
𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑎

(4,74.8,9.4,17 )1/3
I. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,629
4,74

( 4,85.8,75.5,07 )1/3
II. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,683
4,85
1
( 4,77.8,86.5,23 )3
III. 𝑆𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,682
4,77

B. Volume dan Kerapatan


Produk yang ditenggelamkan
Nama Produk : Buah Mangga A
Berat ( Gram ) Kerapatan
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume Massa
Ke - Di Kosong + + air + Air Dipindah ( m3) ( kg/m3)
Udara Air produk kan
I 212 209 843 858 634 200 2.10-4 1060

7
II 215 209 843 595 625 190 1,9.10-4 1131,58
III 215 209 824 860 615 179 1,8.10-4 1194,44
Rata 214 209 833,66 858 624, 189,66 1,9.10-4 1128,67
-rata 66

Nama Produk : Buah Mangga B


Berat ( Gram ) Kerapatan
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume Massa
Ke - Di Kosong + + air+ Air dipindahk ( m3) (kg/m3)
Udara Air produk an
I 253 209 815 858 606 209 2.10-4 1175
II 254 209 849 864 640 239 2,4.10-4 1058,33
III 255 209 835 859 626 231 2,3.10-4 1108,69
Rata 254 209 833 860,66 624 226,33 2,23.10-4 1114,01
-rata

Nama Produk : Buah Mangga C


Berat ( Gram ) Kerapatan
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume Massa
Ke - Di Kosong + + air+ Air dipindahk ( m3) ( kg/m3)
Udara Air produk an
I 239 209 830 857 621 212 2.10-4 1195
II 243 209 829 853 620 219 2.10-4 1215
III 243 209 820 844 611 219 2,3.10-4 1056,52
Rata 241,66 209 826,33 851,33 617, 216,66 2,1.10-4 1155,5
-rata 3

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Mangga A

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎

0,212 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1060 𝐾𝑔/𝑚3
2.10−4

8
0,215 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1131,58 𝐾𝑔/𝑚3
1,9.10−4
0,215 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1194,44 𝐾𝑔/𝑚3
1,9.10−4

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Mangga B

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
0,253 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1175 𝐾𝑔/𝑚3
2.10−4
0,254 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1058,33 𝐾𝑔/𝑚3
2,4.10−4
0,255𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 2,3.10−4 = 1108,69 𝐾𝑔/𝑚3

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Mangga C


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
0,239𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1195 𝐾𝑔/𝑚3
2.10−4
0,243𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1215 𝐾𝑔/𝑚3
2.10−4
0,243𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 2,3.10−4 = 1056,52 𝐾𝑔/𝑚3

Nama Produk : Buah Jeruk A


Berat ( Gram ) Kerapat
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume an
Ke Di Kosong + + air + Air dipindahkan ( m3) Massa
udara Air produk ( kg/m3)
I 55 206 807 848 601 14 2,3.10-5 2391,31
II 51 206 803 849 597 5 4.10-6 1275,0
III 47 206 798 816 592 29 2,9.10-5 1620,69
Rata-rata 206 802,6 837,6 596 16 1,86.10-5 5527,33

Nama Produk : Buah Jeruk B


Berat ( Gram ) Kerapat

9
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume an
Ke Di Kosong + + air + Air dipindahkan ( m3) Massa
Udara Air produk ( kg/m3)
I 54 206 825 841 619 38 5,2.10-5 1057,69
II 51 206 835 848 632 38 4.10-5 1275,0
III 47 206 829 856 623 20 2,5.10-5 2136,36
Rata-rata 206 830,6 848,2 624, 32 4,03.10-5 1489,68
6

Nama Produk : Buah Jeruk C


Berat ( Gram ) Kerapat
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume an
Ke Di Kosong + + air + Air dipindahkan ( m3) Massa
Udara Air produk ( kg/m3)
I 54 206 821 857 615 18 1,5.10-4 3666,66
II 52 206 807 850 601 9 8.10-4 6375
III 47 206 843 850 637 40 3.10-4 1566,67
Rata-rata 206 823,6 853 617, 22,33 1,76.10-4 3869,44
6

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Jeruk A

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,55 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 2,3.10−5 = 2391,31 𝐾𝑔/𝑚3
0,051 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1275,0 𝐾𝑔/𝑚3
2,9.10−5
0,041 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1620,69 𝐾𝑔/𝑚3
2,9.10−5

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Jeruk B

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,54 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 5,2.10−5 = 1057,69 𝐾𝑔/𝑚3
0,041 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1275,0 𝐾𝑔/𝑚3
4.10−5

10
0,047 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 2136,36 𝐾𝑔/𝑚3
2,5.10−5

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Jeruk C

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,055 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 3666,66 𝐾𝑔/𝑚3
1,5.10−5
0,051 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 6375 𝐾𝑔/𝑚3
8.10−5
0,047 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1566,67 𝐾𝑔/𝑚3
3.10−5

Nama Produk : Buah Apel A


Berat ( Gram ) Kerapat
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume an
Ke Di Kosong + + air + Air dipindahkan ( m3) Massa
udara Air produk ( kg/m3)
I 161 208 828 842 620 147 1,71.10-4 941,52
II 161 208 834 838 626 157 1,51.10-4 1066,23
III 161 208 816 836 616 143 1,33.10-4 1210,53
Rata-rata 208 826,6 838,6 620, 149 1,51.10-4 1072,76
6

Nama Produk : Buah Apel B


Berat ( Gram ) Kerapat
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume an
Ke Di Kosong + + air + Air dipindahkan ( m3) Massa
Udara Air produk ( kg/m3)
I 148 208 820 840 612 128 1,3.10-4 1138,46
II 148 208 834 841 626 141 1,44.10-4 1027,78
III 148 208 786 819 578 115 9,8.10-5 1510,20
Rata-rata 208 813,3 833,3 605, 128 1,24.10-5 1225,48
3

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Apel A

11
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,161 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,71.10−4 = 941,52 𝐾𝑔/𝑚3
0,161 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,51.10−4 = 1066,23 𝐾𝑔/𝑚3
0,161 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,33.10−4 = 1210,53 𝐾𝑔/𝑚3

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Apel B

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,148 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1138,46 𝐾𝑔/𝑚3
1,3.10−4
0,148 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,44.10−4 = 1027,78 𝐾𝑔/𝑚3
0,148 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 1510,20 𝐾𝑔/𝑚3
9,8.10−5

Nama Produk : Buah Apel A


Berat ( Gram ) Kerapat
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume an
Ke Di Kosong + + air + Air dipindahkan ( m3) Massa
udara Air produk ( kg/m3)
I 191 207 831 854 624 168 1,69.10-4 1130,18
II 191 207 825 855 618 161 2,34.10-4 816,24
III 191 207 837 850 630 178 1,74.10-4 1097,70
Rata-rata 207 831 853 624 169 1,92.10-4 1014,70

Nama Produk : Buah Alpukat B


Berat ( Gram ) Kerapat
P Produk Wadah Wadah Wadah Air yang Volume an
Ke Di Kosong + + air + Air dipindahkan ( m3) Massa
Udara Air produk ( kg/m3)
I 138 207 831 850 624 119 1,28.10-4 1078,125
II 138 207 825 847 618 116 1,48.10-4 932,432
III 138 207 837 861 630 114 1,04.10-5 1326,923

12
Rata-rata 207 831 852,6 624 116,33 1,26.10-5 1112,496

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Alpukat A

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,191 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,69.10−4 = 1130,18 𝐾𝑔/𝑚3
0,191 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 2,34.10−4 = 816,24 𝐾𝑔/𝑚3
0,191 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,74.10−4 = 1097,70 𝐾𝑔/𝑚3

Perhitungan Kerapatan Massa Buah Alpukat B

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,138 𝐾𝑔
I. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,28.10−4 = 1078,25 𝐾𝑔/𝑚3
0,138 𝐾𝑔
II. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,48.10−4 = 932,432 𝐾𝑔/𝑚3
0,138 𝐾𝑔
III. 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 1,04.10−4 = 1326,923 𝐾𝑔/𝑚3

Produk yang tidak ditenggelamkan


Nama Produk : Biji Jagung
Wadah Wadah + Wadah + Air + Volume Kerapatan
Kosong Produk Produk Wadah + Air (m3) Massa
(Kg/m3)
208 gr 308 gr 505 gr 406 gr 10-6 105

Perhitungan

( 𝑊𝜌𝑓−𝑊𝜌)−( 𝑊𝜌𝑓𝑠−𝑊𝜌𝑠 )
Vs = 𝜌𝑓

( 0,406 𝐾𝑔−0,208 𝐾𝑔 )−( 0,505 𝐾𝑔−0,308 𝐾𝑔 )


= 1000 𝐾𝑔/m3

0,198 𝐾𝑔−0,197 𝐾𝑔
= 1000 𝐾𝑔/m3

0,001 𝐾𝑔
= 1000 𝐾𝑔/m3 = 10−6 𝑚3

13
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑖𝑗𝑖 𝐽𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔
K = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑖𝑗𝑖 𝐽𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔

0,1 𝐾𝑔
= 10−6 m3 = 105 𝑘𝑔/ 𝑚3

Nama Produk : Kacang Merah


Wadah Wadah + Wadah + Air + Wadah + Air Volume Kerapatan
Kosong Produk Produk (m3) Massa
(Kg/m3)
205 395 305 493 2.10-6 5.105

Perhitungan

( 𝑊𝜌𝑓−𝑊𝜌)−( 𝑊𝜌𝑓𝑠−𝑊𝜌𝑠 )
Vs = 𝜌𝑓

( 0,395 𝐾𝑔−0,205 𝐾𝑔 )−( 0,493 𝐾𝑔−0,305 𝐾𝑔 )


= 1000 𝐾𝑔/m3

0,190 𝐾𝑔−0,188 𝐾𝑔
= = 2. 10−6 𝑚3
1000 𝐾𝑔/m3

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ


K = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ

0,1 𝐾𝑔
= 2.10−6 m3 = 5.105 𝑘𝑔/ 𝑚3

Nama Produk : Kacang Merah


Wadah Wadah Wadah + Air Wadah + Air Volume Kerapatan
Kosong + Produk + Produk (m3) Massa
(Kg/m3)
209 412 308 510 2.10-6 5.105

Perhitungan

( 𝑊𝜌𝑓−𝑊𝜌)−( 𝑊𝜌𝑓𝑠−𝑊𝜌𝑠 )
Vs = 𝜌𝑓
14
( 0,412 𝐾𝑔−0,209 𝐾𝑔 )−( 0,510 𝐾𝑔−0,308 𝐾𝑔 )
= 1000 𝐾𝑔/m3

= 2. 10−6 𝑚3

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ


K = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ

0,1 𝐾𝑔
= 1.10−6 m3 = 1.105 𝑘𝑔/ 𝑚3

Nama Produk : Padi


Wadah Wadah + Wadah + Air + Wadah + Air Volume Kerapatan
Kosong Produk Produk (m3) Massa
(Kg/m3)
0,206 0,306 0,502 0,403 10-6 10-5

Perhitungan

( 𝑊𝜌𝑓−𝑊𝜌)−( 𝑊𝜌𝑓𝑠−𝑊𝜌𝑠 )
Vs = 𝜌𝑓

( 0,403 𝐾𝑔−0,206 𝐾𝑔 )−( 0,502 𝐾𝑔−0,306 𝐾𝑔 )


= 1000 𝐾𝑔/m3

= 10−6 𝑚3

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑑𝑖


K= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑎𝑑𝑖

0,1 𝐾𝑔
= 10−6 m3 = 105 𝑘𝑔/ 𝑚3

C. Luas Permukaan Kulit Mangga


Pengamatan Luas Permukaan (cm2) dengan menggunakan kertas milimeter block
Mangga B 20.427 blok = 204,27 cm2

Pengamatan Luas Permukaan (cm2) dengan menggunakan kertas milimeter block


Jeruk 6174 kotak = 61,74 cm2

Pengamatan Luas Permukaan (cm2) dengan menggunakan kertas milimeter block

15
Apel 149,46 cm2

Pengamatan Luas Permukaan (cm2) dengan menggunakan kertas milimeter block


Alpukat 17.006 kotak= 170,06 cm2

V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali dilakukan kami melakukan perobaan yaitu dengan penentuan
atribut fisik produk pertanian dengan mengamati ukuran dan bahan, volume, luas permukaaan
pada produk pertanian.
Dalam atribut fisik produk pertanian ukuran dan bahan yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan produk butiran, biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Namun pada
kesempatan praktikum kali ini dilakukan atribut fisik produk pertanian pada buah-buahan
dengan bahan yaitu mangga, jeruk, apel , dan alpukat. Ukuran yang dideskripsikan dengan
menggunakan dimensi area terproyeksikan yang didefinisikan melalui diameter mayor,
diameter minor, dan diameter pertengahan. Diamater mayor adalah dimensi terpanjang dari
area maksimum terproyeksikan sedangkan diameter minor adalah dimensi terpendek dari area
minimum terproyeksikan. Diameter pertengahan adalah diameter minimum terproyeksikan
atau diameter terpanjang dari area minimum terproyeksikan.
Dari bahan yang dilakukan pengamatan didapatkan yaitu pada buah mangga (A)
didapatkan diameter minor 6,55 cm, diameter mayor 8,825 cm, dan diameter tengah 4,55 cm,
sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,726 pada pengulangan pertama. Pada
pengulangan kedua didapatkan diameter minor 6,2 cm, mayor 9,75 cm, tengah 5,6 cm,
sedangkan hasil sperisitasnya 0,714. Pada pengulangan ketiga didapatkan diameter minor 6,1
cm, diameter mayor 9,6 diameter tengah 5,75 cm, sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,724.
Pada buah mangga (B) didapatkan diameter minor 6,25 cm, diameter mayor 10,15 cm,
dan diameter tengah 6,05 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,715 pada
pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 6,45 cm, mayor
10,15 cm, tengah 6,05 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,785. Pada pengulangan ketiga
didapatkan diameter minor 6,0 cm, diameter mayor 10,4 diameter tengah 5,8 cm, sedangkan
untuk hasil sperisitasnya 0,708.

16
Pada buah mangga (C) didapatkan diameter minor 6,4 cm, diameter mayor 9,95 cm, dan
diameter tengah 5,9 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,725 pada pengulangan
pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 5,95 cm, mayor 9,75 cm,
tengah 5,95 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,719. Pada pengulangan ketiga didapatkan
diameter minor 6,45 cm, diameter mayor 9,85 diameter tengah 4,8 cm, sedangkan untuk hasil
sperisitasnya 0,683.
Selanjutnya dilakukan pengamatan pada buah Jeruk (A) didapatkan diameter minor
4,32 cm, diameter mayor 4,92 cm, dan diameter tengah 2,92 cm, sedangkan untuk
sperisitasnya didapat hasil 0,804 pada pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua
didapatkan diameter minor 4,3 cm, mayor 4,93 cm, tengah 3 cm, sedangkan hasil
sperisitasnya 0,809. Pada pengulangan ketiga didapatkan diameter minor 4,22 cm, diameter
mayor 4,92 diameter tengah 3 cm, sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,805.
Pada buah Jeruk (B) didapatkan diameter minor 4,20 cm, diameter mayor 4,61 cm, dan
diameter tengah 2,61 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,801 pada
pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 4,23 cm, mayor
4,61 cm, tengah 2,8 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,822. Pada pengulangan ketiga
didapatkan diameter minor 4,21 cm, diameter mayor 4,61 diameter tengah 2,8 cm, sedangkan
untuk hasil sperisitasnya 0,821.
Pada buah Jeruk (C) didapatkan diameter minor 4,11 cm, diameter mayor 4,83 cm, dan
diameter tengah 3 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,808 pada pengulangan
pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 4,1 cm, mayor 4,82 cm, tengah
2,91 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,800. Pada pengulangan ketiga didapatkan diameter
minor 4,12 cm, diameter mayor 4,82 diameter tengah 2,92 cm, sedangkan untuk hasil
sperisitasnya 0,803.
Pengamatan pada buah Apel (A) yaitu didapatkan diameter minor 6,84 cm, diameter
mayor 7,00 cm, dan diameter tengah 4,60 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil
0,802 pada pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 6,92
cm, mayor 5,82 cm, tengah 3,80 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,919. Pada pengulangan
ketiga didapatkan diameter minor 6,38 cm, diameter mayor 6,82 diameter tengah 4,00 cm,
sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,814.
Pada buah Apel (B) didapatkan diameter minor 6,90 cm, diameter mayor 5,38 cm, dan
diameter tengah 3,90 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,975 pada
pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 6,74 cm, mayor
5,60 cm, tengah 4,20 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,966. Pada pengulangan ketiga

17
didapatkan diameter minor 7,94 cm, diameter mayor 5,64 diameter tengah 3,20 cm,
sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,927.
Pengamatan pada buah Alpukat (A) yaitu didapatkan diameter minor 5,83 cm,
diameter mayor 11,6 cm, dan diameter tengah 5,83 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat
hasil 0,632 pada pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor
5,72 cm, mayor 11,6 cm, tengah 5,54 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,617. Pada
pengulangan ketiga didapatkan diameter minor 5,82 cm, diameter mayor 11,6 diameter tengah
5,55 cm, sedangkan untuk hasil sperisitasnya 1,668.
Pada buah Alpukat (B) didapatkan diameter minor 4,17 cm, diameter mayor 8,9 cm,
dan diameter tengah 4,74 cm, sedangkan untuk sperisitasnya didapat hasil 0,629 pada
pengulangan pertama. Pada pengulangan kedua didapatkan diameter minor 5,04 cm, mayor
8,75 cm, tengah 4,85 cm, sedangkan hasil sperisitasnya 0,683. Pada pengulangan ketiga
didapatkan diameter minor 5,23 cm, diameter mayor 8,86 cm diameter tengah 4,77 cm,
sedangkan untuk hasil sperisitasnya 0,682.
Selanjutnya dalam produk yang tidak ditenggelamkan kami menghitung kerapatan
masa, pada buah mangga (A) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya yaitu 1060
kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1131,58 k/m3, dan untuk kerapatan ke tiga
yaitu 1194,44 kg/m3. Pada buah mangga (B) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya
yaitu 1175 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1058,33 kg/m3, dan untuk
kerapatan ke tiga 1194,44 kg/m3. Pada buah mangga (C) didapat hasil yang pertama kerapatan
massanya yaitu 1195 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1215 kg/m3, dan untuk
kerapatan ke tiga yaitu 10,56,52 kg/m3.
Pada buah jeruk (A) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya yaitu 2391,31
kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1275,0 kg/m3, dan untuk kerapatan ke tiga
yaitu 1620,69 kg/m3. Pada buah jeruk (B) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya
yaitu 1057,69 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1275,0 kg/m3, dan untuk
kerapatan ke tiga 2136,36 kg/m3. Pada buah jeruk (C) didapat hasil yang pertama kerapatan
massanya yaitu 3666,66 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 6375 kg/m3, dan
untuk kerapatan ke tiga yaitu 1566,67 kg/m3.
Pada buah apel (A) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya yaitu 941,52 kg/m3.
Yang kedua kerapatan massanya didapat 1066,23 kg/m3, dan untuk kerapatan ke tiga yaitu
1210,53 kg/m3. Pada buah apel (B) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya yaitu
1138,46 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 1027,78 kg/m3, dan untuk kerapatan
ke tiga 1510,20 kg/m3.

18
Selanjutnya Pada buah alpukat (A) didapat hasil yang pertama kerapatan massanya
yaitu 1130,18 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 816,24 kg/m3, dan untuk
kerapatan ke tiga yaitu 1097,70 kg/m3. Pada buah alpukat (B) didapat hasil yang pertama
kerapatan massanya yaitu 1078,25 kg/m3. Yang kedua kerapatan massanya didapat 932,432
kg/m3, dan untuk kerapatan ke tiga 1326,923 kg/m3.
Sedangkan untuk produk yan tidak ditenggelamkan pada biji jagung didapat volume
gabahnya 10-6 m3 dan kerapatan masanya 105 kg/m3. Pada kacang merah volumenya gabahnya
2.10-6 m2 dan kerapatan masanya 5.105 kg/m3. Pada kacang merah volumenya gabahnya 1.10-
6
m3 dan kerapatan masanya 1.105 kg/m3. Sedangkan untuk alpukat didapat volume gabahnya
yaitu 10-6 m3 dan kerapatan masanya 105 kg/m3.
Demikian pula dengan percobaan menghitung luas permukaan dari berbagai macam
produk pertanian. Pada buah mangga 20,427 cm2. Pada buah jeruk 61,74 cm2, pada buah apel
149,46 cm2. Dan pada buah alpukat 17,006 cm2.

VI. KESIMPULAN
Atribut fisik produk pertanian terdiri dari ukuran, bentuk, volume, dan kerapatan masa.
Untuk mengukur bentuk produk pertanian dapat menggunakan diameter, mayor, minor, dan
tengah dari produk pertanian. dan dihitung dengan menggunakan persamaan sperisitas.
Kerapatan masa dapat dihitung dengan berat produk diudara/volume.

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, 2010. Atribut Fisik Pertanian. Universitas Sriwijaya: Sumatera Selatan


Kanoni, 1999. Handout Viskositas TPHP. Universitas Gadjah Mada: Jogjakarta
Khatir, Rita, 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi dan Teknologi Penanganan Pasca Panen.
Faperta UNSYIAH: Banda Aceh
Liza, 2010. Penuntun Praktikum Pasca Panen. Universitas Brawijaya: Malang
Pantastico, 1989. Fisiologi Pasca Panen dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayuran-
sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press: Jojakarta
Sianturi, 2008. Sperisitas. Universitas Brawijaya: Malang
Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Thumi, 2010. Sifat Fisik Produk Pertanian. IPB: Bogor

19

Anda mungkin juga menyukai