Anda di halaman 1dari 27

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PASCA PANEN I
(Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian : Bentuk dan Ukuran)

Oleh :
Nama : Candra Melati
NPM : 240110140057
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 29 September 2015
Co.Ass : Aditya Ramadhan
Cindy Almas R
Jeremia Kristian
Prisilia Ratna S
Shayana Junita

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahan bahan hasil pertanian memiliki karakteristik fisik yaitu bentuk dan
ukuran. Bentuk dan ukuran sangat penting untuk mendeskripsikan suatu bahan
hasil pertanian, namun bahan hasil pertanian sendiri memiliki bentuk dan ukuran
yang sangat beragam sehingga perlu dilakukan pengukuran dan analisis untuk
mengklasifikasikan dalam keseragaman fisik bahan. Hal ini dilakukan agar dapat
menentukan proses penanganan bahan pertaniannya agar lebih efektif dan efisien.
Adapun kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan suatu bahan hasil
pertanian seperti bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, pengukuran dimensi
sumbu serta kemiripan terhadap benda-benda geometri.
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk pengukuran dari
karakteristik bahan hasil pertanian diantaranya menentukan kebundaran
(roundness), kebulatan (sphericity), serta volume dan luas permukaan teoritis dari
bahan hasil pertanian.

1.2. Tujuan Praktikum


1.2.1. Tujuan Instruksional Khusus
1. Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan
2. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bentuk dan Ukuran


Dalam proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan ukuran
suatu komoditi merupakan parameter yang penting didalam penilaian. Bentuk dan
ukuran merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan pada suatu obyek. Pada
umumnya bentuk dan ukuran ini digunakan untuk menggambarkan obyek secara
fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu (grading) biasanya ukuran dan bentuk
merupakan faktor mutu yang pertama kali di lihat. Beberapa kriteria yang
termasuk ukuran adalah :
1. Bobot
Bobot suatu bahan dapat diukur dengan berbagai jenis neraca sejak yang
halus sampai kasar, tergantung kepada tingkat ketelitian pengukuran yang di
kehendaki. Dimana bobot suatu bahan tersebut dapat di catat sebagai bobot
total, bobot rata-rata, dan bobot persatuan tertentu.
2. Volume
Pengukuran volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan
tesebut dalam suatu wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah
volume bahan itu sendiri).
3. Panjang, lebar, diameter
Panjang, lebar dan diameter suatu bahan dapat di ukur dengan menggunakan
berbagai alat pengukur seperti penggaris, micrometer, dan vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi
(perbandingan antara kerapatan suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan
kerapatan standar), nyata (perbandingan antara massa suatu bahan pada
suhu tertentu dengan massa air pada suhu yang sama) dan kerapatan mutlak
(perbandingan antara bobot dengan volume bahan).
5. Luas bidang
Sebagian besar semua hasil pertanian memiliki ukuran yang tidak beraturan.
Pengukuran luas bidang dari bahan yang tak beraturan di lakukan dengan
dua cara yaitu : penimbangan dan simpon,s rule. Sedangkan yang termasuk
ke dalam bentuk adalah :
1. Oval
2. Simetri
3. Melengkung
Untuk mendefinisikan bentuk, beberapa parameter dimensional perlu
diukur. Pada keadaan dimana bentuk dan ukuran berpengaruh pada proses
suatu hubungan dapat digambarkan dengan satu persamaan berdimensi dua
sebagai berikut :

I = ( b, u) ........................................................(1)
Dimana : I = indeks yang dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.
Bentuk komoditas produk pangan dapat dikelompokkan sebagai bentuk
umum dan bentuk normal. Bentuk umum komoditas menyatakan bentuk
yang dapat dideskripsikan dan diukur secara fisik. Dalam pengawasan mutu
produk bentuk komoditas padat yang bersifat umum dapat dinyatakan
seperti ketiga bentuk dasar atau bentuk turunannya yaitu bulat, lonjong,
silinder, kerucut, kubus, bundar dan lain-lain (Thumi, 2010).

2.2. Bentuk dan Acuan


Didalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang
sample atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk
yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard).

Tabel 2.1.1 Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan

Bentuk Deskripsi

Menyerupai bentuk bulatan


Bundar (Round)
(spheroid)

Datar pada bagian pangkal dan pucuk


Oblate
atau puncak

Kerucut (Conic) Meruncing ke arah bagian puncak


Bentuk seperti telur dan melebar
Bujur telur (Ovate)
pada bagian pangkal

Poros yang menghubungkan pangkal


Berat sebelah atau miring (Lopsided) dan puncak tidak tegak lurus
melainkan miring

Bujur telur terbalik (Obovate) Seperti telur terbalik

Menyerupai bentuk elips (bulat


Bulat panjang (Elliptical)
panjang)

Kedua ujungnya mendatar atau


Kerucut terpotong (Truncate)
persegi

Separuh bagian lebih besar daripada


Tidak seimbang (Unequal)
yang lain

Pada potongan melintangnya sisi-


Ribbed
sisinya menyerupai sudut-sudut

Bagian horizontalnya menyerupai


Teratur (Regular)
lingkaran

Potongan horizontalnya sama sekali


Tidak teratur (Irregular)
tidak menyerupai lingkaran

Sumber : (Mohsenin, 1980)

2.3. Kebundaran (Roundness)


Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar.
Ada beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya
adalah :

Roundness (Rd) = ..................................(2)

Dimana :
Ap = luas permukaan proyeksi terbesar dalam posisi bebas
Ac = luas permukaan pronyeksi terkecil yang membatasinya
R1 = jari-jari dalam
R2 = jari-jari luar


Roundness (Rd) = ..............................................(3)

Dimana :
r = jari-jari kelengkungam
N = Jumlah sudut yang ada
R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum

Roundness (Rd) = ...............................................(4)

Dimana :
r = jari jari kelengkungan tertajam
R = jari-jari rata-rata dari objek

2.4. Kebulatan (Sphericity)


Kebulatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola
yang mempunyai volume yang sama dengan objek dengan diameter bola terkecil
yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan
suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai suatu kebulatan bahan hasil
pertanian mendekati 1, maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Dengan menganggap volume objek sama dengan volume elips dengan tiga
buah sumbunya masing-masing a, b, dan c, maka kebulatan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :

...............................................(5)

dimana :
a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)
b = sumbu terpanjang normal terhadap a (sumbu intermediate)
c = sumbu terpanjang normal terhadap a dan b (sumbu minor)
2.5. Kemiripan terhadap benda-benda geometri
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan
hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-
benda geometri tertentu, seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat
membujur (oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Adapun definisi
dari masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila
sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh
dari bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
2. Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah
elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah
anggur.
3. Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau
silinder (tabung). Contohnya adalah wortel.
Setelah diketahui bentuk bahan berdasarkan kemiripan terhadap benda-benda
geometri, maka volume dan luas permukaan bahan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
1. Bentuk bahan bulat memanjang
V= ........................................................(6)

e= ..........................................................(7)

S= .....................................(8)

Dimana:
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e = eksentrisitas, yaitu :
2. Bentuk bahan bulat membujur
V= .............................................................(9)

e= .............................................................(10)
S= .............................................(11)

3. Bentuk bahan kerucut berputar atau silinder

V=( ) ...................................(12)

S= ........................... (13)

dimana :
r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
r2 = jari-jari puncak kerucut
h = tinggi bahan

2.6. Pengukuran Dimensi Sumbu


Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijan, garis besar
proyeksi dari setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat
pembesar photo (photographics enlarger), namun cara sederhana juga dapat pula
dilakukan dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Over Head
Projector).
Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan OHP
adalah sebagai berikut :
1. Bahan diletakan di atas OHP untuk diproyeksikan.
2. Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar, sehingga proyeksi bahan
berada di atas kertas milimeter blok tersebut.
3. Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari
bahan.
4. Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari
bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor),
sumbu b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu c
adalah sumbu terpendek (sumbu minor).
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
1. Jangka sorong untuk mengukur kebulatan (sphericity)
2. Penggaris untuk mengukur diameter kebundaran (Roundness)
3. Jangka untuk membuat lingkaran pada millimeter block
4. Kertas millimeter block untuk menggambar bayangan bahan yang
diproyeksikan OHP
5. Over Head Projector (OHP) untuk memproyeksikan bahan
6. Spidol warna untuk menggambar

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
1. Mentimun
2. Kentang
3. Tomat
4. Telur
5. Wortel
6. Jeruk

3.2. Prosedur Percobaan


1. Menentukan kebundaran (roundness) kentang, tomat, telur dengan
menggunakan OHP
a. Menempatkan bahan pada OHP sehingga OHP dapat
memproyeksikan bahan pada kertas milimeter blok
b. Menggambar proyeksi bahan pada kertas milimeter blok
c. Menentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas
(Ap) dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi
bahan (Ap)
d. Menghitung kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan
persamaan yang ditentukan
2. Menentukan kebulatan (sphericity) kentang, tomat, telur dan jeruk
a. Mengukur sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a
(sumbu terpanjang / mayor), sumbu b (sumbu pertengahan /
intermediet) dan sumbu c (sumbu terpendek / minor)
b. Menghitung kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan
persamaan yang ditentukan
3. Menentukan volume dan luas permukaan teoritis bahan hasil pertanian
a. Mengukur sumbu a, b dan c dari bahan
b. Menentukan kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri:
bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate
spheroid), dan kerucut berputar atau silinder
c. Menghitung volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan
persamaan yang ditentukan
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4. 1. Hasil
Tabel 1.Data Pengukuran Kelompok 1
Penga r1 r2 a b c h
matan Ke (mm (mm (mm (mm (mm (mm Rd Sp V (m3) S (m2)
Bahan ) ) ) ) ) )

1 64 83 0,59
Roundn
ess 2 55 75 0.54
(Telur)
3 58 67 0.75

67,4 0,92
1 66,8 53,1
5 04
Spheric
0.87
ity 2 74,1 71,8 52,1
94
(Jeruk)
67,1 0,91
3 76 52,1
5 82
Kemiri
pan
Geomet 1,3322 4,1091
6,9 6,05 101
ri x10-5 x10-3
(Wortel
)
Tabel 2. Data Pengukuran Kelompok 2
Penga-matan k r1 r2 a b c h Rd Sp V S
(bahan) e (mm (m (mm) (mm (mm (mm (m3) (m2)
) m) ) ) )
Round-ness 1 43 58 - - - - 0,55 - - -
(tomat) 2 45 57 - - - - 0,62 - - -
3 46 66 - - - - 0,49 - - -
Spheri-city 1 - - 44,65 44,6 28,6 - - 0,861 - -
(telur) 2 - - 46,15 45,8 36,3 - - 0,920 - -
3 - - 45,5 45,2 30,5 - - 0,873 - -
Kemiripan 2 - - 32 140 - - - 6,005 x 2,2265
geometri 10-4
(mentimun)

Tabel 3. Data Pengukuran Kelompok 3


Pengamat r1 r2 a b c h V
Ke Rd Sp 3
S (m2)
an Bahan (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (m )

1 385 550 0.49


Roundness
2 430 525 0.67
(Telur)
3 405 550 0.54

1 68.5 66.5 49.1 0.8862


Sphericity
2 72.75 70.05 49.1 0.8662
(Jeruk)
3 71.75 67.5 51.75 0,8787

Kemiripan
10.32 1.90 5.04
Geometri 3.8
5 x10-5 x10-3
(Wortel)
Tabel 4. Data Pengukuran Kelompok 4
Pengama Ke- R1 R2 A B c Rd Srp V (m3) S
tan (m (mm (mm (mm (mm (m2)
m) ) ) ) )
1 62 77 0,6
Roundne 5
ss 2 56 71 0,6
(kentang 6
) 3 56 69 0,6
2
1 48,2 46,1 28,0 0,8
5 23
Sphericit
2 51,1 32,4 30,4 0,7
y
23
(tomat)
3 50,2 35 32,4 0,7
66
Kemirip 1 134 36,6 0,752 2,38
an
terhadap
benda
geometri
(mentim
un)
Tabel 5. Data Pengukuran Kelompok 5
Pengamat Ke R1 R2 A B c Rd Sr V (m3) S
an - (mm (mm (mm (mm (mm (m2)
) ) ) ) )
1 38 56,5 0,4
5
Roundnes 2 39 54 0,5
s (telur) 2
3 40 53,5 0,5
6
1 46,0 43,0 35,0 0,8
8 9 6 9
Sphericity 2 48,1 43,0 34,0 0,8
(tomat) 0 9 7 5
3 46,0 40,0 35,0 0,8
8 9 2 7
Kemiripa 1 67,0 65,0 50,0 1,224x1 0,096
n terhadap 3 5 2 0-3 5
benda
geometri

4. 2. Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Kelompok 1

1. Perhitungan roundness:
2. Perhitungan sphericity:

3. Perhitungan volume dan luas permukaan:

( )

( )

4.2.2 Perhitungan Kelompok 2


1. Roundness
Tomat 1
Rd = = =

Tomat 2
Rd = = =

Tomat 3
Rd = = =

2. Sphericity
Telur 1

Sp = =

Telur 2

Sp = =

Telur 3

Sp = =

3. Volume dan luas Permukaan


Bulat memanjang (mentimun)
Bulat Memanjang:

V
4
3

.a.b 2
V = ( x 140 x 322)
1
b 2 2

e 1
a

1
32 2 2

e 1
140
0,9735
V
4
3

.a.b 2

V
4

.140 .32 2
3

V 600504 ,9638
a.b
S 2. .b 2 2. sin 1 e
e
S 6433,981 2 4601,9571 .76,7808
S 222657 ,452 mm
S 2,2226527 m

4.2.3 Perhitungan Kelompok 3

1. Perhitungan roundness:

2. Perhitungan sphericity:

3. Perhitungan volume dan luas permukaan:

( )
( )

4.2.4 Perhitungan Kelompok 4


1. Kebundaran (roundness)
Kentang sample 1
r1 = 62 mm
r2 = 77 mm

Roundness (Rd) =

= 0,6483

Kentang sample 2
r1 = 56 mm
r2 = 71 mm

Roundness (Rd) =

= 0,6587

Kentang sample 3
r1 = 56 mm
r2 = 69 mm

Roundness (Rd) =

= 0,622
2. Kebulatan (Sphericity)
Tomat sample 1

Tomat sample 2

Tomat sample 3

3. Kemiripan Benda dengan Geometri


Mentimun sample 1
Bulat Memanjang:

V
4
3

.a.b 2

V = ( x 134 x 36,62 = 751892,1981 mm3 = 0,7518921981 m3

1
b 2 2

e 1
a

1
36,6 2 2

e 1
134
0,9619

a.b 1
S 2. .b 2 2. sin e
e
S = 2 x 36,62 + 2( ) x sin-1 0,9619
4.2.5 Perhitungan Kelompok 5
Rd (telur)

Rd =

I=

II =

II =

Perhitungan Sp (Tomat)

I=SP = mm2

II=SP = mm2

III=SP = mm2

Perhitungan V (Jeruk)
V=

= 1224261,942 mm3
=1,224 x 10-3 m3

S= 2 a2 + 2 ( )

2
=2 +2 ( )

= 96596,36665 mm2 = 0,0965 m2


BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini mengenai karakteristik bahan pertanian, diantaranya


menentukan serta mengukur kebulatan, kebundaran serta kemiripan dengan
bentuk geometri terhadap bahan hasil pertanian diantaranya kentang, jeruk, tomat,
telur, mentimun serta wortel.
Kebundaran dan kebulatan memiliki perbedaan dimana kebundaran merupakan
ukuran ketajaman sudut-sudut pada bahan sedangkan kebulatan didefinisikan
sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume sama dengan
objek dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek. Contohnya
seperti pada bahan pertanian mentimun yang memiliki kemiripan terhadap benda
geometri berupa bulat memanjang (prolate spheroid), untuk kebundaran
mentimun memiliki nilai kebundaran yang tinggi sedangkan untuk kebulatan
memiliki nilai rendah atau tidak mendekati 1 disebabkan oleh perbandingan
diameternya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kebundaran dapat dilihat
pada bagian pinggiran dari suatu bahan hasil pertanian sedangkan kebulatan
dilihat dari derajat kemiripan bentuk bahan hasil pertanian dengan bentuk bola.
Dalam menentukan kebundaran (roundness) nilai dari suatu bahan dapat
dikategorikan memiliki kebundaran jika nilai kebundarannya mencapai nilai 1.
Pada percobaan kali ini, praktikan mengukur kebundaran dengan menggunakan
OHP untuk memproyeksikan bahan hasil pertanian untuk selanjutnya proyeksi
dari bahan tersebut dapat digambar pada kertas milimeter blok, kemudian dicari
diameter dalam serta diameter luar. Hal ini dilakukan agar dapat membandingkan
diameter dari bahan tersebut. Pada percobaan untuk kebundaran terdapat tiga
bahan yang digunakan, yaitu kentang, telur serta tomat. Ketiga bahan ini memiliki
nilai roundness yang mirip yaitu berkisar di nilai 0,4 - 0,6.
Berikutnya untuk percobaan kebulatan (sphericity) dengan mengukur nilai dari
tiga sumbu agar di dapat hasil dari kebulatannya, adapun pengukurannya dengan
menggunakan jangka sorong. Untuk bahan yang digunakan ada tiga yaitu telur,
jeruk dan tomat. Ketiga bahan hasil pertanian ini memiliki nilai kebulatan yang
tinggi yaitu berkisar dinilai 0,7-0,9 hal ini menandakan bahwa bahan-bahan hasil
pertanian tersebut memiliki kebulatan yang tinggi dengan ditandai oleh nilai
kebulatannya karena ukuran kebulatannya mendekati nilai 1.
Untuk kemiripan benda dengan geometri,kita dapat melihat secara kasat mata
bagaimana bentuk dari bahan hasil pertanian untuuk selanjutnya dapat diukur
sumbu dari bahan kemudian menentukan kemiripan bahan tersebut seperti bulat
memanjang, bulat membujur, kerucut berputar maupun silinder untuk kemudian
dapat dihitung volume serta luas teoritisnya.
Seperti yang diketahui pada sebelumnya bahwa bahan hasil pertanian bersifat
perishable atau mudah rusak sehingga perlu dilakukan penanganan yang tepat
untuk bahan hasil pertanian ini. Sehingga penentuan dari karakteristik fisik bahan
hasil pertanian terutama bentuk dan ukuran sangat penting agar penanganannya
lebih efektif. Contohnya untuk ukuran, yang sangat diperlukan salah satunya pada
proses grading.
BAB VI
PENUTUP

6. 1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini :
1. Kebundaran dan kebulatan merupakan dua hal yang berbeda
2. Kebulatan serta kebundaran memiliki nilai 0-1
3. Kebundaran bahan dikatakan sempurna jika nilai roundness mendekati
nilai 1
4. Pengukuran dari Karakteristik bahan hasil pertanian seperti bentuk dan
ukuran sangat penting untuk penanganan hasil pertanian agar lebih
efektif

6. 2. Saran
1. Sebaiknya praktikan membaca serta memahami praktikum yang akan
dilaksanakan
2. Sebaiknya pengukuran dilakukan dengan teliti agar data yang didapat
lebih akurat
3. Sebaiknya praktikan bersikap serius dan fokus ketika melaksanakan
praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Sifat produk pertanian. Terdapat pada:


http://aljabarsquad.blogspot.co.id/2012/08/sifat-produk-pertanian.html
(Diakses pada tanggal 02 Oktober 2015 Pukul 19.50 WIB)
Bernard. 2010. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Terdapat pada :
https://jansenbernard.wordpress.com/2010/06/16/laporan-praktikum-teknik-
penanganan-hasil-pertanian-karakteristik-fisik-bahan-hasil-pertanian-
bentuk-dan-ukuran/ (Diakses pada tanggal 04 Oktober 2015 Pukul 18.42
WIB )
Sudaryanto, dkk. 2015. Penuntun Praktikum MK. Teknik Pasca Panen I.
Jatinangor
Surade. 2011. Karakteristik Fisik Bahan Hasil. Terdapat pada :
http://mulyati02surade.blogspot.co.id/2011/11/karakteristik-fisik-bahan-
hasil.html (Diakses pada tanggal 04 Oktober Pukul 18.15 WIB)
LAMPIRAN

Gambar : Tomat sebagai bahan praktikum

Gambar : Pengukuran sumbu dengan Jangka sorong

Gambar : Bahan-bahan praktikum


Gambar : Jangka Sorong

Gambar : OHP
Gambar : Spidol

Gambar : Jangka

Gambar : Proyeksi Kentang

Anda mungkin juga menyukai