Anda di halaman 1dari 33

Tugas Praktikum Hidrolika

HAEKAL EMILCHUZAEMI 21/472999/SV/18791


TEKNOLOGI REKAYASA PELAKSANAAN BANGUNAN SIPIL
Praktikum Hidrolika

1. Aliran Laminer dan Turbulen 6. Pintu Sorong

2. Energi Pada Fluida 7. Aliran Diatas Ambang Lebar

3. Impact Of a Jet 8. Aliran Diatas Ambang Tajam

4. Hydrostatic Pressure 9. Flow In Pipe Network

5. Metacentric Height 10. Fluid Friction


Aliran Laminer dan Turbulen
Pengertian

Seorang Ahli Fisika Prof Osborne Reynolds (1842 – 1912) yang menginspirasi alat tiruan yang bernama Osborne
reynolds apparatus (tiruan alat yang digunakan oleh prof. Osborne Reynolds), alat ini digunakan untuk
mengamati sifat-sifat aliran fluida di dalam pipa. Aliran tersebut dapat dibedakan menjadi :

1. aliran laminer, yaitu kondisi aliran dengan garis-garis aliran mengikuti jalur sejajar, sehingga tidak terjadi
percampuran antar bidang-bidang geser di dalam fluida.
2. Aliran turbulen, yaitu kondisi aliran dengan garis-garis aliran yang saling bersilang sehingga terjadi
percampuran antar bidang-bidang geser di dalam fluida.
3. Aliran transisi, yaitu aliran diantara kedua sifat tersebut.

Sifat pokok aliran, yaitu apakah laminar atau turbulen, serta posisi relatifnya pada skala yang menunjukkan
pentingnya secara relatif kecenderungan laminar ditunjukkan oleh bilangan reynolds.
Maksud dan Tujuan

Sifat aliran laminar, turbulen, dan transisi akan diamati dalam percobaan kali ini baik secara visualisasi dan
teoritis. Secara visualisasi percobaan dilakukan dengan mengamati gerak zat warna dalam aliran pipa lurus
yang akan menunjukkan pola aliran tersebut. Zat warna teratur dan mempunyai garis edar yang sejajar dan
bergerak secara berlapis-lapis, maka aliran tersebut adalah aliran laminer. Apabila tinta tersebut bergerak
menyebar tidak menentu maka aliran tersebut adalah aliran turbulen. Sedangkan jika terjadi perpindahan
kondisi dari aliran laminer dan aliran turbulen maka aliran adalah aliran transisi.

Dari percobaan ini akan dihitung debit aliran dan kecepatan fluida, yang kemudian akan didunakan dalam
perhitungan bilangan reynolds (re). Berdasarkan bilangan reynolds (re) ini dapat diklasifikasikan sifat-sifat
aliran tersebut yaitu; aliran transisi atau aliran turbulen secara teoritis dan kemudian dibandingkan dengan hasil
pengamatan (visualisasi).

1. Menunjukkan jenis-jenis aliran fluida.


2. Menunjukkan adanya hubungan antara bilangan reynolds dengan jenis aliran fluida.
Langkah - Langkah 1. Bukalah katup pengontrol hydraulic bench sedikit hingga air mencapai
pelimpahan.
2. Katup pengontrol aliran dibuka sedikit demi sedikit, katup jarum
pengontrol zat warna diatur sampai tercapai aliran lambat dengan zat warna
Alat dan Bahan terlihat jelas.
3. Ukur debit aliran.
4. Ulangi prosedur tersebut untuk debit aliran berubah-ubah dari kecil ke
1. Hydraulic bench. besar hingga tercapai aliran turbulen.

2. Osborne reynolds apparatus. 5. Untuk mengamati profil kecepatan, turunkan injektor zar warna kedalam
mulut inlet lonceng, dan dalam keadaan tidak ada aliran (katup hydraulic
3. Termometer. bench tertutup) bukalah katup jarum dari reservoir zat warna dan teteskan
zat warna kedalam air. Bukalah katup pengatur outlet aliran dan amati
4. Stopwatch. tetesan zat warna tersebut yang membentuk profil paraboloida.
6. Pada setiap awal dan akhir pengamatan temperatur fluida diukur.
7. Berdasarkan temperatur terukur, besarnya viskositas kinematik
( v )sehingga bilangan reynolds dapat ditentukan untuk masing-masing
debit aliran.
8. Tentukan batasan bilangan reynolds untuk masing-masing sifat aliran.
Energi Pada Fluida
Pengertian

Untuk mengukur laju aliran cairan melalui pipa digunakan Venturimeter sebagai alat ukurnya, flow meter ini
mengaplikasikan dari persamaan bernoulli. Teori venturimeter bekerja pada perhitungan bernoulli dengan metode
kecepatan meningkat seiring dengan penurunan tekanan.

Teori venturi meter dibuat oleh venturi pada tahun 1797, tetapi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1887 c,
dipertimbangkan dengan bantuan herschel. Teori ini menyatakan bahwa ketika luas penampung aliran berkurang,
perbedaan tekanan antara berbagai daerah aliran dibuat, dan ini membantu untuk mengukur perbedaan di bawah
tekanan, perbedaan tekanan ini membantu mengukur aliran masuk cairan.

Maksud dan Tujuan

Menyelidiki validitas persamaan bernouli yang diaplikasikan pada aliran permanen melalui pipa konvergen-
divergen (pipa venturi).
Langkah - Langkah 1. Alirkan air dengan membuka katup pengatur debit dan katup
hydraulic bench selama beberapa saat untuk menghilangkan
gelembung udara yang terdapat dalam venturimeter tersebut.
2. Setelah gelembung udara tersebut benar-benar hilang, dan aliran
Alat dan Bahan
sudah cukup stabil, dilakukan pengukuran debit dan catat
pembacaan tinggi muka air pada masing-masing piezometer.
1. Hydraulic bench. 3. Perhatikan bacaan h1 (tinggi muka air pada penampang bagian
hulu) dan h5 (tinggi muka air pada penampang bagian tengah)
2. Venturimeter. pada piezometer, hitung selisihnya (h1-h5).
3. Piezometer. 4. Lakukan hal yang sama untuk berbagai variasi debit.
4. Stopwatch. 5. Hitung harga debit teoritik untuk masing-masing pengaliran dan
bandingkan hasilnya dengan yang terukur.
6. Gambar hubungan antara debit terukur (q) dengan koefisien debit
(cd).
Impact Of a Jet
Pengertian

Percobaan impact of a jet merupakan percobaan yang memvisualisasikan gaya pancar vertikal air pada piringan
target yang diukur lewat beban yang ditambahkan pada piringan beban hingga posisi piringan beban seimbang
atau sama dengan posisi semula ketika tidak ada beban. Piringan target yang tersedia ada 4 tipe deflektor yaitu
deflektor 30o , 90o , 120o , dan 180o . percobaan impact of a jet memiliki keunikan yakni aliran yang terjadi di
dalam tangki membentuk pancaran air yang seperti jet tergantung target plate yang digunakan.

Maksud dan Tujuan

Tujuan percobaan adalah mengetahui besar gaya reaksi pancaran air yang dihasilkan oleh perubahan momentum
dari aliran air pada plat datar dan plat cekung setengah bola, serta mengetahui secara jelas kekuatan pancar
vertikal air yang dipancarkan melalui pipa outlet dan mengetahui piringan target yang akan menyebarkan air
sesuai dengan bentuk target platenya.
Langkah - Langkah 1. Alat mula-mula didatarkan pada hydraulic bench dan tuas diatur pada posisi seimbang
dengan beban geser pada posisi nol. Sebelumnya, harus ditentukan deflektor yang
mana yang akan digunakan karena ada empat jenis, misalnya menggunakan 2 nozzle
kemudian diukur diameternya.
2. Setelah itu rangkai impact of a jet sesuai dengan ketentuan. Hubungkan pipa pada
Alat dan Bahan impact of a jet dengan kran hydraulic bench.
3. Nyalakan hydraulic bench secara perlahan agar air tidak keluar dari impact of a jet.
Air kemudian dimasukkan lewat katup pada pipa suplai dan bangku kerja. Letakkan 8
pemberat pada permukaan impact of a jet. Selanjutnya aliran diperbesar sampai
1. Impact Of a Jet. maksimum dan posisi beban pengimbang tuas dicatat, serta banyaknya air (debit)
yang keluar. Lakukan secara periodik dengan selisih massa yang sama.
2. Pengunci Plate Beban.
4. Kemudian dilakukan beberapa kali dengan beban yang berbeda.
3. 1 set Beban. 5. Untuk mengetahui debit air, tutup aliran pada hydraulic bench. Setelah itu lihat
volume air pada sisi depan hydraulic bench dengan menggunakan stopwatch untuk
4. Stopwatch. mengetahui waktu yang dibutuhkan.

5. Hydraulic Bench 6. Percobaan diulangi dengan menggunakan mangkuk setengah bola.


7. Catat diameter curat, tinggi plat diatas ujung curat pada waktu tuas dalam keadaan
seimbang, jarak antara pusat plat dan engsel dari tuas dan beban.
8. Hasil gaya pancaran air pada plat datar dan setengah bola dibandingkan terhadap gaya
maksimum yang mungkin timbul dari tumbukan pancaran air.
Hydrostatic Pressure
Pengertian

Percobaan hydrostatic pressure adalah percobaan yang menggunakan sebuah alat yang terdiri dari kuardan yang
dirangkai dengan lengan penyeimbang dengan pusat yang telah ditentukan. Prinsip kerja hydrostatic pressure
adalah tekanan air pada dinding tegak yang divisualisasikan dengan menggunakan bandul beban sebagai beban
yang ditahan oleh gaya tekan air pada dinding tegak kuadran.

Maksud dan Tujuan

Percobaan ini untuk ditujukan untuk mengetahui secara jelas tekanan air yang bekerja pada dinding tegak secara
visual sebagai pembuktian dari teori yang telah diperoleh baik tekanan air yang terjadi pada saat benda
tenggelam sebagian maupun ketika benda tenggelam penuh.
1. Ukur lebar dan tinggi kuadrant (dinding tegak/bidang uji).
Langkah - Langkah 2. Letakkan bah hydraulic pressure diatas meja hydraulic bench dengan keran outlet
berada diatas volumetric bank.
3. Atur kaki bak hydrostatic pressure sehingga nivo menunjukkan kondisi datar.
4. Pasang lengan keseimbangan beserta kuadrant pada bagian atas bak hydrostatic
Alat dan Bahan pressure.
5. Pasang bandul kosong dan seimbangkan posisi lengan dengan memutar beban
penyeimbang.

1. Tabung Ukur 250 ml. 6. Letakkan beban seberat 50 gram pada bandul dan isi bak hydraulic pressure dengan
air hingga posisi lengan keseimbangan kembali seimbang. Pengisian air kedalam bak
2. Kaliper. dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Dengan menggunakan ember dan selang dimana air dialirkan dengan sistem bejana
3. 1 set Hydrostatic Pressure. berhubungan sehingga permukaan air yang lebih randah.
b. Dengan menuangkan air langsung pada bak secara hati-hati sehingga tidak terjadi goyangan
4. Hydraulic Bench pada permukaan air. Kita dapat menggunakan alat bantu berupa gelas ukur.
7. Tambahkan beban pada bandul secara teratur dan dilakukan secara teratur dan
dilakukan pengisian air sampai kondisi lengan keseimbangan kembali seimbangan
pada setiap penambahan beban.
8. Catat posisi beban dan ketinggian airnya.
9. Hitung hasil percobaan sesuai dengan kondisi dan teori.
Metacentric Height
Pengertian

Metacentric height adalah salah satu alat yang digunakan saat praktikum hidrolika sebagai gambaran prinsip
kerja keseimbangan pada ponton/kapal/benda terapung lainnya. Metacentric terdiri dari ponton dan bandul.

Maksud dan Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk pergerakan sebuah benda diatas permukaan air, dengan mengetahui pusat grafitasi,
jarak perpindahan dan besarnya sudut perpindahan.
Langkah - Langkah 1. Bandul yang ada di dalam metacentric height ditimbang terlebih
dahulu kemudian di ukur diameternya.
2. Metacentric selanjutnya ditimbang beratnya tanpa disertai dengan
Alat dan Bahan bandul.
3. Metacentric diukur panjangnya.

1. Hydraulic Bench. 4. Metacentrik disertai bandul dimasukkan ke dalam hydraulic


bench.
2. Penggaris.
5. Setelah dimasukkan, dilihat jarak perpindahan beban dengan
3. Timbangan. beban ponton (x), panjang ponton (m), pusat dari grafitasi (y) dan
sudut perpindahan (θ).
4. Metacentric Height Apparatus
6. Dilakukan pengamatan sudut perpindahan, apabila beban
horisontal dan vertikal di ubah-ubah. Lakukan beberapa variasi
beban dan catat nilainya
Pintu Sorong
Pengertian

Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaannya. Pada bangunan air, aplikasi pintu sorong adalah pintu
pembilas. Fungsinya yaitu mencegah sedimen layang masuk ke dalam pintu pengambilan (intake) dan membilas
sedimen yang menghalangi aliran. Aliran setelah pintu sorong mengalami perubahan kondisi dari subkritis ke
superkritis. Di lokasi yang lebih hilir terjadi peristiwa yang disebut air loncat/lompatan hidraulik (hydraulic
jump). Air loncat memiliki sifat aliran yang menggerus. Adanya pintu sorong mengakibatkan kemungkinan
terjadinya gerusan pada saluran di hilir pintu sorong. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan untuk desain
saluran pada hilir saluran agar tahan terhadap gerusan air akibat adanya pintu sorong.

Maksud dan Tujuan

1. Menentukan koefisien kecepatan (Cv).


2. Menentukan koefisien kontraksi (Cc).
3. Mengamati aliran air pada pintu sorong.
1. Atur dudukan saluran hingga dasar saluran meja menjadi
Langkah - Langkah mendatar/horizontal.
2. Dengan bantuan “jembatan”, pasanglah pintu sorong antara rel-relnya
dan jagalah agar susunan ini tetap vertical dengan bantuan penopang
sebelah hilir.
Alat dan Bahan
3. Atur harga yg antara 20 mm dan 40 mm, misal diambil harga yg=
20mm, kemudian diukur y0, dan y1.

1. Model Pintu Sorong. 4. Dengan debit yang sama dengan nomor tiga diatas, atur pintu sorong
sehingga harga y0 antara 80 mm dan 130 mm, misal diambil harga y0=
2. Penggaris. 120 mm, kemudian diukur yg dan y1.
5. Rubah debit dengan memutar katup pompa dan atur pintu sorong
3. Point Gauge.
sehingga harga y0 sama dengan harga y0 pada nomor 4 diatas, kemudian
4. 1 Set model saluran terbuka. diukur yg dan y1. (dalam pengaturan pintu sorong perlu kesabaran dan
berhati-hati). Dengan debit yang masih sama, atur pintu sorong sehingga
harga yg sama dengan harga yg pada nomor 3 diatas. Ukur yg dan y1.
6. Ulangi percobaan dengan debit yang lain.
7. Buatlah skets aliran fluida untuk masing-masing keadaan.
Aliran diatas Ambang Lebar
Pengertian

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk menaikkan tinggi muka air serta
menentukan debit aliran air. Dalam merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran
air yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk pendistribusian air
maupun pengaturan sungai.

Maksud dan Tujuan

1. Menentukan koefisien debit (Cd).


2. Menentukan batas modular bendung/ ambang (y3-p)/Hw dan gambarkan Q vs (y3- p)/Hw.
3. Mengamati aliran fluida diatas ambang lebar.
4. Menentukan hubungan Cd vs Hw/L dan Cd vs Hw’/L dalam satu gambar.
Langkah - Langkah
1. Pada model saluran terbuka pasanglah ambang mercu lebar.
Alat dan Bahan 2. Pompa air dihidupkan sehingga air mengalir ke saluran, catat
harga-harga y1, y3 dan hw.
3. Pintu sorong diturunkan perlahan-lahan sedemikian hingga y3
1. Model Pintu Sorong. semaksimal mungkin tanpa mempengaruhi ketinggian hw dan y1,
2. Penggaris. pada saat itu terjadi loncat maksimum di bagian hilir ambang.
Catat tinggi y1, y3 dan hw.
3. Point Gauge.
4. Pintu sorong diturunkan lagi sehingga ketinggian hw sedikit
4. 1 Set model saluran terbuka. berubah, pada saat ini batas modular ambang tercapai. Catat
tinggi y1, y3 dan hw.
5. Model ambang mercu (L= 350
mm, b= 75 mm, t= 100 mm) 5. Ulangi percobaan untuk yang lain. 6. Buatlah sketsa aliran fluida.
Aliran diatas Ambang Tajam
Pengertian

Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan aliran berubah tiba- tiba. Selain itu,
dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat dipelajari karakteristik dan sifat aliran secara garis besar.
Ambang yang akan digunakan adalah ambang lebar dan ambang tajam. Fungsi penggunaan ambang lebar dan
ambang tajam adalah:
1. Ambang tersebut menjadi model untuk diaplikasikan dalam perancangan bangunan pelimpah pada waduk
dan sebagainya.
2. Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk meninggikan muka air. Sebagai contoh aplikasi, air
yang melewati ambang lebar akan memiliki energi potensial yang lebih besar sehingga dapat dialirkan ke
tempat yang lebih jauh dan dapat mengairi daerah yang lebih luas.

Maksud dan Tujuan

3. Menentukan koefisien debit (Cd).


4. Mengamati aliran fluida (profil muka air) pada peluapan diatas ambang tajam.
Langkah - Langkah
1. Pada model saluran terbuka, pasanglah sekat mercu tajam.
2. Ukur p, y1 dan hw untuk berbagai macam debit.
Alat dan Bahan
3. Amati profil muka air untuk harga Q kecil apabila aliran melekat
pada bidang permukaan hilir sekat.
1. Model ambang mercu tajam. 4. Naikkan debit perlaha-lahan sampai aliran memisahkan diri dari
2. Penggaris. mercu sekat.
5. Buatlah skets dari profil muka air.
3. Point Gauge.
6. Hitung Cd untuk semua pengukuran
4. 1 Set model saluran terbuka.
7. Berilah komentar mengenai perubahan karakteristik sekat.
8. Berilah pula tinjauan pengaruh lebih lanjut mengenai pengaruh
awal dan pengaruh kontraksi samping.
Flow In Pipe Network
Pengertian

Percobaan flow in pipe network adalah percobaan yang dilakukan dengan sebuah alat yang terdiri dari rangkaian
pipa yang dihubungkan dengan manometer stand air. Alat ini terangkai permanen dengan hydraulics bench yang
di rancang khusus untuk mengalirkan air ke dalam jaringan pipa dan dipasang pada sisi bagian atasnya.

Maksud dan Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati aliran air yang mengalir melewati rangkaian pipa. Pada
prinsipnya aliran air yang mengalir melalui jaringan atau rangkaian pipa akan memiliki debit yang sama namun
energi yang ada pada sisi inlet akan berbeda dengan outlet dimana ditentukan oleh rangkaian pipa yang ada. Baik
diameter pipa yang digunakan maupun jenis sambungan yang digunakan.
1. Siapkan hydraulics bench,
Langkah - Langkah
2. Cek selang-selang yang menghubungkan alat dengan manometer,
3. Nyalakan pompa hydraulics bench,
Alat dan Bahan 4. Biarkan air mengisi seluruh bagian pipa sehingga tidak ada
gelembung udara,

1. Kaliper. 5. Pasang ujung poin pengukur pada inlet dan outlet atau pada poin
yang ada pada rangkaian pipa,
2. Stopwatch.
6. Seting dan pastikan manometer air bekerja dengan baik,
3. Rol Meter
7. Catat hasil bacaan sisi kiri dan kanan pada manometer,
4. Tabel dan Alat Tulis. 8. Ukur debit dengan mengukur volume tampungan pada volumetric
5. 1 Set Alat Flow In Pipe Network. tank dengan waktu tertentu,
9. Ukur panjang pipa dari inlet ke outlet,
10. Ukur diameter pipa yang terpasang,
11. Analisa hasil percobaan sesuai dengan kondisi dan teori.
Fluid Friction
Pengertian

Percobaan fluid friction adalah percobaan yang dilakukan dengan sebuah alat yang terdiri dari rangkaian pipa
yang dihubungkan dengan manometer-manometer stand baik manometer air atau manometer raksa. Manometer
air digunakan untuk kehilangan energi yang kecil namun untuk kehilangan energi yang besar harus digunakan
manometer raksa. Dalam rangkaian pipa terdapat pipa dengan diameter yang berbeda, jenis keran yang berbeda,
jenis sambungan yang berbeda. Alat ini terangkai permanen dengan hydraulics bench yang di rancang khusus
untuk mengalirkan air ke dalam jaringan pipa.

Maksud dan Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati besarnya kehilangan tenaga pada aliran saat melewati pipa,
sambungan, belokkan, perbesaran, pangecilan, strainer, dan pada gate valve.
1. Siapkan hydraulics bench
Langkah - Langkah 2. Cek selang-selang yang menghubungkan alat dengan manometer
3. Nyalakan pompa hydraulics bench
4. Biarkan air mengisi seluruh bagian pipa sehingga tidak ada gelembung udara
Alat dan Bahan
5. Pasang ujung poin pengukur pada poin segment yang akan diukur dimana
segment yang akan diukur berada diantara dua poin pengukuran dengan satu jalur
aliran
1. Kaliper. 6. Catat hasil bacaan sisi kiri dan kanan pada manometer raksa

2. Stopwatch. 7. Ukur debit dengan mengukur volume tampungan pada volumetric tank dengan
waktu tertentu
3. Rol Meter 8. Pindahkan ujung poin pengukur pada poin segment yang lain perlu diingat bahwa
segmen pengukuran berada di antara dua poin dimana aliran air
4. Tabel dan Alat Tulis. berkesinambungan (berada dalam satu jalur aliran)
5. 1 Set Alat Fluid Friction. 9. Lakukan berulang-ulang hingga semua segmet pengukuran terukur
10. Ukur panjang segment pipa polos (pipa tanpa alat sambung)
11. Ukur diameter pipa yang terpasang dengan mengukur diameter contoh pipa yang
tersedia.
12. Analisa hasil percobaan sesuai dengan kondisi dan teori.

Anda mungkin juga menyukai