Anda di halaman 1dari 48

MODUL

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DISUSUN OLEH :
ACHMAD KUSAIRI SAMLAWI., MM., MT.

LABORATORIUM FISIKA DAN MATERIAL


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
i
KATA PENGANTAR

Praktikum fisika adalah salah satu mata kuliah wajib di Prodi Teknik Mesin
Universitas Lambung Mangkurat, sesuai dengan kurikulum yang berlaku sejak 2007.
Dengan praktikum ini diharapkan mahasiswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan tentang cara pengambilan data dan cara menganalisanya, khususnya dalam
hal Ilmu Dasar FISIKA
Buku panduan ini dimaksudkan sebagai panduan, baik bagi mahasiswa maupun
asisten yang menangani praktikum prestasi mesin. Panduan ini berisi tentang teori singkat
Heat treatment, pengujian material, cara menganalisis data serta sistematika penulisan
laporan praktikum
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam buku panduan ini. Untuk itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangn demi kesempurnaan buku
panduan ini dimasa yang akan datang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku panduan ini.

Banjarbaru, 1 Maret 2017


Ketua Laboratorium Materila dan Fisika

Ach. Kusairi S., MM., MT


NIP. 19780415 201212 1 001

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
(WAJIB DIBACA SEBELUM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM)

Tata tertib dari peserta praktikum prestasi mesin adalah sebagai berikut:
1. Praktikan diharapkan datang tepat waktu dan apabila terlambat lebih dari 15 menit
tidak diperbolehkan mengikuti praktikum kecuali ada alasan khusus yang bisa
dimaklumi.
2. Praktikan mengenakan peralatan safety lengkap (sepatu, wearpack, dan helm putih).
3. Praktikan mengumpul laporan maksimal satu bulan setelah melaksanakan
praktikum dasar mesin.
4. Penulisan laporan ditulis manual (tulis tangan) untuk setiap anggota kelompok,
sertakan corat-coret konsultasi dengan dosen pada lampiran.
5. Dalam batas waktu tersebut laporan harus sudah selesai dan dikumpul pada dosen
pembimbingnya masing-masing.
6. Laporan bisa dikumpul apabila telah di ACC oleh dosen pembimbing praktikum.
7. Apabila melanggar poin di atas maka dosen pembimbing berhak untuk
membatalkan laporan tersebut, yang berarti nilai dari peserta Praktikan adalah 0
atau E.
8. Mahasiswa wajib membawa lembar konsultasi setiap berkonsultasi pada dosen
pembimbing.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv

PRAKTIKUM I ALAT UKUR DASAR.......................................................................... 1


PRAKTIKUM II PEGAS .................................................................................................7
PRAKTIKUM III KALOMITER ...................................................................................13
PRAKTIKUM IV KELISTRIKAN ................................................................................17
PRAKTIKUM V HIDROSTATIKA ..............................................................................22
PRAKTIKUM VI VISKOSITAS ZAT CAIR ................................................................25
LAMPIRAN ...................................................................................................................30

iv
PRAKTIKUM 1

ALAT UKUR DASAR

1
PRAKTIKUM 1

ALAT UKUR DASAR

A. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan:

1. Mengetahui cara penggunaan dan membaca alat-alat ukur; jangka sorong,

dan mikrometer sekrup.

2. Membaca dan menuliskan skala dengan benar dan hasil pengukuran atau

perhitungan.

B. Dasar Teori

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur

menggunakan alat ukur dengan suatu satuan. Pengukuran besaran relatif

terhadap suatu standar atau satuan tertentu. Dikatakan relatif di sini, maksudnya

adalah setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda, sehingga

hasil pengukuran yang diperoleh berbeda pula. Ketelitian dapat didefinisikan

sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu pengukuran, dan

ini sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat ukur yang dipergunakan untuk

melakukan pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran besaran panjang dengan

menggunakan penggaris (mistar), jangka sorong dan mikrometer sekrup. Ketiga

alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda (Zemansky).

Gambar. 1.1 Jangka Sorong

2
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki bagian utama

yaitu rahang tetap dan rahang geser. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang

cukup tinggi, yaitu berkisar antara 0,01 mm sampai 0,05 mm. Skala panjang

yang tertera pada rahang sorong disebut nonius atau vernier. Jangka sorong

yang akan digunakan memiliki skala nonius yang panjangnya 10 cm dan terbagi

atas 20 bagian, sehingga beda satu skala nonius dengan skala utama adalah

0,05 mm (Sutrisno, 2001).

Mikrometer sekrup juga merupakan alat ukur panjang, biasanya alat ini

digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang memerlukan ketelitian

tinggi. Sebuah mikrometer sekrup, ditunjukkan pada gambar 2, memiliki dua

macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar. Skala luar yang berada di

selubung luar terbagi atas 50 bagian (garis). Ketika selubung luar ini diputar

lengkap 1 kali putaran, maka rahang geser dan selubung luar akan bergerak

maju atau mundur sejauh 0,5 mm. 1 bagian pada skala putar bernilai 0,01 mm,

angka ini diperoleh dari: (0,5/50) x 1 mm = 0,01 mm. Angka ini merupakan

tingkat ketelitian dari mikrometer sekrup.

Gambar 1.2. Mikrometer sekrup

3
C. Alat dan Bahan

1. Jangka Sorong

2. Mikrometer Sekrup

3. Gelas Kaca

4. Lembar kertas HVS

5. Uang logam

D. Prosedur percobaan

a. Pengukuran Dengan Jangka Sorong

1. Ukurlah diameter bagian luar gelas, diameter bagian dalam gelas,

kedalaman air dalam gelas, masing-masing sebanyak 5 kali dan catat

hasil pengukurannya dalam table dengan menggunakan jangka sorong.

2. Dari tabel di atas hitung rata-rata diameter ketiga objek yang diukur.

3. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata, kemudian

tuliskan hasilnya dalam tabel.

4. Tulislah hasil pengukuran (hasil pengukuran = rata-rata ketidakpastian)

b. Pengukuran Dengan Micrometer Secrup

1. Ukurlah ketebalan dinding gelas minumam, ketebalan kertas HVS dan

tebal uang logam masing-masing sebanyak 5 kali dan catat hasil

pengukurannya dalam table.

2. Dari tabel di atas hitung rata-rata dari ketebalan gelas, uang logam dan

ketebalan kertas A4.

3. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata dan catat pada

table.

4. Tuliskan hasil pengukuran (Hasil pengukuran = rata-rata ketidakpastian)

4
E. Tabel Pengamatan

Tabel 1.1. Pengukuran Diameter Dalam, Diameter Luar, Dan Kedalaman

Gelas

Diameter Dalam Diameter Luar Kedalaman Gelas

No Skala Skala Skala Skala Skala Skala

Utama Nonius Utama Nonius Utama Nonius

Tabel 1.2. Tabel Selisih Nilai Dengan Rata Rata Pengukuran Dengan

Jangka Sorong

No Diameter Dalam Diameter Luar Kedalaman

5
Tabel 2.3. Pengukuran Ketebalan Gelas, Ketebalan Kertas, Dan Ketebalan

Uang Logam

Ketebalan Gelas Ketebalan Kertas Ketebalan Uang

No Logam

Skala Skala Skala Skala Skala Skala

Utama Nonius Utama Nonius Utama Nonius

Tabel 1.4. Tabel selisih nilai dengan rata rata pengukuran dengan

micrometer

No Ketebalan Gelas Ketebalan Kertas Ketebalan Uang

Logam

6
PRAKTIKUM 2

PEGAS

7
PRAKTIKUM 2

PEGAS

A. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan:

1. Memahami konsep hukum elastisitas hooke pada pegas spiral.

2. Menentukan besarnya konstanta pegas (k) dengan metode perubahan

panjang dan osilasi pegas.

B. Dasar Teori

Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan

bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung

pada elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya.

Apabila benda masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belm

dilampaui), beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x) sebanding

dengan besar gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi

pegas heliks, selama batas elastisitas pegas tidak terlampaui.

Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut

akan kembali pada keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan

Inggris menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada batasnya dan

besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Dari

penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih

sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Secara matematis, dapat

dituliskan sebagai:

F = -k ∆x (2.1)

8
Dengan k = tetapan pegas (N / m), tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih

pada pegas berlawanan dengan arah gerak pegas tersebut.

Konstanta gaya pegas adalah suatu karakter dari suatu pegas yang

menunjukkan perbandingan besarnya gaya terhadap perbedaan panjang yang

disebabkan oleh adanya pemberian gaya tersebut. Satuan konstanta gaya pegas

adalah N/m, dimensi konstanta pegas : [M][T ]-2.

C. Alat-Alat Yang Digunakan

1. Pegas 3 KN

2. Pegas 5 KN

3. Set beban

4. Stop watch

5. Statif

6. Beban

E. Prosedur Percobaan

Langkah kerja Percobaan 1 :

1. Menyusun alat–alat seperti gambar.

2. Mengukur panjang pegas catat hasilnya pada table

3. Menggantungkan beban massa 25 gram pada pegas

4. Mengukur panjang pegas setelah diberi beban

5. Mengulangi langkah 3, dan 4 untuk beban yang berbeda.

9
Gambar.2.1 Rangkaian statif

Langkah kerja Percobaan 2 :

1. Seperti lagkah percobaan 1, langkah 1, 2, 3, dan 4

2. Menyimpangkan beban kebawah 2 cm lalu lepaskan

3.Mengukur waktu dalam 5 kali osilasi dengan stopwatch catat hasilnya pada

table

4.Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan beban berbeda yang sesuai

percobaan 1.

10
F. Tabel Pengamatan

Tabel 2.1. Pengamatan Panjang Pegas 1

No Massa Panjang pegas Perpanjangan Nilai konsanta

Beban (Kg) (m) pegas (m) pegas (N/m)

Tabel 2.2. Percobaan Pegamatan Panjang Pegas 2

No Massa Panjang pegas Perpanjangan Nilai konsanta

Beban (Kg) (m) pegas (m) pegas (N/m)

11
Tabel 2.3 Pengamatan Nilai K dengan Metode Osilasi

Massa Waktu 5 x Periode T2 Konstanta Nilai

No Beban Osilasi t Getaran (sekon)2 k gravitasi

(Kg) (sekon) T(sekon) g (m.s-2)

12
PRAKTIKUM 3

KALORIMETER

13
PRAKTIKUM 3

KALORIMETER

A. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan:

1. Mahasiswa memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor, kapasitas

kalor zat dan kalor jenis zat.

2. Mahasiswa mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor

jenis zat padat.

3. Mahasiswa terampil menggunakan set kalorimeter.

4. Mahasiswa terampil menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat.

5. Mahasiswa terampil menggunakan termometer.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:

1. Kalorimeter lengkap dengan pengaduk

2. Termometer Batang

3. Gelas ukur 100 ml

4. Pemanas Bunsen

5. Bejana Pemanas

6. Air

14
Gambar: Kalorimeter Sederhana

C. Prosedur Percobaan

1. Siapkan alat dan bahan, kemudian susunlah alat percobaan.

2. Panaskan air sebanyak 50 ml dengan menggunakan pemanas bunsen

yang tersedia!

3. Masukkan air dingin sekitar 50 gr (1 gr = 1 ml) kedalam kalorimeter. Catat

massa air dingin sebagai mad.

4. Dengan menggunakan termometer ukur suhu kesetimbangan awal antara

air dingin dan kalorimeter sebagai t1.

5. Ambil 50 ml air yang telah dipanaskan (dari langkah 2), buatlah temperatur

air panas 50°C dan dimasukkan dengan cepat kedalam kalorimeter. Catat

suhu ini sebagai t2.

6. Aduk pelan-pelan campuran air dingin dan panas tersebut sambil amati

terus perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah

penujukkan termometer stabil dan suhunya hampir turun, catat suhunya

sebagai t3.

7. Buanglah air pada kalorimeter, lalu ulangi langkah butir 3 sampai dengan 8

sebanyak 3 kali!

15
8. Catat data yang anda peroleh pada lembar data pengamatan yang

tersedia

D. Tabel Pengamatan Percobaan Kalorimeter

Mad Map T1 T2 T3
No
(gram) (gram) (°C) (°C) (°C)

1.

2.

3.

Keterangan:

mad = Massa air dingin

map = Massa air panas

t1 = Suhu kesetimbangan antara Kalorimeter dan air dingin

t2 = Suhu air panas tepat ketika akan dimasukkan ke Kalorimeter

t3 = Suhu kesetimbangan antara kalorimeter, air dingin dan air panas

16
PRAKTIKUM 4

KELISTRIKAN

17
PRAKTIKUM 4

KELISTRIKAN

A. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan:

1. Memperoleh keterampil dalam pemakaian alat ukur dasar listrik.

2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari alat uur dasar listrik.

3. Mahasiswa mampu mengukur nilai diode dan resistansi dengan

menggunakan multimeter analog.

B Dasar Teori

Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan

sakelar banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai

voltmeter, sebuah ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai

berbagai penetapan pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa

multimeter kelebihan tambahan layaknya sebagai pengukur transistor dan

range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi Multimeter terbagi atas 2

jenis yaitu Multimeter analog dan Multimeter Digital. Pada modul ini kita akan

membahas tentang multimeter analog.

1. Pengertian Multimeter Analog

Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran

listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-

range yang kita ukur dengan probe. Analog tidak dii gunakan untuk mengukur

secara detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di

gunakan untuk baik atau jjeleknya komponen pada waktu pengukuran atau

juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah

tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

18
2. Fungsi Multimeter Analog

a. Mengukur nilai Hambatan.

b. Mengukur nilai Dioda.

c. Mengukur nilai Transistor.

d. Mengukur tegangan AC.

3. Penggunaan Multimeter Analog

Sebelum mengukur perhatikan posisi nol jarum set bila di perlukan dan

baca spesifikasi dan perhatikan penempatan meter yang benar. Sesudah itu

saat membaca nilainya manfaatkan cermin.

C. Alat dan Bahan

1. Multimeter

2. Resistor

3. Kabel penghubung

4. Catu daya

5. Papan sirkuit

D. Metode Percobaan

Cara pengambilan data Pengkuran Multimeter Analog

a. Pengukuran Pada Dioda.

1. Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm (Ω).

2. Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K).

3. Hubungkan Probe Hitam pada Anado dan Probe Merah pada Katoda.

4. Pastikan bahwa pada layar jarum akan bergerak menuju nilai Resistansi

rendah (forward).

5. Apabila pengukuran di balik Probe Hitam pada Katoda dan Probe Merah

pada Anoda, Maka pada layar jarum tidak akan bergerak (Reverse).

19
6. Begitulah sifat Dioda sebagai komponen semi konduktor.

(menghantarkan dalam satu arah/forward bias/ bias maju, kalau pada

posisi reverse bias/ bias terbalik maka dioda tidak dapat menghantarkan

arus/ menghambat arus)

b. Pengukuran pada Resistansi.

1. Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm ( Ω ).

2. Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K).

3. Tiap kali jangkah di pindah pada posisi Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K)

maka harus selalu melakukan calibrasi agar pengukuran resistansinya

akurat.

4. Cara melakukan calibrasi pada pengukuran resistansi, Probe Merah &

Hitam kita hubungkan maka jarum akan menyimpang ke posisi Nol.

5. Apabila jarum belum sampai pada posisi Nol maka knop ADJ untuk

Ohm Meter dapat di putar untuk mengatur jarum supaya tepat pada

posisi Nol.

6. Kalau knop ADJ Ohm Meter sudah di putar-putar tetapi tidak mau

sampai pada posisi Nol berarti batu baterai yang ada pada Multimeter

harus di ganti.

7. Hubungkan Probe Hitam & Probe Merah pada resistor yang akan di

ukur resistansinya(probe di bolak balik tidak masalah).

8. Setelah Probe terhubung maka di layar Multimeter Jarum akan

bergerak yang menunjukan nilai resistansinya.

20
D. Tabel Pengamatan

Tabel. 4.1 Hasil Pengamatan resistansi

NO X1 X10 X100 X1k/10k

21
PRAKTIKUM 5

HIDROSTATIKA

22
PRAKTIKUM 5

HIDROSTATIKA

A. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa memahami

cara menentukan besar tekanan hidrostatis pada kedalaman tertentu pada zat

cair dan mengetahui hubungan antara jarak pancuran air dan tekanan

hidrolisis.

B. Alat dan Bahan Yang Digunakan

1. Pengaris
2. Botol air mineral
3. Selotip hitam
4. Air biasa
5. Paku

C. Prosedur Percobaan:

Percobaan 1:

1. Mengisi botol 1 dengan air hingga penuh.

2. Menghitung tinggi air.


3. Melepas selotip yang ada pada botol 1 secara berurutan dari atas ke
bawah.

23
4. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan pada jarak pancaran air.

Data Pengamatan

NO KEDALAMAN (h) JARAK (s)


1.
2.
3.
4.

Percobaan 2
1. Mengisi botol 2 dengan air hingga penuh.

2. Menghitung tinggi air.


3. Melepas selotip yang ada pada botol air mineral secara berurutan dari
kiri ke kanan.
4. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan pada jarak pancaran air.
5. Hitung tekanan pada masing-masing lubang pada percobaan 1

Diketahui : P = ρ g h

ρ air : 1000 kg/m³

Data Pengamatan

NO KEDALAMAN (h) JARAK (s) Tekanan (P)


1.
2.
3.
4.

24
PRAKTIKUM 6

VISKOSITAS ZAT CAIR

25
PERCOBAAN 6

VISKOSITAS ZAT CAIR

A. Tujuan Percobaan

1. Memahami perilaku fluida.

2. Menyelidiki pengaruh temperatur terhadap viskositas larutan.

3. Mengetahui konsep viskositas cairan

4. Menentukan koefisien kekentalan (viskositas) fluida kental.

B. Dasar Teori

Viskositas adalah ukuran tahanan (resistensi) dari suatu cairan untuk

mengalir. Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo

berarti mengalir, dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat

kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan

dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas, semakin besar

tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol η.

Pada zat cair, jarak antarmolekul jauh lebih kecil dibanding padagas,

sehingga kohesi molekuler di situ kuat sekali. Peningkatan temperatur

mengurangi kohesi molekuler, dan ini diwujudkan berupa berkurangnyaviskositas

fluida.Oleh karena itu, pada zat cair dapatlah ditentukan angkakekentalannya

dengan menggunakan viskositas benda yang dijatuhkan padafluida. Misalnya

dengan menjatuhkan kelereng.

Pada dasarnya penentuan angka kekentalan atau koefisien viskositas (ŋ)

dengan menggunakan rumus Stokes sangatlah sederhana. Hanya saja untuk itu

secara teknis diperlukan kelereng dari bahan yang amatringan, misalnya dari

aluminium, serta berukuran kecil, misalnya dengan jari- jari sekitar 1cm saja.

26
Menurut system newton, Viskositas mula-mula diselidiki oleh Newton, yaitu

dengan mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu. zat cair

diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain.

Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan di atasnya bergerak dengan

kecepatan konstan, sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan kecepatan

yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah yang

tetap. Perbedaan kecepatan (dv) antara dua lapisan yang dipisahkan dengan

jarak (dx) adalah (dv/dx) atau kecepatan geser (rate of share). Sedangkan gaya

satuan luas yang dibutuhkan untuk mengalirkan zat cairan tersebut adalah (F’/A)

atau Shearing stress.

F'/A=η dv/dx atau η=(F'⁄A)/(dv⁄dx).

Viskositas (η) merupakan perbandingan antara Shearing stress (F’/A) dan Rate

of shear (dv/dx). Satuan viskosit adalah poise atau dyne detik cm -2.

Bila sebuah benda digerakkan pada permukaan zat padat yang kasar maka

akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka sebuah benda

yang bergerak dalam zat cair yang kental akan mengalami gaya gesekan yang

disebabkan oleh kekentalan zat cair tersebut. Dalam hal ini gaya gesekan pada

benda yang bergerak dalam zat cair kental dapat kita ketahui melalui besar

kecepatan benda. Menurut hukum Stokes, gaya gesekan yang dialami oleh

sebuah bola pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental adalah :

Dimana :

Fs = gaya gesekan zat cair (kg.m.s-2),

koefisien kekentalan zat cair (N.m-2.s )

R = jari-jari bola pejal (m)

V = kecepatan gerak benda dalam zat cair (ms-1)

27
Selain gaya gesekan zat cair, kita juga sudah mengenal gaya berat dan gaya

keatas. Dengan demikian maka, pada sebuah bola pejal yang bergerak dalam

zat cair yang kental akan mengalami ketiga gaya tersebut, yaitu:

Bila bola pejal telah mencapai kecepatan tetap, maka resultan ketiga gaya

tersebut akan sama dengan nol, sehingga benda bergerak lurus beraturan.

Besar kecepatannnya pada keadaan itu dapat dinyatakan dengan

dengan: g : percepatan gravitasi (ms-2) ; gunakan g = 9,87 ms-2

jenis bola pejal(kg.m-3)


-3
)

Bila selama bergerak lurus beraturan, bola memerlukan waktu selama t untuk

bergerak sejauh y, maka persamaan di atas dapat diubah menjadi ;

C. Alat dan Bahan

 Tabung kaca

 Bola Besi

 Pinset

 Stopwatch

28
D. Prosedur Percobaan

1. Menimbang massa masing-masing bola.

2. Menandai bagian atas dan tabung bagian bawah tabung viskometer bola

jatuh dan mengukur jaraknya.

3. Memasukkan bola dengan pinset kedalam tabung, mencatat waktu bola

jatuh, mengulangi hingga sepuluh kali.

4. Mengulangi untuk cairan berbeda.

29
Lampiran 1.
PANDUAN DAN TATA CARA PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

o Praktikum dilaksanakan sebagaimana jadwal yang telah disepakati bersama

yang mana menyesuaikan pada jadwal yang telah ada.

o Setiap kali praktikum dilaksanakan praktikan wajib memakai Jas Lab warna

putih.

o Praktikan wajib membawa Laporan sementara (BAB I, II, III) yang ditulis

tangan, dan printout Cover, Lembar Konsultasi, Lembar Penilaian, serta

Lembar Pretest ketika praktikum.

o Sebelum praktikum dilakukan, praktikan wajib mengikuti “Pretest” terlebih

dahulu.

o Pada pertengangan semester akan diadakan Post Test dari semua

praktikum yang telah dilakukan.

o Batas akhir pengumpulan laporan adalah 1 bulan ujian akhir semester.

o Laporan dibuat dengan tulis tangan dengan menggunakan kop sesuai

ketentuan, lembar konsultasi, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar

isi, daftar tabel, dan daftar gambar harus diketik.

o Ukuran garis tepi:

Atas (top) = 3 cm

Kiri (left) = 4 cm

Kanan (right) = 3 cm

Bawah (bottom) = 3 cm

o Kertas ukuran A4 70 gram

o Warna sampul biru tua di jilid softcover (bukan jilid lakban) dan pakai

punggung.

o Logo Unlam ukuran 3,5 x 3,5 cm.

30
31
Contoh Cover Depan:
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
HMBB213

Disusun Oleh:
ADI SAPUTRA
H1F115002

Dosen Pembimbing:
Rahma Yasmina, ST., MS.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURA
BANJARBARU
2017

32
Contoh Halaman Pengesahan:

HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS MATA KULIAH
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
HMBB213

Diajukan sebagai syarat


Mata kuliah Praktikum Fisika Dasar
Program Studi Teknik Mesin

Disusun Oleh:
NAMA : ADI SAPUTRA
NIM : H1F115002

Banjarbaru, Oktober 2017


Mengetahui, Telah Diperiksa dan disetujui
Ketua Program Studi Dosen Praktikum Fisika Dasar
Teknik Mesin

Ach. Kusairi S, ST., MT., MM. Rahma Yasmina Saleh, ST., MS.
NIP. 19780415 201212 1 001 NIP. 19821022 200604 2 001

33
Contoh Lembar Konsultasi:

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
PERCOBAAN :

Tanda
No Tanggal Materi Konsultasi
Tangan

Nilai Akhir : (A / A- / B+ / B / B- / C+ / C / C- / D+ / D / E )

Banjarbaru,............................
Asisten Praktikum

NIM.

34
Contoh Lembar Penilaian:

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LEMBAR PENILAIAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

JUDUL PERCOBAAN :

ASISTEN :

NILAI
Banjarbaru, 2017
Asisten Praktikum

NIM.

35
Contoh Lembar Pretest:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT

LEMBAR PRETEST NILAI


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Nama :

NIM :

36
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Lampiran 2. Tata Cara Penulisan Laporan

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Latar belakang mencakup isu atau permasalahan yang ada

disekitar kita yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum. [Arial, 12,

Spasi 2]

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan bisa terdapat beberapa pokok point pembahasan yang bias

dilihat dilihat pada modul praktikum. Pada bab ini yaitu latar belakang dan

tujuan minimal adalah satu lembar. [Arial, 12, Spasi 2]

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Landasan Teori
Landasan teori berisi kajian teori yang dijadikan sebagai teori

menunjang praktikum yang dilakukan. Landasan teori tidak terbatas hanya

sekedar teori saja, tetapi juga bukti-bukti empiris hopotesis ataupun

konsep oleh landasan teori. Bab II ini minimal dibuat 3 lembar untuk

mendasari teori dari praktikum yang akan dilakukan [Arial, 12, Spasi 2]

2. 2 .

39
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III
METODE PERCOBAAN

3. 1 Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum dilakukan di……………..

[Arial, 12, Spasi 2]

3. 2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini……… [Arial, 12,

Spasi 2]

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Data Hasil Pengamatan


Data hasil pengamatan dari praktikum yang dilakukan ditulis ulang

dengan rapi di bagian ini…… [Arial, 12, Spasi 2]

4. 2 Grafik Hasil Pengamatan


Jika diperlukan pada dapat dilengkapi dengan grafik untuk

memperjelas fenomena yang telah diamati ……… [Arial, 12, Spasi 2]

4. 3 Pembahasan
Dibagian ini dilakukan pembahasan dari data yang diperoleh dan

dijelaskan fenomena yang terjadi dari praktikum yang telah dilakukan

[Arial, 12, Spasi 2]

40
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB V
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan dari data dan fenomena yang telah teramati, ditariklah

kesimpulan yang sesuai dengan tujuan dari praktikum. [Arial, 12, Spasi 2]

5. 2 Saran

Berikan saran dan masukan kepada praktikum yang telah dilakukan

[Arial, 12, Spasi 2]

DAFTAR PUSTAKA
Cotoh :

Gymnastiar, Abdullah. 2005. Manajemen Amanah. Bandung: Khas MQ.

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminudin (Ed).

Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.

Hlm. 12-25. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

Kadarisman, A. Effendi. 2005. Relativitas Bahasa dan Relatifitas Budaya.

Linguistik Indonesia 23.2: 151-170.

Suara Merdeka. 2006. Cita Rasa Melayu dalam Sagu. 57.142.7 Juli. Hlm. 5.

Griftfith, A.I. 1995. Coordinatin Family and School: Mothering for Scholling.

Education Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No.1,

(http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 2013)

41
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Cara memberikan nomor tabel dan gambar

Gambar 1. Tambang bawah tanah


Sumber:.......................

Tabel. 5 koefisien pada orifis dalam pipa

Sumber:...................................

42
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

37
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
PERCOBAAN :

Tanda
No Tanggal Materi Konsultasi
Tangan

Nilai Akhir : (A / A- / B+ / B / B- / C+ / C / C- / D+ / D / E )

Banjarbaru,............................
Asisten Praktikum

NIM.

36
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LEMBAR PENILAIAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

JUDUL PERCOBAAN :

ASISTEN :

NILAI
Banjarbaru, 2017
Asisten Praktikum

NIM.

37
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LEMBAR PRETEST NILAI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Nama :

NIM :

Anda mungkin juga menyukai