Anda di halaman 1dari 16

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN AGRIBISNIS FAPERTA UNPAD Karakteristik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk & Ukuran)

Oleh : Nama NPM Kelompok/Shift Hari, Tanggal Praktikum Waktu Co. Ass : Perwira Eldo S : 150610120096 : 03/B2 : Rabu, 12 Maret 2014 : 14.00 WIB - Selesai :

LAB. PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik penanganan hasil pertanian sangatlah penting di pelajari oleh mahasiswa teknik pertanian, karena dengan menguasainya dapat mengurangi kerusakan dari produk-produk pertanian. Seperti kita ketahui ciri-ciri dari produk pertanian itu salah satunya adalah mudah dan rentan mengalami kerusakan yang di sebebkan banyak factor salah satunya di sebabkan karena faktor fisik. Ada banyak factor fisik, tetapi yang akan dilakukan pada praktikum kali ini adalah mengenai bentuk dan ukuran dari produk pertanian sperti kita ketahui produk pertanian itu mempunya karakteristik bentuk dan ukuran yang sangat beraneka ragam jenis dan ukurannya, sehingga dalam penangannnya sudah di buat suatu standard yang disepakati secara bersama yang nantinya untuk mkempermudah penanganan produk tersebut sampai ke tangan konsumen. Seperti paparan awal bahwa produk pertanian rentan mengalami kerusakan, dengan praktikum kali ini yaitu karakteristik bahan ( bentuk dan ukuran ) akan mengurangi kerusakan yang akan terjadi selama masa pasca panen sampai ke tangan konsumen, sehingga kualitas akan semakin baik dan tentu saja harga akan semakin tinggi. Tujuan Praktikum Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan bentuk dan ukuran, kebundaran, kebulatan. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan volume dan luas permukaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bahan-bahan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik di lahan maupun dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisik, mekanik, termal, fisiologis dan kimia. Untuk mencegah kerusakan bahan hasil pertanian seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang karakterisrik (watak/sifat) teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termal. Selain itu pengetahuan tentang karakterisrik bahan hasil pertnaian diperlukan sebagai data dasar dalam : 1. Merancang bangun mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau material konstruksinya, pengoperasian serta pengendaliannya, 2. Menganalisis dan menentukan efisiensi suatu mesin, maupun proses pengolahan. 3. Mengembangkan produk-produk olahan baru dari bahan berupa tanaman dan hewan. 4. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir. Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan dan keduanya diperlukan untuk mendeskripsikan karakteristik fisik suatu bahan secara jelas. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertnian diantaranya bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda-benda geometri tertentu. 1. Bentuk Acuan (charted standard) Dalam metode ini, pemerian bahan dilakukan melalui pengamatan terhadap keadaan permukaan dari potongan memanjang dan melintangnya atau mengukur

parameter-parameter bahan kemudian membandingkannya dengan bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan standard (chart standard). Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk memeriksa suatu objek. Adapun istilah dan perian objek dari bentuk acuan dapat dilihat di tabel 1.1 Tabel 1. Deskripsi bentuk bahan hasil pertanian. Bentuk Bulat Oblate Oblong Ovate Blique Obovate Eliptik Truncate Berrusuk Regular Irregular Mendekati bola Pipih di ujung tangkai Diameter vertikal > diameter horizontal Berbentuk telur, agak lebar di ujung tangkai Sumbu yang berhubungan dengan tangkai Kebalikan dari ovate Mendekati bentuk elipsoid Memiliki dua akhir bertingkat atau rata Potongan melintang ke dalam, sisi-sisi lebih atau kurang siku Bentuk potongan horisontal mendekati lingkaran Bentuk potongan melintang horisontal menyimpang dari lingkaran Deskripsi

Mengerucut (conic) Mengecil ke arah ujung

2. Kebundaran (Roundness) Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari sampel bahan hasil pertanian. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar.

Gambar 2. Penentuan Ap dan Ac serta r1 dan r2 dalam menghitung Roundness. Roundness (Rd) = =

Keterangan : Ap = luas proyeksi terbesar dari bahan Ac = luas lingkaran terkecil r1 = diameter dalam r2 = diameter luar Persamaan 2 :

Gambar 3. Penentuan r, R, dan N dalam menghitung Roundness. Roundness (Rd) =

Keterangan : r = jari-jari lengkungan N = jumlah sudut yang ada R = jari-jari lingkaran maksimum

3. Kebulatan (Sphericity) Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu bahan juga berkisar 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan

hasil pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).

Gambar 4. Penentuan sumbu a, b, dan c untuk menghitung Sphericity. Sphericity = =

Keterangam : a = sumbu terpanjang (sumbu mayor) b = sumbu pertengahan (sumbu intermediet) c = sumber terpendek (sumbu minor) Persamaan 2 :

Gambar 5. Penentuan di dan dc untuk menghitung Sphericity. Sphericity = Keterangan : di = diameter lingkaran dalam terbesar didalam objek dc = diameter lingkaran luar terkecil yang membatasi objek

1. Pengukuran dimensi sumbu Untuk objek bahan hasil pertanian yang berukuran kecil seperti biji-bijian, dapat diperbesar melalui proyeksinya dengan menggunakan alat photo pembesar (photographic enlarger). Namun secara sederhana dapat dilakukan dengan metode proyeksi menggunakan OHP (Over Head Projector).

2. Kemiripan terhadap benda-benda geometri Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bahan hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan bendabenda geometri tertentu, yaitu bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid) dan kerucut berputar atau silinder. a. Bulat memanjang (prolate spheroid) Adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Contoh : buah lemon (sejenis jeruk sitrun). V= S= Keterangan : V = volume S = luas permukaan a = sumbu memanjang (major axes) b = sumbu membujur (minor axes) e = eksentrisitas b. Bulat membujur (oblate spheroid) Adalah bentuk yang terjadi jika sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya. Contoh : buah anggur. V= ; e=[

( ) ]

e=[
S=

( ) ]

c. Kerucut berputar atau silinder Adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau silinder (tabung). Contoh : wortel, mentimun. V=( )

S=

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat : Alat-alat yang digunakan dalam praktikum sebagai berikut : 1. Jangka sorong untuk mengukur panjang dimensi dan jari-jari bahan. 2. Penggaris untuk mengukur jari-jari bahan hasil proyeksi. 3. Jangka untuk mengolah data bahan hasil proyeksi. 4. Kertas milimeter block untuk media tempat proyeksi bahan. 5. Over Head Projector (OHP) alat untuk memproyeksi bahan. 3.1.2 Bahan : Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum sebagai berikut : Tomat Telur 3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1. Menentukan kebundaran (roundness) tomat dengan menggunakan OHP. a. Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan, dan serta skala pembanding untuk menentukan proyeksi pembesarannya. b. Gambarlah proyeksi bahan pada kertas milimeter blok. c. Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap) dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan (Ap) dengan menggunakan jangka. d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Roundness (Rd) = =

Dimana : r1 = diameter dalam, r2 = diameter luar

3.3.2. Menentukan kebulatan (sphericity) telur dengan menggunakan jangka sorong. a. Ukurlah sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu terpendek/minor) b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan

persamaan persamaan sebagai berikut : Sphericity = Rumus ini hanya berlaku jika asumsi bahan berbentuk elips.

BAB IV HASIL PERCOBAAN 4.1 Data Hasil Percobaan Shift B2 Tabel 2. Hasil percobaan pengukuran kebundaran dan kebulatan bahan tomat dan telur. Bahan Tomat (Roundness) Kelompok 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 a (mm) 54,9 59,1 55,55 52,2 60,75 56,5 b (mm) 49,1 51,9 50,4 44,3 50,3 48,2 c (mm) 44,15 42,7 44,2 36,5 44,35 43,4 r1 (cm) 2,5 2,2 2,8 2,8 2,8 2,62 r2 (cm) 4,1 3,8 3,8 3,6 3,8 3,82 Roundness 0,37 0,33 0,54 0,60 0,54 0,48 Sphericity 0,90 0,86 0,90 0,84 0,84 0,87

Rata-rata Telur (Sphericity)

Rata-rata

Tabel 3. Hasil pengamatan kemiripan bahan tomat dan telur dengan bahan geometris. Bulat Memanjang (Prolate Spheroid) Telur Bulat Membujur (Oblate Spheroid) Tomat Kerucut Berputar / Silinder -

4.2 Penentuan Kebundaran Bahan Tomat (Kelompok 3) Diketahui : r1 = 2,8 cm r2 = 3,8 cm Dicari : Roundness (Rd) Jawab : Roundness (Rd) = = =

= = 0,54 cm

4.3 Penentuan Kebulatan Bahan Telur (Kelompok 1) Diketahui : a = 55,55 mm b = 50,4 mm c = 44,2 mm Dicari : Sphericity Jawab : Sphericity = = 0,90 =

BAB V PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum yang terdapat dalam bab sebelumnya, diperoleh hasil yang menunjukan bahwa suatu bahan hasil pertanian dari suatu komoditi mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda hal ini disebabkan karena komoditas hasil pertanian merupakan komoditas yang hidup (makhluk hidup) yang memiliki sistem metebolisme dan pemecahan sel yang berbeda-beda di setiap buahnya sehingga biasanya dalam penanganannya dilakukan sistem sortasi sebelum bahan hasil pertanian itu ditangani selanjutnya. Pertama kali yang dilakukan adalah menggambar proyeksi dari tomat. Benda diletakkan pada OHP dan diproyeksikan pada kertas milimeter block yang sudah ditempel pada dinding. Hal ini dilakukan agar didapat gambar dan besar dari bahan hasil pertanian tersebut, yang kemudian akan dicari Ap dan Ac. Ap dan Ac diperlukan untuk menghitung kebundaran bahan hasil pertanian tersebut. Kemudian benda-benda tersebut diukur dengan menggunakan jangka sorong untuk mencari a (sumbu terpanjang/mayor), b (sumbu

pertengahan/intermediet) dan c (sumbu terpendek/minor) dari bahan hasil pertanian tersebut. Hasil a, b dan c ini nantinya akan digunakan untuk menentukan kebulatan dari bahan hasil pertanian tersebut. Pada hasil perhitungan, kelompok 3 menghitung nilai kebundaran tomat sebesar 0,54. Ini berarti tomat yang diukur belum cukup bundar. Suatu bahan memiliki kebundaran yang bagus apabila nilainya mendekati 1. Untuk kebulatan, kelompok 3 menghitung nilai kebulatan telur sebesar 0,90. Ini berarti kelima telur yang diukur sudah mendekati bulat. Suatu bahan memiliki kebulatan yang bagus apabila nilainya mendekati 1.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Nilai kebundaran suatu bahan ditentukan dari besarnya perbandingan antara jari-jari dalam dengan jari-jari luar. Semakin kecil (mendekati 1) perbandingannya maka semakin baguslah kebundaran bahan tersebut.

Nilai kebulatan suatu bahan ditentukan dari perbandingan antara diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).

Bahan dengan selisih panjang sumbu a, b dan c yang tidak jauh berbeda dapat digolongkan ke dalam bulat membujur.

DAFTAR PUSTAKA D. John. 2011. Materi Sifat Fisik Pangan (Bentuk dan Ukuran). Available at : http://johnbalya.blogspot.com/2011/04/materi-sifat-fisik-pangan-bentuk-dan.html (Diakses pada Senin, 17 Maret 2014 11.00 WIB) http://www.scribd.com/doc/97178340/76403105-Karakteristik-Fisik-Bahan-HasilPertanian-Bentuk-Dan-Ukuran (Diakses pada Senin, 17 Maret 2014 09.00 WIB) http://www.scribd.com/doc/25572153/Karakteristik-Fisik-Bahan-Hasil-PertanianBentuk-Ukuran (Diakses pada Senin, 17 Maret 2014 10.00 WIB)

LAMPIRAN

Gambar 6. Alat dan Bahan Praktikum

Gambar 7.Pengukuran sumbu b telur

Gambar 8. Menggambar lingkaran dari proyeksi tomat

Gambar 9. Proyeksi tomat di kertas milimeter

Anda mungkin juga menyukai