Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN


KARAKTERISTIK FISIK BAHAN HASIL PERTANIAN
( BENTUK DAN UKURAN )

Oleh :
Nama
NPM
Hari, Tgl Praktikum
Waktu
Co.Ass

: Evie Yulia Rachman


: 240110097009
: Selasa, 13-09-2011
: 15.00 17.00 WIB
: R. Asri. N

LAB. PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Dalam dunia industri pertanian, khususnya dalam bidang teknik


penanganan hasil pertanian, ilmu mengenai sifat karakteristik bahan hasil
pertanian sangatlah penting. Telah kita ketahui bahwa bahan bahan hasil
pertanian sering kali mengalami kerusakan, baik dilahan maupun dalam proses
penanganan pasca panen. Kerusakan kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, diantaranya faktor mekanik, termal, fisiologis, biologis, dan
kimia. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai karakteristik teknik bahan hasil
pertanian sangat diperlukan, terutama untuk mencegah kerusakan bahan hasil
pertanian seminimal mungkin.
Salah satu sifat karakteristik fisik bahan hasil pertanian adalah mengenai
bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian. Seperti kita ketahui bentuk produk
pertanian merupakan parameter penting untuk mengetahui apakah karakteristik
bahan berupa udara atau air. Bentuk juga dijadikan pertimbangan dalam
memperhitungkan pendinginan atau pemanasan yang akan diberikan. Selain
bentuk, ukuran produk pertanian juga merupakan salah satu dari karakteristik
bahan yang esensial. Oleh karena itu, baik bentuk maupun ukuran, keduanya
merupakan dua karakteristik yang tak terpisahkan. Ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian
diantaranya bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta
kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda-benda geometri tertentu.
Sebagaimana kita ketahui bahwa bahan bahan hasil pertanian sering kali
mengalami kerusakan, oleh karena itu dengan adanya praktikum kali ini, yaitu
mengenai karakteristik fisik bahan (bentuk dan ukuran) akan mengurangi
kerusakan yang akan terjadi selama masa pasca panen sampai ke tangan
konsumen, sehingga dengan demikian kualitas dari bahan hasil pertanian tersebut
akan semakin baik dan tentu saja akan memiliki harga jual yang semakin tinggi
pula.

1.2

Tujuan Praktikum
Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan.

Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan


volume dan luas permukaannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Sifat Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian

Bahan-bahan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik di lahan


maupun dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan-kerusakan tersebut
dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisiologis, mekanis,
termis, biologis, dan kimia.
Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan
tentang karakteristik atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan
karakteristik fisik, mekanik, dan termis. Selain itu pengetahuan karakteristik
bahan diperlukan untuk :
1. Merancang mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau materiny,
pengoperasian dan pengendaliannya.
2. Menganalisis dan menentukan efisiensi dari suatu mesin, amupun proses
pengolahan.
3. Mengembangkan produk-produk baru dari tanaman dan hewan.
4. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir.
Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan
dalam hal objek fisik bahan dan keduanya diperlukan untuk pendeskripsian
karakteristik fisik suatu bahan secara jelas.

1.

Bentuk dari biji-bijian, buah-buahan dan tanaman pada umumnya tidak


beraturan (irregular), sedemikian sehingga jumlah data pengukuran yang sangat
besar diperlukan untuk mendiskripsikannya secara akurat. Meski demikian, dari
praktek pengukuran-pengukuran menunjukkan bahwa keragaman bentuk secara
umum dapat dijelaskan dengan baik oleh poros orthogonal yang ditentukan sesuai
tujuan: misalnya, benih biasanya dikarakteristikkan oleh panjang, lebar dan tebal.
Pada beberapa kasus, karakteristik suatu produk cukup dinyatakan dengan dua
atau bahkan satu dimensi saja.
Ukuran bahan-bahan pertanian tidak seragam, melainkan tersebar
disekitar nilai reratanya. Dengan demikian, sangatlah penting untuk menyatakan
distribusi dari suatu ukuran disamping reratanya. Kualitas prosesing suatu bahan
(misal, pencacahan dan penggilingan) ditentukan oleh rerata ukuran dan standar
deviasi dari pruduk hasil proses.
2.2

Kriteria Bentuk dan Ukuran Bahan Hasil Pertanian


Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk

dan ukuran dari suatu bahan hasil pertanian yaitu :


a. Bentuk acuan (charted standard)
Di dalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang
sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk
yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard).
Kriteria bentuk dan ukuran, bentuk acuan :

Potongan membujur

Potongan melintang

Ada beberapa istilah untuk mendiskripsikan sebuah objek, yaitu:


Bentuk
Bundar (round)
Oblate
Oblong
Conic
Ovate (bulat telur)
Lopsided

Deskripsi
Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
Datar pada bagian pangkal dan pucuknya
Diameter vertikal > diameter horizontal
Meruncing kearah bagian puncak
Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
Sumbu yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak

Obovate
Elliptical

tegak lurus melainkan miring


Bulat telur terbalik
Menyerupai bentuk (bulat panjang)

Truncate
Unequal
Ribbed

Kedua ujungnya mendatar / persegi


(kerucut terpotong)
Setengah bagian > dari yang lain (tidak seimbang)
Sisi-sisi pada potongan melintang menyerupai sudut-

Regular (teratur)
Irregular

sudut
Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
Potongan horisontalnya tidak berbentuk lingkaran

Pembandingan pengamatan bentuk objek dengan bentuk acuan sama


dengan metode sederhana, akan tetapi merupakan metode yang subjektif,
sehingga setiap pengamatan dapat berbeda. Agar

hasil pengamatannya sahih

diperlukan pengamat yang berpengalaman.


b. Kebundaran (roundness)
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila
nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1,
maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar.
Dimana,
Ap : luas permukaan proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas
Ac : luas permukaan lingkara terkecil yang membatasi
c. Kebulatan (sphericity)
Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang
mempunyai volume sama dengan diameter bola terkecil yang dapat
mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu
bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil
pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
1
diameter geometri rata rata a.b.c 2
Sphericity

diameter terpanjang
a
Kebulatan dari suatu
bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Dimana,
a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)
b = sumbu terpanjang normal ke a (sumbu intermediate)
c = sumbu terpanjang normal ke a dan b (sumbu minor)
d. Pengukuran dimensi sumbu
Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijian, garis besar
proyeksi dari setiap sampel dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat
photo pembesar (photographic enlarger), namun secara sederhana dapat pula
dilakukan dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead
Projector).
Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan OHP
adalah sebagai berikut :
1. Bahan (biji-bijian) diletakkan di atas OHP untuk diproyeksikan.
2. Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar sehingga proyeksi bahan
berada di atas kertas milimeter blok tersebut.
3. Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari
bahan.
4. Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari
bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor),
sumbu b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate), dan sumbu c
adalah sumbu terpendek (sumbu minor).
e. Kemiripan terhadap benda-benda geometri
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil
pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan bendabenda geometri tertentu, yaitu bulat memanjang (prolate spheroid), bulat
membujur (oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Adapun
definisi dari masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi kalau
sebuah elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari
bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
4
( a b2 )
V= 3
Keterangan :
V = volume
S = luas permukaan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e = eksentrisitas

e=

2 1/ 2

[ ( )]
b
1
a

ab
e

S = 2 b2 + 2

sin-1 e

Bulat membujur (oblate spheroid) adalah bentuk yang terjadi kalau sebuah
elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah
anggur.
4
( a b2 )
V= 3

e=

2 1/ 2

[ ( )]
b
1
a

b
e

S = 2 b + 2

1+e
( 1e
)

ln

Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut


atau silinder (tabung). Contohnya wortel atau mentimun.
V=

( 3 )h (r

2
1

+r 1 r 2+ r 2

2
2
S = ( r 1 +r 2 [ h + ( r 1r 2) ]

1/ 2

Keterangan :
r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
r2 = jari-jari bagian puncak kerucut
h = tinggi benda

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat
Jangka sorong, penggaris, planimeter, jangka, kertas milimeter block, Over
Head Projector (OHP) dan spidol warna.
Bahan
Kentang, tomat, telur, jeruk dan wortel.
3.2 Prosedur Percobaan
1) Menentukan kebundaran (roundness) kentang, tomat, telur dengan
menggunakan OHP.
a. Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan.
b. Gambarlah proyeksi bahan pada kertas milimeter block.
c. Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap)
dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan
(Ap) dengan planimeter.
Ac
Ap Ap
d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Ap
Roundness (Rd) = Ac =

d1
d

Dimana : r1 = diameter dalam, r2 = diameter luar


2) Menentukan kebulatan (sphericity) kentang, tomat, telur, dan biji jagung.
a. Ukurlah sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri sari sumbu a (sumbu
terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu
terpendek/minor).
b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
(a b c )1/ 3
Sphericity =
a
Rumus ini hanya berlaku jika asumsi bahan berbentuk elips.
3) Menentukan volume dan luas permukaan teoritis mentimun, kentang,
tomat, telur, biji jagung.
a. Ukurlah sumbu a, b, dan c dari bahan.

b. Tentukanlah kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri :


bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate
spheroid), dan kerucut berputar atau silinder.
c. Hitunglah volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan
persamaan di bawah ini :
Bulat memanjang (prolate spheroid)
4
( a b2 )
V= 3
Keterangan :
V = volume
1/ 2
S = luas permukaan
b 2
e = 1 a
a = sumbu memanjang elips (major
axes)
ab
b = sumbu membujur elips (minor
S = 2 b2 + 2 e sin-1 e axes)

[ ( )]

e = eksentrisitas

Bulat membujur (oblate spheroid)


4
( a2 b)
V= 3
e=

2 1/ 2

[ ( )]
b
1
a

b2
e

S = 2 b + 2

ln

1+e
( 1e
)

Kerucut berputar atau silinder


V=

( 3 )h (r

2
1

+r 1 r 2+ r 22)
1/ 2

2
2
S = ( r 1 +r 2 [ h + ( r 1r 2) ]

Keterangan :
r1 = jari-jari bagian dasar
kerucut
r2 = jari-jari bagian
puncak kerucut
h = tinggi benda

BAB IV

HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil

Tabel 1. Pengamatan Terhadap Roundness, Sphericity, dan Kemiripan Bahan


Hasil Pertanian ( Telur, Kentang, Tomat, Jeruk, dan wortel )
Kelompo

Roundness

Sphericity

Kemiripan

1.

Tomat 1
R1= 5,2 cm
R2= 8,2 cm
Rrata-rata= 0,365
Tomat 2
R1= 6,2 cm
R2= 8,0 cm
Rrata-rata= 0,600
Tomat 3
R1= 5,4 cm
R2= 7,2 cm
Rrata-rata= 0,500

Tomat 1
a = 6,94 cm
b = 5,10 cm
c = 4,96 cm
Srata-rata = 0,806
Tomat 2
a = 6,2 cm
b = 5,61 cm
c = 5,50 cm
Srata-rata = 0,929
Tomat 3
a = 5,8 cm
b = 5,11 cm
c =5,0
Srata-rata = 0,912

Telur 1
R1= 5 cm
R2= 6 cm
Rrata-rata= 0,694
Telur 2
R1= 4,7 cm
R2= 6,1 cm
Rrata-rata= 0,594
Telur 3
R1= 4,5 cm
R2= 7,3 cm
Rrata-rata= 0,379

Jeruk 1
a = 6,5 cm
b = 6,3 cm
c = 4,8 cm
Srata-rata = 0,8945
Jeruk 2
a = 7,0 cm
b = 6,8 cm
c = 5,4 cm
Srata-rata = 0,9083
Jeruk 3
a = 6,3 cm
b = 6,2 cm
c = 5,6 cm
Srata-rata = 0,9564

Kentang 1
R1= 3,55 cm
R2= 4,6 cm
Rrata-rata= 0,596

Tomat 1
a = 6,54 cm
b = 5,4 cm
c = 5,23 cm

2.

3.

Wortel 1
a = 3,9 cm
b = 1,44 cm
h = 19,8 cm
S = 334,720 cm2
V = 474,812 cm3
Wortel 2
a = 3,5 cm
b = 1,4 cm
h = 20,2 cm
S = 312,630cm2
V = 404,241 cm3
Wortel 3
a = 4,16 cm
b = 1,24 cm
h = 15,8 cm
S = 272,579 cm2
V = 397,123 cm3
Lemon 1
a = 5,8 cm
b = 3,9 cm
e = 0,74
S = 9262,94 cm2
V = 369,675 cm3
Lemon 2
a = 5,3 cm
b = 4,0 cm
e = 0,656
S = 8424,8 cm2
V = 355,209 cm3
Lemon 3
a = 6,0 cm
b = 4,0 cm
e = 0,74
S = 9827,19 cm2
V = 402,123 cm3
Jeruk 1
a = 6,71 cm
b = 5,11 cm
e = 0,648

4.

5.

Kentang 2
R1= 3,6 cm
R2= 4,6 cm
Rrata-rata= 0,612
kentang 3
R1= 3,6 cm
R2= 4,1 cm
Rrata-rata= 0,771

Srata-rata = 0,870
Tomat 2
a = 6,42 cm
b = 5,51 cm
c = 5,31 cm
Srata-rata = 0,892
Tomat 3
a = 6,09 cm
b = 5,15 cm
c = 4,85cm
Srata-rata = 0,876

Telur 1
R1= 4,5 cm
R2= 6,6 cm
Rrata-rata= 0,465
Telur 2
R1= 4,5 cm
R2= 7,2 cm
Rrata-rata= 0,390
Telur 3
R1= 4,8 cm
R2= 6,5 cm
Rrata-rata= 0,545

Jeruk 1
a = 6,29 cm
b = 6,27 cm
c = 4,26 cm
Srata-rata = 0,8777
Jeruk 2
a = 6,9 cm
b = 6,2 cm
c = 4,16 cm
Srata-rata = 0,8151
Jeruk 3
a = 7,0 cm
b = 6,9 cm
c = 4,98 cm
Srata-rata = 0,8887

Kentang 1
R1= 7,65 cm
R2= 9,05 cm
Rrata-rata= 0,714
Kentang 2
R1= 6,8 cm
R2= 10,8 cm
Rrata-rata= 0,396
Kentang 3
R1= 6,5 cm
R2= 9,8 cm
Rrata-rata= 0,440

Tomat 1
a = 6,5 cm
b = 5,17 cm
c = 5,08 cm
Srata-rata = 0,853
Tomat 2
a = 5,38 cm
b = 5,22 cm
c = 5,19 cm
Srata-rata = 0,978
Tomat 3
a = 6,06 cm
b = 4,70 cm

S = 478,317 cm2
V = 963,728 cm3
Jeruk 2
a = 6,52 cm
b = 4,81cm
e = 0,675
S = 443,668 cm2
V = 856,502 cm3
Jeruk 3
a = 6,32 cm
b = 5,15 cm
e = 0,641
S = 326,320 cm2
V = 861,648 cm3
Wortel 1
r1 = 3,05 cm
r2 = 1,23 cm
h = 16 cm
S = 216,5236 cm2
V = 244,007 cm3
Wortel 2
r1 = 3,5 cm
r2 = 1,8 cm
h = 16 cm
S = 267,9065 cm2
V = 365,09 cm3
Wortel 3
r1 = 3,0 cm
r2 = 1,2 cm
h = 18 cm
S = 238,6889 cm2
V = 264,65 cm3
Lemon 1
a = 5,06 cm
b = 3,81 cm
e = 0,658
S = 7666,041 cm2
V = 307,67 cm3
Lemon 2
a = 5,4 cm
b = 4,03 cm
e = 0,665
S = 8595,876 cm2
V = 367,361 cm3
Lemon 3

c = 4,54 cm
Srata-rata = 0,834

a = 5,58 cm
b = 3,53 cm
e = 0,774
S = 8131,409 cm2
V = 291,254 cm3

Keterangan :

Roundness
2

Roudness ( Rd )=

Ap r 1
=
Ac r 22

Sphericity
1

( a b c) 3
Sphericity=
a

Kemiripan
Menentukan volume dan luas permukaan teoritis lemon, wortel, dan jeruk
1.
Bulat memanjang (prolate spheroid) ; seperti Lemon
4
( a b2 )
V= 3
e=

2 1/ 2

[ ( )]
b
1
a

ab
e

S = 2 b + 2

sin-1 e

2. Bulat membujur (oblate spheroid) ; seperti Jeruk


4
2
( a b)
V= 3
e=

2 1/ 2

[ ( )]
b
1
a

b2
e

S = 2 b + 2

1+e
( 1e
)

ln

3. Kerucut berputar atau silinder ; seperti Wortel


V=

( 3 )h (r

2
1

+r 1 r 2+ r 2

2
2
S = ( r 1 +r 2 [ h + ( r 1r 2) ]

1/ 2

BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai roundness, sphericity,
Vrata-rata, dan Srata-rata dari masing-masing bahan hasil pertanian (telur, tomat,
kentang, jeruk, dan wortel) seperti yang dapat dilihat pada tabel 1 di atas.
Kebundaran (roundness) merupakan suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari
suatu benda padat. Secara teoritis, nilai kebundaran suatu bahan berkisar dari 0-1.
Apabila nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk
bahan tersebut bundar. Begitu pula dengan kebulatan (sphericity), yang dapat
didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume
yang sama dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek, seperti
halnya nilai kebumdaran, nilai kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1.
Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertranian mendekati 1, maka bahan
tersebut mendekati bentuk bola (bulat). Selain membandingkan dengan bentuk
standar, penentuan bentuk bahan hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan
melihat kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu, seperti bulat
memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan kerucut
berputar atau silinder. Setelah itu barulah melakukan perhitungan terhadap volume
dan luas produk. Volume dan luas produk akan semakin besar apabila nilai sumbu
a, sumbu b, sumbu c semakin tinggi nilainya. Untuk lebih jelasnya, bentuk dan
ukuran dari bahan-bahan pertanian akan dipaparkan sebagai berikut :

Telur
Pada pengamatan terhadap kebundaran (roundness) pada telur dilakukan
oleh kelompok 2 dan 4. Setiap kelompok menentukan nilai kebundaran
(roundness) telur masing-masing 3 buah telur. Pada kelompok 2, besarnya nilai
roundness rata-rata telur 1 adalah 0,694, telur 2 adalah 0,594, dan telur 3 adalah
0,397. Dari ketiga telur tersebut yang memiliki roundness terbesar adalah pada
telur 1, yaitu 0,694. Hal ini berarti telur 1 memiliki nilai roundness yang paling
mendekati 1 jika dibandingkan dengan telur yang lain. Ini artinya telur 1 dapat
digolongkan dalam kategori bahan hasil pertanian yang paling mendekati bundar
jika dibandingkan dengan telur 2 dan 3. Sedangkan pada kelompok 4, besarnya
nilai roundness rata-rata telur 1 adalah 0,465, telur 2 adalah 0,390, dan telur 3
adalah 0,545. Dari ketiga telur tersebut yang memiliki roundness terbesar adalah
pada telur 3, yaitu 0,545. Hal ini berarti telur 3 memiliki nilai roundness yang
paling mendekati 1 jika dibandingkan dengan telur yang lain. Ini artinya telur 3
dapat digolongkan dalam kategori bahan hasil pertanian yang paling mendekati
bundar jika dibandingkan dengan telur 1 dan 2.
Kentang
Pada pengamatan terhadap kebundaran ( roundness ) pada kentang
dilakukan oleh kelompok 3 dan 5. Setiap kelompok menentukan nilai kebundaran
(roundness) kentang masing-masing 3 buah. Pada kelompok 3, besarnya nilai
roundness rata-rata kentang 1 adalah 0,596, kentang 2 adalah 0,612, dan kentang
3 adalah 0,771. Dari ketiga kentang tersebut yang memiliki roundness terbesar
adalah pada kentang 3, yaitu 0,771. Hal ini berarti kentang 3 memiliki nilai
roundness yang paling mendekati 1 jika dibandingkan dengan kentang yang lain.
Ini artinya kentang 3 dapat digolongkan dalam kategori bahan hasil pertanian
yang paling mendekati bundar jika dibandingkan dengan kentang 1 dan 2.
Sedangkan pada kelompok 5, besarnya nilai roundness rata-rata kentang 1 adalah
0,714, kentang 2 adalah 0,396, dan kentang 3 adalah 0,440. Dari ketiga kentang
tersebut yang memiliki roundness terbesar adalah pada kentang 1, yaitu 0,714.
Hal ini berarti kentang 1 memiliki nilai roundness yang paling mendekati 1 jika
dibandingkan dengan kentang yang lain. Ini artinya kentang 1 dapat digolongkan
dalam kategori bahan hasil pertanian yang paling mendekati bundar jika
dibandingkan dengan kentang 2 dan 3.

Jeruk
Pada pengamatan terhadap kebulatan (sphericity) pada jeruk dilakukan
oleh kelompok 2 dan 4. Setiap kelompok menentukan nilai kebulatan (sphericity)
jeruk masing-masing 3 buah. Pada kelompok 2, besarnya nilai sphericity ratarata jeruk 1 adalah 0,9083, jeruk 2 adalah 0,8945, dan jeruk 3 adalah 0,9564. Dari
ketiga jeruk tersebut yang memiliki sphericity terbesar adalah pada jeruk 3, yaitu
0,9564. Hal ini berarti jeruk 3 memiliki nilai sphericity yang paling mendekati 1
jika dibandingkan dengan jeruk yang lain. Ini artinya jeruk 3 dapat digolongkan
dalam kategori bahan hasil pertanian yang paling mendekati bentuk bola (bulat)
jika dibandingkan dengan jeruk 1 dan 2. Sedangkan pada kelompok 4, besarnya
nilai sphericity rata-rata jeruk 1 adalah 0,8777, jeruk 2 adalah 0,8151, dan jeruk 3
adalah 0,8887. Dari ketiga jeruk tersebut yang memiliki sphericity terbesar juga
terdapat pada jeruk 3, yaitu 0,8887. Hal ini berarti jeruk 3 memiliki nilai
sphericity yang paling mendekati 1 jika dibandingkan dengan jeruk yang lain. Ini
artinya jeruk 3 dapat digolongkan dalam kategori bahan hasil pertanian yang
paling mendekati bentuk bola (bundar) jika dibandingkan dengan jeruk 1 dan 2.
Hal ini menunjukkan bahwa dari hasil pengukuran pada jeruk 3 yang dilakukan
olek kelompok 2 dan 4 memiliki bentuk yang paling mendekati seperti bentuk
bulat karena nilai spherycity-nya paling mendekati 1.
Selain pengukuran kebulatan (sphericity), pada jeruk juga dilakukan
pengukuran dimensi sumbu, dan kemudian menentukan kemiripan bahan terhadap
benda-benda geometri, serta menghitung volume dan luas permukaan teoritisnya.
Untuk kemiripan bahan terhadap benda geometri, jeruk termasuk dalam bentuk
bulat membujur (oblate spheroid) dimana bentuk ini terjadi apabila sebuah
bentuk elips berputar pada sumbu bujurnya. Untuk jeruk 1 besarnya Vrata-rata adalah
sebesar 963,728 cm3 dan Srata-rata 478,317 cm2, untuk jeruk 2 besarnya Vrata-rata
adalah sebesar 856,502 cm3 dan Srata-rata 443,6682 cm2, dan Untuk jeruk 3 besarnya
Vrata-rata adalah sebesar 861,648 cm3 dan Srata-rata 326,320 cm2. Diantara ketiga jeruk
tersebut memiliki volume dan luas yang tidak jauh berbeda, ini artinya ketiga
jeruk tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang cukup seragam.
Tomat

Pada pengamatan terhadap kebundaran (roundness) pada tomat dilakukan


hanya oleh kelompok 1. Besarnya nilai roundness rata-rata tomat 1 adalah 0,365,
tomat 2 adalah 0,600, dan tomat 3 adalah 0,500. Dari ketiga tomat tersebut yang
memiliki roundness terbesar adalah pada tomat 2, yaitu 0,600. Hal ini berarti
tomat 2 memiliki nilai roundness yang paling mendekati 1 jika dibandingkan
dengan tomat yang lain. Ini artinya tomat 2 dapat digolongkan dalam kategori
bahan hasil pertanian yang paling mendekati bundar jika dibandingkan dengan
telur 1 dan 3.
Selain pengukuran kebundaran (roundness), pada tomat juga dilakukan
pengukuran untuk menentukan nilai kebulatan (sphericity). Besarnya nilai
sphericity rata-rata tomat 1 adalah 0,806, tomat 2 adalah 0,929, dan tomat 3
adalah 0,912. Dari ketiga tomat tersebut yang memiliki sphericity terbesar adalah
pada tomat 2, yaitu 0,929. Hal ini berarti tomat 2 memiliki nilai sphericity yang
paling mendekati 1 jika dibandingkan dengan tomat yang lain. Ini artinya tomat 2
dapat digolongkan dalam kategori bahan hasil pertanian yang paling mendekati
bentuk bola (bulat) jika dibandingkan dengan tomat 1 dan 3.
Lemon
Pada pengamatan terhadap kemiripan pada benda-benda geometri pada
lemon dilakukan oleh kelompok 2 dan 5. Setiap kelompok melakukan pengukuran
dimensi sumbu bahan, menentukan kemiripan bahan terhadap benda-benda
geometri, dan menghitung volume dan luas permukaan teoritisnya. Untuk
kemiripan bahan terhadap benda geometri, lemon termasuk dalam bentuk bulat
memanjang (prolate spheroid) dimana bentuk ini terjadi apabila sebuah bentuk
elips berputar pada sumbu panjangnya. Pada kelompok 2, besarnya nilai Vrata-rata
pada lemon 1 adalah sebesar 369,675 cm3 dan Srata-rata 9262,94 cm2, besarnya nilai
Vrata-rata pada lemon 2 adalah sebesar 355,209 cm3 dan Srata-rata 8424,80 cm2, dan
besarnya nilai Vrata-rata pada lemon 3 adalah sebesar 402,123 cm3 dan Srata-rata
9827,19 cm2. Diantara ketiga lemon tersebut memiliki volume dan luas yang tidak
jauh berbeda, ini artinya ketiga lemon tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang
cukup seragam. Sedangkan pada kelompok 5, besarnya nilai Vrata-rata pada lemon 1
adalah sebesar 307,67 cm3 dan Srata-rata 7666,041 cm2, besarnya nilai Vrata-rata pada
lemon 2 adalah sebesar 367,361 cm3 dan Srata-rata 8595,876 cm2, dan besarnya nilai
Vrata-rata pada lemon 3 adalah sebesar 291,254 cm3 dan Srata-rata 8131,409 cm2.

Diantara ketiga lemon tersebut memiliki volume dan luas yang tidak jauh berbeda,
ini artinya ketiga lemon tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang cukup
seragam.
Dengan mengetahui luas permukaan dari buah-buahan seperti jeruk,wortel
dan lemon sangat penting dalam tes-tes tertentu, misalnya dalam pengukuran
respirasi, dalam penentuan warna dan pemantulan cahaya, dalam fenomena
transfer panas, dll. Dalam perkembangan terakhir luas permukaan bahan,
disamping warna, juga sangat menentukan dalam pengembangan image-sensor
unatuk keperluan otomatisasi dan robotisasi mesin-mesin pertanian. Sedangkan
dengan mengetahui volume dari berbagai produk pertanian berperan sangat
penting dalam berbagai teknologi proses dan dalam evaluasi kualitas produk.
Wortel
Pada pengamatan terhadap kemiripan pada benda-benda geometri pada
wortel dilakukan oleh kelompok 1 dan 4. Setiap kelompok melakukan pengukuran
dimensi sumbu bahan, menentukan kemiripan bahan terhadap benda-benda
geometri, dan menghitung volume dan luas permukaan teoritisnya. Untuk
kemiripan bahan terhadap benda geometri, wortel termasuk dalam bentuk kerucut
berputar atau silinder dimana bentuk ini menyerupai kerucut atau silinder
(tabung). Pada kelompok 1, besarnya nilai Vrata-rata pada wortel 1 adalah sebesar
474,812 cm3 dan Srata-rata 334,720 cm2, besarnya nilai Vrata-rata pada wortel 2 adalah
sebesar 404,241 cm3 dan Srata-rata 312,630 cm2, dan besarnya nilai Vrata-rata pada
wortel 3 adalah sebesar 397,123 cm3 dan Srata-rata 272,579 cm2. Diantara ketiga
wortel tersebut memiliki volume dan luas yang tidak jauh berbeda, ini artinya
ketiga wortel tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang cukup seragam.
Sedangkan pada kelompok 4, besarnya nilai Vrata-rata pada wortel 1 adalah sebesar
244,007 cm3 dan Srata-rata 216,5236 cm2, besarnya nilai Vrata-rata pada wortel 2 adalah
sebesar 365,09 cm3 dan Srata-rata 267,9065 cm2, dan besarnya nilai Vrata-rata pada
wortel 3 adalah sebesar 264,65 cm3 dan Srata-rata 238,6889 cm2. Diantara ketiga
wortel tersebut memiliki volume dan luas yang tidak jauh berbeda, ini artinya
ketiga wortel tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang cukup seragam.
Dengan mengetahui luas permukaan dari buah-buahan seperti jeruk,wortel
dan lemon sangat penting dalam tes-tes tertentu, misalnya dalam pengukuran
respirasi, dalam penentuan warna dan pemantulan cahaya, dalam fenomena

transfer panas, dll. Dalam perkembangan terakhir luas permukaan bahan,


disamping warna, juga sangat menentukan dalam pengembangan image-sensor
unatuk keperluan otomatisasi dan robotisasi mesin-mesin pertanian. Sedangkan
dengan mengetahui volume dari berbagai produk pertanian berperan sangat
penting dalam berbagai teknologi proses dan dalam evaluasi kualitas produk.

BAB VI
KESIMPULAN
6.1

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum mengenai Karakteristik

Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran) ini adalah sebagai berikut :
Besarnya nilai roundness telur 1 pada kelompok 2 memiki nilai kebundaran
yang paling mendekati 1, sehingga paling mendekati bentuk bundar.
Sedangkan pada kelompok 4, telur 3 lah yang memiliki nilai kebundaran
(roundness) paling mendekati 1, sehingga paling mendekati bentuk bundar.
Besarnya nilai roundness kentang 3 pada kelompok 3 memiki nilai
kebundaran yang paling mendekati 1, sehingga paling mendekati bentuk
bundar. Sedangkan pada kelompok 5, kentang 1 lah yang memiliki nilai
kebundaran (roundness) paling mendekati 1, sehingga paling mendekati
bentuk bundar.

Besarnya nilai sphericity yang paling mendekati 1 pada kelompok 2 dan 4


adalah sama, yaitu pada jeruk 3. Ini artinya jeruk 3 memiliki bentuk yang
paling mendekati bulat.
Besarnya nilai roundness dan sphericity pada tomat yang paling mendekati 1
adalah pada tomat 2, sehingga tomat 2 lah yang paling mendekati bentuk
bundar serta bulat jika dibandingkan dengan tomat yang lain.
Jeruk memiliki kemiripan terhadap benda geometri, yaitu bulat membujur.
Besarnya nilai Vrata-ratan dan Srata-rata dari ketiga jeruk pada uji kemiripan terhadap
benda geometri tidak lah berbeda jauh, sehingga ketiga jeruk tersebut dapat
dikatakan memiliki bentuk yang cukup seragam.
Lemon memiliki kemiripan terhadap benda geometri, yaitu bulat memanjang.
Besarnya nilai Vrata-ratan dan Srata-rata pada uji kemiripan terhadap benda geometri
pada lemon yang dilakukan oleh kelompok 2 dan 5 memberikan nilai yang
tidak jauh berbeda, sehingga lemon tersebut dapat dikatakan memiliki bentuk
yang cukup seragam.
Wortel memiliki kemiripan terhadap benda geometri, yaitu kerucut berputar
atau silinder.
Besarnya nilai Vrata-ratan dan Srata-rata pada uji kemiripan terhadap benda geometri
pada wortel yang dilakukan oleh kelompok 1 dan 4 memberikan nilai yang
tidak jauh berbeda, sehingga wortel tersebut dapat dikatakan memiliki bentuk
yang cukup seragam.
Dengan mengetahui luas permukaan dari buah-buahan seperti jeruk,wortel
dan lemon sangat penting dalam tes-tes tertentu, misalnya dalam pengukuran
respirasi, dalam penentuan warna dan pemantulan cahaya, dalam fenomena
transfer panas, dll.
Dengan mengetahui volume dari berbagai produk pertanian berperan sangat
penting dalam berbagai teknologi proses dan dalam evaluasi kualitas produk.

6.2

Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut :
Praktikan dapat menggunakan alat dan bahan secara hati-hati dikarenakan
salah satu dari bahan percobaan dapat pecah seperti telur, tomat yang dapat
benyek, teliti dalam penggunaan rumus untuk perhitungan V dan S yang

berbeda-beda pada setiap bahan serta saat mengsubstitusikan angka-angka ke


dalam rumus berikut satuannya.
Alat OHP (Overhead Projector) sebaiknya diperbanyak minimal 2 buah alat
OHP, dan jika ada dua alat dalam satu shift bisa melakukan dua percobaan,
hal ini untuk menjangkau para praktikan bisa melihat dan mencoba proses
pengukuran dimensi sumbu dan kebundaran (roundness) ini, karena jika
hanya satu alat saja, sangat sulit untuk jumlah praktikum yang cukup banyak
dalam satu shift bisa menjangkau dan memantau berlangsungnya percobaan.
Praktikan harus teliti membaca angka yang tedapat pada jangka sorong, harus
diperhatikan pula cara membaca skala vernier dan noniusnya.
Praktikan harus tertib agar tidak terjadi kericuhan yang mengganggu
praktikan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, Sarifah, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Teknik


Penanganan

Hasil

Pertanian______Semester

Ganjil

2011/2012.

Jatinangor : FTIP Universitas Padjadjaran.


Sudaryanto, dkk. 2005. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Bandung : Pustaka
Giratuna.
Syarief, Rizal. 1986. Pengetahuan Bahan Pangan Untuk Industri

Pertanian.

Bogor : Mediyatama Sarana Perkasa.


Tjahjadi,Carmencita. Buku Ajar : Penanganan Segar dan Penyimpanan Sayur
dan Buah-buahan. 2003. Bandung : Universitas Padjadjaran
http://bambangpurwantana.staff.ugm.ac.id/pengetahuan

bahan/pengBhn01.doc

(diakses pada tanggal 15 September 2011 pukul 20.00 WIB)

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai